Pak Bambang
- Pengertian Narkotika berd UU no. 35 tahun 2009 dan ada berapa golongan
- Tujuan Pengaturan Narkotika berdasarkan UU
- Pengertian prekusor dan tujuannya sesuai UU
- Pengertian dan golongan psikotropika sesuai UU no. 55 tahun 1997
- Tujuan Pengaturan di bidang Psikotropika
- Pengertian obat esensial
- Tujuan KONAS
- Pengertian obat esensial
- Apa yang dimaksud dengan Pemegang Paten, invensi dan paten?
- Berdasar pp 51 thn 2009 sebutkan kompetensi khusus apoteker di bidang industri
- Sebutkan kompetensi apoteker dalam Distribusi obat menurut uu 51 th 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian!
- Sebutkan kegiatan dalam aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan dan
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam pelayanan resep
Pak Partana
1. Kasus Mutasi
- Kasus 1
seorang apoteker setelah lulus langsung bekerja ke jakarta di industri, karena tidak
tanggung jawab tidak mengurus surat ijin dan industri tidak mempermasalahkan. Setahun
kemudian dia kembali ke tempat asalnya di semarang untuk bekerja diapotik, tetapi
ditolak karena bukan anggota iai Semarang dan mengadu ke iai pd jateng. Analisis
masalah diatas disertai peraturan yang mengatur ?
Jawaban : permasalahan diatas adalah kesalahan seorang apoteker yang tidak
bertanggung jawab dalam mengurus surat izin dan dari pihak industri pun tidak
menyarankan atau mengarahkan untuk mengurus surat izin tersebut. Seharusnya jika
apoteker tersebut mau pindah ke wilayah lain harus mengurus surat pengantar mutasi.
Hal tersebut diatur dalam PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Peraturan
Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia, dan PMK no. 9 tahun 2017 tentang Apotek, PMK
73 tahun 2016 tentang standar pelayanan di apotek.
- Kasus 2 seorang apoteker asal jogja merasa sudah mengirimkan syarat permohanan untuk
menjadi penanggungjawab apotek milik orang lain. Namun rekomendasi tersebut ditolak
oleh PC IAI Solo. Kemudian apoteker tersebut mengadu ke PD IAI Jawa tengah.
Analisis kasus diatas mengapa rekomendasi tersebut ditolak dan berikan alurnya
Jawaban : aku bingung gaes soal yg ini??
- Kasus 3 apoteker lulus ums dan langsung kembali ke aceh menikah dan menjadi ibu
rumah tangga, 6 tahun kemudian dia kembali ke solo untuk membuka apotek sendiri,
tetapi ditolak dan mengadu ke iai pd jateng. Masalahnya apa dan disertai dengan
peraturan yang berlaku.
Jawaban : permasalahannya kemungkinan dari Serkom dan STRA yang bersangkutan
sudah kadaluarsa dan harus diperpanjang setiap 5 tahun sekali, peraturan yang berlaku
yaitu Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan, Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Permenkes No.9
tahun 2017 tentang izin Apotek
- Apakah Pasien bisa disebut sebagai konsumen dan tenaga kesehatan sebagai pemberi
jasa? Berikan alasan dan aturannya
Jawaban : menurut UU No. 8 Tahun 1999 Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Dari
keterangan diatas maka pasien bisa disebut sebagai konsumen.
Sedangkan Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Dari keterangan diatas
maka tenaga kesehatan dapat dikatakan sebagai pemberi jasa.
2. KASUS APOTEKER DI APOTEK
- Jelaskan urutan STRA, SERKOM, SIPA
1. SERKOM ( Sertifikat Kompetensi) merupakan syarat pertama dalam mendpatkan
STRA. Serkom harus tetap berlaku dengan cara mengumpulkan borang SKP atau
mengikuti ujian OSPE/OSCE (Objective Structural Pharmaceutical Examination/
Objective Structural Clinical Examination) apoteker.
2. STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker) merupakan tanda bahwa apoteker terdaftar
dalam database apoteker indonesia yang dikeluarkan oleh KFN (Komite Farmasi
Nasional). Sebelum apoteker mendapat STRA harus memiliki sertifikat kompetensi
daulu. Apoteker yang baru lulus memperoleh sertifikat kompetensi dgn cara lulus
ujian UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia) sedangkan yg sudah berpraktek
bisa memperoleh sertifikat kompetensi dgn cara rutin mengisi dan mengajukan
borang setiap 5 tahun sekali.
3. SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) setelah mendapatkan STRA maka apoteker harus
mengurus SIPA dgn salah satu syarat memiliki STRA yang aktif. Bagi yang ingin
berpraktek di apotek, maka harus mengurus SIA (Surat Izin Apoteker)
- Syarat-syaratnya
1) Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
2) Apoteker mendirikan Apotek bekerjasama dg pemilik modal maka pekerjaan
kefarmasian harus dilakukan sepenuhnya oleh Apoteker bersangkutan.
3) pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. lokasi; bangunan;
b. sarana, prasarana, dan
c. peralatan; dan
d. ketenagaan.
4) Lokasi. (Pemda Kab/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di wilayahnya dg
memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.)
- Aturan yang mengatur
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
Permenkes No.9 tahun 2017 tentang izin Apotek
SE No. HK.02.01/MENKES/24/2017 Tentang Petunjuk pelaksanaan Permenkes no.
31 tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkes No. 889/MENKES/PER/V/2011
tentang Registrasi ,izin praktik , dan izin kerja tenaga kefarmasian
- Aturan mana yang mengatur SIPA tidak berlaku jika STRA sudah habis perizinannya?
Jawaban : Permenkes No.9 tahun 2017 tentang izin Apotek
3. PERLINDUNGAN KONSUMEN
- Jelaskan pengertian perlindungan konsumen dan asas tujuannya
Jawaban : Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Asas manfaat, Perlindungan konsumen bermanfaaat semaksimal bagi konsumen dan
pelaku usaha secara keseluruhan
Asas keadilan, Memberikan kesempatan kpd konsumen dan pelaku usaha untuk
memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
Asas keamanan dan keselamatan, Memberikan jaminan atas keamanan &
keselamatan kpd konsumen dlm penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang
dan/atau jasa yg dikomsumsi atau digunakan.
Asas keseimbangan, Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen,
pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spirituil.
Asas kepastian hukum, agar pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara
menjamin kepastian hukum.
- Hak dasar konsumen menurut Jhon F Kennedy
hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkomsumsi obat, alkes
dan/atau jasa
hak utuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa
hak didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yg digunakan
- Bagaimana cara menyelesaikan sengketa konsumen
a) Pelaku usaha yg menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak
memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, dpt digugat melalui
BPSK/peradilan ditempat konsumen
b) tidak menutup kemungkinan dilakukan penyelesaian scr damai oleh para pihak.
Cara damai adalah penyelesaian yg dilakukan, tanpa melalui pengadilan/BPSK,
dan tidak bertentangan dg UUPK
c) BPSK membetuk majelis, dg anggota ganjil,sedikitnya 3 orang dari semua unsur
yg dibantu oleh panitera.
d) Penyelesaian sengketa oleh BPSK dalam jangka waktu 21 hari terhitung sejak
gugatan diterima BPSK
e) Penyelesaian di luar pengadilan, yg dilaksanakan melalui BPSK dikhusukan bagi
perorangan. Sifat penyelesaian sengketa yg cepat (dan murah), sangat dibutuhkan
masyarakat konsumen
Pak Da’i
PAK BAMBANG
Penggolongan :
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu penge-tahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Pasal 4
Penggolongan :
a. Golongan I : kokain, opium, heroin, tiofentanil, MDMA, amfetamin,
metamfetamin, dll.
b. Golongan II: fentanil, metadon, morfin, petidin, properidina, dll.
c. Golongan III: kodein, etilmorfina, dihidrokodeina, dll
Pengadaan : Suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedia sediaan farmasi dengan
jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pengadaan yang efektif
merupakan suatu proses yang mengatur berbagai cara, teknik dan kebijakan yang ada
untuk membuat suatu keputusan tentang obat-obatan yang akan diadakan, baik jumlah
maupun sumbernya.
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat CPFB (Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik)
Pedoman tersebut dituliskan dalam bentuk Cara Pelayanan Kefarmasian yang
Baik (Good Pharmacy Practice) sebagai perangkat untuk memastikan Apoteker dalam
memberikan setiap pelayanan kepada pasien agar memenuhi standar mutu dan merupakan
cara untuk menerapkan Pharmaceutical Care. Komitmen untuk memberikan pelayanan
sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat, harus terus diupayakan dan
ditingkatkan oleh Apoteker baik di Apotek, Puskesmas, Klinik maupun Rumah sakit.
Tujuan
Ruang Lingkup GPP (Rincian aktivitas GPP bisa dilihat di PDF “GPP”)
1. Aktivitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan
pencapaian tujuan kesehatan.
2. Aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan di pelayanan resep.
3. Penyiapan Obat dan perbekalan farmasi lainnya.
4. Layanan Informasi obat.
Pembagian SPO GPP (Contoh-contoh SPO GPP per bagian bisa dilihat di PDF
“GPP”)
- SPO pengelolaan sediaan farmasi dan alkes.
- SPO Pelayanan farmasi klinik
- SPO Higiene dan sanitas
- SPO tata kelola administrasi
- SPO lain-lain
-
Pengertian Paten, Invensi, Pemegang Paten (UU NO 13 TH 2016 TENTANG
PATEN)
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak
tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang
terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
Tujuan KONAS
2. Ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat essensial
3. Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta melindungi masyarakat
dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat
4. Penggunaan obat yang rasional