Anda di halaman 1dari 25

ASMA BRONKIAL

ASMA
 Gangguan kronik di jalan nafas yang
melibatkan interaksi yang kompleks
dari jalan nafas yaitu hiperresponsive
bronkus yang diakibatkan karena
proses inflamasi
 Obstruksi jalan napas yang sifatnya
reversibel
 Asthma is a chronic lung
disease that obstructs
airflow

 The obstruction is
reversible

 It involves difficulty in
breathing due to
– Inflammation (swelling)
– Mucus in the airways
– Tightening of muscles
around the airways
Angka kejadian
Terjadi di semua usia baik anak sampai
dewasa
Angka kejadian di Amerika sekitar 20
juta orang dan lebih dari 300 juta orang di
dunia
Diperkirakan akan ada kenaikan sekitar
100 juta orang di dunia akibat
meningkatnya penduduk yang tinggal di
perkotaan
Faktor resiko asma
Riwayat keluarga
Terpapar alergan
Penduduk perkotaan
Terpapar polusi udara
Asap rokok
Infeksi virus yang berulang
Obesitas
Berdasarkan penyebabnya asma dibagi menjadi 3
tipe :
Faktor ekstrinsik/ asma imunologik/ alergi
 Reaksi antigen- antibodi
 Inhalasi alergen (debu, serbuk, bulu binatang, obat-obtan, spora
jamur)
Faktor instrisik/ non imunologi/ non alergi
 Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia mycoplasma
 Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
 Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
 Emosional : takut, tegang, cemas
 Aktivitas berlebihan
 Berkembang mjd bronkitis kronik dan emfisema da asma
gabungan
Asma gabungan (umum terjadi)
Berdasarkan tingkat keparahan
penyakit
Asma intermiten
Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu
Eksaserbasi ringan dalam bbrp jam/ hari
Gejala malamhari , 2 kali dalam 1 bulan
Fungsinparu normal dan asimtomatik

Asma ringan
Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tapi < 1kali
dalam 1 hari
Eksaserbasi mengganggu aktivitas atau tidur, gejala
asma malam hari > 2 kali dalam sebulan
Lanjutan….
Asma sedang (moderate)
Gejala muncul setiap hari, eksaserbasi
mengganggu aktivitas dan tidur
Gejala asma malam > 1 kali dalam seminggu
Menggunakan inhalasi

Asma parah (severe)


Gejala terus menerus terjadi
Eksaserbasi sering terjadi
Gejala asma malam hari sering terjadi
Aktifitas fisik terganggu
Mekansime patologis
- Mediator inflamasi ( hiperreaktivitas
bronkus)
- Kerusakan sel-sel epitel bronkus ↑
permeabilitas mukosa → menambah
kerusakan lumen saluran nafas.
- Sel mast , sel sub mukosa, reseptor iritan
kolinergik pada sel otot polos bronkus.
- Hipertropi membran dasar → lumen bronkus
- Inflamasi
- Hipersekresi mukus.
Peranan sistem saraf
Sal nafas diatur oleh:
- Sist. Saraf Simpatis
- Sist. Saraf Para Simpatis

Tonus otot polos sal. nafas diatur oleh nervus vagus (eferen)
→ merupakan s. para simpatis / neurotransmiter asetilkolin
→ stimulasi saraf ini → Bronkokontriksi

- Stimulasi reseptor irritan → kimia → histamin → bronkokontriksi.

Adrenergik:
- Stimulus reseptor α → bronkokontriksi
- Blokade reseptor ß → bronkokontriksi
- Stimulus reseptor ß2 → bronkodilatasi

.
Symptoms of asthma
In the beginning:
Non productive Coughing
Expiration Wheezing
Chest constriction
Tachycardia and tachypnea
Prolonged expiration
Alkalosis resporatorik
In the severe attack:
-Menggunakan otot bantu pernafasan
-Wheezing saat ekspirasi dan inspirasi
-A pulsus paradoxus (penurunan sistolik lebih
dari 10 mmHg saat saat inspirasi)
-Status asthmaticus ( saat pengobatan yang
biasa tidak berespon lagi)
-Hipercapnia (Pa CO2 > 70 mmHg) dan
Asidosis respiratorik tanda untuk mendapatkan
ventilasi mekanik
What substances trigger asthma?
Edeme, mucus, muscle spasme

Resistance to airflow

Impaired expiration

Air trapping

Alveolar Hyperinvfaltion

Uneven ventilation/perfusion

Increased WOB

Hypoxemia

Hypercapnia

Respiratory failure
 Asthma can be controlled (but not cured) by:
– Avoiding triggers or reducing exposure to triggers
– Using medication to control symptoms

 Medications - generally two types are used


– Controller or long-term drugs
• Taken to prevent excess production of mucus & to reduce
the inflammation and constriction of airway muscles
– Rescue or quick-relief drugs
• Taken to relax muscles around the airways to improve
breathing
Manajemen
1.Terapi oksigen
2. Beta antagonist bronchodilator
3. Kortikosteroid

Evaluasi:
Sprirometri:
Penurunan expirasi flow rate diukur
dengan FEV1 (Forced Expiration
Volume) dan FVC.
Manajemen
NAEPP (2007) memkalsifikasi asma berdasarkan keparahan
gejal klinik menjadi:
1. Intermitten
2. Mild persistent
3. Moderate persistent
4. Severe persistent

Guidelines menurut NAEPP (natioal asthma education and


preventive program):
1.Hindari allergan atau pencetus lainnya.
2.Short acting beta antagonist inhaler (intermitten)
3.Edukasi pasien (kepatuhan untuk berobat )
4.Anti inflamasi dan kortikosteroid ( all catagories persistent)
5. Long acting beta agonist (severe asthma)

Anda mungkin juga menyukai