Anda di halaman 1dari 82

PENILAIAN AWAL ANAK SAKIT

1. Jalan napas dan Pernapasan:


(Airway and Breathing) Obstruksi?
Pernapasan - mendengkur, kemerahan
pada hidung, pengurangan atau retraksi
Frekuensi pernapasan, Auskultasi ,
Sianosis?
2. Sirkulasi (Circulation):
 Frekuensi jantung Detak nadi
 Pengisian kembali kapiler Suhu kulit
3. Kecacatan (Disability):
 Postur tubuh dan tonus otot
 Status mental - Skala AVPU
A - Waspada (Alert)
V - Berespons terhadap rangsangan verbal
(verbal stimuli)
P - Berespons terhadap rangsangan nyeri
(painful stimuli)
U - Tidak memberikan respons (Unresponsive)
KEDARURATAN PEDIATRIK

PERTIMBANGAN FISIOLOGIS
1. Tanda Tanda Vital
Tanda Tanda Vital Normal berdasarkan Umur

Respirasi Jantung Tekanan Urine


Umur Napas/mnt Denyut/ mnt darah ml/jam
Mm Hg

Tahun I 40 120 80 / 40 10
1 - 5 tahun 30 100 110 / 60 20
6 – 12 tahun 20 80 120 / 80 30
Pertimbangan Fisiologis lanjutan….

2. Warna Kulit
Warna kulit pd anak bayi dan anak masih labil
dibandingkan dengan orang dewasa. Anak kecil
sering menderita vasokontriksi perifer dan kulit
bercak-bercak terutama bila ia terbuka dan dingin
3. Suhu
Bayi sering mengalami hipotermi dikarenakan
lapisan lemak subcutis sedikit
4. Dilatasi lambung
Gelisah kerena nyeri  hiperventilasi  dilatasi
lambung
PERTIMBANGAN TEKNIS KHUSUS

 Saluran Pernafasan
 Bila anak tidak bernafas tengadahkan kepalanya
dan cepat bersihkan faring dr darah, sekresi /
benda asing.
 Pasang pipa orofaringeal dan lakukan ventilasi dari
mulut ke mulut
 Gunakan alat artifisial ( alat buatan )yang dikontrol
tangan secepat mungkin
 Mandibula harus diangkat ke depan agar lidah yg
relatif besar pd anak tdk jatuh ke belakang &
menutupi saluran pernafasan.
 Bila tdk memungkinkan pemasangan pipa
endotrakeal maka harus dipertimbangkan
trakeostomi
Endotracheal
PERTIMBANGAN TEKNIS KHUSUS lanjutan

 Sirkulasi
 Bila jantung berdenyut dan anak terutama
menderita hipovolemi maka kanula intravena
harus dipasang ke vena yg terlihat pd
ektremitas yang tidak cedera.
 Bila terjadi cedera abdomen, maka lebih baik
memilih intravena diatas diafragma.
 Bila pasien syok karena perdarahan maka
harus cepat ditangani
Hal yg perlu diperhatikan pd bayi dan anak

 Sewaktu membersihkan saluran


pernafasan bayi, hati-hati agar tdk terlalu
menegadahkan kepalanya.
 Leher bayi begitu lunak sehingga
tindakan penegadahan kepala yg kuat
dpt menutup jalan pernafasan bukannya
membukanya.
 Selama dilakukan pernafasan buatan ,
jangan mencoba menutup lubang hidung.
Lanjutan..

 Cakup mulut dan hidung bayi atau anak


kecil yg tidak bernafas. Gunakan
pernafasan kecil dgn volume kecil u/
mengembangkan parunya. Berikan satu
pernafasan kecil setiap 3 detik.
 Tidak adanya denyut nadi pd anak atau bayi
mungkin mudah ditentukan dgn perabaan
pd putting kiri.
Sewaktu melakukan kompresi dada

 Pada anak kecil gunakan hanya satu


tangan. Tengan lainnya bisa diselipkan
dipunggung anak u/ memberikan sokongan
yg kuat pd punggungnya.
 Untuk bayi gunakan hanya ujung jari
telunjuk & tengah u/ kompresi dada di med
sternum.
 Sternum ditekan antara ½ dan ¾ inci pada
kecepatan 80 – 100 kali per menit
Lanjutan …

 Untuk anak kecil hanya digunakan


pangkal satu tangan u/ menekan dada.
Tekan sternum antara 3/3 dan ½ inci yg
tergantung besarnya anak. Kecepatan
harus antara 80 – 100 kali per menit.
 Pernafasan harus diberikan selama
relaksasi setelah tiap kompresi dada yg
kelima bagi bayi dan anak kecil
TERAPI CAIRAN & KEBUTUHAN CAIRAN

Kebutuhan cairan Kebutuhan


Berat badan
per hari cairan per jam

10 kg pertama 100 ml/kg 4 ml/kg

10 kg kedua 50 ml/kg 2 ml/kg

Berat
20 ml/kg 1 ml/kg.
berikutnya
Rangkuman teknik-teknik pertolongan kehidupan dasar pada bayi dan anak-ana,k

Bayi Anak kecil Anak lebih


« 1 tahun) (1-8 tahun) besar
Posisi jalan napas Netral Menghirup Menghirup
(Airway)
Pernapasan Mulut ke mulut Mulut ke mulut Mulut ke mulut
(Breathing ) dan hidung
Sirkulasi (Circulation) Brakial atau Karotid Karotid
Periksa denyut nadi femoral
Kompresi dada: 1 jari di bawah ga- 2 jari di atas xifoid 2 jari di atas xifoid
Tanda ris puting payudara
Teknik Mencekap at au Satu tang an Dua tangan
duajari
Kedalamam (Cm) 1.5-2.5 2.5-3.5 4-5
Rasio kompresi dada 5:1 5:1 15:2
dengan ventilasi
Jumlah kompresi 100 100 80
per mnt
Posisi manuper
TEKNIK KOMPRESI

Dorong rahang

TEKNIK MENCEKAM
Perabaan nadi dan teknik mencekam
Pemberian bantuan nafas
Definisi

 Asma adalah proses obstruksi reversibel


yg ditandai dgn peningkatan responsivitas
dan inflamasi jalan nafas bagian bawah
 Status Asmatikus adalah serangan asma
akut,berat dan berkepanjangan dimana
distres pernafasan terus terjadi meskipun
telah dilakukan tind terapeutik yg hebat.
MENILAI BERATNYA ASMA
RINGAN/ BERAT MENGANCAM
MODERAT KEHIDUPAN

Perubahan taraf Tidak Ada Berkembang Ya


kesadaran

Kelelahan Tidak Ada Berkembang Ya


Sianosis Tidak Ada Berkembang Ya
Mengi + + Paru-paru tenang
Retraksi Tidak Ada Jelas
Ada/Ringan
Penggunaan otot Tidak Ada Ada Jelas
tambahan

Saturasi O2 < 92 %
PENGKAJIAN
 Observasi tanda-tanda yg
berhubungan dgn pernafasan
 Observasi tanda-tanda yg berhubgn.
dgn distres pernafasan
 Prosedur diagnostik : gas darah, pH,
elektrolit, oksimetri tes fungsi paru,
berat jenis urine
Masalah Keperawatan
 Bersihan jalan nafas tak efektif b/d
respon alergik dan inflamasi
 Intoleransi aktivitas b/d suplai
oksigen yg kurang
 Risiko tinggi asfiksia b/d
bronkhospasme, sekresi mukus
 Risiko tinggi cedera (asidosis respir.,
ketidak seimbangan elektrolit)
 Risiko tinggi kekurangan volume
cairan
Penanganan Asma Berat
 Berikan Oksigen beraliran tinggi
 Salbutamol dgn uap Nebulizer
 Steroid

NILAI BERATNYA ASMA


ADA PERBAIKAN

 Pertimbangkan rawat RS
 Lanjutka Nebulizer seperti yang
diindikasikan
TIDAK ADA PERBAIKAN

 Rawat
 Lanjutkan pemberian oksigen dan
steroid
 Lanjutkan Nebulizer seperti yg
diindikasikan
 Pertimbangkan aminopilin
Gambaran yg Mengancam Kehidupan

 Cari pertolongan bila anda membutuhkannya


 Dapat diberikan penguapan (neubulizer) secara
kantinu
 Dapat diberikan aminopilin
 Pertimbangkan foto rontgen dada dan rawat
dalam ruangan khusus
Bertambah Buruk

 Pertimbangkan salbutamol IV
 Pertimbangkan ventilasi
Kunci penanganan asma berat
yang sukses adalah penilaian
berulang, pengobatan yang
agresif, dan banyak jaminan dan
penjelasan
DEFENISI
 Kejang Demam adalah kejang yang
terjadi pada suhu badan yang tinggi
yang disebabkan oleh kelainan
ekstrakranial
 Kejang Demam merupakan salah
satu kelainan neurologis yg paling
sering dijumpai pada bayi dan anak
 Status Epileptikus
Urutan kejang pada interval yg terlalu
singkat untuk memungkinkan anak sadar
kembali diantara waktu berakhirnya satu
episode dan dimulainya episode
berikutnya
Memerlukan intervensi darurat karena dapat
menimbulkan kelelahan, gagal nafas dan
klelahan
PENGKAJIAN
 Demam

 Kejang ( sifat, durasi, frekwensi )


 Usia saat kejang

 Keadaan neurologis
 Gambaran EEG
Masalah keperawatan
 Hipertermi

 Bersihan jalan nafas tak efektif


 Risiko tinggi cedera, hipoksia dan
aspirasi
Penanganan
A irway ( jalan nafas )
 B reathing (pernafasan)
 C irculation (sirkulasi)

 D rag (obat-obatan)

Cari penyebab demamnya!


Status Pasca Kejang
 Tampak rileks
 Dapat tetap semi-sadar dan sulit untuk
bangun
 Dapat bangun dalam beberapa menit
 Koordinasi buruk
 Kerusakan ringan pd gerakan motorik halus
 Dapat mengalami kesulitan penglihatan dan
bicara
 Muntah atau mengeluh sakit kepala berat
Lanjutan…

 Tidak timbul refleks menelan selama


beberapa waktu
 Biasanya mengeluh lelah dan sakit
otot
 Tidak ada ingatan mengenai seluruh
kejadian
 Pada saat sadar biasanya sadar
sepenuhnya
STATUS
KONVULSIVUS
Kejang status/ Status konvulsivus
1. Serangan kejang lebih dari 30 menit
2. Di antara dua serangan kejang tanpa
pulihnya kesadaran

Etiologi : 1. Infeksi intrakranial


2. Gangguan metabolik / elektrolit
3. Hipoksi Iskemik
4. Ensefalopathi
5. Hiperpireksi
6. With drawl obat
Pengelolaan kejang status

1. Mencari penyebab
2. Menjaga tanda vital optimal
3. Pasang I V line, periksa glukosa darah,elektrolit,
analisa gas darah
4.Pemberian antikonvulsan :
- Pemberian IV
- Terdiri dua paduan obat
- Perhatikan depresi pernafasan
Membebaskan jalan nafas :
Posisi kepala
Lateral dicubitus
Isap lendir
Mencegah hipoksi :
oksigen 100% dengan masker
Mencegah hipoglikemi dan koreksi elektrolit
glukose 25% 2 – 4 cc / kkBB

Mencegah udem otak


Pemberian kortikosteroid
Menjaga tanda vital baik :
suhu, tensi, nadi, irama nafas
Diazepam rektal 0,5 mg/ kg BB

Diazepam 0,5 mg/KgBB

Kejang (+)

Fenitoin 10-20 mg /KgBB

Kejang ( - )

Kejang ( + ) Phenetoin 5-7mg/kgBB/hari

Phenobarbital 5 – 15 mg/Kg BB dilanjutkan 1-6 mg/ mnt drip


atau Midazolam 0,2 mg/KgBB dilanjutkan 0,1-0,4 mg/
KgBB / Jam
Diazepam 0,3 – 0,5 mg/KgBB (> 2 mg/menit)

Kejang 5’ Kejang (-)


Phenytoin 10 mg/kgBB 5’- 20’
(> 25 mg/menit)

Kejang (+) Kejang (-)


Kejang Kejang (-)
1 jam Diazepam
(+)
0,3 – 0,5 mg/kgBB
Piridoksin 100 mg
Phenytoin 5 mg/kgBB Phenobarbital
PICU 8 – 10 mg/kgBB/hr
Phenobarbital Diazepam drip
Oral
15 – 20 mg/kgBB 5 – 7 mg/kgBB/hr 24 jam
Phenytoin
10 mg/kgBB/hr PICU Phenobarbital
Diazepam drip 5 mg/kgBB/hr
10 – 24 mg/kgBB/hr
KOMPLIKASI

Gangguan elektrolit
Gangguan metabolik
Dehidrasi
Hipoksi
Udem otak
Hipotensi
Mioglobinuria
PROGNOSIS

Kematian 3 – 11%
Cacat 9,1% : Intractabel epilepsi
defisit neurologi
TATALAKSANA
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEMAM BERDARAH DENGUE

Penyebab :
 Virus dengue
 Den 1, den 2, den 3, den 4

 Den 3
– Dominan
– Kasus berat
Penularan :

 Aedes Aegypti
– Inkubasi
ekstrinsik
(8-10 hari)
– Infektif
selamanya
 Manusia
– Inkubasi intrinsik
(4-6 hari)
Penderita DBD
Viremia Vektor (aedes aegypti) Orang sehat
di sekitarnya
 Perdarahanhebat terjadi akibat
kelainan hemostatis
– Vaskulopati
– Trombositopenia
– Koagulopati
Strategi Pengobatan

 Suportif
– Terhadap perembesan plasma
 Berlangsung 24-48 jam
 Saat febris ke A-Febris (hari ke 3-5)

 Cairan !

 Obat-obatan
– Atas indikasi
 Hindarkan tindakan manipulatif
DIAGNOSIS

Kriteria WHO 1997


Klinis :
1. Panas tinggi 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan
3. Hepatomegali
4. Dengan atau tanpa syok
Lab :
5. Trombositopeni
6. Hemokonsentrasi
(meningkat>=20%)
Manifestasi Perdarahan (ptechie)
DBD
 Perubahan patofisiologi membedakan
: DBD dengan DD (Homeostasis dan
perembesan plasma)
 Demam
– 2-7 hari
– Tinggi
– Mendadak
– Akhir demam fase kritis !
 Perdarahan
– RL (+) s/d spontan (melena,
hematemesis)
– Vaskulopati, trombositopeni,
gangguan fungsi trombosit, PIM
 Hepatomegali
 Syok
– Saat suhu
– Berkeringat
– Perubahan nadi dan tekanan darah
– Akral dingin
– Kongesti kulit
 Leukosit
– Leukosit normal, dengan dominasi
neutrofil  akhir demam leukosit
menurun bersama dgn neutrofil 
limfositosis relatif
– Limfosit plasma biru meningkat > 15 %
 Trombositopeni
 Hematokrit  (≥ 20%)
 Ro :
– Efusi Pleura : lateral dekubitus
 USG
– Ascites
TATALAKSANA DBD
 Strategi Pengobatan
– Pada dasarnya suportif
– Mengganti cairan yang hilang akibat
perembesan
 Jenis cairan yang tepat

 Kecermatan penghitungan volume

cairan pengganti
– Penting deteksi dini terjadinya perembesan
cairan
Harus waspada :
- Pada fase peralihan demam ke penurunan
suhu
Tatalaksana DBD
 Demam Dengue  Rawat Jalan
 Demam Berdarah Dengue  Rawat Inap

 DBD komplikasi  Rawat Intensif

 Perawatan DBD baik :


Sangat diperlukan :
- Dokter & perawat terampil
- Laboratorium yang memadai
- Cairan kristaloid & koloid yang tersedia
- Bank darah yang siap bila diperlukan
TATALAKSANA DBD
PERHATIAN
 Perjalanan penyakit DBD sulit
diramalkan
 Pasien masuk baik  singkat buruk

KUNCI KEBERHASILAN :
 Ketrampilan dokter dalam mendeteksi dini
terjadinya perembesan cairan yaitu masa
peralihan dari demam ke fase penurunan
suhu (fase kritis, fase syok)
TATALAKSANA DEMAM DENGUE
 Tanda kegawatan harus diberitahukan
kepada orang tua

Nyeri perut
berat Perdarahan
Kulit & mukosa Rumah
Berkeringat (mimisan, Sakit
Kulit dingin perdarahan
Berak Gusi)
Warna hitam

 Pasien tanpa komplikasi setelah suhu turun 2-3


hari
 Tidak perlu diobservasi
TATALAKSANA DBD

Keberhasilan
tatalaksana suhu turun
Deteksi dini
fase
Fase awal
kritis
terjadinya syok

Perlu :
observasi klinis, tanda vital dan
pemantauan perembesan plasma
gangguan hemostasis
TATALAKSANA DBD
 PROGNOSIS DBD
 Pengenalan awal terjadinya
perembesan plasma Peningkatan Ht
Penurunan Trombosit
 Penurunan trombosit terjadi sebelum
peningkatan hematokrit
 Peningkatan Ht terjadi sebelum penurunan
suhu
TATALAKSANA DBD
Pemberian cairan
Oral/intravena
4 – 6 jam I 50 cc/kgBB
Rumatan 80-100 cc/kgBB/hr

DBD

Pengawasan : Supportif :
Klinis, tanda vital, Antipiretika
laboratorium antikonvulsan
TATALAKSANA DBD
Pasien  Pengawasan  Syok

Periode kritis demam


(hari ke 3 – 5 demam)

Pemeriksaan Ht berkala

gamb. kebocoran plasma pemant. kebth.


Cairan

keberhasilan pengobatan
TATALAKSANA DBD
 Cairan intravena diperlukan bila :
1. Anak terus menerus muntah
2. Nilai hematokrit cenderung meningkat
pada pemeriksaan berkala

HATI-HATI !!!
 Penggantian cairan setelah perembesan
berhenti  udema paru
 Juga pada masa konvalesen
TATALAKSANA DBD DENGAN SYOK
(DSS)
 KOREKSI ASIDOSIS
– Analisa Gas Darah
– Segera, o.k dapat menyebabkan
kematian
– Koreksi dengan larutan bikarbonas
natrikus

 PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN


– Oksigen dengan masker mutlak
diperlukan
– Kegagalan mengalirkan O2 ke organ
TATALAKSANA DBD DENGAN SYOK
(DSS)
 MONITOR PERJALANAN PENYAKIT
 Pemantauan tanda vital :
– Kesadaran
– Tekanan darah, capilary refill
– Frek nadi, jantung, nafas
– Pembesaran hati
– Nyeri tekan hipokondrium kanan
– Diuresis usahakan > 2 ml/kgbb/jam
TIP’S MENGATASI PERDARAHAN
 Dugaan terjadinya perdarahan :
– Gelisah, kesakitan
– Nyeri tekan hipokondrium kanan
– Abdomen membuncit
– Penurunan Hb dan Ht pada pemantauan
 Pemberian transfusi darah
– Lebih disukai komponen
 Pengobatan lain :
– Transamin, carbazochrom  tak ada gunanya
FAKTOR PROGNOSIS
 Keterlambatan berobat
 Keterlambatan diagnosis
 Kurang mengenal tanda klinis tak
lazim
 Kurang mengenal tanda kegawatan

 Kegagalan mengatasi kegawatan


ENSEFALOPATI DENGUE
 PENYEBAB :
– Akibat udema otak
– Perdarahan intra serebral
– Kelainan metabolik dan elektrolit
– Terbentuknya trombus kapiler pembuluh darah
otak

 GEJALA KLINIS :
– Kesadaran menurun
– Disertai/tidak kejang
– DBD tanpa / dengan syok
ENSEFALOPATI DENGUE
 PENTING :
– Ketepatan diagnosis
– Pengobatan
 Jumlah cairan harus dikurangi
 RL segera diganti dengan NaCl 0,9% dan
D5% 3:1
 Tidak mengandung HCO3
 Kortikosteroid
 Antibiotika
Kriteria Pemulangan Pasien
 Tidak demam selama 24 jam tanpa
antipiretik
 Nafsu makan membaik

 Secara klinis tampak perbaikan

 Hematokrit stabil

 Tiga hari setelah syok teratasi

 Jumlah trombosit > 50.000 / ul

 Tidak dijumpai distres pernafasan

(disebabkan oleh efusi pleura atau


asidosis)
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 Fogging terfokus
 Abatisasi (1 sdm/10 gram  100 ltr air)

 Gerakan 3 M

Menguras Menutup
Mengubur
KESIMPULAN
 Patogenesis DBD perlu difahami
dengan baik
 Seorang klinisi harus mampu :
– Menegakkan diagnosis DBD
– Melakukan monitor teratur
– Mengatasi DBD berat

Anda mungkin juga menyukai