Anda di halaman 1dari 6

Nama : Jessica Intan Kumala Sari

NIM : 201705025

Kelas : 7A S1 FARMASI

TUGAS ZAT WARNA ALAM

1. Syarat agar zat warna sintetik dapat digunakan/dikonsumsi

2. Yang termasuk zat warna alami, identik, dan sintetik

JAWABAN

1.

2. Zat pewarna merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampilan
makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya
adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta
menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Zat pewarna makanan
terbagi tiga bagian yaitu pewarna alami, pewarna identik alami dan pewarna sintetis

1) Pewarna Alami
Pewarna alamia dalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,
hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan
umumnya dianggap lebih aman dari pada zat warna sintetis, seperti annato sebagai
sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga tannin,
antosianin, antoxantin, karoten dan klorofil, Quonin, xanthon, heme, flavonoid. Dalam
daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam ”uncertified color
additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi. Keterbatasan pewarna
alami adalah seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan,
konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik
dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik.Pewarna alami yang berasal dari
tumbuhan dapat ditemukan pada akar, buah atau batang tanaman termasuk itu pada
annato ( warna kuning coklat yang diambil dari biji tanaman Bixa orrelana), caramel
(coklat), khlorofil ( hijau), cochineal, saffron, dan turmeric.

Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai
makanan adalah:
a. KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk
mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin.
Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
b. BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji
pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk
mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
c. KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)
karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu
karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair
untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi
sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa
ataupun es cendol
d. KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan
untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan.
Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan
sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau
untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, 
juga memiliki harum yang khas.
e. ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada
bunga  dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga
tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi,
juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan
warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah.
Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada
beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu). 
f. KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi
warna kuning pada masakan yang kita buat.

2) Pewarna Identik Alami


Pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara sintetis yang
struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami. Yang termasuk golongan ini
adalah karotenoid murni antara lain canthaxanthin (merah), apo-karoten (merah-oranye),
beta-karoten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas
konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh digunakan dalam
jumlah tidak terbatas. Pewarna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna
alami, hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara
ekstraksi atau isolasi.

3) Pewarna Sintetis
Pewarna buatan atau pewarna sintetis merupakan bahan kimia yang dengan
sengaja ditambahkan pada makanan untuk memberikan tambahan warna yang diinginkan
karena warna semula hilang selama proses pengolahan atau karena seseorang
menginginkan adanya warna tertentu.
Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna
alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil,
dan biasanya lebih murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam
makanan menurut ”Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA)
dapat digolongkan dalam beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin dan
indigoid ( FAO Indonesia, 2007). Di Amerika Serikat pada tahun 1906 dikeluarkan suatu
peraturan yang disebut Food and Drug act yang memuat tujuh macam zat pewarna yang
diijinkan untuk dipakai pada bahan makanan(orange no.1, erythrosine, ponceau 3 R,
amaranth ,indigotin, naphtol-yellow, dan light green). Pada masa itu telah ada suatu
system pemberian sertifikat terhadap zat pewarna yang dilakukan oleh Departemen
Pertanian Amerika Serikat, tetapi sertifikasi tersebut belum merupakan suatu keharusan.
Setelah mengalami berbagai pengujian antara lain uji fisiologi, zat pewarna baru
bertambah banyak.urutan penambahan zat pewarna yang diijinkan berdasarkan tahun
adalah : Tartrazine (1916), Yellow AB dan OB (1918), Guinea green (1922), Fast Green
(1927), Ponceau SX, Sunset Yellow, Briliant Blue (1929), Violet no.1 (1950), FD & C
Lakes (1959), Orange B (1966), FD & C Red no. 40 (1971).
Contoh-contoh zat pewarna sintesis yang digunakan antara lain indigoten, allura
red, fast green, tartrazine. Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu:
1. Dyes
Merupakan zat warna yang larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan,
campuran warna dan pasta. Biasanya digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat,
minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain.
2. Lakes
Merupakan pigmen yang dibuat melalui proses pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan
donat.

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan
yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna
alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
 Warna kuning : tartrazin, sunset yellow

 Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.

 Warna biru : biru berlian

Tabel : Pembagian pewarna sintetis berdasarkan kemudahannya larut dalam air.


No Pewarna Sintetis Warna Mudah larut di air
1 Rhodamin B Merah Tidak
2 Methanil Yellow Kuning Tidak
3 Malachite Green Hijau Tidak
4 Sunset Yelow Kuning Ya
5 Tatrazine Kuning Ya
6 Brilliant Blue Biru Ya
7 Carmoisine Merah Ya
8 Erythrosine Merah Ya
9 Fast Red E Merah Ya
10 Amaranth Merah Ya
11 Indigo Carmine Biru Ya
12 Ponceau 4R Merah Ya
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan
warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit.
Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami
proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami
degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang
menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar ketika mengalami
proses penggorengan.

Literatur :

Ika Rahmayani, 2008. IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA SINTETIS PADA SAUS


CABE NAGA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS. Universitas
Sumatera Utara : Medan. https://fhienhasidwi.wordpress.com/tugas-
kuliah/mpit/pewarna-alami-dan-pewarna-sintetik/
Figiz Diano, 2014. Zat pewarna Alami dan Sintetis
http://figisepdiano.blogspot.com/2014/11/zat-pewarna-alami-dan-buatan.html?
m=1

Dr, Kevin Adrian, 2018. Pewarna Makanan yang Diperbolehkan dan Dilarang. Alodokter
https://www.alodokter.com/pewarna-makanan-yang-diperbolehkan-dan-dilarang

file:///C:/Users/win7/AppData/Local/Temp/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai