KEPUASAN KERJA
KEPUASAN PASIEN
Infeksi nosokomial adalah infeksi pada pasien yang sedang dalam proses perawatan di
rumah sakit dan didapatkan setelah 72 jam sejak mulai perawatan. Penularan infeksi
nosokomial dapat melalui kontak, baik secara langsung maupun tak langsung. Contohnya
seperti seperti udara, air, lantai, makanan, serta benda-benda medis maupun non medis.
Infeksi juga dapat melalui tangan petugas kesehatan atau peralatan yang digunakan pada
pasien. Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang paling sering bersinggungan
langsung dengan pasien.
PENGERTIAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada
di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan yang lain. Infeksi nosokomial
juga dikenal sebagai Hospital-acquired infection atau sekarang lebih dikenal
sebagai Healthcare Acquired Infection (HAI) karena infeksi ini bisa didapat
sebagai konsekuensi dari pengasuhan tenaga kerja medis dalam menjalankan
tugas mereka. HAI juga sering dikaitkan dengan lingkungan rumah sakit,
tetapi bisa juga dikaitkan dengan tenaga yang memberi asuhan medis kepada
komunitas seperti dari rumah ke rumah (Frost dan Sullivan, 2010).
CIRI-CIRI INFEKSI NOSOKOMIAL
Ciri-ciri infeksi nosokomial antara lain : Saat masuk rumah sakit tidak ada
tanda gejala atau tidak dalam masa inkubasi infeksi tersebut, Infeksi terjadi
minimal 3 x 24 jam setelah pasien di rumah sakit. Dan Infeksi pada lokasi
yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda
(Sabarguna, 2007)
MEKANISME PENULARAN
b. Melalui Percikan (droplet) Transmisi droplet terjadi melalui kontak dengan konjungtiva, membran
mukosa hidung atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel besar yang mengandung
mikroorganisme. berbicara, batuk bersin dan tindakan sperti penghisapan lendir dan broknkoskopi
dapat menyebarkan organisme.
C.Melalui Udara (airborne) transmisi airborne terjadi melalui penyebaran partikel partikel kecil ke
udara, baik secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius.
Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan dapat disebarkan secara luas
dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh.
d. Melalui perantara organisme yang ditularkan oleh benda benda terkontaminasi seperti makanan, air
dan peralatan. e. Melalui vektor terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan binatang
pengerat lain menularkan mikroorganisme (Depkes RI, 2007).
FAKTOR YANG BERPERAN DALAM INFEKSI
NOSOKOMIAL
Menurut (Darmadi, 2008), beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya infeksi nosokomial, adalah :
1. Faktor-faktor yang ada di dalam diri pasien (faktor intrinsik) seperti umur, jenis kelamin, kondisi umum
penderita, risiko terapi, atau adanya penyakit lain yang menyertai penyakit dasar (multipatologi) beserta
komplikasinya. Faktor ini merupakan faktor predisposisi.
2. Faktor-faktor yang ada diluar diri pasien (faktor ekstrinsik) seperti pasien lain, lingkungan, makanan dan
minuman, pengunjung atau keluarga, peralatan medis, petugas kesehatan.
3. Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan, menurunnya standar pelayanan perawatan, serta padatnya
penderita dalam satu ruangan.
4. Faktor mikroba patogen seperti tingkat kemampuan invasi serta tingkat kemampuan merusak jaringan, lamanya
pemaparan antara sumber penularan dengan penderita
ETIOLOGI INFEKSI NOSOKOMIAL
Etiologi Terdapat banyak patogen berbeda yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial, yaitu, bakteri, virus, parasit dan
fungi.
1. Bakteri.
Dibawah ini adalah patogen infeksi nosokomial yang paling sering dijumpai:
a. Commensal bacteria
Sebagai contoh, cutaneus coagulase-negative staphylococci menyebabkan infeksi intravascular line, dan Escherichia coli
merupakan penyebab umum dari infeksi saluran kemih.
b. Pathogenic bacteria
misalnya Clostridium, Staphylococcus aureus, Enterobacteriacae, seperti Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Escherichia
coli, dan Serratia marcescen, Pseudomonas, Legionella.
2. Virus
Virus termasuk patogen penyebab infeksi nosokomial, diantaranya virus hepatitis B dan C.
Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enterovirus, cytomegalovirus, ebola,
influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus.
3. Parasit dan fungi
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia, Aspergillus spp. Sarcoptes scabies.
KLASIFIKASI INFEKSI NOSOKOMIAL
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
PENGERTIAN
Menurut Kreitner dan Kinicki kepuasan kerja adalah “suatu efektifitas atau respons
emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Davis dan Newstrom mendeskripsikan
“kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya
pekerjaan mereka”. Menurut Robbins kepuasan kerja adalah “sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yag diterima
pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”. Kepuasan kerja
merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan
seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tungg.al
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN KERJA
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki yaitu sebagai berikut
:
1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment) Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan
memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2) Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara
apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa
yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
3) Pencapaian nilai (Value attainment) Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan
pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
4) Keadilan (Equity) Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
5) Komponen genetik (Genetic components) Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor
genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan kepuasan
FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA
Diantaranya adalah sebagi berikut :
1) Pekerjaan itu sendiri (work it self) Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
2) Hubungan dengan atasan (supervision) Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja
adalah tenggang rasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.
3) Teman sekerja (workers) Teman kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4) Promosi (promotion) Promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5) Gaji atau upah (pay)
GREENBERG DAN BARON (PRIANSA, 2016) MENYATAKAN
TEORI MENGENAI KEPUASAN KERJA
12. Gaji pokok yang saya terima mencukupi kebutuhan saya sehari-hari.
13. Kebijakan perusahaan dalam menempatkan saya sesuai dengan keterampilan saya.
14. Rekan kerja saya tidak menemui kesulitan dalam pencapaian target yang ditetapkan perusahaan.
15. Supervisor memberikan arahan yang jelas dalam pencapaian target yang ditetapkan.
16. Kesempatan promosi yang besar yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.
17. Honor yang saya terima sesuai dengan tugastugas saat saya lembur.
18. Adanya perjanjian yang jelas dengan pihak perusahaan saat menetapkan aturan Pemutusan Hubungan
Kerja.
19. Ruangan (meja dan kursi) tempat saya bekerja nyaman.
20. Kesempatan yang saya miliki untuk memberitahu orang lain tentang apa yang harus mereka lakukan.
21. Pengarahan yang jelas diberikan ketika saya bekerja.
22. Adanya sosialisasi mengenai kebijakan promosi di temapat kerja secara bertahap.
23. Tunjangan Hari Raya yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan masa kerja saya.
KEPUASAN PASIEN
LATAR BELAKANG
Kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk diperhatikan karena
dapat menggambarkan kualitas pelayanan di tempat pelayanan kesehatan tersebut.
Mengetahui kepuasan pasien sangat bermanfaat bagi instansi terkait dalam rangka evaluasi
program yang sedang dijalankan dan dapat menemukan bagian mana yang membutuhkan
peningkatan. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya
hubungan perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang
baik bagi pembelian ulang, mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan,
reputasi perusahaan menjadi semakin baik, serta laba yang diperoleh akan meningkat
PENGERTIAN
Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja pelayanan kesehatan
yang diperolehnya sama atau melebihi dari apa yang menjadi harapannya dan sebaliknya,
ketidakpuasan akan timbul atau perasaan kecewa pasien akan terjapabila kinerja pelayanan
kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2003).
Kepuasan bisa dirasakan oleh pasien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan
kenyataannya, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka
pasien akan puas. Jika layanan yang diberikan pada pasien tidak puas. Kepuasan pasien
merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh pasien dengan kenyataan yang
diterima oleh pasien dengan kenyataan yang diterima oleh pasien pada saat menerima
pelayanan (Indarjati, 2001).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN
PASIEN
Menurut Yazid (dalam Nursalam; 2011),faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu:
a. Kesesuaian antara harapan dan kenyataan
b. Layanan selama proses menikmati jasa
c. Perilaku personel
d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan
e. Cost atau biaya
f. Promosi atau iklan yang sesuai dengan kenyataan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN KLIEN
Menurut Kolter (1994, dalam Hafizurrachman, 2004) menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan klien, meliputi:
a. Sarana Fisik (Tangible) Berupa bukti fisik yang dapat dilihat, yang meliputi gedung, perlengkapan, seragam pegawai
dan sarana komunikasi.
b. Kehandalan (Reability) Berupa kemampuan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan
memuaskan
c. Ketanggapan (Responsiveness) Berupa inisiatif para pegawai untuk membantu para pelanggan dengan tanggap.
Dalam memberikan pelayanan hendaknya tanggap terhadap kebutuhan klien sehingga dapat membantu klien bahkan
sebelum klien menyadarinya atau memintanya.
d. Jaminan (Assurance) Yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dipunyai para
perawat.
e. Kepedulian (Emphaty) Berupa kemudahan dalam membangun hubungan komunikasi yang baik antara pegawai
dengan klien, perhatian pribadi, dan dapat memahami kebutuhan pelanggan.
PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN
Pengukuran Kepuasan Klien Menurut Kotler, et.al (2004) mengidentifikasi beberapa
metode dalam pengukuran kepuasan klien, yaitu :
a. Sistem Keluhan dan Saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan
(customer- oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan
nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan
keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di
lokasi-lokasi strategis, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, websites.
b. Ghost Shopping Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan memperkerjakan beberapa orang untuk berperan atau berpura-pura
sebagai pelanggan potensial atau pengguna jasa dan melaporkan hal-hal yang berkaitan
dengan cara pelayanan, kelemahan dan kekuatan produk jasa pesaing berdasarkan
pengalaman mereka.
C. Lost Customer Analisis (Analisa Pelanggan)
Yaitu melakukan analisis pelanggan-pelanggan mengapa berhenti menggunakan produk jasa,
dengan melakukan studi terhadap bekas pelanggan mereka, misalnya dengan mendatangi mereka.
d. Survei Kepuasan Pelanggan
Penelitian survei ini dapat melalui pos, telpon, dan wawancara langsung. Responden juga dapat
diminta untuk mengurutkan berbagai elemen penawaran berdasarkan derajat kepentingannya.
Melalui survei institusi akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari klien,
juga memberikan tanda positif bahwa institusi menaruh perhatian kepada klien.
CONTOH INSTRUMEN KEPUASAN PASIEN
BERDASARKAN 5 KARAKTERISTIK (RATER) Reliability ( Keandalan)
1. Ketika perawat berjanji untuk membantu keperluan saudara/sausari di rumah sakit
dalam waktu tertentu, mereka melakukannya dengan tepat waktu.
4. Pelanggan harus dilayani sesuai waktu yang dijanjikan dan tidak tertunda-tunda
5. Rumah sakit harus menjaga keakuratan dan kerahasiaan data-data pelanggan yang
berobat
Assurance ( Jaminan)
7. Pelanggan harus merasa aman ketika berinteraksi dengan perawat di Rumah Sakit
9. Perawat dan petugas layanan harus mendapatkan fasilitas yang baik dari Rumah
Sakit untuk membantu pekerjaan mereka, seperti tersedianya peralatan pemeriksaan
dan alat kantor
Tangitabels ( Kenyataan)
10. Rumah sakit memiliki peralatan perawatan dan pemeriksaan yang terkini (up to
date)
11. Fasilitas fisik rumah sakit harus terlihat menarik perhatian pasien
13. Fasilitas fisik yang disediakan harus sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan
Empaty ( Empati)
14. Sikap perawat baik saat memberikan pelayanan kepada pasien
19. Saya puas karena layanan yang diberikan sesuai dengan harapan saya
21. Semua staf perawat memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar