Anda di halaman 1dari 37

PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN

TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

Anisah Luthfiyah
061740421855
6 KIB

Jurusan Teknik Kimia


Program Studi Teknologi Kimia Industri
Politeknik Negeri Sriwijaya
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang


berasal dari minyak nabati dan lemak hewani.
Biodiesel bersifat ramah lingkungan karena mudah
terurai (biodegradable), tidak beracun (non-toxic),
dan menghasilkan gas buang berbahaya yang lebih
sedikit dibandingkan diesel. Adapun pembuatan
biodiesel dari bahan baku minyak jelantah dari sisa
penggorengan dengan menggunakan proses
esterifikasi dan transesterifikasi serta dengan
bantuan gelombang ultrasonik.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini


adalah :

• Bagaimana konversi minyak jelantah yang dapat dihasilkan dan


waktu reaksi yang diperlukan dengan penggunaan gelombang
ultrasonik dalam proses produksi biodiesel ?
• Berapakah rasio mol minyak jelantah dan metanol yang diperlukan
dengan penggunaan gelombang ultrasonik ini dalam proses
produksi biodiesel?
• Bagaimana konversi minyak jelantah yang dapat dihasilkan terhadap
perbedaan suhu reaksi yang diperlukan dengan penggunaan
gelombang ultrasonic dalam proses produksi biodiesel ?
• Bagaimana pengaruh amplitude terhadap minyak jelantah dalam
proses produksi biodiesel ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

• Memperoleh besarnya konversi biodiesel yang dapat


dihasilkan dengan menggunakan gelombang ultrasonic
dalam proses produksi biodiesel.
• Mengetahui besarnya rasio mol minyak dan metanol yang
digunakan dalam produksi biodiesel dengan menggunakan
gelombang ultrasonik
• Memperoleh besarnya konversi biodiesel terhadap
perbedaan suhu dengan menggunakan gelombang
ultrasonic dalam proses produksi biodiesel.
• Mengetahui pengaruh amplitude terhadap minyak jelantah
dalam proses produksi biodiesel.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah


minyak jelantah sebagai biodiesel
• Mengurangi limbah minyak jelantah yang dapat merusak
lingkungan
• Dapat menggunakan teknologi produksi dengan
penggunaan bantuan gelombang ultrasonik yang
diharapkan mampu mempercepat reaksi kimia dan
mengurangi penggunaan katalis.
• Mengetahui proses esterifikasi dan transesterifikasi dalam
pembuatan biodiesel
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Biodiesel dan 2.2 Kelebihan 2.3 Minyak
2.4 Metanol
Karakteristik Biodiesel Jelantah
Biodiesel

2.7 Faktor yang


2.5 Pembuatan Mempengaruhi
2.6 Katalis
Biodiesel Reaksi Pembuatan
Biodiesel

Proses Proses 2.8 Gelombang


Esterifikasi Transesterifikasi Ultrasonik
2.1 Definisi Biodiesel dan Karakteristik Biodiesel

Biodiesel merupakan nama yang diberikan untuk bahan bakar


yang terdiri dari mono-alkyl ester yang dapat terbakar dengan
bersih.

Nama biodiesel telah disetujui oleh Departemen of Energy (DOE),


the Environmental Protection Agency (EPA) dan American Society
of Testing Material (ASTM) sebagai industri energy alternatif.

Berasal dari asam lemak yang sumbernya renewable limit, dikenal


sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan menghasilkan
emisi gas buang yang relatif lebih bersih dibandingkan bahan
bakar konvensional. Biodiesel tidak beracun, bebas dari belerang,
aplikasinya sederhana dan berbau harum.
2.2 Kelebihan Biodiesel

Kelebihan biodiesel dibandingkan bahan bakar


petroleum yaitu ;

- bahan bakar yang tidak beracun dan dapat


dibiodegadasi,
- memiliki setana yang tinggi,
- dapat mengurangi emisi karbon monoksida,
hidrokarbon dan NOx, dan terdapat dalam fase cair.
- Bahan bakar diesel sendiri relatif mudah terbakar,
apabila disemprotkan ke dalam udara panas yang
memiliki tekanan.
2.3 Minyak Jelantah

Minyak jelantah (waste cooking oil)


merupakan limbah dan bila ditinjau
dari komposisi kimianya, minyak
jelantah mengandung senyawa-
senyawa yang bersifat karsinogenik,
yang terjadi selama proses penggorengan,
jumlahnya sangat melimpah, dan
harganya sangat murah, disamping itu
untuk mengurangi beredarnya jelantah
yang dapat diproses ulang jadi minyak goreng.
2.4 Metanol

Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol,wood


alcohol atau spiritus,adalah senyawa kimia dengan
rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol
paling sederhana.

Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang


ringan,mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas.
Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti
beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.
2.5 Pembuatan Biodiesel

Menurut Hikmah dan Zuliyana (2010),


biodiesel merupakan monoalkil ester dari
asam-asam lemak rantai panjang yang
terkandung dalam minyak nabati atau lemak
hewani untuk digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel. Biodiesel dapat diperoleh
melalui reaksi esterifikasi dan reaksi
transesterikasi
2.5.1 Proses Esterifikasi


Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester.Reaksi esterifikasi mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam
trigliserida menjadi metil ester. Namun, membentuk campuran metil ester dan trigliserida.

2.5.2 Proses Transesterifikasi


Transesterifikasi (reaksi alkoholis) adalah lemak atau minyak nabati direaksikan dengan alkohol
yang akan menghasilkan ester dan gliserol sebagai produk samping dengan bantuan katalis basa.
Katalis digunakan untuk meningkatkan laju reaksi dan jumlah produk (Listiadi dan Putra, 2013).
2.6 Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat


suatu laju reaksi dan menurunkan energi
aktivasi, namun zat tersebut tidak habis
bereaksi. Ketika reaksi selesai, kita akan
mendapatkan massa katalis yang sama seperti
pada awal kita tambahkan.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Pembuatan Biodiesel

1. Pengaruh ●
Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus

air dan asam ●


memiliki angka asam yang lebih kecil dari 1.
semua bahan yang akan digunakan harus bebas dari
air.

lemak bebas
2. Pengaruh ●
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk
perbandingan molar reaksi adalah 3 mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk
memperoleh 3 mol alkil ester dan 1 mol gliserol.
alkohol dengan ●
semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan, maka
konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah.
bahan mentah
3. Pengaruh Pada rasio 6:1, metanol akan memberikan

perolehan ester yang tertinggi dibandingkan

jenis alkohol dengaan menggunakan etanol atau butanol.

4. Pengaruh Alkali katalis (katalis basa) akan


mempercepat reaksi transesterifikasi bila


jenis katalis dibandingkan dengan katalis asam.

5. Jenis Perolehan metil ester akan lebih tinggi jika


menggunakan minyak nabati murni (refined)


minyak nabati dibandingkan minyak kasar (crude).
6. Pengaruh Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan

pada temperatur 30 - 65° C (titik didih


temperatur metanol sekitar 65° C).

Pengadukan akan menambah frekuensi


7. Pengadukan tumbukan antara molekul zat pereaksi


dengan zat yang bereaksi

8. Waktu Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan


kontak antar zat semakin besar sehingga akan

Reaksi
menghasilkan konversi yang besar.
2.8 Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik adalah gelombang


mekanik dengan frekuensi di atas ambang
pendengaran manusia yaitu 20 – 20.000 kHz.
Gelombang ultrasonik dapat merambat dan
berinteraksi dengan molekul dan sifat enersia
medium yang dilaluinya karena gelombang ini
merupakan rambatan energi dan momentum
mekanik.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu 3.2 Alat dan


dan Tempat Bahan baku

3.3 Rancangan 3.4 Pengujian


Percobaan Biodiesel

3.5 Kerangka
3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan


Maret tahun 2020 sampai dengan bulan Mei
tahun 2020 bertempat di Laboratorium
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan baku

 BAHAN BAKU

- Minyak jelantah
- KOH padat
- Metanol 98%
- NaOH padat
- HCl 1 N
- Asetat anhidrid
- Natrium Asetat (C2H3NaO2)
- Indikator pp 1%
- Alkahol 95%
 
 ALAT

- rangkaian alat Ultrasonic Processor VCX-series 750 watt


- heater
- alumunium foil
- labu erlenmeyer
- gelas ukur
- gelas beaker
- timbangan analitik
- viscometer
- piknometer
- spatula
- stopwatch
3.3 Rancangan Percobaan

Proses pembuatan biodiesel dari minyak


jelantah dengan bantuan gelombang
ultrasonik dibagi menjadi dua tahapan, yaitu
tahap esterifikasi dan transesterifikasi.
Sebelum dilakukan sintesis, dilakukan
pretreatment terhadap minyak jelantah untuk
menghilangkan zat pengotor.
3.3.1 Pretreatment terhadap minyak jelantah

1 ●
Menyaring minyak jelantah yang akan digunakan


Memanaskan minyak jelantah pada suhu 110◦C untuk
2 mengurangi kandungan airnya


Setelah dipanaskan, minyak jelantah disaring lagi jika
3 masih ada kotoran


Selanjutnya, minyak jelantah tersebut didiamkan hingga
4 suhu kamar

Kemudian minyak yang telah bersih, diuji kandungan asam


5

lemak bebas, densitas, viskositas, dan kadar airnya.


3.3.2 Tahap esterifikasi

Memasukkan minyak jelantah ke dalam labu leher tiga, dan

1 dihubungkan dengan kondensor (rangkaian refluks kondensor),


kemudian dipanaskan diatas hotplate hingga mencapai
temperature 55 - 60◦C.

2 Mencampurkan methanol dan asam sulfat ke dalam


Erlenmeyer dan diaduk rata.

Setelah minyak jelantah mencapai temperature 55 - 60◦C ,campuran asam sulfat


3 dan methanol dicampurkan kedalam gelas kimia dengan minyak jelantah


tersebut, dan dibantu dengan alat Ultrasonic Processor VCX-series 750 watt
dengan frekuensi 20 kHz dengan suhu tetap (55 - 60◦C) selama 1 jam.
4 Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam

corong pemisah, diamkan selama selama ± 1jam.

Setelah itu, memisahkan lapisan fase minyak


5

dibagian atas dan fasa air dibagian bawah

Produk bagian fasa minyak yang telah


6

dipisahkan, dicuci dengan air.

7 Lalu, analisis kandungan asam lemak bebas ,yang dilakukan


dengan cara titrasi dengan larutan KOH alkoholis.


3.3.3 Tahap Transesterifikasi


Hasil tahap esterifikasi (minyak ) dimasukkan

1 ke dalam labu leher tiga, lalu masukkan


magnetic stirrer.


Menghubungkan labu leher tiga dengan kondensor

2 (rangkaian refluks kondensor), kemudian dipanaskan di


atas hot plate hingga mencapai temperature 55 - 60◦C.


Mencampurkan methanol dan katalis KOH 1%

3 dari berat minyak dengan rasio molar methanol


terhadap minyak 6:1
Setelah minyak mencapai temperature 55 - 60◦C, campuran

asam sulfat dan methanol dicampurkan kedalam gelas kimia

4 dengan minyak jelantah tersebut, dan dibantu dengan alat


Ultrasonic Processor VCX-series 750 watt dengan frekuensi 20
kHz dengan suhu tetap (55 - 60◦C) selama 1 jam.

Menggunakan variasi suhu pada minyak, waktu


5 reaksi dan variasi amplitudo untuk percobaan


yaitu suhu 30◦C dan 60◦C, dengan waktu reaksi
per 10 menit selama 1 jam.


Setelah itu, hasil reaksi dimasukkan
6 ke dalam corong pemisah, dan
diamkan selama ± 1 jam.
7 Setelah selesai, mengeluarkan gliserol yang terbentuk
(lapisan bawah)

8 Produk Biodiesel (lapisan atas) yang terbentuk dicuci


dengan suhu air pencuci 50◦C.

9 Menganalisis gliserol dengan acetin methods untuk


menentukan konversi

10
Menganalisis sifat fisik biodiesel yaitu, berat jenis,
viskositas, flash point, pour point, dan nilai kalor.
3.4 Pengujian Biodiesel
Pengamatan yang akan dilakukan pada penelitian ini
adalah pengukuran dan perhitungan pada :

3.4.1 Rendemen biodiesel

3.4.2 Massa jenis

3.4.3 Vikositas
3.4.1 Rendemen biodiesel

• Perhitungan rendemen dilakukan dengan cara


memisahkan biodiesel dari gliserol yang tersisa
di dalam botol selama 12 jam kemudian dicuci.

• Perhitungan rendemen biodiesel dilakukan


dengan menggunakan rumus:

Rendemen (%) = Bobot setelah


pencucian(g)/Bobot Minyak jelantah(g) x 100%
3.4.2 Massa jenis

• Pengukuran massa jenis dilakukan dengan


menggunakan piknometer. Massa jenis
biodiesel dihitung dengan menggunakan
rumus:
𝜌 bd = m/v

dimana: 𝜌 Biodiesel = massa jenis (g/ml)


m = massa sampel biodiesel (g)
V = volume sampel biodiesel (ml)
3.4.3 Vikositas

• Dengan memasukkan sampel ke Alat falling ball viscometer


• Viskositas sampel dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

v = k(𝜌ball- 𝜌bd)t0/ 𝜌bd

• dimana : ν = viskositas (cSt)


𝜌 bola = massa jenis bola (8,02 g/ml)
𝜌 biodiesel = massa jenis biodisel (g/ml)
K = koefisien bola (0,01336)
t0 = waktu aliran larutan (s)
3.5 Kerangka Data Pengamatan

• Pengamatan ini dilakukan dengan frekuensi


gelombang ultrasonic sebesar 20 kHz. Rasio molar
yang digunakan perbandingan 6:1 dengan dua
faktor perlakuan dimana faktor waktu reaksi
menggunakan 6 taraf dan faktor suhu reaksi 2 taraf.

• Waktu reaksi terdiri dari 10,20,30,40,50, dan 60


menit. Sedangkan suhu reaksi terdiri dari 30 dan
60◦C. Rancangan percobaan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah 12 perlakuan dan 3 kali
pengulangan seperti terlihat pada Tabel 1.
Keterangan :
T = Suhu reaksi (oC)
t = Waktu reaksi
U = Ulangan
3.6 Diagram Penelitian

Anda mungkin juga menyukai