Anda di halaman 1dari 33

MODEL FARMAKOKINETIKA

OBAT
Definisi Model Farmakokinetik

• Adalah model matematika yang menggambarkan hubungan


antara dosis dan konsentrasi obat dalam setiap individu.

• Kurva kadar obat di dalam spesimen hayati terhadap waktu


yang terjadi setelah pemberian obat tidak dapat diterangkan
menjadi nilai parameter ADME tanpa bantuan model, baik
model kompartemen atau pun model non kompartemen
Tujuan Pemodelan (modelling)

• Untuk menyederhanakan struktur tubuh (hewan atau manusia)


yang kompleks menjadi model matematik yang sederhana,
sehingga mempermudah menerangkan nasib obat (ADME) di
dalam tubuh
• Obat dalam keadaan dinamis dalam tubuh
• Dalam sistem biologi yg kompleks untuk mempelajari &
memahami pergerakan obat dlm tubuh scr kuantitatif
dibutuhkan penyederhanaan anggapan yaitu menggunakan
model
• Model menggunakan model matematika
• Model untuk mensimulasikan proses tingkat ADME
• Model untuk mengembangkan persamaan untuk
menggambarkan konsentrasi obat sebagai fungsi waktu
Model Farmakokinetika obat

1. Model kompartemen
• Model mammilary
• Model caternary
• Model fisiologik ( model perfusi)

2. Model non kompartemen


3. Model FK-FD (farmakokinetik-farmakodinamik) dan Faal
Model Kompartemen

• Kompartemen bukan mrp area anatomis atau fisiologis yg


nyata
• Kompartemen adalah suatu anggapan yg menggambarkan
adanya kesamaan perfusi atau aliran darah & afinitas obat pd
jaringan2 dlm tubuh
• Organ2 yg berbeda secara anatomis atau fisiologis dpt
dikelompokkan ke dlm satu kompartemen yg sama
• Pada model kompartemen tubuh dianggap terdiri dari satu atau
lebih kompartemen
1. Kompartemen sentral : kompartemen yg perfusinya cepat
(jantung, paru, ginjal, hati, darah)

2. Kompartemen perifer / tepi : kompartemen yg perfusinya


lambat (tulang, lemak)
• Model kompartemen disebut model kompartemen terbuka
karena dalam tubuh obat mengalami eliminasi sehingga terjadi
pengurangan jumlah obat dan semakin lama obat dlm tubuh
akan habis
Model mammilary

Terdiri dari :
Model 1 kompartemen terbuka
Model 2 kompartemen terbuka

Model 3 kompartemen terbuka


Model 1 kompartemen Terbuka

• Dalam model ini tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen


• Obat yg dimasukkan ke dalam tubuh akan segera mencapai
setimbang antara obat dlm darah dg obat dlm jaringan atau tubuh
yg lain
• Distribusi obat berjalan sangat cepat dan tidak dapat dibedakan
dg fase eliminasi
• Pada penggunaan obat per oral atau ekstravaskuler hanya
tampak fase absorpsi & eliminasi saja pd kurva Cp vs t
• Karena distribusi sangat cepat mk model 1 kompartemen
dianggap hanya terdiri dari satu kompartemen sentral saja yg
terdiri dari darah atau plasma darah
• Parameter distribusi hanya Volume distribusi (vd)
• Kurva semilogaritmik yang terbentuk kurva monofase atau
monoeksponensial, krn berasal dr persamaan dg satu eksponen
saja
Obat yang diberikan secara injeksi IV

kel
D
Central
Vd Cp

Log Cp

t
Persamaan model I kompartemen terbuka
Obat diberikan secara oral

kel
D
Absorpsi Central
Vd Cp

Log Cp

t
Model 2 kompartemen Terbuka

• Tubuh dianggap terdiri dr dua kompartemen yaitu kompartemen sentral &


perifer
• Obat yg diberikan dlm tubuh masuk kompartemen sentral tdk segera
didistribusikan merata atau seimbang antara kompatemen sentral & perifer
• Hal ini terjadi krn distribusi di kompartemen sentral kecepatannya berbeda
dg di kompartemen perifer
• Oleh krn itu obat tdk segera menyebar ke dlm kompartemen perifer
sehingga tdk segera terjadi kesetimbangan antara kompartemen sentral dg
kompartemen perifer
• Kurva Cp vs t pada kertas semilog membentuk kurva bifasik
yaitu fase distribusi berupa garis yg curam & fase eliminasi yg
lebih landai
• Cara lain selain kurva untuk menentukan model kompartemen
dua terbuka adalah dg analisis tetapan laju distribusi antar
kompartemen & tetapan laju eliminasi sbg berikut :
• K12 + K21 > 20K model satu kompartemen
• K12 + K21 < 20K model dua kompartemen
• Keterangan :
• K12 : tetapan laju distribusi dari kompartemen 1 ke 2
• K21 : tetapan laju distribusi dari kompartemen 2 ke 1
• K : tetapan laju eliminasi obat
Obat diberikan secara IV

D Central k1 Tissue
Vd Cp Vd Cp
k2

kel
Log Cp

distribusi

eliminasi

t1/2 t1/2 t
• Fase distribusi disebut fase disposisi cepat
dengan simbol : α berlangsung beberapa
menit sampai jam
• α : tetapan laju distribusi

• Fase eliminasi disebut fase disposisi lambat


dengan symbol : β berlangsung beberapa jam
• β : tetapan laju eliminasi
Persamaan matematik kurva tersebut adalah
bieksponensial :

A : intersep garis distribusi dengan sumbu ordinat (y)


B : intersep garis eliminasi dengan sumbu ordinat (y)
Obat diberikan secara Oral
D k3 k1
Absorbsi Central Tissue
Vd Cp Vd Cp
k2

kel
Log Cp

distribusi

eliminasi

t1/2 t1/2 t
Model 3 kompartemen Terbuka
• Contohnya pemberian obat dg dosis tunggal intravena

• Proses distribusi awal berlangsung sangat cepat karena obat


terdistribusi kedalam organ-organ yang aliran darahnya cepat (hati,
ginjal, cairan ekstraseluler) termasuk dalam kompartemen sentral
• Kadar obat dalam darah atau kompartemen sentral akan menurun
tajam
• Kemudian diikuti dg kecepatan yg lebih lambat ketika sedang masuk
ke dalam kompartemen jaringan
• Dan melambat lg ketika obat terdistribusi di dalam kompartemen
yang lebih dalam (jaringan lemak dan tulang)
Model Caternary

• Pada model ini tubuh dianggap terdiri atas kompartemen-


kompartemen, bergabung & dihubungkan satu dg lainnya
menjadi satu deretan kompartemen secara berurutan.
• Model ini jarang digunakan
• Model ini tidak dapat dipakai pada organ secara fungsional
berhubungan dg plasma
Model Fisiologik / Model Perfusi

• Model ini didasarkan data anatomi & fisiologik bagi obat


tertentu yg diketahui
• Perbedaannya dg model kompartemen adalah :

1. Tdk diperlukan data yg tepat, data konsentrasi obat dlm


jaringan ditentukan secara perbandingan melalui percobaan
berupa partisi obat dlm jaringan dg darah
2. Kondisi patofisiologik tertentu menimbulkan perbedaan aliran
darah, jaringan dan perbandingan obat dlm jaringan dg dlm
darah, perubahan tsb hrs dipertimbangkan
3. Data bbrp spesies hewan dpt diekstrapolasikan pd manusia thd
beberapa macam obat
• Model ini telah digunakan untuk menggambarkan kadar obat
dlm jaringan antara lain :

1. Digoksin
2. Lidokain
3. Metotreksat

4. Thiopental
Jaringan atau organ yg tidak ditembus obat tidak dimasukkan dlm
model perfusi ini, seperti tulang, susunan syaraf pusat, otak.
Penetapan Model Kompartemen

1. Metode grafik
• Kertas grafik semilogaritmik
2. Metode regresi non – linier
• Perangkat lunak komputer
Faktor yg mempengaruhi ketepatan penggunaan model
kompartemen

• Jalur pemberian obat


• Kecepatan absorbs obat
• Ketepatan dan kerapatan titik data
• Sensitivitas metode analisis

Anda mungkin juga menyukai