Anda di halaman 1dari 3

Monitoring Bayi/Anak 3

PENJARINGAN
Latar Belakang :
Tumbuh adalah bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan antara sel. I
ndikator yang digunakan untuk mengetahui adanya pertumbuhan adalah : pertambaha
n tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.

Perkembangan dalah bertambahnya struktur, fungsi dan kemampuan anak yang lebih
kompleks, meliputi kemampuan sensorik, motorik halus maupun kasar, komunikasi d
an interaksi, kognitif, kemandirian, dan lain-lain.

Kegiatan Penjaringan SMP memiliki sasaran yaitu siswa dan siswi SMP, dan dilakuk
an oleh tenaga kesehatan terlatih dan bekerjasama dengan petugas sekolah. Kegiatan i
ni dilakukan dengan tujuan melakukan penjaringan kesehatan pada anak sekolah, yan
g terdiri dari menggali riwayat sakit pada anak dan keluarga, lifestyle, dan pemeriksaa
n kesehatan pada anak SMP. Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui secara dini kon
disi abnormal pada anak SMP sekaligus menilai pertumbuhan dan perkembangan dari
anak. Kegiatan ini dilakukan secara rutin satu tahun sekali.

Detail Pelaksanaan :
Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022 
Waktu : 08.00 - 11.00
Tempat : SMP Al-Hikmah
Target Peserta : Seluruh siswa dan siswi di SMP Al-Hikmah

Kegiatan penjaring dilakukan di SMP Al-Hikmah yang dilakukan oleh petugas puskes
mas dan bekerjasama dengan petugas sekolah. Sasaran target peserta adalah siswa sis
wi kelas 7 sampai kelas 9 (total 5 kelas).
Kegiatan didahului dengan pengarahan tentang alur pemeriksaan yang terdiri dari 5 m
eja yaitu Meja 1 adalah pendaftaran yang diisi oleh guru untuk mendata siswa serta m
engukur berat badan dan tinggi badan, Meja 2 adalah meja tensi dan pengecekkan suh
u, Meja 3 adalah meja pemeriksaan gigi, Meja 4 adalah pemeriksaan oleh dokter yang
meliputi pemeriksaan tanda vital, kulit, kuku, rambut dan telinga, serta Meja 5 adalah
pemeriksaan mata.
Pada meja 1 dilakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Hal ini dilakukan u
ntuk melihat atau menjaring siswa siswi yang memiliki IMT kurang maupun lebih seh
ingga bisa dilakukan intervensi lebih lanjut tentang gizi dan tumbuh kembang pada an
ak tersebut.

Pada meja 2, dilakukan pemeriksaan tanda vital yang meliputi pemeriksaan tekanan d
arah, suhu, nadi, dan respirasi. Pada hasil pemeriksaan ini, didapatkan semua siswa sis
wi tidak memiliki masalah dalam keadaan vitalnya. Apabila terdapat masalah, perlu di
lakukan penggalian riwayat pada keluarga maupun kesehatan anak sebelumnya untuk
diperiksa lebih lanjut.

Pada meja 3, dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter gigi d
ari puskesmas. Pada hasil pemeriksaan ini, didapatkan sekitar 10 anak yang dirujuk k
e puskesmas untuk terapi gigi lebih lanjut.

Pada meja 4, dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh oleh dokter umum. Hal ya
ng diperiksa adalah penggalian riwayat kesehatan anak sebelumnya, riwayat imunisasi
anak, riwayat penyakit keluarga, dan kebiasaan anak, seperti sarapan, kebiasaan jajan,
dan kemungkinan ada yang merokok di lingkungan rumah. Setelah penggalian riwaya
t, dilanjutkan dengan pemeriksaan BB dan TB untuk menilai status gizi anak. Setelah
pemeriksaan status gizi anak, dilakukan pemeriksaan status generalis, dari kepala, leh
er, dada, kulit, telinga, dan ekstremitas. Dari kepala dilihat apakah ada tanda anemia, s
akit kuning, kelainan kulit, dan lain-lain. Pada dada, dilihat dan ditentukan apakah ada
kemungkinan kelainan paru maupun jantung dari anak. Pada telinga, dilakukan pemer
iksaan telinga luar dan liang telinga menggunakan otoskop untuk menilai apakah ada
kelainan pada telinga. Untuk ekstremitas dan kulit, dilihat apakah ada kelainan pada k
ulit, rambut, maupun kuku. Jika didapatkan hasil yang abnormal atau perlu penangana
n lebih lanjut, maka anak akan dirujuk ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan le
bih lanjut. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam lembaran yang sudah disediakan dan
didata di puskesmas dan didapatkan sekitar 5 orang anak dirujuk karena menderita gat
al-gatal suspek skabies.

Pada meja 5, dilakukan pemeriksaan mata menggunakan Snellen chart dengan jarak 6
meter yang dilakukan oleh petugas puskemas. Jika ditemukan hasil yang abnormal, m
aka akan dilakukan perujukan ke optic untuk pemeriksaan lebih lanjut, lalu siswa dimi
nta datang ke puskesmas untuk dirujuk ke dokter mata untuk pemeriksaan dan peresep
an kacamata.

Kesimpulan : Kegiatan ini diikuti oleh 5 kelas SMP, yang masing-masing kelas terdiri
dari sekitar 20-30 orang siswa.

Anda mungkin juga menyukai