Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

tonsilitis
OLEH :
Chairunisa Zata Yumni
1102013149
 
PEMBIMBING:
dr. Erlina Julianti, MKES, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2020
pendahuluan
Tinjauan pustaka

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus didalamnya. Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk
lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual,
dan tonsil tuba Eustachius
Anatomi Tonsil palatina

Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid yang terletak pada dinding
lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Tiap tonsilla ditutupi membran mukosa dan permukaan
medialnya yang bebas menonjol kedalam faring. Permukaannnya tampak berlubang-lubang kecil
yang berjalan ke dalam cryptae tonsillares yang berjumlah 6-20 kripte.
Anatomi Tonsil palatina (cont….)

Adapun struktur yang terdapat disekitar tonsilla palatina adalah:

1.Anterior : arcus palatoglossus

2.Posterior : arcus palatopharyngeus

3.Superior : palatum mole

4.Inferior : 1/3 posterior lidah

5.Medial : ruang orofaring

6.Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. konstrictor faryngis superior oleh jaringan areolar
longgar.
Perdarahan dan persarafan tonsil

• Arteri lingualis dengan cabangnya arteri


lingualis dorsal

• Arteri maksilaris interna dengan


cabangnya arteri palatina desenden

• Arteri faringeal asenden.

• Arteri maksilaris eksterna (arteri


fasialis) dengan cabangnya arteri
tonsilaris dan arteri palatina asenden.

Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus
glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves(sphenopalatina
ganglion CN V).
Imunologi Tonsil
• Tonsil palatina tidak mempunyai sistem limfatik aferen.
• Tonsil palatina memiliki 10 sampai 30 invaginasi seperti kripte yang
cabangnya terletak di parenkim tonsil dan dihubungkan oleh epitel
squamos antigen-processing khusus.
• Empat zona yang penting pada proses antigen yaitu : epitel squamos
khusus, area extrafolikuler (area kaya sel T), lapisan folikel limfoid,
dan pusat germinal folikel limfoid (sel B).
Imunologi Tonsil (cont….)

• Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi


dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.

• Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu :

• Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif

• Sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit-T dengan
antigen spesifik.
Tonsilitis

• Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian


dari cincin waldeyer. Menurut penelitian reeves tonsilitis merupakan
pembengkakan atau inflamasi akut pada tonsil.
Etiologi

• Tonsilitis bakterial supurativa akut paling sering disebabkan oleh Grup A


Streptococcus beta hemolitikus(GABHS). Bakteri ini merupakan penyebab
tersering pada anak-anak 15-30% dan dewasa 5-10%.

• Virus epsteinn barr yang biasanya penularannya langsung dari penderita.


Patofisiologi
• kuman masuk ke tonsil melalui kripta- kriptanya, sampai disana kuman tersebut
secara airogen ataupun foodborn

• Fungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik yang
melalui hidung maupun mulut. Kuman yang masuk akan dihancurkan oleh makrofag
dan sel-sel polimorfonuklear, kumpulan sel PMN dan makrofag yang mati ini disebut
detritus.

• Karena proses radang berulang yang timbul, maka selain epitel mukosa juga jaringan
limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripta melebar.

• Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan
perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris.
Klasifikasi

• Tonsilitis Akut (Tonsilitis Viral dan Bakterial)


• Tonsilitis Akut Rekuren
• Tonsilitis Kronik
Manifestasi Klinis
Gejala tonsilitis dapat timbul mendadak, mulai dari asimptomatik hingga gejala yang
berat.
Diagnosis
1. Anamnesis
Tabel 3.1 Kriteria penilaian risiko infeksi streptokokus grup A
Kriteria Nilai
Suhu > 38oC 1
Tidak ada batuk 1
Limfadenopati serviikal anterior 1
Pembesaran tonsil atau eksudat 1

Penggunaan skor Centor memberikan dokter suatu pertimbangan rasional untuk


memperkirakan kemungkinan penyebab GABHS, namun tidak untuk menetapkan
suatu ketepatan diagnosis. Hal ini mungkin berguna untuk memutuskan apakah
perlu pemberian suatu antibiotik. IDSA (Infectious Disease Society of America) dan
AHA (American Heart Association) merekomendasikan konfirmasi status
bakteriologik untuk menegakkan diagnosis tonsilitis
• T0 apabila tonsil berada di dalam
Pemeriksaan fisik fossa tonsil atau telah diangkat
• T1 apabila besar tonsil 1/4 jarak
arkus anterior dan uvula, dimana
tonsil tersembunyi di dalam pilar
tonsilar.
• T2 apabila besar tonsil 2/4 jarak
arkus anterior dan uvula, dimana
tonsil membesar ke arah pilar
tonsilar.
• T3 apabila besar tonsil 3/4 jarak
arkus anterior dan uvula, atau
terlihat mencapai luar pilar
tonsilar.
• T4 apabila besar tonsil mencapai
arkus anterior atau lebih, dimana
tonsil mencapai garis tengah.
Pemeriksaan Penunjang

• IDSA (Infectious Disease Society of America) dan AHA (American


Heart Association) merekomendasikan konfirmasi status
bakteriologik untuk menegakkan diagnosis tonsilitis, baik
menggunakan kultur swab tenggorok maupun menggunakan rapid
antigen detection test.
Diagnosa banding
• Tonsilitis Difteri : Gejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak
ditutupi bercak putih kotor yang semakin lama semakin meluas dan
membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga
bila diangkat akan mudah berdarah.
• Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulseromembranosa) : Pada pemeriksaan
tampak membran putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan
prosesus alveolaris, mukosa mulut dan faring hiperemis. Mulut berbau
(foetor ex oro) dan kelenjar submandibula membesar.
• Mononukleosis Infeksiosa
• Terjadi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. Membran semu yang
menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan, terdapat
pembesaran kelenjar limfa leher, ketiak, dan regio inguinal. Gambaran
darah khas, yaitu terdapat leukosit mononukleosis dalam jumlah besar.
• Penyakit Kronik Faring Granulomatosa : Merupakan suatu kelompok
penyakit kelainan genetik yang ditandai dengan hilangnya kemampuan
fagosit dari sel darah putih.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa :
Analgesik : Ibuprofen atau paracetamol

Antibiotik :

• Amoksisilin peroral 50 mg/kgbb/hari (10 hari)

• Azitromisin 500mg/hari (3hari)

• Klindamisin peroral 7mg/kgbb, 3 kali sehari (10 hari)

Terapi tambahan : kortikosteroid dan obat kumur antiseptik

2. Operatis :

 Tonsilektomi
tonsilektomi

Indikasi tonsilektomi menurut American Academy of Otolaryngology – Head and Neck


Surgery Clinical Indicators Compendium, yaitu:
Indikasi Absolut
• Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia
berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
• Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan
drainase
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
terutama untuk hipertrofi tonsil unilateral
tonsilektomi

Indikasi Relatif

• Terjadi minimal 3 episode berturut-turut atau lebih infeksi tonsil tiap


tahun dengan terapi antibiotik adekuat.
• Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian
terapi medis.
• Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus B-hemolitikus
yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik resisten β-laktamase.
tonsilektomi
KONTRAINDIKASI
Terdapat bebera[a keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi, namun bila
sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhitungkan dengan imbang antara manfaat dan risiko. Keadaan tersebut
adalah :
• Gangguan perdarahan.
• Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat.
• Anemia.
• Infeksi akut yang berat.
• Palatoskizis.
Tonsilektomi (cont….)

Teknik Operasi

• Diseksi : Coldsteel Dissection / Diseksi Konvensional, Radiofrekuensi, Skalpel


Harmonik, Coblation, aser (CO2-KTP), Electrosurgery (Bedah Listrik)
• Guillotine.
prognosis dan Komplikasi

• Infeksi yang berulang pada tonsil dapat mengakibatkan hipertrofi


tonsil dan mengakibatkan komplikasi. Komplikasi yang dapat timbul
terdiri atas supuratif dan non-supuratif.
• Komplikasi supuratif terutama pada anak-anak antara lain otitis
media akut, mastoiditis, meningitis bakterialis, endokarditis infektif,
abses peritonsilar, abses retrofaringeal, bakterimia, limfadenitis
servikalis, dan pneumonia.
• Sedangkan komplikasi non-supuratif, walaupun jarang terjadi,
antara lain demam reumatik akut, penyakit jantung reumatik,
glomerulonefritis akut, streptococcal toxic shock syndrome, serta
sindrom Lemierre.
DAFTAR PUSTAKA

• Adam, George L. MD. 1997. Boies, Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Hermani B, Fachrudin D, Hutauruk S, al e. Tonsilektomi Pada Anak dan
Dewasa. HTA Indonesia. 2004:1-25.
• Rusmajono, Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis dan Hipertrofi Adenoid. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 7 ed.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014. p. 199-203.
• Lee, K.J. MD. 2003. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery.
McGraw-Hill.
• Ramsey, D.D. 2003.. Tonsilitis. http://www.illionisuniv.com
• Soepardi, Arsyad, SpTHT. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai