Anda di halaman 1dari 9

KONSEP BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI AKTIFITAS BELAJAR


 A. Pengertian Belajar
 Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan suatu proses.
Proses belajar ditandai dengan adanya perubahan pada perilaku
individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku individu
terjadi karena belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Skinner (dalam Muhibbin Syah, 2010:88), bahwa “Belajar
merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progressif”. Ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika
ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
 Menurut Slameto (2010:2), mengemukakan
bahwa ”Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tinkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dan interaksi dengan lingkungannya”.
Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh Muhibbin
Syah (2010:90), “Belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkunganya yang melibatkan proses
kognitif”.
 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalamannya sendiri dan
interaksi dengan lingkungannya baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor demi memperoroleh tujuan
tertentu.
Teori-teori Belajar
 TeoriKonfergensi
Teori konfergensi yang dikemukakan oleh
Louis William Stern mengungkapkan bahwa
“perkembangan bukan hanya dapat dilihat
dari salah satu faktor pembawaan (hereditas)
tetapi dapat dikatakan bahwa pengaruh
kerjasama antara faktor internal dan
eksternal ataupun faktor-faktor dasar dan
faktor ajar”.(Syaiful Sagala, 2010:98)
 Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari
Jerman, yang sekarang menjadi tenar diseluruh
dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan
adalah sama dengan hukum dalam belajar, Slameto
(2010:9)
 Teori R. Gagne

Mengenai masalah belajar, Gagne memberikan dua


definisi dalam Slameto (2010:13), menyatakan
bahwa :
 Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,


kebiasaan, dan tingkah laku.
 Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi.


 Prinsip belajar menurut teori Gestalt:
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan
pelajaran lain sebanyak mungkin. Bahan pelajaran tidak
dianggap terpisah tapi satu kesatuan.Dengan begitu lebih
mudah didapat pengertian.Belajar pelajaran yang bulat lebih
mudah dimengerti daripada bagian-bagian.
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Siswa baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah
matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai
orgasme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu
tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, namun
juga perkembangan anak karena lingkungan dan pengalaman.
c. Siswa sebagai orgasme keseluruhan
Siswa tidak hanya belajar inteleknya saja tapi juga emosional
dan jasmaniahnya.Dalam pengajaran modern, selain mengajar
guru juga mendidik siswa untuk membentuk pribadi siswa.
d. Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian
pertama ialah memperoleh tanggapan yang tepat.Mudah atau
sukarnya masalah itu terutama adalah masalah pengamatan. Bila
suatu kemampaun telah dikuasai betul-betul maka dapat
dipindahkan untuk kemampuan yang lain. Seperti seorang anak
yang belajar matematika, kemampuan matematikanya bisa ia
gunakan dalam mepelajari fisika ataupun dalam proses jual beli.
e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi anatara seseorang dengan
lingkungannya..Misalnya seorang anak terkena api, kejadian ini
akan menjadi pengalaman bagi anak. Anak merasa panas kena
api, kuitnya terbakar. Anak belajar dari api bahwa api itu panas
dan api itu bisa membakar kulit mnausia. Karena itu anak tidak
akan bermain api lagi karena sudah mengetahui tentang bahaya
api. Belajar itu timbul bila seseorang/anak mengalamai atau
menemui kondisi baru. Dalam menghadapi itu ia akan
menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Siswa
mengadakan reorganisasi pengalamannya.
f. Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar mengajar
dimana seseorang melihat tentang sangkut paut dan
hubungan–hubungan tertentu dalam suatu problem.
g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,
keinginan dan tujuan siswa
Hal ini terjadi bila banyak berhubungan dengan apa
yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-
hari. Di sekolah siswa diajak membicarakan tentang
proyek/unit agar tahu tujuan yang akan dicapai yang di
sesuaikan dengan keinginan siswa.
h. Belajar berlangsung terus-menerus
Siswa mendapatkan pengetahuan tidak hanya di sekolah
tetapi juga di luar sekolah, dalam pergaulan,
memperoleh pengalaman-pengalaman sendiri.
 Gagne mengungkapkan pula bahwa segala
sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi 5 kategori dalam Slameto
(2010:14), yang disebut “The domains of
learning” yaitu:
a. Keterampilan motoris (motor skill)
b. Informasi verbal
c. Kemampuan Intelektual
d. Strategi kognitif
e. Sikap

Anda mungkin juga menyukai