Anda di halaman 1dari 15

MENU

JUDUL

KELOMPOK D-2
PENGANTAR
FINISHIA ISNA . (K100150079)
BAHAN & METODE
LUFIANI ASTUTI (K100150080)
DEFI RISAR DWI P. (K100150082)
OKTAFIANSYAH A. (K100150083)
HASIL & DISKUSI

KESIMPULAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


JUDUL

Lima spesies Ochna memiliki


aktivitas antibakteri yang tinggi dan
lebih dari sepuluh senyawa
antibakteri

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


PENGANTAR
Genus Ochna terdiri dari sekitar 86 spesies dari semak-semak hijau
milik keluarga ochnaceae dan terjadi secara luas di Afrika, Asia dan
Madagaskar. Keluarga tanaman ini telah digunakan sebagai makanan dan
untuk tujuan pengobatan selama berabad-abad. Anggota keluarga ini
dicirikan oleh adanya flavonoid, biflavonoids dan terpenoid sebagai
metabolit sekunder utama. Beberapa anggota genus ini juga digunakan
untuk ekstraksi minyak yang dapat dimakan.
Dalam sebuah studi oleh Reutrakul et al., ekstrak Ochna integerrima
memiliki aktivitas antivirus dan antiparasit yang baik. Penelitian ini
melibatkan isolasi biflavonoid dengan aktivitas antimalaria; glikosida
flavonoid dengan anti HIV-1 kegiatan itu juga diisolasi dari species yang
sama. Infusi dari akar dan daun O. integerrima digunakan secara lokal
sebagai persiapan antidisenterik dan antipiretik. Tampaknya tidak ada
laporan sebelumnya pada aktivitas antibakteri salah satu dari 86 spesies
Ochna saat ini.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


BAHAN & METODE
• Koleksi tanaman, pengeringan dan penyimpanan
1

• Ekstraksi
2

• Analisis fitokimia
3

4
• Organisme uji

5
• Uji bioautografi

6
• Konsentrasi hambat minimum

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


1. KOLEKSI TANAMAN, PENGERINGAN DAN
PENYIMPANAN

Daun dari lima spesies tanaman diselidiki dan


dikumpulkan pada musim panas di Kebun Raya Nasional di
Pretoria, Kebun Raya Nasional Lowveld di Nelspruit dan
University of Pretoria Botanical Gardens. Asal dari setiap
pohon didokumentasikan dalam database kebun botani
dan voucher spesimen disimpan di herbarium yang
berbeda (Tabel 1). Hanya daun kering yang bersih tanpa
lesi atau kotoran yang dipilih. Daun tidak dicuci dengan
air untuk membatasi kemungkinan ekstraksi beberapa
senyawa yang larut dalam air dan terutama untuk
membatasi kemungkinan pertumbuhan jamur pada daun
lembab. Daun dikeringkan dalam suasana gelappada suhu
kamar dan ditumbuk menjadi bubuk halus (dengan
partikel kurang dari 1 mm) dan disimpan dalam botol
kaca tertutup dalam suasana gelap sampai digunakan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2. EKSTRAKSI

Daun bubuk kering (2,0 g) diekstraksi dengan 20 mL


aseton yang sangat efektif dalam penggalian senyawa
antimikroba dari tanaman. Suspensi yang dihasilkan
dikocok dengan kuat di 50-mL polyester tabung centrifuge
dan disentrifugasi selama 15 menit pada 4000 rpm. Ekstrak
dituang dalam botol kaca preweighed melalui kertas filter
Whatman No 1 dan terkonsentrasi untuk mengeringan di
bawah aliran udara dingin. ekstrak kering dibuat hingga
konsentrasi 10 mg / mL (larutan stok) dalam aseton untuk
digunakan dalam tes berikutnya dan disimpan pada suhu 5
° C di tabung kaca bertutup rapat.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


3. ANALISIS FITOKIMIA

 10 μL sampel dari larutan stok yang berbeda (10 mg/mL)


diisikan pada lempeng KLT dan dikembangkan dalam 3 fase
gerak yang digunakan di Laboratorium Phytomedicine di
Universitas Pretoria. Fase gerak yang digunakan pada
lempeng adalah EMw (etil:methanol:water) dengan
perbandingan 40:5,4:5, CEF (chloroform:ethyl
acetate:formic acid) 5:4:1, BEA
(benzene:ethanol:ammonia hydroxide 90:10:1.
 Setelah itu, lempeng dilihat dibawah sinar UV dan
disemprot dengan reagen vanillin-asam sulfat (0.1 g
vanillin dalam 28 mL methanol dan 1 mL asam sulfat) dan
dipanaskan pada suhu 110 °C sampai terbentuk warna
optimal.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


4. ORGANISME UJI

Kultur mikrobakteri digunkana untuk menentukan


Minimum Inhibitory Concentration (MIC) atau kadar
hambat minimum dan bioautografi yang diperoleh dari
Departemen Mikrobiologi Medis di Universitas Pretoria.
Kultur bakteri ditanam pada media agar MH pada suhu 4
°C dan pada media broth MH pada suhu 37 °C terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk menentukan MIC dan
bioautografi. Koloni bakteri yang digunakan pada studi ini
adalah: Enterococcus faecalis (ATCC 29212),
Staphylococcus aureus (ATCC 29213), Escherichia coli
(ATCC 27853) and Pseudomonas aeruginosa (ATCC 25922).
Pathogen nosocomial ini sangat penting di Afrika selatan
dan koloni tertentu yang direkomendasikan digunakan
untuk membandingkan antibiotik.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


5. UJI BIOAUTOGRAFI

Persiapan kromatogram seperti apa yang sudah


dijelaskan diatas. Lempeng disemprot dengan kultur
bakteri aktif sampai basah lalu diinkubasi pada suhu 37 °C
dibawah 100% kelembaban relative. Setelah diinkubasi
semalam, lempeng disemprot dengan 2 mg/mL larutan
tetrazolium violet (Sigma, Pretoria, South Africa) dan
diinkubasi selama kira-kira 30-60 menit. Perubahan warna
diamati untuk mendeteksi pertumbuhan dan pengambatan
organisme uji setelah pemindaian di bioautogram. Zona
dengan latarbelakang ungu menunjukkan penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dalam
bentuk ekstrak.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


6. KONSENTRASI HAMBAT MINIMUM
Untuk menentukan nilai MIC dari uji organisme ekstrak
tanaman yang berbeda, uji microplate serial dilution
dikembangan oleh Eloff sudah digunakan. Percobaan ini
dilakukan dalam triplate dan diulangi 2kali untuk
verifikasi. MIC dicatat sebagai konsentrasi terendah dari
ekstrak tanaman dimana pertumbuhan bakteri terhambat.
Nilai dari MIC dibaca setelah keduanyan diinkubasi selama
12-36jam dengan ekstrak tanaman untuk menentukan
apakah aktivitas bakteriostatik saja atau juga baterisida.
Gentamisin digunakan sebagai kiontrol positif untuk
mengkonfirmasi system sensitivitas. Untuk
membandingkan aktivitaspada aktivitas total tanaman
yang berbeda dalam mL/g dapat dihitung dengan membagi
total massa dalam mg akstrak dari 1 g bahan tanaman
dengan nilai MIC dalam mg/mL.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


HASIL & DISKUSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


ANALISIS FITOKIMIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


BIOAUTOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


KESIMPULAN
Tiga dari lima spesies Ochna diidentifikasi . O.
pretoriensis, O. gamostigmata dan O. pulchra memiliki
aktivitas antibakteri yang signifikan berdasarkan nilai-nilai
MIC dan bioautografi. Senyawa bioaktif dalam dua spesies
yang paling aktif, O. pretoriensis dan O. pulchra, adalah
sama. O. pretoriensis memiliki aktivitas total tertinggi
1538 mL / g terhadap E. faecalis dan 923 mL / g terhadap
E. coli. Publikasi pada spesies lain dalam genus Ochna
telah melaporkan isolasi flavonoid dan biflavonoid dengan
kegiatan antimalaria dan anti HIV.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai