Alfindra Sepalawandika
405120096
Tanatologi
• Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang
terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan tersebut
• MANFAAT TANATOLOGI
• Menentukan seseorang benar-benar telah meninggal atau
belum.
• Menentukan kapan seseorang telah meninggal.
• Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan
kelainan-kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup
• Menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban
JENIS KEMATIAN
Mati somatis • Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan,
(mati klinis) yaitu SSP, sistem KV, sistem pernapasan yang menetap (irreversible)
• Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks, EEG mendatar, nadi tidak
teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan,
suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.
Mati suri • Terhentinya ketiga sistem kehidupan di atas yang ditentukan dengan
(suspended alat kedokteran sederhana.
animation, • Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa
apparent death) ketiga sistem tersebut masih berfungsi.
• Sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat arus
listrik, dan tenggelam.
Mati seluler • Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
(mati molekuler) kematian somatis.
• Timbul secara tidak bersamaan.
Mati serebral • Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak
dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan
dan KV masih berfungsi dengan bantuan alat.
Mati otak (mati • Bila telah terjadi kerusakan isi neuronal intrakranial yang irreversible,
batang otak) termasuk batang otak dan serebelum.
• Dengan diketahuinya mati otak seseorang secara keseluruhan tidak
dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.
Sebab kematian
• Adanya perlukaan/ penyakit yang menimbulkan kekacauan
fisik pada tubuh yang menghasilkan kematian pada seseorang
1. Penyakit (disease)
2. Perlukaan (injury)
3. Kombinasi 1 dan 2
Cara kematian (manner of death)
• Menjelaskan bagaimana • Contoh : Seseorang dapat
penyebab kematian itu datang. meninggal karena perdarahan
• Jenis Cara kematian masif (mekanisme kematian)
• Alami (natural) dikarenakan luka tembak pada
jantung (penyebab kematian),
• Tidak wajar (un-natural death)/
dengan cara kematian secara
Kekerasan (violent)
pembunuhan (seseorang
– Tersering kecelakaan menembaknya), bunuh diri
(accidental) (menembak dirinya sendiri),
– Pembunuhan (homicidal) kecelakaan (senjata jatuh),
– Jarang bunuh diri (suicidal) atau tidak dapat dijelaskan
• Tidak dapat ditentukan (keadaan (tidak dapat diketahui apa
mayat rusak/ busuk sekali yang terjadi).
luka/penyakit tidak dapat dilihat
dan ditemukan lagi)
Mekanisme kematian
• Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab kematian yang menghasilkan
kematian
• Alami, misalnya penyakit jantung koroner
• Kekerasan :
Perdarahan (hemoragic shock)
Perlukaan pada otak (brain contusion)
• Depresi pusat pernapasan pusat pernapasan jadi kurang sensitif terhadap
stimulus CO2 atau H+
• Edema paru peningkatan tek.cairan serebrospinal dan TIK serta
berkurangnya sensitifitas pusat pernapasan terhadap CO2
• Syok anafilaktik hipersensitifitas terhadap morfin/heroin atau bahan
pencampurnya
• Kematian pada pemakai narkoba dapat pula diakibatkan seperti:
Pemakaian alat suntik & bahan tidak steril sehingga menimbulkan infeksi
Bila cara penyuntikan tidak benar atau jarum yang terlepas dari spuit saat yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar udara masuk emboli udara
• Contoh dari mekanisme kematian : perdarahan, septikemia, dan
aritmia jantung
• Keterangan tentang mekanime kematian dapat diperoleh dari
beberapa penyebab kematian dan sebaliknya
• Jadi, jika seseorang meninggal karena perdarahan masif, itu dapat
dihasilkan dari luka tembak, luka tusuk, tumor ganas dari paru
yang masuk ke pembuluh darah dan seterusnya
• Kebalikannya adalah bahwa penyebab kematian, sebagai contoh,
luka tembak pada abdomen, dapat menghasilkan banyak
kemungkinan mekanisme kematian yang terjadi, contohnya
perdarahan atau peritonitis
Fungsi Terhalang
Sebab Kematian
Mekanisme Kematian
ORGAN
K
E Tumpul
M Tajam
A Rusak (hancur)
Tembakan
T Kekerasan Asfiksia
I Tenggelam
A Hypovolemic Shock Terbakar
N Kerusakan Listrik
Vena
Pembuluh dll
Darah
Neurogenic Shock
Perdarahan
Arteri
Dehidrasi
Perubahan yang terjadi saat kematian/ tanda
kematian
• Proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa
tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.
• Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau
beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan peredaran
darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks
kornea mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot
• Setelah beberapa waktu, timbul perubahan pasca mati yang jelas
memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti.
• Tanda- tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian
berupa lebam mayat (hipostasis atau lividitas pasca-mati), kaku
mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh, pembusukan,
mumifikasi, dan adiposera.
Tanda Kematian Tidak Pasti Tanda Kematian Pasti
Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 • Lebam mayat (livor mortis)
menit (inspeksi, palpasi, dan auskultasi) • Kaku mayat (rigor mortis)
• Penurunan suhu tubuh (algor
Sirkulasi berhenti, dinilai selama 15 menit, nadi mortis)
karotis tidak teraba • Pembusukan (decomposition,
putrefaction)
Perubahan pada kulit (pucat) bukan tanda yang •Stomach Content (isi lambung)
dapat dipercaya •Insect activity (aktivitas serangga)
Relaksasi otot dan tonus menghilang. •Scene markers (tanda-tanda yang
Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit ditemukan pada sekitar tempat
menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang kejadian)
menjadi lebih awet muda • Adiposera atau lilin mayat
Kelemasan otot sesaat setelah kematian disebut • Mummifikasi
relaksasi primer, hal ini menyebabkan pendataran
daerah-daerah yang tertekan, misalnya daerah
bokong dan belikat pada mayat terlentang
Perubahan • Ditemukan makanan tertentu (pisang, kulit, tomat, biji-bijian) dalam lambung
lambung korban sebelum meninggal telah makan makanan tersebut.
Perubahan • Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari panjang rambut kumis dan
rambut jenggot dapat diperkirakan untuk memperkirakan saat kematian hanya untuk
pria yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis / jenggotnya dan diketahui saat
terakhir ia mencukur.
Pertumbuhan • Pertumbuhan kuku sekitar 0,1 mm/hari untuk memperkirakan saat kematian
kuku bila diketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.
Perubahan dalam • Kadar nitrogen asam amino < 14% kematian belum lewat 10 jam
CSS • Kadar nitrogen non-protein < 80 mg% kematian belum 24 jam
• Kadar kreatinin < 5 mg% kematian belum mencapai 10 jam
• Kadar kreatinin < 10 mg% kematian belum 30 jam
Cairan vitreus • Peningkatan kadar kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat kematian
antara 24 – 100 jam pasca mati.
Perubahan kadar • Analisis darah pasca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi zat-zat
komponen darah tersebut semasa hidupnya.
Reaksi supravital • Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi
jaringan tubuh pada seseorang yang hidup.
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Dapat diketahui dari
– Keterangan para saksi
– Petunjuk di TKP (misal alroji, tanggalan, debu,
lampu
– Penurunan suhu tubuh mayat (algor mortis)
dengan rumus
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Pengukuran suhu
– Termometer air raksa, dimasukan per rektal sedalam 10 cm dan
ditunggu minimal 3 menit
– Termometer elektronik
• Faktor yang mempengaruhi
– Lingkungan, semakin besar perbedaan antara suhu tubuh dengan
suhu lingkungan maka kehilangan panas juga semakin cepat terjadi
– Suhu tubuh sebelum kematian, kematian karena perdarahan otak,
kerusakan jaringan otak, penjeratan dan infeksi selalu didahului
dengan peningkata suhu
– Pakaian dan keadaan tubuh, misal lemak tubuh dan tebal otot
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Lebam mayat (livor mortis)
– Berhentinya aliran darah darah mengumpul di daerah yang
paling rendah kulit berubah warna pada daerah tersebut
berwarna merah ungu (livide)
– Akan tampak 30 menit post-mortal
– Mencapai puncak pada 8-12 jam post-mortal
– Penekanan pada daerah lebam setelah 8 jam tidak akan
menghilangkan lebam mayat
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Kaku mayat (rigor mortis)
– Adalah perubahan enzimatik dan perubahan metabolisme dan
kimiawi lainnya pada seluruh otot-otot tubuh, baik otot lurik
maupun otot polos
– Kaku mayat terjadi 2 jam post-mortal
– Mencapai puncak pada 10-12 jam dan menetap selama 24 jam
– Setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang
– Pada mayat yang telah membusuk juga dapat ditemukan kaku
mayat akibat pengumpulan gas-gas pembusukan pada daerah
persendian
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Kaku mayat (rigor mortis)
– Cadaveric spasm adalah kekakuan mayat yang terjadi segera
setelah post-mortal, terjadi akibat adanya ketegangan atau stres
emosional, misal pada tangan korban tenggelam tampak
menggenggam sesuatu
– Pada mayat yang tergeletak di lingkungan bersuhu rendah
(pegunungan, lemari pendingin) akan menimbulkan suara
berderak bila kita lawan akibat pecahnya cairan sendi yang
membeku (cold stiffening)
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Pengosongan isi lambung
– Bila dalam lambung korban masih terdapat
makanan, maka korban diperkirakan meninggal
kurang dari 4-6 jam setelah makan
MEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
• Pembusukan
– Mulai setelah 48 jam post-mortal
– Dikenali dengan adanya
• Warna hijau kemerah-merahan pada dinding perut
kanan bawah
• Gelembung yang berisi cairan merah kehitaman
• Pembengkakkan, seluruh tubuh menggembung
• Lidah keluar, bibir tampak bengkak dan mencucur
• Bola mata menonjol keluar
• Kulit ari mengelupas
Perkiraan Saat Kematian
Perubahan Keterangan
Perubahan pada mata Taches noires sclerotiques
Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis menetap
setelah kira-kira 6 jam pasca mati
Tekanan bola mata menurun distorsi pupil pada
penekanan bola mata
Perubahan retina kekeruhan makula dan
memucatnya diskus optikus
Perubahan dalam lambung Ditemukan makanan tertentu (pisang, kulit, tomat, biji-
bijian) dalam lambung korban sebelum meninggal
telah makan makanan tersebut.
Perubahan rambut Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari
panjang rambut kumis dan jenggot dapat diperkirakan
untuk memperkirakan saat kematian hanya untuk pria
yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis /
jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencukur.
Pertumbuhan kuku Pertumbuhan kuku sekitar 0,1 mm/hari untuk
memperkirakan saat kematian bila diketahui saat terakhir
yang bersangkutan memotong kuku.
Perubahan Keterangan
Perubahan dalam Kadar nitrogen asam amino < 14% kematian belum lewat
CSS 10 jam
Kadar nitrogen non-protein < 80 mg% kematian belum 24
jam
Kadar kreatinin < 5 mg% kematian belum mencapai 10
jam
Kadar kreatinin < 10 mg% kematian belum 30 jam