Anda di halaman 1dari 46

Nama anggota

kelompok
1. Asri L
ASUHAN KEPERAWATAN 2. Banati
PADA PASIEN DENGAN CHF 3. Desy s
4. Danto
(Congestive Heart Failure) 5. Eem S
6. Kuncoro
7. Menteria P
8. Rusli
9. Umi N f
10.Usnadi
11.Vella
12.Wahyu
13.Yulia p
PENGERTIAN
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh akan oksigen
dan nutrisi (Black dan Hawks, 2010).

Gagal jantung dapat dikatakan sebagai jalur terakhir dari setiap penyakit
jantung, dimana curah jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan jaringan
secara adekuat ( Guimaraes dkk, 2011 ).

klasifikasi
Klasifikasi gagal jantung menurut letaknya
• Gagal jantung kiri
Kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau mengosongkan dengan benar
dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan menjadi disfungsi sitolik dan
diastolik
• Gagal jantung kanan
Kegagalan ventrikel kanan untuk memompa darah secara adekuat
• Gagal jantung kongestif
Kegagalan ventrikel kanan dan kiri secara bersamaan
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association ( NYHA )

Derajat / kelas

1(Tanpa keluhan)
Pasien masih dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa disertai
kelelahan ataupun sesak nafas.

2 (Ringan)
Aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak nafas tetapi jika
aktivitas ini dihentikan maka keluhan akan hilang.

3 (Sedang)
Aktivitas fisik ringan menyebabakna kelelahan atau sesak nafas, tetapi keluhan
akan hilang jika aktivitas dihentikan.

4 (Berat)
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari bahkan pada saat istirahatpun
keluhan masih tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas walaupun
aktifitas ringan.
Etiologi Kelainan miokardial
Kelainan mekanis 1) Primer
 Peningkatan beban tekanan
 - Kardiomiopati
 Dari sentral (stenosis aorta)
 - Ganguan neuromuskular miokarditis
 Dari peripheral (hipertensi sistemik)
 - Metabolik (DM)
- Keracunan (alkohol dan lain-lain)
 Peningkatan beban volume

2) Sekunder
 Regurgitasi katup

- Iskemik, inflamasi, penyakit infiltratif
 Meningkatnya beban awal akibat
 - Penyakit sistemik, PPOK
regurgitas aorta dan cacat septum - Obat-obatan yang mendepresi
 Obstruksi terhadap pengisian ventrikel
 miokard
 Stenosis mitral atau trikuspid
 Gangguan irama jantung
 Temponade perikardium
 Ventrikular fibrilasi
Takikardi atau bradikardi yang ekstrim
 Retriksi endokardium dan miokardium

 Aneurisma ventrikular

 Dis-sinergi ventrikel

 (Muttaqin, 2012).

Tanda , Gejala & Komplikasi

Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan


1) Letargi dan diaphoresis 1) Edema tungkai
2) Dispnea atau orthopnea 2) CVP (central venosus pressure)
meningkat
3) Palpitasi (berdebar-debar)
3) JVP meningkat
4) Pernafasan cheyne-stokes 4) Asites, hepatomegali, dan BB
5) Batuk dan ronki basah meningkat
6) Edema paru 5) Splenomegali, distensi abdomen,
7) Oliguria atau anuria mual dan anoreksia
8) Irama gallop’s

Komplikasi
a. Edema paru
b. Gagal ginjal
c. Aritmia
d. Tromboembolisme
e. Kerusakan metabolik
Pemeriksaan Penunjang
a. Echokardiografi
Digunakan untuk memperkirakan ukuran dan fungsi ventrikel
b. Rontgen dada
Foto sinar-X dada posterior-anterior dapat menunjukkan adanya hipertensi
vena, edema paru atau kardiomegali
c. EKG
Ditemukan adanya LBBB, kelainan ST atau T menunjukkan disfungsi
ventrikel kiri kronis. Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan
kelainan segmen ST menunjukkan stenosis aorta dan penyakit jantung
hipertensi
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan non 4) Digitalis
farmakologis Digitalis adalah obat utama untuk
1) Pembatasan natrium meningkatkan konraktilitas. Obat
2) Tirah baring yang termasuk dalam digitalis
3) Pembatasan lemak adalah digoksin dan digitoksi.
b. Penatalaksanaan farmakologis 5) Inotropik positif
1) Pemberian O2 Obat dalam inotropik positif
2) Terapi nitrat dan vasodilator adalah dopamin yang fungsinya
3) Diuretik kuat meningkatkan denyut jantung
Diuretik kuat bekerja pada ansa pada keadaan bradikardi disaat
henle dengan menghambat atropin tidak menunjukkan kerja
transport klorida terhadap yang efektif. Selain itu dobutamin
natrium ke dalam sirkulasi juga dapat digunakan sebagai
(menghambat reabsorbsi peningkat kontraksi miokardium.
natrium pasif). Garam natrium 6) Sedatif
dan air akan keluar bersama Phenobarbital dapat diberikan
dengan kalium, kalsium, dan untuk mengurangi kegelisahan
magnesium. Obat yang termasuk sehingga pasien dapat beristirahat
dalam diuretik kuat adalah dan memberi relaksasi pada
furosemid dan asam etakrinat. pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
 Keluhan utama
Dyspnea, nyeri dada, cepat lelah, palpitasi, sinkop.
 Riwayat penyakit sekarang
Sudah berapa lama pasien sering mengalami keluhan?

 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat keluarga
Kaji ada atau tidak penyakit keturunan, anggota keluarga yang meninggal
mendadak
 Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Pola hidup sehat atau tidak, pekerjaan yang memerlukan stressor
 Riwayat psikososial & Spiritual
 Pemeriksaan fisik

Sistem Respirasi
Takhipnoe, pengunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung,
ekspirasi memanjang, penggunaan oksigen tambahan, posisi fowler atau
semifowler, ronchi, crackles.

Sistem kardiovaskuler
JVP meningkat, Point of maximal impulse (PMI) bergeser ke lateral, edema,
asites, akral hangat/ dingin, kapilari refil normal atau lebih dari 3 detik,
takhicardi, hipotensi, ditemukan bunyi jantung 3 dan 4, murmur, urine output
0,5 – 1cc/jam atau kurang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel , peningkatan
afterload dan konduksi elektrikal.
2. Aktual / resiko perubahan pola nafas berhubungan menurunnya compliance paru.
3. Aktual / resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan
cairan di intertisial alveoli.
4. Hipervolume berhubungan dengan gangguan aliran balik, kelebihan asupan cairan
5. Aktual / resiko gangguan keseimbangan elektrolit berhubungan dengan kelebihan
volume cairan, gangguan mekanisme regulasi.
6. Aktual / resiko penurunan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke otak.
7. Nyeri dada berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke miokard, kerusakan
miokard.
8. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen kurang dari kebutuhan
tubuh.
9. Manajemen kesehatan tidak efektif
10. Aktual / resiko distres spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis.
INTERVENSI EVALUASI

 Kaji penyebab keluhan  Sesak nafas tidak ada.


pasien, tingkat kesadaran.  Hemodinamik pasien
 Obsevasi hemodinamik
stabil.
 Ukur intake dan output  mampu melakukan
cairan mobilisasi sesuai
 Kaji tanda komplikasi
kemampuan.
 Anjurkan pasien untuk  koping pasien adekuat,
mobilisasi bertahap.
pasien tenang, tanda –
 Kaji presepsi pasien terhadap
tanda vital dalam batas
penyakit yang diderita.
 Kolaborasi terapi dan hasil
normal,keluarga ikut aktif
dari pemeriksaan penunjang
dalam proses koping.
Manajemen cairan

 Menghitung kebutuhan
 Diet rendah natrium = cairan
tidak lebih dari 2000mg ◦ 25 cc/kgBB/hari
per hari.
 1 sendok teh peres = 5
gram garam, setara dengan
2 gram (2000mg) natrium.

◦ 30 cc/kgBB/hari
 Pembatasan cairan pasien
gagal jantung:
 70%-80% dikali
kebutuhan per hari
Manajemen cairan

 Prinsip keseimbangan cairan?


◦ Cairan masuk = cairan keluar
◦ Untuk pasien dengan gagal jantung diharapkan jumlah urin
(saat BAK): >1cc/kgBB/jam.
 Dengan target keseimbangan cairan:
◦ -500ml sampai –1000ml dalam 24 jam.
 Keseimbangan cairan =
◦ Total cairan masuk selama 24 jam dikurangi total cairan
keluar selama 24 jam.
Manajemen cairan

 Bagaimana memantau berat badan?


◦ Pantau berat badan per hari. WASPADA peningkatan berat
badan yang cepat (lebih dari 4 pon/ 2kg dalam 2 hari atau
lebih dari 2,5kg dalam seminggu). Lapor bila ada kenaikan
berat badan yang cepat.
◦ Timbang di waktu yang sama di pagi hari, setelah bangun
tidur, setelah buang air, dan dalam keadaan perut kosong.
◦ Menggunakan alat ukur yang sama.
◦ Di tempat datar/ rata.
Conti...
Conti...
Edukasi Discharge Planning
◦ Pantau berat badan harian. WASPADA peningkatan berat badan
yang cepat.
◦ Minum obat teratur sesuai anjuran dokter.
◦ Kontrol dokter tepat waktu.
◦ Kurangi jumlah konsumsi garam (natrium) harian. Garam akan
menyerap dan menahan cairan di dalam tubuh.
◦ Batasi konsumsi cairan per hari sesuai dengan jumlah yang
dianjurkan. WASPADA bila urin (air seni) tidak keluar seperti
biasanya.
◦ STOP MEROKOK dan hindari asap rokok.
◦ Turunkan berat badan jika anda kegemukan
◦ Cukup asupan buah, sayuran dan makanan tinggi serat.
◦ Berolahraga dengan jalan kaki teratur di tempat datar, hindari
tanjakan/tangga, sesuaikan dengan kemampuan. Sempatkan
istirahat di sela-sela aktivitas.
◦ Mandi dianjurkan pakai selang/semprot/shower/gayung kecil
sambil duduk di kursi.
Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah kelompok heterogen penyakit otot


jantung ( miokardium) berhubungan dengan difungsi
mekanis dan listrik yang ditunjukan adanya ( tidak selalu )
dilatasi dan hipertropi ventrikel yang disebabkan oleh
berbagai penyebab terutama genetik. kardiomiopati
merupakan salah satu gangguan sistemik umum yang
menimbulkan kegagalan jantung dan kematian
kardiovaskuler. ( American Heart Association, 2006 )
Klasifikasi Kardiomiopati menurut European Society
Of Cardiology ( ESC ) 2008 yaitu :

Kardiomiopati

HCM DCM RCM ARVC UNCLASSIFIED

Familial / genetik Non familial / non genetik


Dilated
Dilated Cardiomyopathy
Cardiomyopathy (( DCM
DCM ))

 Bersifat familial unidentified


gene defect, dan non familial
idiopatik.
 Penyakit keturunan dan penyakit
tertentu
 Kardiomiopati alkoholik
Kardiomiopati alkoholik
 kardiomiopati kongestif
 Kardiomiopati diabetes
 Familial kardiomiopati dilatasi
 kardiomiopati idiopatik
 Kardiomiopati iskemik.
 Kardiomiopati peripartum.

 Kelelahan, dyspnea, nyeri dada,


palpitasi, sinkop, katup mitral
dan trikuspid regurgitasi.
KASUS PADA
PASIEN CHF ec
DCM
PENGKAJIAN
Biodata
 Nama : Ny. I
 Umur : 43 Tahun
 Suku / Status : Jawa / Menikah
 No. Medrec : 2019361898
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. Pedati selatan no. 19 Pasar Rebo
 Tanggl masuk : 14 April 2020 Jam : 11.04 Wib
 Tanggal pengkajian : 16 April 2020 Jam : 16.00 Wib
 Diagnosa medis : CHF Fc III ec DCM, DM tipe 2,
 Keluhan utama
 Cepat capek pada saat aktifitas

 Riwayat Kesehatan Dahulu


 Pada bulan Juni 2019 pasien mengatakan pernah
merasakan nyeri dada, dan dilakukan perawatan di RSUD
Pasar Rebo. Oleh dokter RSUD Pasar Rebo pasien
didiagnosa penyakit jantung koroner dan Diabetes Melitus.
Akan tetapi karena masalah financial pasien tidak bisa
melakukan pengobatan secara teratur, sehingga pada
bulan Desember 2019 pasien mengalami sakit kembali
dengan keluhan lemes, cepet capek dan dirawat kembali di
RSUD Pasar Rebo selama 3 hari. Kemudian dokter di RSUD
Pasar Rebo menganjurkan untuk melakukan pengobatan
lanjutan di RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita.
Pada bulan Januari 2020 pasien berobat ke poliklinik RS
Jantung & Pembuluh Darah Harapan kita, oleh dokter di
diagnosa CHF Fc III ec DCM, DM tipe 2.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Di UGD
 Pasien datang ke UGD tanggal 14 April 2020 jam

11.04 Wib dengan dengan keluhan lemes, tidak ada


nafsu makan sudah 1 minggu, ada mual, tekanan
darah 80 /56 mmHg nadi 78x/menit, respirasi 18
x/menit suhu 36°C, hasil lab Na 116 mmol, GDS 261
mg/dl. Oleh dokter UGD di diagnosa CHF fc III ec
DCM, DM tipe 2, observasi Fatique dan
hiponatremia. Kemudian pasien dipindahkan
perawatan ke IWM dengan dilakukan koreksi Nacl
3% 16cc/ jam, dan cek ulang elektrolit Na tiap 2 jam
selama 2 hari. kemudian dilanjutkan dengan
NacL0,9 % 1 kolf/24 jam. Pada tanggal 16 April jam
13.00 wib pasien dipindahkan ke gedung perawatan
2 lantai 5.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Di GP2LT5 ( tanggal 16 April 2020).
Pada saat melakukan pengkajian pasien mengeluh cepat
capek saat beraktifitas seperti jalan ke kamar mandi,
badan masih terasa lemas, mual sudah tidak ada, nafsu
makan sudah mulai ada, pasien tampak lemah. pasien
mengatakan pada saat dirumah selalu makan makanan
bebas garam, karena ada tetangganya yang
memberitahukan bahwa orang yang sakit jantung tidak
boleh makan garam. Pasien mengatakan belum tahu cara
penatalaksanaan penyakitnya. Pasien bertanya apakah
penyakitnya bisa sembuh, pasien bertanya kepada
perawat bagaimana cara perawatan dirumah pada kasus
penyakit yang dideritanya.
 Riwayat keluarga
 Pasien mengatakan dikeluarga tidak ada yang

menderita penyakit yang sama seperti pasien derita.

 Riwayat pekerjaan dan kebiasaan


 Pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah

tangga saja, tidak pernah merokok, dan tidak


pernah minum alkohol atau konsumsi obat – obat
terlarang.

 Riwayat psikososial & Spiritual


 Pasien mengatakan menerima dengan keadaan sakit

yang dideritanya, apabila ada masalah pasien selalu


menceritakan kepada suami dan adik perempuannya
 Keadaan Umum

 Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran Composmentis ( sadar penuh ) GCS 15
E4 = membuka mata secara spontan
M6 = klien dapat melakukan gerakan sesuai perintah
V5 = klien dapat berbicara dengan baik dan tidak ada
disoreintasi tempat, waktu, orang.

 Tanda tanda Vital ( Vital sign )


Tekanan darah : 80 / 51 mmHg Respirasi :18x/menit
Nadi : 91 x/ menit Suhu : 36,3° C

 Tinggi badan dan Berat badan


Tinggi badan : 150 cm Berat badan : 43 Kg

 Penampilan Umum
Penampilan umum: pasien tampak lemas
 Pemeriksaan Fisik
 Sistem Penglihatan
 Konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik, reaksi pupil

terhadap cahaya miosis, fungsi penglihatan baik


terbukti pasien dapat membaca tulisan dalam jarak ±
30 cm, tidak menggunakan alat bantu penglihatan,
tidak ada nyeri tekan pada bola mata.
 Sistem pendengaran
 Telinga kanan dan kiri ( telinga bagian luar ) bersih,

tidak ada nyeri tekan pada tragus pinna, fungsi


pendengaran pasien baik terbukti dapat menjawab
pertanyaan perawat dengan benar
 Sistem Respirasi
 Pernapasan pasien spontan, frekuensi napas 18 x /

menit, napas teratur, pergerakan dada simetris, bentuk


dada simetris, suara napas vesikuler.
 Pemeriksaan Fisik
 Sistem Kardiovaskuler
 Tekanan darah 80 / 51 mmHg, nadi 91 x / menit, JVP tidak
meningkat, terdapat pergeseran ictus cordis (± 2,5 cm ke
arah lateral ),terdapat bunyi jantung S3 dan mumur (+).
 Sistem pencernaan
 Bibir pasien tidak pecah – pecah dan tidak sianosis, mulut
pasien bersih. Pada saat menelan otot mulut dan lidah
berkontaksi secara bersamaan sehingga tidak ada kesulitan
saat menelan. Terdapat hepatomegali, tidak ada asistes,
tidak ada nyeri tekan dan nyeri ketuk pada abdomen, bising
usus positif pada keempat kuadran. Kebutuhan cairan pasien
1350 cc / 24 jam dan makanan DJ II 1350 kkal / 24 jam.
 Sistem Perkemihan
 pasien BAK spontan, pasien memakai pempers, pasien
mengatakan capek kalau sering BAK ke kamar mandi. Pasien
BAK ± 1800 cc / 24 jam
 Pemeriksaan Fisik
 Sistem Muskuloskeletal
 Ektremitas Atas : Kedua tangan dapat digerakan
secara pasif dan aktif Nilai 5
 Ektremitas Bawah : Kedua kaki dapat digerakan secara
pasif dan aktif dan tdk terdapat kekakuan atau
keterbatasan gerak pada kedua kaki.Nilai 5
 Sistem Neurologi
 GCS pasien 15 ( composmentis / sadar penuh ), pasien
dapat merasakan rangsangan sensorik beripa usapan dari
perawat, respon motorik pasien baik terbukti pasien dapat
melakukan gerakan pasif dan aktif.
 Sistem Integumen
 Rambut kepala berwarna hitam, kulit kepala bersih, suhu
tubuh 36°C, warna kulit sawo matang, kulit bersih, turgor
kulit baik, kuku klien tidak sianosis, kapilari refil time 3
detik.
 DATA PENUNJANG LABORATORIUM
  Tanggal
pemeriksaan
14/4/2020 15/4/2020 16 /4/2020 17/4/2020 18/4/2020

Hb 15,4        

Leukosit 19550        

Ht 45        

Ureum 59        

BUN 28        

Creatinin 1,14        
150
GDS 175     188

Natrium 116-115-116 118-118-


135 136 136
122- 130

Kalium 4,8        

Calcium total 2,20        

Chlorida 78        

Magnesium 2,6        

PT/INR 44,2 /4,40     26,3 /2,3  


DATA PENUNJANG LAINNYA

 Echokardiografi ( tanggal 16 april 2020 )


 Dilatasi semua ruang jantung, severe LV disfunction EF 20 %, MR
mild moderate TR mild, SEC di LV.

 Elektrokardiogram ( tanggal 14 april 2020)


 Irama sinus, nadi 80 x/menit, gelomabang p normal 0,10detik, PR
interval normal 0.18 detik, gelomabang QRS normal 0.12 detik,
axis normal, T inverted di lead II, III, aVF dan V5, V6. LVH
.
 Foto Rontgen ( Tanggal 14 april 2020 )
 CTR 60 % , segmen aorta normal, segmen pulmonal menonjol,
pinggal jantung tidak terlihat, apex downward, kongesti ( + ),
infiltrat ( - ).
 TERAPI

 Lasix 1 x 1 tablet ( pagi )


 Bisoprolol 1 x 5 mg ( pagi )
 Digoxin 1 x 0,125mg ( siang )
 Simarc 2 1 x 1mg ( malam )
 Odace 2 x 10mg ( pagi dan sore )
 Lantus 1 x 14 unit ( malam ) secara
subkutan
ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah keperawatan

Data Subjektif :   Kontraktilitas


 Pasien mengatakan Cepat capek pada saat
Penurunan curah
aktifitas miokard
  jantung
menurun
Data Objektif :
 
 Pasien tampak lemah
 
 Tekanan darah : 80 / 51 mmHg
 
 Nadi : 91 x/ menit
 Respirasi : 18x/menit
 pasien mendapatkan terapi digoxin, lisinopril,
diuretik
 terdapat bunyi jantung 3, murmur ( + ).
 Hasil echo
Dilatasi semua ruang jantung, severe LV disfunction
EF 20 %, MR mild moderate TR mild, SEC di LV.
 
 Hasil foto rontgen
Tanggal 14 maret 2020 CTR 60 % , segmen aorta
normal, segmen pulmonal menonjol, pinggal
jantung tidak terlihat, apex downward, kongesti ( +
), infiltrat ( - ).
ANALISA DATA
Data Subjektif : ketidakseimbangan suplai Intoleransi aktifitas
 Pasien mengatakan Cepat capek pada saat
oksigen dengan kebutuhan
aktifitas
tubuh
 pasien mengatakan capek kalau sering BAK
 
ke kamar mandi.

Data Objektif :
 Pasien tampak lemah
 Tekanan darah : 80 / 51 mmHg
 Nadi : 91 x/ menit
 Respirasi : 18x/menit
 pasien mendapatkan terapi digoxin,
lisinopril,
 terdapat bunyi jantung 3, murmur ( + ).
 Pasien memakai pempers untuk BAK
 Hasil echo
Dilatasi semua ruang jantung, severe LV
disfunction EF 20 %, MR mild moderate TR
mild, SEC di LV.
 
ANALISA DATA Kurang terpapar informasi
Data Subjektif : Manajemen
 
 pasien mengatakan pada saat
kesehatan tidak
dirumah selalu makan
efektif
makanan bebas garam, karena
ada tetangganya yang
memberitahukan bahwa orang
yang sakit jantung tidak boleh
makan garam.
 Pasien mengatakan apakah
sakitnya bisa sembuh & pasien
belum tahu cara
penatalaksanaan penyakinya.

Data Objektif :
 Tekanan darah : 80 / 51 mmHg
 Nadi : 91 x/
menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan


dengan kontraktilitas miokard menurun.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan tubuh.
3. Manajemen Kesehatan tidak efektif
berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
Patoflow Etiologi
Etiologi CHF
CHF Perubahan struktur
jantung

Pe ↑ preload & afterload,


pe↓ kontraktilitas Gangguan sistem
konduksi
Penurunan
Penurunan curah
curah
jantung Disritmia
Disritmia
jantung

Gangguan perfusi
jaringan

otak Jantung
Jantung Metabolisme anaerob di
sel tubuh

Aliran darah, oksigen ke


Aliran darah, oksigen ke otak arteri koroner tidak Produksi ATP ↓
tidak adekuat adekuat

   
Resiko Metabolisme anaerob disel Keletihan fisik
Resiko tinggi
tinggi penurunan
penurunan perfusi
perfusi
serebral otot jantung
serebral
  Intoleransi
Intoleransi aktifitas
aktifitas Cemas
   Cemas
Sinkop
Sinkop Otot jantung iskhemia,
   infark
Terjadi perubahan status Kurang informasi tentang
  kesehatan dengan kondisi dan penatalaksaan penyakit
Nyeri
Nyeri dada
dada pronosis penyakit
 
    
Intervensi
Diagnosa penurunan curah jantung
 Mandiri

 Kaji tingkat kesadaran pasien

 Pantau tanda-tanda vital secara berkala

 Monitor irama jantung

 Monitor adanya perubahan enzim jantung

 Monitor tanda-tanda disorientasi, konfusi dan fatique

 Ukur dan monitor intake dan output cairan per 24 jam

 Batasi aktifitas fisik

 Batasi pemberian makanan yang dapat meningkatkan kerja jantung

 Bantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

 Atur posisi pasien ke posisi semifowler atau telungkup arah kekanan saat tidur

  

 Kolaborasi

 Pemberian terapi sesuai program (nitrates, calsium antagonis, heparin, diuretik,

inotropic agent)
 Berikan Oksigen sesuai kebutuhan

 Berikan cairan intravena sesuai instruksi.


Diagnosa intolerasi aktifitas

 MANDIRI
 Kaji dan obrsevasi respon pasien terhadap aktivitas
 Rencanakan periode Istirahat diantara programaktivitas
 Motivasi intake nutrisi adekuat
 Ajarkan tehnik ROM Aktif atau secara bertahap
 Bantu dalam pemenuhan perawatan diri.
 Berikan terapi oksigen
 Berikan managemen utk mengatasi nyeri
 Dukung dan motivasi pasien untuk aktivitas mandiri
  
 KOLABORASI
 Kolaborasi pengambilan darah utk pemeriksaan lab status
nutrisi dan cairan.
Diagnosa manajemen kesehatan tidak efektif

 observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi factor-factor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hiup bersih dan keehatan


sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

 Edukasi
 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan
 Jelaskan tentang perawatan dirumah
 Ajari perilaku hidup bersih dan sehat
JURNAL PENELITIAN
 Judul : PENGARUH TERAPI POSISI LATERAL
KANAN TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN
GAGAL JANTUNG DI RSUP M DJAMIL PADANG
 Peneliti : Marnila Yesni
 Metode penelitian :Metode yang digunakan Quasi

Eksperiment dengan pre and post test control


grup yang terdiri dari 15 responden kelompok
intervensi dan 14 responden kelompok kontrol
yang dirawat di RSUP M Djamil Padang.
 Uji statistik yang digunakan adalah uji

independent T test
 Latar Belakang
 Gagal jantung merupakan kumpulan dari penyakit yang

disebabkan karena berkurangnya fungsi dari jantung untuk


memompakan darah keseluruh jaringan secara maksimal karena
mengalami gangguan fungsi dan struktur dari jantung (Setiaty,
2014). Resiko gagal jantung setiap tahunnya semakin mengalami
peningkatan, menurut data WHO tahun 2013 didapatkan 17,3
juta orang meninggal dikarenakan oleh gangguan kardiovaskuler
di tahun 2008. Kejadian gagal jantung terus meningkat dengan
populasi yang menua, hal ini diproyeksikan bahwa prevalensi
gagal jantung akan meningkat sebesar 23% tiap tahunnya dari
2,42% menjadi 2,97% tahun 2030 (Bluemke, 2014). Dari hasil
penelitian Santos (2012) menemukan bahwa lima gejala yang
sering dialami oleh pasien gagal jantung yaitu dispnea (82,2%),
kelelahan (84,9%), mulut kering (74,1%), mengantuk di siang hari
(67,9%) dan sulit untuk tidur (64,2%). Kualitas tidur merupakan
suatu keadaan seseorang dapat kemudahan untuk memulai
tertidur (latensi tidur) dan untuk mempertahankan tidur,
komponen dari kualitas tidur dapat digambarkan dengan lama
waktu tidur dan keluhan – keluhan yang dirasakan diwaktu tidur
dan saat bangun tidur (Potter & Perry, 2010).
 Pembahasan
Pemberian posisi lateral kanan selama 30 menit menjelang tidur memberi
kenyamanan secara fisik pada pasien gagal jantung. Menurut Chen &
Kuo,1997; Sharad J, 2013, menurut dari kedua penelitian ini beberapa
mekanisme yang mendorong aktifitas vagus saat seseorang berbaring kearah
sebelah kanan yaitu ((1) SA node menerima persarafan utama melalui
persarafan vagus sebelah kanan, saraf vagus sebelah kanan pada leher akan
terstimulasi oleh masase periodik dari pulsasi arteri karotis pada posisi
istirahat sebelah kanan, (2) ketika berbaring sebelah kanan menguntungkan
terhadap posisi anatomi atrium sebelah kanan karena menyebabkan venus
return menurun dari vena kava superior dan inferior, (3) Gravitasi dapat
meningkatkan beban kerja jantung ketika berbaring kearah kiri sedangkan
jika berbaring ke arah kanan akan meningkatkan aktivitas vagal (saraf
parasimpatis), (4) pada posisi istirahat lateral kanan akan mencegah
Obstruksi saluran nafas daerah faring akibat pendorongan lidah dan palatum
kebelakang yang dapat menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring pada
saat pasien tidur, sehingga pasien akan merasa nyaman ketika tidur di posisi
ini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fujita et al cit Ozede (2012) pada
pasien gagal jantung pada saat tidur 2 kali lebih lama tidur pada posisi lateral
kanan dibandingkan dengan posisi tidur supine hal ini dikarenakan merasa
lebih nyaman diposisi ini Hal ini sesuai dengan Wilkinson (2012) bahwa
pemberian intervensi untuk peningkatan tidur seseorang dibutuhkan
pemenuhan faktor fisik maupun psikologis. Ketika seseorang akan memulai
tidur agar mudah jatuh tertidur diawali dengan kondisi fisik seperti denyut
jantung, frekuensi pernafasaan serta tekanan darah yang lambat dan stabil
(Guyton & Hall, 2014; Zisapel, 2011).
 Hasil penelitian : Hasil penelitian
menunjukkan terdapatnya perbedaan yang
signifikan selisih kualitas tidur antara
kelompok posisi lateral kanan dengan
kelompok kontrol dengan nilai (p
value=0,001)
 Tidur merupakan kebutuhan dasar

manusia ,dengan pemberian intervensi terapi


posisi lateral kanan dapat membantu
mengatasi masalah kualitas tidur yang buruk
pada pasien gagal jantung sehingga
meningkatkan kualitas tidur pada pasien
gagal jantung yang dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai