PENDAHULUAN • Tendon achilles merupakan tendon terbesar dan terkuat di tubuh manusia, namun tendon achilles rentan terhadap cedera • Ruptur tendon achilles (parsial atau komplit) merupakan salah satu gangguan pada tendon achilles yang disebabkan karena trauma atau karena penggunaan berlebih dari tendon achilles. DEFINISI • Ruptur tendon achilles merupakan pecahnya atau terpisahnya serabut tendon diakibatkan karena tarikan yang melebihi kekuatan tendon ANATOMI • Tendon achilles merupakan tempat insersi distal dari – muskulus gastrocnemius – muskulus soleus. • Tendon menginseri masuk ke daerah rectangular di bagian tengah permukaan posterior calcaneus. Endotenon mengelilingi fascia untuk menstabilkan dan mengikat tendon achiles. Endotenon terikat bersama oleh lapisan tendon terakhir yang disebut peritendon.
Peritendon di bentuk oleh 3 lapisan,
- Epitenon merupakan lapisan terdalam yang paling dekat dengan endotenon yang terdiri dari saraf, pembuluh darah dan limfatik. - Mesotenon - Paratenon memiliki lapisan viseral dan parietal. Paratenon ini analog dengan sinovium yang menyediakan nutrisi untuk tendon, tapi karena tendon achilles tidak berubah sumbu gerak, maka tidak digunakan untuk pelumasan seperti fungsi sinovium. ETIOLOGI • Etiologi ruptur tendon achilles multifaktorial. • perubahan degeneratif, hipoksia degeneratif (nekrotik) pada tendon yang ruptur. • Umur mengurangi diameter serat kolagen. Perubahan ini disertai tingkat aktivitas yang tinggi, dan hal ini menjelaskan kenapa puncak kejadian berhubungan dengan olahraga pada kelompok umur paruh baya. ETIOLOGI • Ruptur tendon achilles dapat dikaitkan dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, gout, lupus eritematosus, rheumatoid arthritis, dan hiperparatiroid. Mikro trauma yang berulang juga merupakan faktor resiko terjadinya ruptur tendon achilles MEKANISME RUPTUR • Mekanisme – pasien push-off dengan menumpu pada kaki sementara lutut merenggang terjadi saat sprint, melompat dan olahraga raket. – pergelangan kaki yang dorsofleksi secara tiba-tiba dan tak terduga, misalnya saat pasien tergelincir ke lubang atau jatuh menuruni tangga. – dorsofleksi kaki plantar-fleksi yang terjadi saat jatuh dari ketinggian TIPE RUPTUR TENDON ACHILLES
Berdasarkan keparahan dan derajat retraksinya,
ruptur tendon achilles dibagi menjadi 4 tipe. • Tipe 1 ruptur parsial ≤ 50%. • Tipe II ruptur komplet dengan celah tendo ≤ 3 cm. • Tipe III ruptur komplet dengan celah tendo 3-6 cm. • Tipe IV ruptur komplet dengan defek > 6 cm (ruptur yang terabaikan). MANIFESTASI KLINIS • riwayat nyeri sifatnya tiba-tiba tanpa gejala sebelumnya • terasa sensasi seperti robek atau meletus dan biasanya terdengar pada bagian belakang tumit • kemudian jatuh secara tiba-tiba • Diagnosis berdasarkan klinis adanya celah yang teraba di daerah ruptur selama minggu pertama disertai kemampuan fleksi plantar di pergelangan kaki tidak ada atau sangat lemah DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK • Plantar fleksi kaki biasanya terhambat dan lemah. • Biasanya teraba jarak pada daerah yang ruptur • kebiruan muncul satu sampai dua hari kemudian. Tes Thompson • Tes calfsqueeze dikenal juga sebagai tes Simmond atau Thompson. • Pasien posisi terlentang dan pemeriksa meremas otot betis yang terkena cedera. Jika tendon utuh, kaki akan plantar-fleksi, tetapi jika tendon ruptur akan ada reaksi minimal atau tidak ada reaksi di kaki dan tes dikatakan positif. Tes mantles • Pada uji Mantles, pasien disuruh memfleksikan kedua lutut dan diamati perubahan posisi kaki. Tes ini positif jika kaki di sisi cedera bergerak netral atau dorsofleksi. DIAGNOSIS BANDING TATALAKSANA Proses Penyembuhan Fase Fase inflamasi Fase proliferasi maturasi/pematangan 0-10 hari 4-21 hari 28-120 hari TATALAKSANA • Terapi kasus ruptur tendon dapat berupa operasi maupun non operasi (tindakan konservatif). • tipe I dengan tindakan konservatif • tipe II dengan end to end anastomosis • tipe III dengan tendon graft flap, possible synthetic graft, V-Y advancement, Bosworth turndown, tendon transfer atau kombinasi • tipe IV dengan resesi gatrocnemius, turndown, tendon transfer, free tendon graft, synthetic graft atau kombinasi. TINDAKAN NON OPERATIF • Tindakan dengan konservatif sangat bervariasi. Secara klasik menggunakan gips panjang di kaki dengan lutut tertekuk/fleksi dan tumit di equinus (selama 2-3 minggu), pemasangan gips pendek di kaki (selama 8 minggu). • Pasien tidak boleh menumpu beban selama 6 minggu pertama • Tindakan operasi terbuka • dengan membuat sayatan memanjang sekitar 1 cm di medial ke tendon dengan menghindari iritasi dialas kaki. Sayatan dilakukan melalui kulit dan jaringan subkutan selubung tendon (paratenon). Tindakan operasi perkutan • Biasanya insisi kecil (1 cm) dibuat di lokasi ruptur (baik melintang atau membujur) yang memungkinkan ruptur dapat terlihat. Tendon bagian proksimal dijepit dan dijahit perkutan melalui tendon yang lebih proksimal dan ditarik masuk ke selubung tendon. Proses ini diulang di bagian distal dan kemudian jahitan ini diikat bersama-sama TEKNIK PENJAHITAN TENDON
A.Running suture, B. Horizontal mattrass, C.
Silfverskiold cross-stitch, D. Modified kessler, E. Modified bunnel, F. Krackow, G. Four-strand cruciate suture KOMPLIKASI • Komplikasi dari tindakan konservatif ruptur ulang dan penurunan kemampuan fleksi dari plantar. • Komplikasi tindakan operasi perkutaneus atau operasi terbuka adanya infeksi kulit superfisial, infeksi dalam, ulkus pada tumit, ruptur achilles ulang parsial ataupun komplit. • Kejadian ruptur ulang pada tindakan operasi < tindakan hanya dengan konservatif. PROGNOSIS Dengan perawatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis ruptur achilles tendon baik hingga sempurna ( ad bonam ). Namun, individu yang menjalani pembedahan lebih sedikit mengalami ruptur tendon achilles lagi. Tingkat ruptur ulang untuk pengobatan operasi adalah 0—5% dibandingkan hampir 40% pada pasien yang menggunakan treatment konservatif.