Anda di halaman 1dari 17

Trauma & Trauma pada Anak (Gawat Darurat)

1. Anas Seprilita Purwati


2. Ari Ramadhani
3. Ayu Lestari Manullang
4. Bona Ventura Moring
5. Erny Nury Nainggolan
6. Fathul Munir
7. Irsan Pangloli
8. Meliana
9. Merlinda sampe
10. Muhammad Zaini
11. Nurhaini Bulinda
12. Rini Rifariah
13. Sri Rahayu
14. Seplin Desi
15. Yati Luaq Lung
Mekanisme Cidera
• cidera langsung, misal kepala dipukul menggunakan
martil. kulit kepala bisa robek,tulang kepala bisa retak
atau patah, dapat mengakibatkan perdarahan di otak.
• cidera perlambatan / deselerasi, misal pada kecelakaan
motor membentur pohon.setelah badan berhenti
dipohon, maka organ dalam akan tetap bergerak maju,
jantung akan terlepas dari ikatannya(aorta) sehingga
dapat mengakibatkan ruptur aorta.
• cidera percepatan / akselerasi, misalnya bila pengendara
mobil ditabrak dari belakang. Misalnya pengendara mobil
ditabrak dari belakang. Tabrakan dari belakang biasanya
kehilangan kesadaran sebelum tabrakan dan sebagainya.
Perbedaan Anatomi & Fisiologi Anak

• Jalan nafas sempit • Pola nafas cepat dan


• Cartilago brochial tidak teratur
belum sempurna • Neonatus tidur hingga
• Alveoli belum 20jam/hari
berfungsi maksimal • Fungsi diaragma 10-
• Otot ICS kerja berat, 25%
mudah lelah,
diafragma belum aktif
Primary Survey

Primary survey adalah suatu proses


melakukan penilaian keadaan korban
gawat darurat dengan menggunakan
prioritas ABCDE untuk menentukan
kondisi patofisiologis korban dan
pertolongan yang dibutuhkan dalam
waktu emasnya. Penilaian keadaan
korban gawat darurat dan prioritas
terapi dilakukan berdasarkaan jenis
perlukaan, stabilitas tanda - tanda vital
Adapun prioritas ABCDE yaitu :

1.Airway,menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical


spinecontrol)
2.Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi
3.Circulation dengan kontrol perdarahan (hemorrage
control)
4.Disability, status neurologis
5.Exposure/environmental control, membuka baju
penderita, tetapi cegah hipotermia
Secondary Survey

Survey sekunder merupakan pemeriksaan


secara lengkap yang dilakukan secara head to
toe, dari depan hingga belakang. Secondary
survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien
mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok
atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.
Secondary Survey di bagi dua jenis :

• Anamnesis :Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari


anamnesis riwayat pasien yang merupakan bagian
penting dari pengkajian pasien
• Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik adalah
pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanaya
kelainan – kelainan dari sustu sistem atau suatu organ
tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi),
mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
(Raylene M Rospond, 2009)
Definisi Trauma

• Trauma adalah cedera yang parah dan sering


membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau
suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau
tiba-tiba terbentur. Jenis cedera yang seperti ini
berbahaya karena tubuh dapat mengalami shock
sistemik, dan organ vital dapat berhenti bekerja secara
cepat
Mekanisme Trauma
Mekanisme trauma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Trauma Tumpul (kecelakaan lalu lintas)
2. Trauma Kompresi (akibat benturan frontal, lateral, laying the bike
down,helmets)
3. Ledakan
4. Trauma Tembus (benda tajam/senjata)

Mekanisme trauma pada anak tergantung kepada penyebab terjadinya


trauma, kebanyakan anak sering mengalami trauma yang diakibatkan
oleh
5. Jatuh/trauma kepala
6. Tabrakan kendaraan
7. Luka bakar
8. Obstruksi jalan napas oleh benda asing
9. Penganiayaan anak
Pendekatan Pasien Trauma

• Lakukan hopitalisasi yang tepat pada pasien anak bila


memungkinkan lakukan terapi bermain, musik, menggambar
dan sebagainya yang bisa membuat anak merasa nyaman
selama di rumah sakit, serta libatkan peran kedua orangtua
• menurut supartini (2004) terapi bermain merupakan
terapi pada anak yang menjalani hospitalisasi. pada saat
dirawat dirumah sakit, anak mengalami berbagai
perasaan tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih dan nyeri. dalam seperti ini, diperlukan
pendekatan untuk mengobati stress maupun disfunsi
yang disebabkan oleh peristiwa traumatis dan untuk
mengembalikan individu kepada keadaan kondisi emosi
yang sehat. dengan melakukan permainan akan
diharapkan akan terlepas dari ketengaan dan stress yang
dialaminya. hal tersebut disebabkan karena dengan
melakukan permainan , anak akan dapat mengalikan rasa
sakitnya pada permainan dan terjadi relaksasi. melalui
perasaan senang saat bermain.
Pengkajian Pasien Trauma
• Identitas pasien
• Keadaan umum
• Riwayat penyakit sekarang
• Penanggungjawab pasien
• Dan dilihat dari Trauma Triage Pediatric

Skor +2 +1 -1

Ukuran ≥20 kg 10-20 kg < 10 kg

Jalan nafas Normal Dapat dipertahankan Tidak dapat


dipertahankan
Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg 50-90 mmHg < 50 mmHg

Sistem saraf sentral Bangun Tumpul/kehilangan Koma/desebrasi


kesadaran
Luka terbuka Tidak ada Kecil Besar/menembus

skeleton Tidak ada masalah Fraktur tertutup Fraktur


terbuka/multipel
Primary & Secondary Survey

A = Pengendalian jalan nafas/ spina servikalis (Airway/Cervical


spine control)
• Nilai potensi jalan nafas
Jika lancar dan penderita sadar-pertahankan posisi kenyamanan
Pertahankan spina servikalis dalam posisi netral dengan
imobilisasi manual bila trauma kepala/wajah atau mekanisme
cedera beresiko-tinggi
B = Pernafasan (Breathing)
• Nilai kecepatan pernafasan, warna, upaya pernafasan, status
mental
jika upaya pernafasaan cukup-berikan O₂ tambahan aliran tinggi
jika upaya pernafasan tidak cukup-ventilasi dengan sungkup-
kantong-berkatup dengan O₂100% pipa naso/orogastrik,
pertimbangan intubasi.
C = Sirkulasi/ Pengendalian Perdarahan (Circulation/Hemorhage
Control)
• Nilai tertinggi jantung, kualitas nadi, warna, tanda kulit, status mental
• Jika perfusi cukup-pasang monitor jantung ,buat jalan masuk IV, tekan
tempat perdarahan jika ada tanda syok-buat jalan masuk (IV/10),bolus
cairan isotonic, pemeriksaan laboratorium, dasar,monitor jantung,
kateter urin jika perdarahan diduga masih berlangsung dan tanda syok
masih berlangsung transfuse darah dan konsultasi bedah
D = Ketidakmampuan (Disability) (Status Neurologis)
• Nilai fungsi pupil, status mental (AVPU)
• Jika ada penurunan kesadaran-nilai kembali dan optimalkan oksigenasi,
ventilasi dan sirkulasi jika diduga ada peningkatan tekanan intracranial,
tinggkan kepala dari tempat tidur, pertimbangan hiperventilasi sampai
PaCo2-25-30, konsultasi bedah saraf
E = Pemajanan (Exposure)
• Lepaskan pakaian untuk pemeriksaan lengkap.cegah kehilangan panas
dengan selimut, lampu, pemanasan, pemancar panas.
F = pengukuran tanda-tanda vital (full set of vital signs)
Suhu tubuh, nadi, pernafasan, tekanan darah, saturasi
oksigen, berat badan wajib bagi pasien anak/bayi
G = Rasa Nyaman (give comfort measure)
Dapat dilakukan penilaian skala nyeri menggunakan
PQRST
H = riwayat (History)
Disingkat “AMPLE” Alergi, pengobatan/obat yang pernah
dikonsumsi, riwayat penyakit, makanan/minuman yang
terakhir dikonsumsi, penyebab terjadinya trauma
DAFTAR PUSTAKA

• Afif, Nurul. (2018). Gawat Darurat Medis dan Bedah.


Surabaya: Universitas Airlangga.
• Behrman, dkk. (2004). Nelson Textbook of Pediatrics.
15/E. Jakarta: EGC.
• Supartini. (2014). Buku Ajar Konsep Keperawatan Dasar
Anak. Jakarta: EGC
• http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/
2011/09/PTC_INDO.pdf
• http://
spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/
Rekomendasi-Penatalaksanaan-Trauma-Kepala.pdf
• https://
repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositor
i/8c1d577f1b14f41f815cb1571a6b23dc.pdf

Anda mungkin juga menyukai