KEGAWATDARURATAN
Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan
Pasien Dengan Trauma
Kepala
PRESENTED BY KELOMPOK 4
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kelompok 4
01
Attin Nur Hidayah (NH0117015)
b. Trauma Tumpul
Trauma oleh benda tumpul dan
menyebabkan cedera : menyeluruh
(difusi) : kerusakannya menyebar secara
luas dan terjadi dalam 4 bentuk : cedera
akson, kerusakan otak hipoksia,
pembengakakan otak menyebar, hemoragi
kecil multiple pada otak, koma terjadi
karena cedera menyebar pada hemisfer
cerebral, batang otak atau kedua-duanya
(Putri, 2013).
C. Patofisiologi
Kebanyakan cedera otak bukan berasal dari cedera langsung
terhadap otak, tetapi terjadi akibat benturan terhadap tulang
tengkorak atau akibat gerakan otak di dalam tengkorak. Pada
trauma jenis deselerasi biasanya kepala mengenai obyek,
misalnya kaca depan mobil. Menyebabkan gerakan
perlambatan yang tiba-tiba dari tengkorak, sementara itu
otak bergerak ke depan, dan benturan pertama terjadi
dengan tulang sisi yang berlawanan di permukaan dalam dari
tengkorak. Sehingga cedera otak dapat terjadi pada otak dia
area/ tempat trauma itu sendiri (coup), atau pada sisi yang
berlawanan (“Countrecoup”) dan trauma (Saleh, 2014).
Permukaan tengkorak bagian dalam kasar gerakan otak yang
mengenai daerah ini dapat menyebabkan trauma dengan
derajat yang berbeda pada jaringan otak atau pada jaringan
pembuluh darah otak. Hal yang pertama kali terjadi pada
laserasi/cedera otak adalah edema. Laserasi menyebabkan
vasodilatasi dengan peningkatan aliran darah ke daerah
trauma sedemikian rupa sehingga akumulasi darah yang
menekan tempat cedera menyebabkan tekanan pada
jaringan otak disekitarnya. Tidak ada ruang ekstra di dalam
tengkorak sehingga edema tersebut menekan daerah
sekitarnya akibatnya menurunkan aliran darah ke daerah
yang tidak cedera, peningkatan cairan serebral (edema) tidak
langsung terjadi tapi baru terjadi dalam 24-48 jam setelah
D. Klasifikasi
a. Berdasarkan keparahan cedera (Wijaya, 2013):
1). Cedera kepala ringan (CKR) 3). Cedera kepala berat (CKB)
Tidak ada fraktur tengkorak GCS 3-8
Tidak ada kontusio serebri, Hilang kesadaran > 24 jam
hematom Adanya Kontusio serebri,
Dapat terjadi kehilangan laserasi/hematoma intracranial
kesadaran tapi < 30 menit
a
i Pasc
i l eps
p
a . E ma
01 Tra
u
b. A
f asia
02
sia
pr a k
nesia
c. A Am
03 gn osi a dan
d. A
04
G. Penatalaksanaan e.Tentukan cara transport
dan intervensi bila terjadi
keadaan kritis.
c. Nilai pernapasan
b. Bebaskan jalan napas,
stabilisasi tulang leher
dan nilai tingkat
kesadaran.
a. Lakukan pemeriksaan dan
E
Option
penilaiaan yang menyeluruh
terhadap keadaan penderita. D
Option
C
Option
B
Option
g. Lakukan penilaian ulang
A
Option
Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan
“Asuhan Keperawatan Pada Tn”A” Dengan
Gangguan Sistem Neurologi: Cedera Kepala Berat di
IGD RSUD Haji Makassar Tahun 2020”
Contoh Kasus
Seorang pria berusia 65 tahun dibawah ke IGD Rumah Sakit Haji Makassar
karena tidak sadarkan diri akibat kecelakaan lalu lintas. Keluarga klien
mengatakan , klien tidak sadarkan diri ± 2 jam sebelum masuk rumah
sakit karena kecelakaan lalu lintas ditabrak oleh motor di jalan raya.
keluarga mengatakan keadaan klien muntah-muntah dengan
mengeluarkan cairan darah konsistensi cair pekat. Pasien mengalami
penurunan kesadaran dan langsung masuk ke ruangan perawatan
Prioritas 1 (Triage Merah) dan dilakukan tindakan membersihkan jalan
nafas dan memasang ETT serta alat bantu nafas ventilator pada tanggal
29 Februari 2020 jam 9.00 WITA. Pada tanggal 29 Februari 2020 pukul
09:30 di lakukan pengkajian kasus keperawatan dan didapatkan hasil klien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 3 (E1V1M1), terpasang
ventilator, terpasang monitor EKG, terpasang IVFD Ringerfundin gtt
20x/menit, terpasang kateter, TD= 100/60 mmHg , RR= 30x/menit, T=
37,50C, HR= 65x/menit, adanya jejas di daerah mata, pipi, luka di bagian
kepala belakang sebelah kanan berukuran 3cm dan terdapat darah dari
A.
Pengkajia 2. Identits penanggung jawab
n
1. Identitas pasien
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Masalah Keperawatan:
Kedalaman :-
B. SECONDARY
SURVEY
1.Wawancara
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran post KLL
Riwayat Penyakit : Keluarga klien mengatakan , klien tidak sadarkan diri
Sekarang ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit karena
kecelakaan lalu lintas ditabrak oleh motor di jalan Riwayat : Keluarga mengatakan Klien dulunya
raya, keluarga mengatakan keadaan klien muntah- Penyakit belum pernah mengalami
muntah dengan mengeluarkan cairan darah Dahulu kecelakaan berat seperti sekarang
konsistensi cair pekat. Lalu klien segera dibawa ke ini dan juga tidak ada riwayat
RSUD Haji Makassar untuk mendapatkan penyakit kronis dan akut
pertolongan. Sesampainya di RSUD klien dengan sebelumnya seperti hipertensi dan
penurunan kesadaran GCS 3 (E1M1V1) langsung DM
masuk ke ruangan perawatan Prioritas 1 (Triage Riwayat : Keluarga klien mengatakan tidak ada
Merah) dan dilakukan tindakan membersihkan jalan Keluarga riwayat penyakit berbahaya di
nafas dan memasang ETT serta alat bantu nafas keluarganya.
ventilator pada tanggal 29 Februari 2020 jam 09.00 Riwayat Alergi : Tidak ada
WIB. Pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 09:30 di
Riwayat : Keluarga klien mengatakan klien
lakukan pengkajian kasus keperawatan dan
Merokok perokok aktif
didapatkan hasil klien mengalami penurunan
kesadaran dengan GCS 3 (E1V1M1), terpasang
ventilator, terpasang monitor EKG, terpasang IVFD
Ringerfundin gtt 20x/menit, terpasang kateter, TD=
100/60 mmHg , RR= 30x/menit, T= 37,5 0C, HR=
65x/menit, adanya jejas di daerah mata, pipi, luka di
bagian kepala belakang sebelah kanan berukuran
a. Pemeriksaan Fisik 4 Mata
1. Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
: TD: 100/60 mmHg
√ Kebiruan (Lingkaran mata)
2. Tanda Vital
N : 65x/m
- Perdarahan mata, Ruptur: - Lokasi: -
3 Kepala
6 Hidung 8 Dada/Paru
11 Ekstremitas 12 Kulit
- Kelainan bentuk √ Perdarahan √ Bengkak √ Ada luka Lokasi : Ekstremitas sebelah kanan
Penumpukan cairan/secret
Difusi O2 terhambat
Ketidakefektif bersihan
jalan napas
3 DS : tidak dapat dinilai Ketidak
Kecelakaan lalu lintas
DO : efektifan Pola
1. Ku:penurunan Cidera kepala Nafas
kesadaran
2. Kesadaran: coma Cidera otak primer
3. Terpasang
Ventilator,
4. RR: 30x/m, Kerusakan sel otak
N : 65x/M
T : 37,50C Rangsangan simpatis
TD: 100/70 mmHg
5. Suara nafas
Kebocoran cairan
tambahan stridor
kapiler
Oedema paru
Penumpukan cairan /
secret
5. Tidak ada
D. Intervensi dan Evaluasi
Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Hari/ Tindakan keperawtan Evaluasi
Tanggal
1 Ketidak efektifan bersihan Sabtu, 1. Memonitor status pernafasan dan oksigenisasi Sabtu 29-02-2020
jalan nafas b/d obtruksi 29-02- R/: Respirasi : 28x/menit Spo2 : 80% S: -
jalan nafas ditandai dengan 2020 2. Memposisikan klien untuk memaksimalkan O:
DS : tidak dapat dinilai 09:40 ventilasi 1. Ku: Penurunan Kesadaran
DO : Wib R/: Posisi klien semi fowler 2. Kesadaran: Coma
1. Ku: Penurunan 3. Melakukan penyedotan (suction) melalui 3. GCS: E1V1M1
kesadaran 09:45 endotrakea 4. Terpasang Ventilator
2. Kesadaran: coma Wib R/: Penumpukan secret di jalan nafas klien 5. RR: 30 x/m,
3. GCS: E1V1M1, berkurang setelah di suction N : 65 x/M
0
4. Terpasang 4. Memposisikan untuk meringankan sesak napas T : 37,5 C
Ventilator, 09:50 R/: Posisi tempat tidur klien di tinggi kan (semi TD: 100/60 mmHg
5. RR: 30x/m, Wib fowler) A: Ketidakefektifan bersihan jalan
N : 65x/M 5. Mengauskultasi suara nafas, catat area yang nafas belum teratasi
0
T : 37,5 C ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya P: Intervensi di lanjutkan
TD:100/60mmHg 09:55 suara tambahan
6. Terdapat secret Wib R/: suara nafas tambahan stridor
ditenggorokan dan 6. Mengedukasi keluarga klien tentang keadaan
mulut klien.
7. Suara nafas gargling R/: keluarga klien menerima keadaan apapun
09: 57 yang terjadi pada klien karena klien sudah kritis
Wib 7. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian obat
a) Ceftriaxone
b) Omeprazole
c) Paracetamol
10:00 d) Ringer Fundin
Wib e) Dobutamin
2 Ketidakefektifan pola nafas b/d Sabtu, 29-02-
gangguan neurologis ditandai dengan 2020 1. Memonitor status pernafasan dan oksigenisasi
DS : tidak dapat dinilai 10.05 Wib R/: Respirasi : 28x/menit Spo2 : 80%
DO : 2. Memposisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
1. Ku: Penurunan kesadaran R/: Posisi klien semi fowler
2. Kesadaran: coma 10.10 3. Mengauskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau
3. GCS: E1V1M1, Wib tidak ada dan adanya suara tambahan
4. Terpasang Ventilator, R/: suara nafas tambahan stridor
5. RR: 30x/m, 4. Mengedukasi keluarga klien tentang keadaan klien.
N : 65x/M 10.15 R/: keluarga klien menerima keadaan apapun yang terjadi pada klien
T : 37,50C Wib karena klien sudah kritis
TD: 100/60 mmHg 5. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat
6. Terdapat secret di selang ETT a) Ceftriaxone
dan mulut b) Omeprazole
7. Suara nafas stridor 10:20 Wib c) Paracetamol
d) Ringe Fundin
e) Dobutamin
3 Ketidak efektipan perfusi Kamis, 1. Memonitor status neorologis Kamis, 11-5-2017
jaringan serebral b/d 29-02- R/: GCS :3 E:1 V:1 M:1 S:-
trauma 2020 O:
Di tandai dengan 10.30 2. Menyesuaikan kepala tempat tidur untuk 1. Ku: Penurunan Kesadaran
DS : tidak dapat dinilai Wib mengoptimalkan perfusi jaringan serebral 2. Kesadaran: Coma
DO : R/: posisi klien terlentang 3. GCS: E1V1M1
1. Ku: penurunan 4. Terpasang Ventlator,
kesadaran 10.40 3. Memberikan informasi kepada keluarga/ orang 5. RR: 30 x/m,
2. Kesadaran: coma Wib penting lainnya keadaan klien N : 65 x/M
3. GCS: E1V1M1, R/: Keluarga klien menerima dan pasrah dengan T : 37,5 0C
4. Terpasang keadaan klien yang semakin kritis TD: 100/60 mmHg
Ventlator, A: Ketidakefektifan perfusi jaringan
5. RR: 30x/m, 10:45 4. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian serebral belum teratasi
N : 65x/M Wib obat P : Intervensi dilanjutkan
T : 37,50C a) Ceftriaxone
TD: 100/60 mmHg b) Omperazole
6. Pupil anisokor c) Paracetamol
7. Kebiruan sekitar d) Ringe Fundin
mata (jejas) e) Dobutamin
8. Kepala bengkak dan
asimetris
Thank You