Anda di halaman 1dari 21

DERMATOTERAPI

NADIA MUFLIHA ZAHRO


MUHAMMAD ANDIVA BILLY
ISYAH
PRINSIP DERMATOTERAPI
• Dermatoterapi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengobatan penyakit kulit.
• Pengobatan jenis ini bermacam-macam, antara lain; topikal, sistemik,
bedah kulit, penyinaran, serta psikoterapi.
• Prinsip pengobatan secara umum :
� adanya evaluasi fisik dan psikologis pasien yang komprehensif, yaitu:
�fisiologi biologi,
�anatomi, patologi, farmakologi,
� individualisasi pasien, komposisi obat, dan pertimbangan ekonomi
pasien.
TERAPI TOPIKAL

✨pengobatan topikal didapat dari pengaruh fisik dan kimiawi obat-obat


yang diaplikasi di atas kulit yang sakit
✨ Pengaruh fisik : mengeringkan, membasahi (hidrasi), melembutkan,
lubrikasi, mendinginkan, memanaskan, dan melindungi (proteksi) dari
pengaruh buruk dari luar.
✨Tujuannya : mengembalikan kulit yang sakit dan jaringan di sekitarnya
ke keadaan fisiologis yang stabil dengan segera
✨Obat topikal juga digunakan untuk menghilangkan gejala yang
mengganggu, misalnya rasa gatal dan panas
• Prinsip obat topikal secara umum terdiri atas 2 bagian, yaitu bahan
dasar (vehikulum) dan bahan aktif.

� Bahan Dasar (Vehikulum)


• memilih bahan dasar (vehikulum) obat topikal merupakan langkah
awal yang penting.
• Pemilihan vehikulum didasarkan pada derajat, distribusi, serta lokasi
penyakit.
• Secara sederhana bahan dasar dibagi menjadi cairan, bedak, dan
salep.
• Di samping itu ada 2 campuran atau lebih bahan dasar, yaitu:
• Bedak kocok (lotion), yaitu campuran cairan dan bedak
• Krim, yaitu campuran cairan dan salep.
• Pasta, yaitu campuran salep dan bedak
• Linimen (pasta pendingin), yaitu campuran cairan, bedak dan salep.
CAIRAN💦
�Cairan terdiri atas:
• Solusio (solution), artinya larutan dalam air
• Kompres
• Rendam (bath), misalnya rendam kaki, rendam tangan
• Mandi (full bath)
• Tingtura (tincture), artinya larutan dalam alkohol
�Sifat cairan
• Membersihkan – eksudat, skuama, krusta
• Mengeringkan – dengan kompres terbuka
• Protektif
• Mendinginkan – pada radang akut
• Memanaskan – dengan kompres tertutup
• Epitelialisasi
• Keratolitik
• Antimikotik, antiseptik, astringen  bila ditambahkan bahan aktif
�Prinsip pengobatan cairan
• Membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dan sisa-
sisa obat topikal yang pernah dipakai
• Menimbulkan perlunakan dan pecahnya vesikel, bula, dan pustula.
�Hasil akhir pengobatan
• Keadaan kulit yang basah menjadi kering
• Permukaan menjadi bersih sehingga mikroorganisme tidak dapat
tumbuh dan mulai terjadi proses epitelisasi.
• Pengobatan cairan berguna juga untuk menghilangkan gejala,
misalnya rasa gatal, rasa terbakar, parestesi oleh bermacam-macam
dermatosis
BEDAK

• Bedak yang diaplikasikan di atas kulit membentuk lapisan tipis di kulit


yang tidak melekat erat sehingga penetrasinya sedikit sekali.
�Sifat bedak
• Mempunyai covering power – daya penutup
• Daya melekat
• Slipping power – melicinkan, misalnya pada daerah lipatan
• Daya absorbsi – daya menghisap air (keringat) dan lemak (sebum)
• Daya mendinginkan
• Antiinflamasi ringan, antipruritus ringan
❗Indikasi
• Lesi yang kering dan superfisial
• Lesi vesikobulosa akut  mempertahankan vesikel/bula agar tidak
pecah, misalnya pada varisella dan herpes zoster.
❌ Kontraindikasi: dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan
infeksi sekunder.
❓Cara penggunaan: ditaburkan langsung atau menggunakan
spons/kapas
SALEP
• Salep ialah bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada suhu
kamar berkonsistensi seperti mentega. Bahan dasar biasanya vaselin,
tetapi dapat pula lanolin atau minyak.
�Sifat salep
• Menutupi
• Protektif (tidak ada penguapan)
• Melicinkan
• Penetratif – meningkatkan penetrasi bahan aktif
• Memanaskan – bila ditutup bahan impermeable
❗Indikasi: Dermatosis yang kering atau kronis
❌Kontraindikasi
• Dermatitis madidans (basah)  sulit berkontak dengan kulit
• Area berambut
• Area lipatan
❓Cara penggunaan: dioleskan dengan jari/spatel. Dibersihkan 1x/hari
dengan kain/kapas yang dibasahi minyak.
LOTION
• Bedak kocok (lotion) terdiri atas campuran air dan bedak, biasanya
ditambah dengan gliserin sebagai bahan perekat.
�Sifat lotion
• Mendinginkan
• Mengeringkan
• Antipruritus (alkohol)
❗Indikasi
• Dermatosis yang kering, superfisial, dan agak luas. Yang diinginkan
ialah sedikit penetrasi.
• Pada keadaan subakut
❌Kontraindikasi
• Dermatitis yang masih sangat produktif  krusta yang terbentuk dari
partikel bedak dan serum akan melindungi berkembangnya
mikroorganisme di bawahnya.
• Daerah badan yang berambut
❓Cara penggunaan: kocok saat akan digunakan dan dioleskan dengan
kuas. Dibersihkan 1x/hari dengan air.
KRIM
• Krim ialah campuran W (water, air), O (oil, minyak), dan emulgator.
• Krim ada 2 jenis:
• Krim W/O (cold cream): air dalam minyak
• Krim O/W (vanishing cream): minyak dalam air.
�Sifat krim
• Mendinginkan
• Mengeringkan
• Penetrasi bahan aktif baik
❗Indikasi
• Obat-obatan kosmetik
• Dermatosis yang subakut dan luas  penetrasi yang lebih besar
daripada bedak kocok
• Krim boleh digunakan di daerah berambut (O/W)
• Dermatosis kering (W/O)
❌Kontraindikasi: Dermatitis yang masih sangat produktif/basah
❓Cara penggunaan: sama seperti salep
PASTA DAN PASTA PENDINGIN
• Pasta ialah campuran homogen bedak dan salep.
• Pasta pendingin adalah campuran bedak, salep, dan cairan.
• Pasta bersifat protektif dan mengeringkan.
❗Indikasi: Dermatosis subakut yang tidak produktif.
❌Kontraindikasi: Dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut.
Untuk daerah genital eksterna dan lipatan-lipatan badan pasta tidak
dianjurkan karena terlalu melekat.
❓Cara penggunaan
• Pasta dioleskan dengan spatel kayu pada kulit dan pembalutnya (kain
katun/kassa). Ganti pembalut tiap 1-2 hari.
• Dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi minyak mineral atau minyak
tumbuh-tumbuhan atau dengan direndam.
GEL
• Gel merupakan sediaan hidrokoloid berupa suspensi yang dibuat dari
senyawa organik.

• Zat untuk membuat gel : karbomer, metilselulosa, dan tragakan.


• Bila zat-zat tersebut dicampur dengan air akan terbentuk gel.
Bahan Aktif
• Bahan aktif juga merupakan factor penting dalam pengobatan kulit.
Bahan-bahan aktif yang digunakan antara lain
1. Alumunium asetat
Efek : astringen dan antiseptic ringan

2. Asam asetat
Digunakan sebagai larutan 5% untuk kompres, bersifat antiseptic

3. Asam benzoat
Sebagai sediaan salep, besifat antiseptic
4. Asam borat
• Konsentrasi 3%
• Tidak dianjurkan dipakai sebagai bedak, kompres, atau salep
• Efek : antiseptic ringan

5. Asam salisilat
• Efek : keratoplastik pada konsentrasi rendah (1-2%) dan keratolitik
pada konsentrasu tinggi (30-20%)

6. Asam undesilenat
• Bersifat antimikotik dengan konsentrasi 5% dalam salep atau krim

7. Benzyl Benzoat
• Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% atau 25%
8. Camphora
• Sebagai obat untuk penghilang rasa gatal (antipuritik)

9. Kortikosteroid
• Anti alergi, anti inflamasi, antipuritik, antimitotic, dan vasokontriksi
• Dalam bentuk krim atau salep

10. Gameksan
• Skabisida dan Pedikulosis

11. Gentian Violet


• Fungisida

12. Mentol
• Antipuritik
13. Permanganas Kalikus (KMn04)
• Antiseptik, adstringent, deodorant

14. Rivanol
• Serbuk kuning, mudah larut dalam air
• Antiseptik, astringent

15.Mercury
• Antiseptik, antipsoriatik, antiseborotik

16. Sulfur
• Antiseptik, skabisida

17. Vioform
• Antiseptik, antimikotik

Anda mungkin juga menyukai