Bila diagnosis tidak pasti, beri satu dosis bronkodilator kerja-cepat .Anak dengan
asma biasanya membaik dengan cepat, terlihat penurunan frekuensi pernapasan dan
tarikan
dinding dada.
Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
(WHO)
Perawatan Penunjang
• Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral.
• Dukung pemberian makanan tambahan pada anak kecil, segera
setelah anak bisa makan.
• Bila terjadi gangguan asam basa, atasi segera.
Bronkodilator kerja-cepat
• Beri anak bronkodilator kerja-cepat dengan salah satu dari tiga cara
berikut: nebulisasi salbutamol, salbutamol dengan MDI dengan alat
spacer,atau suntikan epinefrin/adrenalin subkutan
Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
(WHO)
Tatalaksana asma pada anak
Bronkodilator Oral
• Dosis salbutamol: 0.05-0.1 mg/kgBB/kali setiap 6-8 jam
Steroid
• Jika anak mengalami serangan wheezing akut berat berikan kortikosteroid sistemik
metilprednisolon 0.3 mg/kgBB/kali tiga kali sehari pemberian oral atau deksametason 0.3
mg/kgBB/kali IV/oral tiga kali sehari pemberian selama 3-5 hari.
Aminofilin
• Jika anak tidak membaik setelah 3 dosis bronkodilator kerja cepat, beri
aminofilin IV dengan dosis awal (bolus) 6-8 mg/kgBB dalam 20 menit Pemberian aminofilin harus
hati-hati, sebab margin of safety aminofilin amat sempit.
Antibiotik
• Antibiotik tidak diberikan secara rutin untuk asma atau anak asma yang bernapas cepat tanpa
disertai demam. Antibiotik diindikasikan bila terdapat tanda infeksi bakteri.
Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
(WHO)
DEFINISI PPOK
• PPOK sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan
ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya
• Mencakup : bronkitis kronik dan emfisema
EPIDEMIOLOGI PPOK
• Insiden PPOK meningkat 450% sejak tahun 1950 dan sekarang
merupakan penyebab kematian terbanyak keempat
• PPOK menyerang pria 2 kali lebih banyak daripada wanita
KLASIFIKASI PPOK
Derajat Klinis Faal paru
Derajat 0 Gejala klinis Normal
Berisiko (batuk, produksi sputum)
Derajat I Dengan atau tanpa gejala klinis VEP1/KVP < 70%
PPOK Ringan (batuk produksi sputum) VEP1 ≥ 80%
Derajat II Dengan atau tanpa gejala klinis VEP1/KVP < 70%
PPOK Sedang (batuk, produksi sputum gejala b+) 50% < VEP1 <80% prediksi
sesak
Derajat III Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk, VEP1/KVP < 70%
PPOK Berat produksi sputum b+) sesak 30% <VEP1<50% prediksi
Buku Ajar IPD jilid II edisi VI, 2014 halaman 1640 - 1650
DIAGNOSA
• Pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya
penurunan suara pernafasan pada sisi yang terkena.
• Fremitus melemah sampai menghilang, resonansi perkusi dpt normal
atau hipersonor
• Trakea (saluran udara besar yang melewati bagian depan leher) bisa
terdorong ke salah satu sisi karena terjadinya pengempisan paru-paru.
Pneumothorax
• Pemeriksaan penunjang:
• Rontgen Toraks : posisi PA. bila tidak ditemukan kelainan dalam posisi PA tetapi ada
kecurigaan kuat, dapat dilakukan rontgen lateral
• CT-scan : dilakukan pada keadaan trauma bila tidak memungkinkan untuk melakukan film
tegak radiografi dada
• USG : umum digunakan dalam evaluasi orang-orang yang telah berkelanjutan trauma fisik
• Bronkoskopi : dapat digunakan untuk menyelidiki sumber pendarahan di paru-paru dan
untuk mengumpulkan organisme penyebab pneumonia
• Lavage bronchoalveolar : dapat digunakan untuk mengumpulkan spesimen dari saluran
udara alveoli yang tidak dapat dilihat lewat bronkoskop
• Thoracoscopy : pemeriksaan visual dari permukaan paru dan ruang pleura. Dapat
digunakan dalam mengobati akumulasi cairan di ruang pleura (efusi pleura)
Buku Ajar IPD jilid II edisi VI, 2014 halaman 1640 - 1650
Tatalaksana
• Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan udara dari rongga pleura,
sehingga paru-paru bisa kembali mengembang.
• Pada pneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang
serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.
• Penyerapan total dari pneumotoraks yang besar memerlukan waktu
sekitar 2-4 minggu.
• Jika pneumotoraksnya sangat besar sehingga menggangu pernafasan,
maka dilakukan chest tube (pemasangan sebuah selang kecil pada
sela iga yang memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura)
http://emedicine.medscape.com/article/424547-overview
Efusi Pleura
• Definisi: merupakan koleksi abnormal cairan pada rongga pleura akibat dari produksi cairan
berlebih atau kurang absorbsi atau bisa dua-duanya
• Etiologi:
• altered permeability of pleural membrane(inflammation),
• reduction of IV oncotic pressure(cirosis, nephrotic syndrome),
• Increased capillary permeability or vascular disruption (eg, trauma, malignancy),
• Increased capillary hydrostatic pressure in the systemic and/or pulmonary circulation (congestive
heart failure),
• Reduction of pressure in the pleural space, preventing full lung expansion or "trapped lung"
(extensive atelectasis),
• Decreased lymphatic drainage or complete blockage, including thoracic duct obstruction or
rupture (malignancy, trauma),
• Increased peritoneal fluid, with migration across the diaphragm via the lymphatics or structural
defect (cirrhosis),
• Movement of fluid from pulmonary edema across the visceral pleura,
• Persistent increase in pleural fluid oncotic pressure from an existing pleural effusion, causing
further fluid accumulation
http://emedicine.medscape.com/article/299959-overview
www.slideshare.net
• Tanda dan gejala: dyspnea, batuk, sakit dada
• Pemeriksaan fisik: inspeksi(pengembangan dada asimetris),
palpasi(pengembangan salah satu paru tertinggal, fremnitus kurang
pada salah satu lapang paru), perkusi(dull, redup), auskultasi(pleural
friction rub)
• Pemeriksaan penunjang: CXR(perselubungan)
• Tatalaksana: antibiotic(bila ada infeksi -> ampycillin, clyndamycin),
vasodilator(nitroglycerin), diuretik(furosemide),
anticoagulan(heparin), thoracentesis, thoracostomy, pleurodesis,
pleural drainage,
http://emedicine.medscape.com/article/299959-overview
thelancet.com
EMFISEMA
Emfisema merupakan pembesaran permanen rongga udara yang
terletak distal dari bronkiolus terminal disertai destruksi dinding
rongga tersebut