Anda di halaman 1dari 40

RISET KEPERAWATAN

Apakah ada intervensi/rekayasa dari peneliti

tidak Ya

Deskripsi,analitik,
hubungan,komparasi eksperimen

Apakah tujuan utama mencari hubungan Apakah semua: 1. klp Kontrol, 2.randomisasi,
3.Pengendalian ketat pd var.

tdk Ya Tdk Ya
(hanya 2 saja
desain deskrip.studi Apakah subjek True-eksperimen
Kuasi-eksperimen
kasus dan survey diteliti sbgi klp

tdk ya Random atau klp kontrol

Pra-eksperimental : one shoot case


Desain cross-sectional study,one group pre-post test design,static
Komparatif (cohort & case control Group comparison
Desain Riset
1. Penelitian deskriptif mendeskripsikan
secara
sistematis dan akurat suatu situasi atau area
populasi tertentu yg bersifat faktual.
penelitian untuk memotret fenomena
individual, situasi, atau klp tertentu yg
terjadi baru2 ini.
Penelitian untuk menjelaskan fenomena
atau karakteristik individual, situasi, atau
klp tertentu secara akurat.
Ciri riset deskriptif :
1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau
peristiwa yg bersifat faktual
2. Dilakukan secara surveykarena itu
riset deskriptif sering disebut penelitian
survey.
3. Bersifat mencari info faktual dan
dilakukan secara mendetail.
4. Mengidentifikasi masalah2 atau untuk
mendptkan jastifikasi keadaan dan
praktik2 yg sedang berlangsung
5. Mendeskripsikan subjek yg sedang
dikelola/klp tertentu dalam waktu
bersamaan.
Penelitian deskriptif
1. Desain studi kasus
 Mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif,
mis.satu pasien, keluarga, klp,komunitas, atau lembaga.
 Meskipun jlm subjek relatif sedikitjumlah var. yg diteliti
sangat luas.
 Oki sangat penting mengetahui semua var. yg berhub.dg
masalah riset
 Riwayat dan pola perilaku sebelumnya biasanya dikaji
secara rinci.
 Keuntungan yg paling besar dari desain inipengkajian
secara rinci meskipun jumlah responden sedikit.
 Didapat gambaran satu unit subjek secara jelas.
Mis. Studi kasus askep pasien infark jantung pada hari
pertama serangan jantung.
2. Desain penelitian survey
 Digunakan untuk menyediakan info yg berhub. Dg
prevalensi,
distribusi dan hub antar variabel dalam satu
populasi.
 Pada survey tidak ada intervensi
 Survey  mengumpulkan info dari tindakan
seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat,
perilaku, dan nilai.
 Ada 3 metoda yg sering digunakan : 1 interview
mel.telepon, 2) interview langsung-tatap muka,3)
tanya jawab dg penyebaran kuesioner mel.surat.
 Keuntungan : dapaT menjaring responden secara
luas dan memperoleh berbagai info.
 Akan tetapi info yg diperoleh seringkali cenderung
bersifat superfisial.
Langkah2 umum penelitian deskriptif :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mendefinisikan masalah secara
spesifik
3. Merumuskan rancangan dan desain
pendekatan
4. Mengumpulkan dan menganalisis
data
5. Menyusun laporan penelitian.
Desain studi korelasional
 Penelitian mengakaji hub.antara variabel.
 Peneliti mencari, menjelaskan suatu
hubungan, memperkirakan, menguji
berdasarkan teori yang ada.
 Sample perlu mewakili seluruh rentang nilai
yang ada
 Hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel
diikuti oleh variasi variabel yang lain.
 Dalam penelitian ini peneliti melibatkan
paling tidak dua variabel. Contoh : hubungan
antara dukungan sosial dan kecemasan
pasien Ca Cervix yang menjalani radioterapi.
Tujuan penelitian untuk menyelidiki
hub.antara dukungan sosial dan kecemasan
pasien Ca Cervix yang menjalani radioterapi.
 Penelitian korelasional dilakukan bila
variabel2 yg diteliti dapat diukur secara
serentak dari suatu klp subjek.
 Hub antara variabel ditunjukkan dengan
koofisien korelasi yang bergerak dari -1
sampai +1.
 Var dikatakan berkorelasi positif apabila
variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh
variabel yang lain. Mis.makin tua usia
perawat makin tinggi risiko burnout.
 Bila variasi suatu variabel diikuti terbalik
oleh variasi variabel lainnya disebut
berkorelasi negatif.
Penelitian Korelasional :
 Bertujuan menentukan berapa besar varian2
pada satu faktor berkaitan dengan varian
pada satu atau beberapa faktor lain
berdasarkan atas koofisien korelasi.
 Proses investigasi secara sistematis untuk
mengetahui hubungan antara dua atau lebih
variabel. Hub. Bisa positif bisa negatif,
signifikan atau tdk signifikan.
 Sifat utama penelitian ini adalah
menjelaskan hakikat dunia nyata, meski
tidak dimaksud untuk menelaah hub.sebab-
akibat.
Ciri penelitian korelasi :
1. Variabel yg diteliti relatif rumit
2. Mengukur variabel yg berhubungan secara
serentak didalam situasi yg realistik
3. Koefisien korelasi yg ingin dicari adalah
positif atau negatif, signifikan atau tidak,
bukan ada atau tidaknya korelasi itu
4. Satu atau lebih variabel disebut variabel
bebas, dan satu atau lebih variabel
terikat/tergantung.
Langkah2 :
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Melakukan studi kepustakaan dalam
kerangka pendalaman teori dan perumusan
hipotesis
d. Merancang pendekatan yg akan digunakan
e. Melakukan pengumpulan data
f. Melaks. analisis dan interpretasi data
g. Menarik kesimpulan, merumuskan
rekomendasi dan implikasi, dan membuat
laporan penelitian.
Kohort
 Penelitian epidemiologik non-
eksperimental.
 Mengkaji antara variabel independen (faktor
risiko) dan variabel dependen
(efek/kejadian penyakit).
 Pendekatan waktu secara longitudinal atau
time period approachpenelitian
prospektif.
 Terlebih dahulu diteliti variabel independen,
kemudian subjek diikuti sampai waktu
tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh
pada variabl dependen.
Kasus Kontrol (case-control)
 Penelitian kasus kontrol studi analitik
observasional untuk menerangkan
hubungan antara efek dan faktor risiko.
 Kebalikan dari penelitian kohort peneliti
melakukan pengukuran pada variabel
dependen terlebih dahulu (misalnya asthma
bronkhial), sedangkan variabel independen
ditelusuri secara retrospektif untuk
menentukan ada tidaknya faktor (var
independen) yang berperan, mis. Minum
susu buatan.
 Pada awal studi dilakukan identifikasi kasus
dengan kriteria yg jelas
 Sebagai bahan pembanding( kontrol) diambil
subjek dari populasi yg sama yg tidak
mempunyai efek yg diteliti
Langkah2 penelitian kasusu kontrol
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis
yg sesuai
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : faktor
risiko, efek
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel
(kasus, kontrol)dan cara untuk memilih subjek
penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor
risiko
5. Menganalisis data
Kasus
 Cara terbaik memilih kasus mengambil
secara acak sampel dari populasi yg
menderita efek.

Kontrol
 Kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti
 Kontrol harus berasal dari populasi yg sama
dg kasus (kasus dan kontrol mempunyai
kesempatan yg sama untuk terpajan oleh
faktor risiko).
Kelebihan penelitian kasus kontrol
 Satu2nya cara untuk meneliti kasus yg
jarang atau masa latennya panjang
 Hasil dapat diperoleh dg cepat
 Biaya yg diperlukan relatif lebih sedikit
 Memerlukan subjek penelitian yg lebih
sedikit
 Memungkinkan untuk mengidentifikasi
berbagai faktor risiko sekaligus
Kelemahan
 Data mengenai pajanan faktor risiko
diperoleh dg mengandalkan daya ingat atau
catatan medik.Daya ingat responden bisa
terjadinya bias
 Validasi mengenai info kadang2 sukar
diperoleh
 Karena kasus dan kontrol dipilih oleh
peneliti, maka sukar menyakinkan bahwa
kedua kelompok itu sebanding dalam faktor
eksternal dan sumber bias lainnya
 Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih
dari satu variabel dependen, hanya berkaitan
dg satu efek.
Penelitian Kohort
 Penelitian analitik observasional yang
mengkaji hubungan antara faktor risiko
dengan efek.
 Pendekatan waktu secara longitudinal (time
period approach) kausa/faktor risiko
diidentifikasi terlebih dahulukemudian
subjek diikuti sampai peroide tertentu untuk
melihat terjadinya efek
 Studi kohort prospektif dengan pembanding
internal  sama sekali belum terpajan dg
faktor risiko serta belum mengalami efek--
_subjek diikuti secara alamiah sebagian
terpajan dg faktor risiko, sebagian tidak
dilakukan follow up mendeteksi terjadinya
efek pada kedua kelompok.
 Studi kohort prospektif dengan kelompok
pembanding ekternal : subjek dipilih ygt
terkena faktor risiko, tetapi belum mengalami
efek.
 Perlu diingat bahwa dalam follow up, untuk
menyimpulkan bahwa suatu efek terjadi
karena pajanan faktor risiko harus
perhatikan kemungkinan terjadinya bias
akibat faktor perancu.
 Studi kohort prospektif sangat unggul
meneliti hub.sebab akibat,krn faktor risiko
sudah diidentifikasi terlebih dahulusebelum
subjek terkena efek.
Langkah2 Studi kohort
1. Merumuskan pertanyaan penelitian
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompokkontrol
4. Mengidentifikasi variabel penelitian
5. Menganalisis hasil

Kelebihan studi kohort


 Studi kojhort merupakan desain yg terbaik
dalam menentukan efek yg diteliti
 Studi kohort paling baik dalam
menerangkan hubungan antara faktor risiko
dg efek secara temporal
 Studi kohort merupakan pilihan terbaik
untuk kasus yg bersifat fatal dan
progresif
 Studi kohort dapat dipakai untuk
meneliti beberapa efek sekaligus dari
suatu faktor risiko tertentu
 Karena pengamatan dilakukan secara
kontinu dan longitudinal, studi kohort
memiliki kekuatan yang andal untuk
meneliti berbagai masalah kesehatan
yang makin meningkat.
Kekurangan
 Studi kohort biasanya memerlukan waktu yg
lama
 Sarana dan biaya biasanya mahal
 Studi kohort sering kali rumit
 Kurang efisien segi waktu maupun biaya
untuk meneliti kasus yg jarang terjadi
 Terancam terjadinya drop-out atau terjadi
perubahan intensitas pajanan atau faktor
risiko dapat mengganggu analisis hasil
 Dapat menimbulkan masalah etika oleh
karena peneliti membiarkan subjek terkena
pajanan yg dicurigai atau dianggap dapat
merugikan subjek
Penelitian Cross sectional (Potong
Lintang)
 Desain penelitian analitik yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel dimana var
independen dan dependen diidentifikasi pada satu
satuan waktu (pengukuran sesaat).
 Langkah2:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian serta hipotesis
yang sesuai
2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Melaksankan pengukuran
5. Melakukan analisis
 Kelebihan:
1. Waktu penelitian lebih singkat
2. Biaya lebih murah
3. Hasilnya cepat dapat diperoleh
4. Resiko Drop out sampel lebih kecil
5. Dapat digunakan untuk meneliti banyak
variabel sekaligus
Kekurangan:
1. Tidak dapat menentukan hubungan variabel
berdasarkan perjalanan waktu
2. Tidak efektif digunakan pada penelitian pada
kasus yang jarang terjadi karena memerlukan
sampel yang besar, terutama jika jumlah
variabel yang diteliti banyak.
Penelitian Eksperimental-Semu/Pra-eksperimen :
 Dimaksudkan untuk memperoleh info tertentu,
berupa prakiraan info yg dapat diperoleh pada
eksperimen yg sebenarnya.
 Dilakukan pada kondisi yg tidak memungkinkan
mengontrol atau memanipulasi semua variabel yg
relevan.
 Adanya keterbatasan peneliti untuk aspek validitas
internal dan eksternal.
 Dilakukan untuk menjelaskan hubungan2,
mengklarifikasi mengapa suatu peristiwa terjadi,
atau keduanya.
 Lebih menonjolkan sifat2 hub. Kausalitas.
 Kontrolnya rendah, derajat ilmiahnya rendah
dibandingkan penelitian eksperimental.
Ciri eksperimental-semu :
 Aspek yg diteliti bersifat praktis dg
tidak mungkin mengontrol semua
variabel yg relevan, kecuali beberapa
variabel
 Menggunakan kontrol parsial
 Sering kali dilakukan secara tidak
formal, sehingga perlu diberi
kategori tersendiri agar tidak menjadi
sebuah penjelajahan semata.
Penelitian eksperimental :
 Penelitian dg pendekatan percobaan atau
eksperimental, atau penelitian
eksperimental sungguhan.
 Dimaksudkan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat
(cause-and-effect relationship)
 Mengekspos satu atau lebih kpl
eksperimental dan satu atau lebih kondisi
eksperimen dan membandingkan hasilnya
dg satu atau lebih klp kontrol yg tidak
dikenai perlakuan atau treatment.
 Tujuan penelitian  untuk menguji
hubungan kausalitas.

Ciri penelitian eksperimental :


 Variabel penelitian dan kondisi
eksperimental diatur secara tertib-ketat
 Menggunakan klp kontrol sebagai data
dasar untuk dibandingkan dengan klp
eksperimental
 Memusatkan diri pada pengontrolan
variansi untuk itu meminimalkan variabel
penganggu.
 Validitas internal mutlak diperlukan
 Semua variabel penting diusahakan
konstan, kecuali variabel perlakuan yg
secara sengaja dimanipulasi atau dibiarkan
bervariasi.
 Perlakuan sering kali artifisial atau buatan,
dan karenanya sering kurang objektif
diterapkan pada kondisi kehidupan sosial.
Langkah2 :
 Mengidentifikasi dan mendefinisikan
masalah
 Melakukan studi pustaka
 Merumuskan hipotesis atas dasar hasil
studi pustaka
 Merumuskan definisi istilah atau definisi
operasional variabel.
 Menyusun rancangan eksperimental, yg
meliputi identifikasi variabel yg relevan,
identifikasi variabel non-eksperimen,
menentukan rancangan, memilih sampel
yg representatif bagi populasi tertentu,
perlakuan, menyusun alat ukur hasil
eksperimen, rancangan prosedur
pengumpulan data, dan menguji hipotesis.
 Melakukan eksperimen
 Menganalisa data dan melakukan tes
signifikansi untuk menentukan tahap
signifikansi hasilnya
 Interpretasi hasil, perumusan
kesimpulan, diskusi, dan pembuatan
laporan.
Desain Penelitian Pra-eksperimen
1. One-shot case study
 Penelitian dg melakukanintervensi/tindakan
pada suatu klp kemudian diobservasi
pada variabel dependen setelah dilakukan
intervensi, Mis. Penelitian tentang
percepatan penyembuhan luka pasca
bedah (dependen) setelah dilakukan
mobilisasi (independen)
2. One-group Pra test-Post test design
 Mengungkapkan hub sebab akibat dg cara
melibatkan satu klp subjek.
 Klp subjek diobservasi sebelum dilakukan
intervensi.
 Kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi, mis. Peneliti mengobservasi
proses involusi ibu pasca bersalin sebelum
melakukan senam nifas, kemudian
diobservasi setelah senam.
 Suatu kelompok sebelum dikenai perlakuan
tertentu diberi pra-test, kemudian setelah
perlakuan dilakukan pengukuran lagi untuk
mengetahui akibat dari perlakuan.
 Pengujian sebab-akibat dengan cara
membandingkan hasil pra-test dengan
pasca-test. Namun tetap tanpa melakukan
pembandingan dg pengaruh perlakuan yg
dikenakan pada klp lain.
 Penelitian dipandang sangat lemah karena
tidak melibatkan klp kontrol, dan temuan
penelitian sangat ditentukan oleh
karakteristik subjek.
 Bila ditemukan atau tidak ditemukan
perbedaan antara pra-test dengan pasca-test,
maka tidak dapat dipastikan apakh
perbedaan itu memang disebabkan oleh
perlakuan yg diberikan atau tidak
3. Static –Group Comparison
 Tujuan menentukan pengaruh dari suatu
tindakan pada klp subjek yg mendapat
perlakuan, kemudian dibandingkan dg klp
subjek yg tidak mendapat perlakuan
Rancangan eksperimental sungguhan
(True-Experiment)
 Ciri  mengungkapkan hubungan
sebab akibat dg cara melibatkan klp
kontrol disamping klp eksperimental yg
dipilih dg menggunakan tehnik acak
 Pada klp perlakuan dilakukan intervensi
tertentu kemudian klp kontrol tidak
dilakukan tindakan.
 Penelitian sering dilakukan pada
binatang coba.
 Mis. Peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian
obat A thd penyembuhan peny pd klp perlakuan
yg telah diberikan bakteri peny tertentu.
Kemudian dibandingkan dg klp kontrol yang
diberi bakteri peny tertentu, tetapi tidak
diberikan obat A (hanya placebo).
 Jarang pada penelitian keperawatan.

Ada 2 jenis rancangan :


1. Pasca-test dg pemilihan
 Pada rancangan ini klp eksperimen diberi
perlakuan, sedangkan klp kontrol tidak.
 Pada kedua klp tidak diawali dengan pra-test.
 Pengukuran hanya dilakukan setelah
pemberian perlakuan selesai.
2. Pra-test dan Pasca-Test dengan
pemilihan
 Klp eksperimen diberi perlakuan,
sedangkan klp kontrol tidak.
 Pada kedua klp diawali dg pra-test, dan
setelah pemberian perlakuan selesai
diadakan pengkuran kembali (pasca-test).
 Rancangan ini mengikuti urutan
prosedural yg sama dg rancangan
eksperimen semu sejenis. Perbedaan
terletak pada pemilihan subjek dg
menggunakan tehnik acak.
3. Rancangan Salomon
 Pada dasarnya menggabungkan 2 rancangan
eksperimen sebelumnya, sehingga terbentuk
rancangan yg mlibatkan 4 kelompok.
 2 klp sebagai klp eksperimen, dan 2 lainnya
sebagai kelompok kontrol.
 Pada kedua klp eksperimen diberi
perlakuan,sedangkan pada kedua klp kontrol
tidak.
 Pada satu pasangan klp eksperimen dan
kontrol diawali dg pra-test, sedangkan pada
pasangan yang lain tidak.
 Setelah pemberian perlakuan selesai
diadakan pengukuran atau pasca-test pada
ke-4 klp.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai