Anda di halaman 1dari 40

N E

O
R M
HO
A N I
U K S
GG U
N O D
A
G EP R KELOMPOK2 :
1 . R O H M AT U L M A U L A

R 2 . R O S AW I N A T. Y
3 . S A F I T R I A G U S T I N A W.
4. SAIDAH ROHANA
5 . S A N D I YA W. S .
6. S INTA H. R.
7 . S IT I FATI M AH
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian
dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon
yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan
tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula
kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui
saluran khusus.
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung
disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran
sendiri. Hormon adalah melekul yang berfungsi di dalam tubuh
sebagai sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang
disebut sel-sel endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah
dalam dan berbeda dari sel-sel eksokrin, yang bersekresi ke dalam
rongga tubuh atau permukaan tubuh.
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik.
Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat
mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia
terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus,
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu
bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian
karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di
pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang
mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Hormon dapat memberikan efek nya pada struktur struktur
target dengan cara:
1. Mengubah fungsi gen
2. Mempengaruhi jalur jalur metabolik secara langsung
3. Mengontrol perkembangan organ organ spesifik atau
produk produk skretorisnya
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kele
njar endokrin dan disekresi secara alami yang kemudian dib
awa darah ke areal yang dituju  atau ditentukan. Adanya hor
mon menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya ma
sing-masing Oleh karena itu
sama halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi 
juga mempunyai hormon yang memberikan efek dan fungsi 
dalam perkembangannya.
GANGGUAN HORMON REPRODUKSI
Gangguan hormon reproduksi dapat mempengaruhi
kesuburan dan mungkin memiliki efek jangka panjang pada
metabolisme, kesehatan jantung, dan kesehatan tulang.
MACAM MACAM HORMON PADA WANITA DAN PRIA

Hormon reproduksi meliputi estrogen dan progesteron pada


wanita dan testosteron pada pria. Mereka berasal dari
kelenjar reproduksi primer (ovarium pada wanita dan testis
pada pria) dan diatur oleh sinyal hormon dari kelenjar
hipofisis, hormon luteinzing (LH) dan follicle stimulating
hormone (FSH)
ESTROGEN
Estrogen terdiri dari tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu
estron,estradiol, dan estriol. Pada wanita normal, estrogen
banyak diproduksi oleh folikel selama proses ovulasi dan
korpus luteum selama keharmilan.
Pada saat keluar dari sirkulasi, hormon steroid berikatan
dengan protein plasma. Estradiol berikatan dengan transpor
globulin yang dikenal dengan seks hormone binding globulin
(SHBG) dan berikatan lemah dengan albumin, sedangkan
estrone berikatan kuat dengan albumin.
Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El),
estradiol (E2), dan estriol (E3). Pemeriksaan estadiol
dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamus-hipofise-
gonad (ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi,
menopause dan monitoring pengobatan fertilitas. Waktu
pengambilan sampel untuk pemeriksaan estradiol adalah
pada fase folikular (preovulasi) dan fase luteal.
Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan,
pubertas prekoks, ginekomastia, atropi testis, tumor
ovarium., dan tumor adrenal. Kadarnya akan menurun pada
keadaan menopause, disfungsi ovarium, infertilitas,
sindroma turner, amenorea akibat hipopituitari, anoreksia
nervosa, keadaan stres, dan sindroma testikular ferninisasi
pada wanita. Faktor interfeernsi yang meningkatkan
estrogen adalah preparat estrogen, kontrasepsi oral, dan
kehamilan. Serta yang menurunkan kadarnya yaitu obat
clomiphene.
PROGESTERON
Progesteron bersama-sama dengan estrogen memegang
peranan penting di dalam regulasi seks hormon wanita. Pada
wanita, pregnenolon diubah menjadi progesteron atau 17a-
hidroksipregnenolone dan perubahan ini tergantung dari
fase ovulasi dimana progesteron disekresi oleh korpus luteum
dalam jumlah yang besar. Progesteron juga merupakan
prekursor untuk testoteron dan estrogen, pada saat terjadi
metabolisme 17α-hidroksiprogesteron menjadi
dehidroepiandrosteron yang dikonversi menjadi 4 andr
ostenedion dengan bantuan enzim 17α hidroksilase
pregnenolon .
Pada awal menstruasi dan fase folikular kadar progesteron
sekitar 1 ng/mL. Pada saat sekresi LH, konsentrasi
progesteron dapat bertahan selama 4-5 hari di dalam plasma
dan mencapai puncaknya yaitu sebesar 10-20 ng/mL selama
fase luteal. Pengukuran progesteron di dalam plasma dapat
digunakan untuk memonitor keadaan ovulasi. Jika
konsentrasi progesteron lebih dari 4-5 ng/mL mungkin sudah
terjadi ovulasi .
Progesteron berperan di dalam organ reproduksi termasuk
kelenjar mamae dan endometrium serta peningkatkan suhu
tubuh manusia. Organ target progesteron yang lain adalah
uterus, dimana progesteron membantu implantasi ovum.
Selama kehamilan progesteron mempertahankan plasenta,
menghambat kontraktilitas uterus dan mempersiapkan
mamae untuk proses laktasi
TESTOTERON (ANDROGEN)
Testoteron atau androgen merupakan hormon seks steroid
yang dominan pada pria. Hormon ini mempunyai berat
molekul 288,41 Dalton. Proses sintesis testoteron berlangsung
di sel Leydig interstitial pada testis yang memberikan respon
pada interstitial cell stimulating hormone (ICSH, atau yang
lebih dikenal dengan luteinizing hormone). Pada pria
sebagian dihidrostestoteron dibentuk di jaringan perifer.
Di dalam aliran darah testoteron terikat oleh protein serum
dan sebagian tidak terikat (unbound). Sebanyak 60%
testoteron terikat kuat dengan binding protein utama yaitu
SHGB dan sekitar 38% terikat lemah dengan albumin dan
corlisol binding globulin. Sekitar 2% sirkulasi testoteron
tidak terikat oleh protein serum tetapi masuk ke dalam set .
Pada pria, testoteron memegang peranan penting dalam
diferensiasi system organ yang genital pria pada saat
pertumbuhan fetus, pertumbuhan dan fungsi organ yang
diperngaruhi oleh testoteron seperti skrotum, epididimis, vas
deferens, vesika seminalis, prostat, dan penis. Testoteron juga
berperan dalam pertumbuhan organ skeletal, laring yang
berperan dalam pembentukkan suara pada. pria dan
kartilago epifisial serta mempengaruhi pertumbuhan rambut
pada daerah pubis, axilla, janggut, jambang, dada, abdomen,
dan daerah punggung, aktivitas kelenjar sebasea, dan
perubahan tingkah laku.
PEMERIKSAAN HORMON REPRODUKSI SECARA IMUNOLLOGI

Pemeriksaan hormon dapat menggunakan sampel serum,


plasma, saliva, dan urine. Sebelum pemeriksaan pasien
dianjurkan untuk puasa dan tidak boleh mengkonsumsi
preparat hormon seperti kortikosterold, estrogen,
progesteron, anti prolaktin, dan gonadotropin
Hormon FSH dan LH dikeluarkan secara episodik sehingga
dianjurkan pengambilan BP dilakukan sebanyak 3x
selang waktu 15-20 menit kemudian ketiga spesimen
dicampur, tetapi dapat juga sarnpel diambil hanya satu
kali saja
Pemeriksaan hormon reproduksi ini bertujuan untuk
membuat dan menkonfirmasi diagnosis pada kelainan
organ reproduksi, keadaan fertilitas dan memantau
selama masa terapi.
Pemeriksaan hormon banyak dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti:
1. Waktu pengambilan
2. Usia pasien
3. Jenis kelamin
4. Keadaan stress
5. Obat-obatan
Hormon akan stabil selama 8 jam pada suhu ruangan, 40C
selama dua minggu, dan -20'C dalam jangka waktu yang
lama. Sampel serum harus dalam keadaan 15 baik, tidak
terjadi hemolisis atau ikterik. Untuk sampel urine
pemberian pengawet dan penyimpanan pada suhu -20'C
harus dihindari.
Pemeriksaan hormon reproduksi dapat dilakukan secara
Enzym-linked immunosobent assay (ELISA),
Radioimmunoassay (RIA), Metode
Electrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA) dan
Imunokromatografi.
1. ENZYM-LINKED IMMUNOSOBENT ASSAY (ELISA)

ELISA merupakan metode immunoassay yang menggunakan


enzim sebagai label. Metode ELISA dibagi 2 jenis tehnik
yaitu tehnik kompetitif dan non kompetitif. Tehnik non
kompetitif ini dibagi menjadi dua yaitu sandwich dan
indirek. Pemeriksaan hormon menggunakan tehnik
kompetitif dan sandwich
RADIOIMMUNOASSAY (RIA)
Metode radioimmunoassay (RIA) mempunyai 2 jenis prinsip
yaitu kompetitif dan non kompetitif. Prinsip non kompetitif
yang paling banyak di gunakan adalah sandwich Prinsip
dasar dari sandwich adalah reaksi suatu antibodi dalam
konsentrasi yang terbatas dengan berbagai konsentrasi
antigen. Bagian dari antigen yang bebas dan yang terikat
yang timbul sebagai akibat dari penggunaan antobodi dalam
kadar yang terbatas ditentukan dengan menggunakan
antigen yang diberi label radio isotop.
METODE ELECTROCHEMILUMINESCENCE IMMUNOASSAY (ECLIA)

Chemiluminescence adalah emisi atau pancaran cahaya oleh


produk yang distimulus oleh suatu reaksi kimia atau
suatu kompleks cahaya. Kompleks ikatan anti gen-
antibodi yang terjadi akan menempel pada streptavidin-
coated microparticle. ECLIA menggunakan teknologi
tinggi yang memberi banyak keuntungan dibandingkan
dengan metode lain. Pada metode ini menggunakan
prinsip sandwich dan kompetitif Pada. metode ECLIA
yang menggunakan metode kompetitif dipakai untuk
menganalisis substrat yang mempunyai berat molekul
yang kecil seperti estradiol dan progesteron. Sedangkan
prinsip sandwich digunakan untuk substrat dengan berat
molekul yang besar seperti prolaktin, LH, dan testosteron.
IMUNOKROMATOGRAFI
Disebut juga uji strip (Strip test). Berbeda dari metode yang
lain, metode ini tidak memerlukan peralatan untuk
membaca hasilnya, tetapi cukup dilihat dengan kasat
mata, sehingga jauh lebih praktis. Metode ini mempunyal
dua jenis prinsip yang berbeda dan keduanya digunakan
pada pemeriksaan hormon.
a. Reaksi langsung (Double AntibodySandwich)
Metode ini biasanya dipakai untuk mengukur susbtrat vang
besar dan memiliki lebih dari satu epitop seperti hormon LH
dan HCG. Suatu substat yang spesifik terhadap antibodi
dimobilisasi pada suatu membran.
b. Reaksi kompetitif (Competitive inhibition)

Apabila sampel dan reagen melewati zona dimana reagen


pengikat dimobilisasi, sebagian dari substrat dan reagen
palacak akan terikat pada garis capture line. Makin banyak
substrat yang terdapat di dalam sampel, makin efektif daya
kompetisinya dengan reagen
GANGGUAN GANGGUAN HORMON
REPRODUKSI
INSUFISIENSI OVARIUM
Insufisiensi ovarium (kadang-kadang disebut menopause
dini) terjadi ketika ovarium tidak berkembang atau rusak
dan tidak lagi berfungsi secara normal. Ovarium dapat
diangkat dengan operasi, atau rusak oleh sistem kekebalan
tubuh, atau dari kemoterapi, atau perawatan radiasi untuk
jenis kanker tertentu.
Hilangnya fungsi ovarium prematur (sebelum usia 40) dapat
menyebabkan infertilitas dan hilangnya efek
menguntungkan dari estrogen dan progesteron, termasuk
manfaat untuk kesehatan tulang dan jantung, yang
biasanya tidak hilang sampai usia menopause alami
(sekitar umur 50). Gejala estrogen rendah dapat
berkembang di banyak, tetapi tidak semua, wanita
dengan disfungsi ovarium. Ini termasuk hot flash,
keringat malam, kurang tidur, dan kekeringan pada
vagina.
Wanita dengan insufisiensi ovarium yang terjadi sebelum usia
menopause alami biasanya mendapat manfaat dari penggantian
estrogen dan progesteron. Dalam kasus seperti itu, manfaat
pengobatan hormon biasanya lebih besar daripada risikonya,
yang mungkin termasuk pembekuan darah, dan peningkatan
risiko jangka panjang kanker payudara. Keputusan mengenai
jenis dan durasi penggantian estrogen dan progesteron pada
wanita dengan insufisiensi ovarium harus dibuat dengan
berkonsultasi dengan spesialis hormon reproduksi (ahli
endokrin atau ginekolog). Meskipun kesuburan biasanya tidak
dapat dipulihkan dalam pengaturan ini, wanita memiliki
pilihan untuk memanfaatkan fertilisasi in-vitro dengan
sumbangan telur untuk mencapai kehamilan.
POLYCYSTIC OVARY SYNDROME
(PCOS)
Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi metabolisme
yang terjadi pada beberapa wanita usia reproduksi. Gejala
dapat termasuk periode menstruasi yang tidak teratur,
kehilangan kesuburan, peningkatan pertumbuhan rambut pada
wajah, dada, atau perut, jerawat, dan kecenderungan
peningkatan berat badan dan resistensi insulin (diabetes). Salah
satu fitur utama PCOS adalah munculnya kista kecil di
ovarium yang dapat dilihat pada USG panggul. Penyebab
PCOS tidak jelas, tetapi dikaitkan dengan perubahan
metabolik dan hormon yang kompleks yang membutuhkan
beberapa pendekatan perawatan.
Kebanyakan wanita dengan PCOS mendapat manfaat dari diet,
olahraga dan penurunan berat badan, yang cenderung
meningkatkan metabolisme dan keseimbangan hormon yang
mendasarinya. Perawatan lain diarahkan pada gejala spesifik.
Jika kesuburan menjadi perhatian utama, obat-obatan tertentu
dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan, tetapi ini
hanya boleh dilakukan dengan pengawasan ahli kesuburan
(ahli endokrinologi atau ginekolog reproduksi). Jika
pertumbuhan rambut menjadi perhatian utama, maka obat-
obatan lain dan / atau pil KB terkadang dapat mengurangi
pertumbuhan rambut pola pria. Akhirnya, wanita dengan
PCOS berada pada peningkatan risiko komplikasi seperti
diabetes dan penyakit kardiovaskular (serangan jantung dan
stroke). Dalam jangka panjang, mencegah komplikasi ini
merupakan bagian penting dari perawatan PCOS.
MENOPAUSE
: Menopause (kehilangan siklus menstruasi yang normal) adalah
bagian alami dari penuaan wanita dan terjadi pada sekitar usia
50 tahun pada sebagian besar wanita. Pada beberapa wanita,
menopause dapat dikaitkan dengan gejala estrogen rendah
termasuk hot flashes, keringat malam, kurang tidur, dan
kekeringan pada vagina. Periode pasca-menopause juga dapat
dikaitkan dengan hilangnya kepadatan tulang secara bertahap,
yang dapat menyebabkan osteoporosis pada beberapa wanita.
Terapi estrogen dan progesteron pasca-menopause (disebut juga
HRT - terapi penggantian hormon) dapat mengurangi gejala
menopause. Namun, karena risiko yang terkait dengan
pengobatan estrogen, HRT tidak dianjurkan untuk sebagian
besar wanita setelah menopause. Risiko HRT tergantung pada
sejumlah faktor, termasuk usia, kesehatan, riwayat keluarga
dan faktor risiko lainnya. Wanita dengan gejala signifikan dan
tidak ada faktor risiko lain dapat memperoleh manfaat dari
HRT. Keputusan tentang apakah akan menggunakan HRT
pasca-menopause harus dibuat secara individual, menimbang
risiko dan potensi manfaat bagi setiap orang, bersama dengan
dokter atau spesialis hormon reproduksi.
TESTOSTERON RENDAH PADA PRIA
Testosteron, hormon pria (diproduksi di testis), memiliki peran
penting dalam menjaga kesuburan, energi, kekuatan dan
metabolisme. Pria dengan testosteron rendah dapat memiliki
gejala energi rendah dan suasana hati serta berkurangnya
kekuatan dan libido (dorongan seksual). Dalam jangka
panjang, mereka juga berisiko mengalami kepadatan tulang
yang rendah (osteoporosis). Penyebab testosteron rendah dapat
berupa trauma testis, radiasi atau kemoterapi untuk jenis
kanker tertentu, infeksi atau kehilangan suplai darah ke testis.
Juga, hilangnya pensinyalan hormon normal (hormon
luteinisasi) dari kelenjar hipofisis dapat menyebabkan
berkurangnya produksi testosteron. Testosteron biasanya
menurun secara perlahan seiring bertambahnya usia dan dalam
kebanyakan kasus tidak memerlukan pengobatan. Testosteron
tidak dianjurkan untuk pria dengan penurunan kadar
testosteron normal terkait usia.
Pria dengan kadar testosteron yang jelas di bawah kisaran normal
dapat mengambil manfaat dari suplementasi testosteron.
Manfaatnya dapat mencakup peningkatan energi, suasana hati,
kekuatan dan libido. Testosteron dapat diberikan melalui
injeksi, atau dengan patch atau gel yang dioleskan ke kulit.
Masing-masing bentuk terapi testosteron ini memiliki kelebihan
dan kekurangan, yang harus didiskusikan dengan dokter atau
spesialis (biasanya ahli endokrinologi atau urologis) untuk
menentukan mana yang merupakan pilihan terbaik untuk
setiap pria.
REFERENSI
 Dipiro Pharmacotherapy Handbook 7th
 Situs web: endocrinology.medicine.ubc.cap
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai