Anda di halaman 1dari 28

GEREJA

ASAL KATA GEREJA


- Yunani “ekklesia”
- Latin “ecclesia”
- Portugis “igreja”
- Indonesia “Gereja”
ARTI DAN MAKNA GEREJA
Jika mendengar kata “Gereja”, apa yang terbayang dalam
pikiran kita ?
Apakah sebuah gedung untuk berdoa atau sekumpulan
orang ? Biasanya secara spontan,
Gereja dihubungkan dengan
tempat orang Kristiani
beribadat, tempat untuk
merayakan ekaristi dan
melangsungkan doa – doa.
Sebenarnya kata Gereja jika ditulis dengan
berawalan huruf kecil “gereja” berarti bangunan
tempat beribadat.
Sedangkan jika ditulis dengan berawalan huruf
katpital “Gereja” berarti yang dimaksud lebih
kepada sekumpulan orang yang berdoa, dipanggil
Allah dan merasakan kehadiran Allah yang
membuatnya selalu menjadi lebih baik dan menuju
tanah terjanji.
GEREJA KONSILI VATIKAN II
Perlu kita ketahui bahwa Gereja yang pertama kali
dibentuk adalah Gereja Perdana yang di bentuk langsung
oleh murid – murid Yesus yang pertama kali dan dipimpin
oleh rasul Petrus.
Tetapi dengan berkembangnya waktu dari
zaman ke zaman, Gereja sudah
mengalami pergeseran arti, makna dan
sifatnya.
Sebelum Konsili Vatikan II, Gereja dipahami dengan
bentuk piramidal, yaitu bahwa yang sedikit berada diatas
dan bisa menguasai bagian – bagian yang di bawahnya.
Para Hierarki (Paus, Uskup, dan Para tertahbis) yang
sebenarnya mempunyai jumlah sedikit, dapat menguasai
seluruh bagian umat yang tentu saja jumlahnya lebih
besar.
Dalam pola pikir seperti itu, hierarkilah yang berkuasa
menentukan segala sesuatu bagi seluruh umat Gereja.
Gereja seperti itu sering disebut dengan Gereja
Institusional dengan hierarki sentris atau pastor sentris,
yang berarti hierarki / pastorlah yang menjadi pusat
pergerakan Gereja.
Gereja Institusional dengan hierarki sentris memiliki
susunan seperti berikut ;

Uskup

Imam

Biarawan –
Biarawati

Umat Allah
Dengan sifat dan ciri Gereja sebagai berikut ;
- Struktural
- Triumfalistik (memegahkan diri) dan tertutup
- Organisatoris dan Statis
- Kaku
- Kristus hanya diperjualbelikan
- Orang bukan mementingkan Kristus tetapi mementingkan
Hierarki
Tapi kemudian Paus Yohanes XXIII
menyatakan Konsili Vatikan II yang mengubah
pandangan mengenai susunan Gereja.
Mulai saat itu Gereja dipahami sebagai Kristus
sentris, yang berarti bahwa Kristuslah yang
menjadi pusat hidup Gereja.
Kaum hierarki awam dan biarawan bersama –
sama mengambil bagian dalam tugas Kristus
dengan cara yang berbeda – beda sesuai dengan
potensi dan kemampuannya untuk saling
melengkapi dan membantu dalam tugas dan
karya penyelamatan Kristus melalui manusia.
Gereja dengan Kristus Sentris dapat digambarkan sebagai
berikut;

KRISTU
S
Dengan sifat dan ciri Gereja sebagai berikut ;
- Terbuka dan Universal
- Hidup dalam persaudaraan Iman dan harapan bersama
- Pusat hidup adalah Kristus
- Saling membantu dalam mewujudkan karya
penyelamatan Allah
- Keikutsertaan semua bagian (hierarki dan awam) dalam
hidup menggereja
S I FAT – S I FAT G E R E J A
Gereja merupakan persekutuan semua orang beriman
dalam Roh Kudus yang berkarya demi Kerajaan Allah .
Gereja bukan dilihat dari gedungnya yang bagus / megah,
tetapi dilihat dari persekutuannya dengan Allah.
Gereja mempunyai 4 Sifat :

1. Gereja yang Satu


2. Gereja yang Kudus
3. Gereja yang Katolik
4. Gereja yang Apostolik
1. GEREJA YANG SATU
Gereja merupakan kumpulan dari berbagai macam suku
bangsa, tetapi mereka tetap satu iman.
Kesatuan Gereja bukanlah terletak dalam arti seragam, tetapi
dalam kesatuan dalam kebinekaan.
Gereja yan percaya akan kehendak Allah sebagaimana yang
tertulis dalam Kitab Suci, bahwa orang – orang beriman kepada
Allah hendaknya berhimpun menjadi umat Allah dan menjadi satu
tubuh dengan Allah.
Kesatuan Gereja lebih mengarah kepada persekutuan dalam
persaudaraan, saling meneguhkan, kesatuan dalam kebaktian dan
dan kehidupan sakramental, serta melengkapi dalam penghayatan
iman
Kesadaran akan kesatuan iman membuat Gereja tampak lebih
bersikap universal dan diutus keseluruh dunia.
2. Gereja Yang Kudus
Gereja memiliki sifat kudus karena Tuhan memberikan
Roh Kudus itu sendiri sebagai jiwa Gereja, sehingga
kekudusan Gereja tidak tergantung pada anggota Gereja
melainkan tergantung pada Roh Kudus yang menjadi
sumber kekudusan Gereja.
Gereja bisa disebut kudus dilihat dari sumber dan dari
mana ia berasal serta tujuan dan arah hidup yang Kudus.
Sumber dari mana Gereja berasal adalah Kudus
Gereja didirikan oleh Kristus dan menerima kekudusannya
dari Kristus atas doa – doa – Nya.
Tujuan dan arah Gereja mengarah pada kehidupan
yang Kudus.
Gereja Kudus bertujuan untuk memuliakan kemulian
dan penyelamatan umat manusia yang diberikan oleh
Allah.
Jiwa Gereja adalah Kudus, sebab jiwa Gereja adalah
Roh Kudus itu sendiri.
Unsur – unsur ilahi yang otentik didalam Gereja adalah
Kudus, seperti ajaran dan sakramen Gereja.
Anggota Gereja adalah Kudus, karena ditandai oleh
Kristus melalui pembabtisan dan dipersatukan dalam
3. Gereja Yang Katolik
Katolik secara harafiah berarti :
- umum
- universal
- menyeluruh
- lengkap
- terbuka
Gereja yang memiliki sifat katolik karena tersebar
diseluruh muka bumi dan juga kerena mengajarkan ajaran –
ajaran Gereja secara lengkap dan menyeluruh kepada semua
orang tentang segala ajaran iman dan kasih Gereja.
Gereja disebut katolik karena dengan perantaraan Kristus
yang hadir di seluruh dunia.
Ajaran – ajaran Gereja dapat diwartakan oleh semua orang
secara universal kepada semua orang di seluruh dunia.
Gereja bersifat katolik karena terbuka bagi dunia, tidak
sebatas pada tempat tertentu.
Kekatolikan Gereja tampak dalam iman dan ajaran gereja
yang bersifat umum dan dapat diterima oleh siapa saja,
serta rahmat dan keselamatan yang diberikan Allah kepada
setiap manusia.
4. Gereja Yang Apostolik
Apostolik atau rasuli berarti bahwa
Gereja berasal dari para rasul dan tetap
berpegang teguh pada kesaksian iman
mereka.
Kesadaran bahwa Gereja yang
Apostolik, adalah Gereja yang dibangun
diatas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus sebagai batu penjuru.
Sifat Apostolik Gereja sama dengan
Gereja Perdana yang didirikan oleh rasul
Petrus.
Kesamaan sifat Gereja ini dilihat dari kelangsungan
hidup persaudaraan dan pengakuan iman.
Keapostolikan Gereja berarti bahwa seluruh Gereja dan
setiap anggotanya tidak hanya bertanggung jawab atas
ajaran – ajaran Gereja, tetapi juga atas pelayanannya.
TUGAS GEREJA

APA SEBENARNYA TUGAS GEREJA


YANG SESUNGGUHNYA ???

Gereja dalam mewartakan


karya keaselamatan Allah
memliki 5 tugas utama ;
1. Gereja Yang Menguduskan (Liturgia)
Tugas Gereja yang menguduskan dapat diwujudkan
dengan berdoa dan beribadat.
Kekudusan Gereja juga semakin tampak dari tugas yang
disebut tugas imamat Kristus.
Imamat Kristus berarti kita berani mempersembahkan
diri kepada Kristus dan mewarkatakan karya
penyelamatan – Nya.
Imamat Kristus merupakan tugas pengudusan dalam
hidup menggereja yang dapat dilakukan dalam bentuk;
berdoa, perayaan ekaristi, perayaan sakramen dan devosi.
2. Gereja Yang Mewartakan (Kerygma)
Tugas Gereja yang mewartakan tidak lepas dari perintah
Yesus untuk mewartakan Injil, tugas mewartakan dan
magisterium.
Perintah Yesus untuk mewartakan Injil terlihat jelas
ketika Yesus mengutus para murid – Nya untuk
mewartakan kerajaan Allah.
Tugas mewartakan merupakan bentuk Sabda
Allah dalam Gereja yang memiliki 3 bentuk;
Sabda para rasul, Sabda dalam Kitab Suci,
dan Sabda Allah dalam pewartaan aktual
Gereja.
Magisterium adalah kuasa atau wewenang mengajar
dalam Gereja.
Magisterium ini merupakan tugas imam dan para
tertahbis yang sudah dimateraikan oleh Allah
menjadi pelayan Allah yang sejati.
3. Gereja Yang Persekutuan (Koinonia)
Gereja dengan tugas persekutuan merupakan persekutuan
yang mempersatukan umat manusia atas dasar Sabda Allah
dan Roh Kudus yang menjadi jiwa Gereja.
Tugas persekutuan Gereja berarti Gereja
menumbuhkembangkan persekutuan yang ada di dalam
Gereja, sehingga persekutuan itu dapat
berperan serta membangun Gereja
sesuai dengan karya penyelamatan Allah.
4. Gereja Yang Kesaksian (Martyria)
Gereja dengan tugas memberikan kesaksian berarti kita
diajak menjadi saksi Kristus.
Saksi Kristus merupakan tugas untuk menyampaikan atau
menunjukkan apa yang dialami / diketahuinya tentang
Kristus kepada orang lain.
Tugas kesaksian dapat juga kita tunjukkan melalui tingkah
laku dan cara
hidup kita yang sesuai dengan
hukum cinta kasih yang
Yesus ajarkan.
5. Gereja Yang Melayani (Diakonia)
Tugas melayani mempunyai dasar yang sangat kuat
dalam Kitab Suci. Yesusu sendiri menegaskan
kepada murid – Nya supaya mereka saling
melayani satu dengan yang lain. (Markus 10:35 –
45)
Dalam Konsilli Vatikan II dijelaskan kembali
bahwa makna dan arti kegembalaan /
kepemimpinan dalam Gereja merupakan tugas
pelayanan.
Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat
pelayanan Kristus yang bersifat kristiani, yang
berarti tugas untuk melayani sesama sebagai
tanggung jawab dan konsekuensi sebagai murid
REFLEKSI
Apa arti Gereja untuk Anda ?
Seberapa seringkah Anda pergi ke Gereja dalam 1
minggu ?
Berapa kalikah Anda mengikuti perayaan ekaristi di
Gereja selama 1 bulan ?
Sudah Anda mengikuti perayaan ekaristi dengan sepenuh
hati ?
Sudahkah Anda menjadi saksi Kristus dalam kehidupan
Anda sehari – hari ?
Beranikah Anda melayani sesama yang membutuhkan
bantuan Anda ?

Anda mungkin juga menyukai