BAKTERIALIS
AUDREY GRACILLIA RACHEL 04054822022099
NAZLATUL NUR AINI 04054922022
02 Laporan Kasus
CONTENTS
03 Tinjauan Pustaka
04 Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
M e n i n g o e n s e f a l i ti s b e r a s a l d a r i k a t a m e n i n g i ti s d a n e n s e f a l i ti s .
M e n i n g e n d a p a t d i a r ti k a n s e b a g a i p e r a d a n g a n p a d a s e l a p u t
meningen (piamater dan arakhnoid)
E n s e f a l i ti s b e r a r ti p e r a d a n g a n p a d a o t a k
12,5%
10,9%
LAPORAN KASUS
I d e nti fi ka s i
Nama : Ny LN
Usia : 55 tahun (1 Januari 1965)
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sejagung, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
Agama : Islam
MRS : 6 Maret 2020
Anamnesis
Penderita dirawat di bagian Neurologi RSMH karena penurunan kesadaran
terjadi secara perlahan-lahan.
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : Brachiocephali
Ukuran : Normal
Simetris : simetris
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Pe m e r i ks a a n M o to r i k
Pe m e r i ks a a n S e n s o r i k
Tidak terdapat gangguan sensorik pada lengan dan tungkai.
F u n g s i Ve ge tati f
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ko l u m n a Ve r te b ra l i s
Kyphosis : (-) Tumor : (-)
Lordosis : (-) Meningocele : (-)
Gibbus : (-) Hematoma : (-)
Deformitas : (-) Nyeri Ketok : (-)
G e j a l a R a n s a n g M e n i n ge a l
G a i t d a n Ke s e i m b a n ga n
G e ra ka n A b n o r m a l
Tremor : (-) Ballismus : (-)
Chorea : (-) Dystoni : (-)
Athetosis : (-) Myocloni : (-)
Fungsi Luhur
Afasia motorik : (-)
Afasia sensorik : (-)
Apraksia : (-)
Agrafia : (-)
Alexia : (-)
Afasia nominal : (-)
Gangguan tingkah laku : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan:
Lesi hipodens di kortikal lobus parietal kiri
e.c. susp Cerebritis dd/ lesi iskemik
DIAGNOSIS • Observasi penurunan kesadaran
KLINIS • Gerakan Ransang Meningeal (+)
Farmakologis:
• IVFD NaCl 0,9% gtt XX/m
• Ranitidin 50mg/12 jam IV
• Neurodex 1 tab/24 jam PO
• Paracetamol 1g/8 jam PO
• Ceftriaxon inj. 1 g/12 jam IV
• Metilprednisolon inj. 125mg/8 jam IV
P RO G N O S I S
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Meningen
E T I O LO G I
Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau beberapa kasus yang jarang
disebabkan oleh jamur.
PATO F I S I O LO G I
Pada perjalanan patogenesis meningitis bakterial terdapat fase bakterial dimana pada fase ini bakteri
mulai berpenetrasi ke dalam cairan serebropsinal melalui pleksus choroid. Cairan serebrospinal
kurang baik dalam menanggapi infeksi karena kadar komplomen yang rendah dan hanya antibody
tertentu saja yang dapat menembus barier darah otak.
Dinding bakteri gram positif dan negatif terdiri atas zat patogen yang dapat memacu timbulnya respon
inflamasi. Asam teichoic merupakan zat patogen bakteri gram positif dan lipopolisakarida atau
endotoksin pada gram negatif. Saat terjadinya lisis dinding sel bakteri, zat-zat pathogen tersebut
dibebaskan pada cairan serebrospinal.
Terapi antibiotik menyebabkan pelepasan yang signifikan dari mediator dari respon inflamasi.
Adapun mediator inflamasi antara lain sitokin (tumor necrosis factor, interleukin 1, 6, 8 dan 10), platelet
activating factor, nitric oxide, prostaglandin, dan leukotrien. Mediator inflamasi ini menyebabkan
terganggunya keseimbangan sawar darah otak, vasodilatasi, neuronal toxicity, peradangan
meningeal, agregasi platelet, dan aktifasi leukosit. Sel endotel kapiler pada daerah lokal terjadinya
infeksi meningitis bacterial mengalami peradangan (vaskulitis), yang menyebabkan rusaknya agregasi
vaskuler. Konsekuensi pokok dari proses ini adalah rusaknya mekanisme sawar darah otak, edema
otak, hipoperfusi aliran darah otak, dan neuronal injury.
M A N I F ESTA S I K L I N I S
Gejala meningoensefalitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
• Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
• Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
• Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb
Rigiditas nukal (kaku leher)
Tanda kernig positif
Tanda brudzinki positif
• Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
• Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda
vital (melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit
kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
• Demam tinggi yang tiba-tiba muncul
D I AG N O S I S BA N D I N G
1. Kejang demam
2. Meningitis
3. Encephalitis
4. Intracranial abscess
5. Sekuele dari edema otak
6. Infark cerebral
7. Perdarahan cerebral
8. Vaskulitis
9. Measles
10. Mump
P E N ATA L A K SA N A A N
Penatalaksanaan Empiris Meningitis Bakterial Menurut Usia Pasien
P E N ATA L A K SA N A A N
Penatalaksanaan Meningitis Bakterial Menurut Bakteri Penyebab
P E N ATA L A K SA N A A N
Penatalaksanaan Meningitis Bakterial Menurut Bakteri Penyebab
KO M P L I K A S I
• Kejang
• Hipoglikemia
P RO G N O S I S
Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan adalah CT scan dan rontgent thorax
AP dengan tujuan untuk mengetahui kelainan struktural di otak pada CT Scan
dan mengetahui adakah kemungkinan meningitis pada penderita terjadi akibat
infeksi TB berdasarkan rontgent thorax. CT scan kepala menunjukkan adanya
lesi hipodens e.c. susp Cerebritis sehingga memungkinkan adanya infeksi
parenkim otak, yaitu ensefalitis.
ANALISA KASUS
Ta t a l a k s a n a y a n g d i b e r i k a n p a d a m e n i n g o e n s e f a l i t i s b a k t e r i a l i s a n t a r a
lain terapi non farmakologis dan farmakologis.
Te r a p i e m p i r i s y a n g d i b e r i k a n y a i t u d e n g a n
• antibiotik board spectrum Ceftriaxone injeksi 1 gram tiap 12 jam
secara intravena.
• Metilprednisolon injeksi 125mg tiap 8 jam diberikan sebagai
tatalaksana edema cerebri pada penderita.
• Ranitidin injeksi 50mg tiap 12 jam secara intravena diberikan
untuk mencegah stress ulcer dan mengobati gejala mual pada
penderita melalui mekanisme anti histamin H2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardjono, M, Sidharta, P. 2004. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat.
2. Sudewi, R., Sugianto, P., Ritarwan K (ed). 2011. Infeksi pada Sistem Saraf.
Jakarta: Airlangga University Press.
3. Hasbun, R., Rosenthal N., Balada-Llasat JM., Chung J., Bozzette S., Zimmer L.,
Ginocchio CG. 2017. Epidemiology of Meningitis and Encephalitis in United
States 2011-2014. (Diakses 20 September 2019,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28419350)
4. Malau, R., Sarumpaet, S., dan Jemadi. 2011. Karakteristik Penderita
Meningoensefalitis Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2007-2011. USU. (Diakses 20 September 2019, http://download.portal
garuda.org/article.php?article=51531&val=4108)
5. Hauser, SL (ed). 2013. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. Edisi ke-3.
New York: Mc Graw Hill Education.
DAFTAR PUSTAKA
6. Shahab, A., Gunawan, BI., Rasyad, R. 2012. Panduan Pratik Kepaniteraan
Klinik Neurologi. Palembang: Fakultas Kedokteran Unsri.
7. Junqueira & Carneiro, 2005. Basic Histology Text & Atlas. 11 edition. McGraw-
Hill Companies, New York Guyton & Hall, 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. EGC, Jakarta.
8. Yuliana, 2013. Tinjauan Histologi Sawar Darah Otak. Vol. 9. Jurnal
Kedokteran. Bagian Histologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
9. Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
10.Allan, dkk., 2004. Practice Guidelines for the Management of Bacterial
Meningitis. Journal. Infectious Diseases of America (IDSA).
THANK YOU !