Anda di halaman 1dari 14

KEPRIBADAN PERAWAT MENURUT KONSEP

KESEJAWATAN, KOLABORASI DAN KEMITRAAN


Ulfa Azizah, S.Kep., Ns., M.Kep

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Purwokerto
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN
Standar  Praktek Professional
1.      Pengkajian
2.      Diagnosa Perawatan
3.      Perencanaan
4.      Pelaksanaan Tindakan
5.      Evaluasi

8 Standar Kinerja Professional


1.      Jaminan Mutu
2.      Pendidikan
3.      Penilaian Kinerja
4.      Kesejawatan
5.      Etik
6.      Kolaborasi
7.      Riset
8.      Pemanfaatan Sumber-sumber
Kesejawatan/kolegalitas
• Kesejawatan terjadi karena profesi
• Strata pendidikan tidak menjadi halangan justru saling
mengautkan
• Terbentuk dalam proses yang panjang, sejak berada di
pendidikan, misalnya dengan kerja tim melalui IPE
Kesejawatan
Perawat berkontribusi dalam mengembangkan
profesionalisme dari sejawat sebagai kolega
Evaluasi tentang kualitas asuhan keperawatan melalui
pembahasan praktek keperawatan oleh para perawat
merupakan suatu cara untuk memenuhi kewajiban profesi
untuk menjamin konsumen diberikan asuhan yang prima.

Kriteria Struktur
1. Tersedianya mekanisme untuk telaah sejawat pada
tatanan praktek
2. Adanya perawat yang berperan sebagai telaah sejawat
yang mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
3. Perawat berperan secara aktif dalam kolaborasi sejawat.
Kriteria Proses
1. Perawat berperan secara aktif dalam melaksanakan
berbagi pengalaman dalam pengetahuan dan keterampilan
melalui mekanisme telaah sejawat.
2. Perawat memanfaatkan hasil berbagi pengalaman dengan
teman sejawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Kriteria Hasil
1. Adanya kesepakatan antar sejawat untuk saling berbagi
pengalaman
2. Dilakukan perbaikan tindakan berdasarkan hasil
pertemuan sejawat.
Kolaborasi
 Perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan semua pihak terkait serta tim
multi disiplin kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan klien.
 Dalam pemberian asuhan membutuhkan pendekatan multi disiplin oleh karena
kompleksitasnya kolaborasi dengan klien, keluarga serta
 Multi disiplin mutlak diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan
dan untuk membantu klien mencapai kesehatan optimal.
 Melalui proses kolaboratif kemampuan profesional dari masing-masing profesi
kesehatan digunakan untuk mengkomunikasikan, merencanakan,menyelesaikan
masalah dan mengevaluasi pelayanan.

 Kriteria Struktur
a.       Adanya kebijakan kerja tim dalam memberi asuhan kesehatan
terhadap klien.
b.      Perawat dilibatkan dalam menetapkan kebijakan yang terkait dengan
asuhan klien
c.       Ada jadual pertemuan berkala
d.      Tersedianya mekanisme untuk menjamin keterlibatan klien dan
keluarga dalam pengambilan keputusan tim.
Kriteria Proses
a.       Perawat berkolaborasi dan berkonsultasi dengan professi
lain sesuai kebutuhan untuk memberikan
asuhan yang optimal bagi klien.
b.      Perawat mengkomunikasikan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan sehingga sejawat dapat
mengintegrasikannya dalam asuhan keperawatan klien dan
keluarga
c.       Perawat melibatkan klien dan keluarga dalam tim
multidisiplin
d.      Perawat berfungsi sebagai advokat klien dan keluarga.
Kriteria Hasil
a.       Ada bukti bahwa perawat merupakan anggota atau bagian
integral dari tim multi disiplin
b.      Ada bukti terjadinya kolaborasi multi disiplin, seperti
tercermin dalam rencana terapi.
Kemitraan
Masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama
setiap individu,masyarakat,pemerintah dan swasta.
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
memang merupakan leading sector, namun dalam
mengimplementasikan kebijakan dan program, intervensi
harus bersama-sama dengan sektor lain
Dengan kata lain sektor kesehatan hendaknya menjadi
pemrakarsa dalam menjalin kerjasama atau kemitraan
(partnership) dengan sektor-sektor terkait.
• Kemitraan dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual
maupun kelompok.
• Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-
organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. (Notoatmodjo, 2003),
• Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan
dan saling menguntungkan. (Depkes, 2006)
Adapun unsur-unsur kemitraan
a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau
lebih
b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
c. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust
relationship) antara pihak-pihak tersebut
d. Adanya hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat.
Dasar membangun kemitraan
a. Kesamaan perhatian (common interest) atau
kepentingan,
b. Saling mempercayai dan saling menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga,
maupun sumber daya yang lain.
Prinsip, dan Landasan Dalam
Pengembangan Kemitraan
• 3 prinsip, yaitu : kesetaraan, dalam arti tidak ada atas bawah
(hubungan vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal);
keterbukaan dan saling menguntungkan.
• 7 saling, yaitu : saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi
(kaitan dengan struktur); saling memahami kemampuan
masing-masing (kapasitas unit/organisasi); saling
menghubungi secara proaktif (linkage); saling mendekati,
bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan
(empati, proximity); saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk
dibantu dan membantu (opennes); saling
mendorong/mendukung kegiatan (synergy); dan saling
menghargai kenyataan masing-masing (reward).
Langkah Dalam Pengembangan Kemitraan

1. Penjajagan/persiapan,
2. Penyamaan persepsi,
3. Pengaturan peran,
4. Komunikasi intensif,
5. Melakukan kegiatan, dan
6. Melakukan pemantauan & penilaian.
Thank you.........

Anda mungkin juga menyukai