Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU NEUROLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2018


UNIVERSITAS PATTIMURA

Aspek Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik Dan Pemeriksaan Penunjang Nyeri Punggung Bawah
(Low Back Pain)

Disusun oleh:­­
ZUNNU ROINI MATDOAN
2011-83-012
 
Pembimbing:
dr. Semuel A. Wagiu, Sp.S, M.Ked
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU NEUROLOGI RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA
2018
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

 Keluhan nyeri punggung bawah/pinggang (low back pain-LBP) masih tetap


menjadi keluhan yang banyak dijumpai pada setiap orang. Hanya 2 dari 10 orang
yang bebas dari keluhan nyeri di area ini. Keluhan ini juga banyak dijumpai di
kalangan pekerja dari berbagai jenis pekerjaan.
 Prevalensi LBP berkisar antara 60-80% dan setengah dari kalangan pekerja
diperkirakan pernah melaporkan keluhan nyeri pinggang. Dari jumlah itu 5-10%
menjadi keluhan kronis. Dari keluhan-keluhan nyeri tersebut, penderita
mengeluarkan 60% dari biaya kesehatannya untuk pengobatan.
DEFENISI

 nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh ketegangan otot yang berlebihan
sehingga menimbulkan nyeri dan termasuk dalam penyebab nyeri akut.
Gangguan yang terjadi pada LBP yaitu nyeri tekan pada region lumbal, spasme
otot punggung bawah sehingga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara
otot abdominal dan paravertebra yang mengakibatkan terjadinya keterbatasan
gerak.
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam low back pain terdiri dari

Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir

Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung
prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.

Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah
sacral spinal pain. IASP juga membagi low back pain ke dalam :

1.Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.


2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.
3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 minggu
DIAGNOSA

1. ANAMNESA

2. PEMERIKSAAN KLINIS UMUM

3. PEMERIKSAAN NEUROLOGI

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanda Laseque: menunjukkan adanya ketegangan pada saraf spinal khususnya L5 atau S1. Secara klinis tanda Laseque
dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 90 lalu dengan perlahan-lahan dan graduil
dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang positif)
dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi.

Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign) dilakukan dengan cara yang sama, namun
bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang positif pada tungkai
kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya suatu HNP.

Tes Bragard: Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama seperti tes laseque dengan ditambah
dorsofleksi kaki.
Tes Sicard: Sama seperti tes laseque, namun ditambah dorsofleksi ibu jari kaki.
Tes valsava: Pasien diminta mengejan/batuk dan dikatakan tes positif bila timbul nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap
darah (LED) dan morfologi darah tepi (penting untuk mengidentifikasi infeksi
atau myeloma), kalsium, fosfor, asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase,
antigen spesifik prostat (jika ada kecurigaan metastasis karsinoma prostat),
elektroforesis protein serum (protein myeloma), dalam kasus khusus, dapat
diperisa tes tuberculin atau tes Brucella, tes faktor rheumatoid, dan
penggolongan HLA (jika curiga adanya ankylosing spondylitis).
 Pemeriksaan Radiologis : Foto rontgen (lebih bagus jika pasien dalam keadaan berdiri)
pada posisi anteroposterior, lateral, dan oblique sering dilakukan untuk pemeriksaan rutin
nyeri pinggang dan sciatica.
 CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis telah jelas
dan kemungkinan karena kelainan tulang.
 MRI sangat berguna bila: vertebra dan level neurologis belum jelas, kecurigaan kelainan
patologis pada medula spinal atau jaringan lunak, untuk menentukan kemungkinan herniasi
diskus post operasi, kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai