Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL READING

ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY PATTERNS OF


BACTERIA ISOLATED FROM PATIENTS WITH EAR
DISCHARGE IN JIMMA TOWN, SOUTHWEST, EITHOPIA

PEMBIMBING :
DR. ANGGINA DIKSITA, SP. THT-KL

PENYUSUN : NADYA SHABIRAH ZAHRA (1820221135)


ABSTRAK

 TUJUAN
Menentukan faktor risiko, profil bakteri, dan pola kerentanan antimikroba dari isolate pada pasien dengan
cairan telinga yang secara klinis sama dengan otitis media di negara berkembang dengan alat yang terbatas
seperti otoskop

 METODE
Sebuah studi prospektif cross-sectional yang dilakukan pada 173 pasien dengan otitis media.
Specimen cairan telinga dikumpulkan dan dianalisis dengan teknik mikroba standar. Profil kertentanan
antibiotic ditentukan untuk 19 antibiotik menggunakan metode difusi disk standar. Data dianalisis dengan
SPSS versi 22 dan nilai P kurang dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik
 HASIL

Diantara 173 pasien dengan otitis media yang


berpartisipasi dalam penelitian ini; mayoritas, 102 (63%) adalah  KESIMPULAN
anak-anak, dari 72 (41,61%) berada di kelompok usia kurang
dari 4 tahun. Isolat yang dominan adalah Staphylococcus aureus
Mayoritas isolate bakteri resisten multi-obat,
(30,72%) diikuti oleh Proteus spp. (17,89%). Sebagian besar
bakteri yang diisolasi menunjukkan tingkat resistensi yang oleh karena itu upaya untuk mengisolasi
tinggi terhadap ampisilin/amoksisilin (88,3%), penisilin G mikroorganisme dan menentukan pola
(79,5%) diikuti oleh trimethoprim / sulfametoksazol (73,8%). kerentanan harus diperkuat untuk
Sebaliknya, sebagian besar isolate bakteri yang menunjukkan meningkatkan hasil pengobatan otitis media
kerentanan sedang terhadap ciprofloxacin (72,9%), gentamisisn yang efektif dibandingkan pengobatan
(70,4%) dan amikasin (69,3%). Isolate bakteri yang empiris yang biasa
diidentifikasi dalam penelitian ini menunjukkan tren resistensi
obat ganda, mayoritas (67%) resisten terhadap tiga atau lebih
antimikroba.
PENDAHULUAN

• Infeksi telinga  otitis media (OM) dan otitis eksterna (OE)


• infeksi telinga b/d lamanya penyakit  telinga menjadi infeksi telinga akut (gejala yang berlangsung
kurang dari 14 hari) dan infeksi telinga kronis (gejala yang berlangsung lama, selama >= 14 hari)

• Otitis media  otitis media akut sederhana hingga otitis media akut berulang, otitis media dengan efusi
(OME), atau otitis media kronis (OMK)
• Otitis media yang tidak diobati dengan baik karena diagnosis yang tidak akurat atau penggunaan
antibiotic yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi
• Pengobatan empiris infeksi telinga tidak selalu tepat karena pola kerentanan obat berubah dari waktu
ke waktu  berkontribusi pada pengembangan resistensi antimikroba dalam jangka panjang

• Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menentukan profil bakteri, pola kerentanan antimikroba dan
faktor-faktor terkait infeksi telinga di antara pasien dari semua kelompok umur yang mengunjungi
institusi kesehatan yang ditemukan di Jimma Town
METODE

• studi prospektif cross-sectional


Desain
penelitian

• kota Jimma dari Februari hingga September 2017


Area & waktu
Penelitian

• Peserta penelitian  pasien dari semua kategori umur dengan diagnosis dugaan/klinis Otitis
Media yang yang bersedia memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penellitian
(persetujuan orang tua/ pengasuh diambil pada kasus anak-anak)
Pengumpulan
• Informasi riwayat relevan, swab, otoskop dan headlamp
data
Cairan telinga dikumpulkan dengan
teknik aseptic yang ketat Dalam 2 jam pengumpulan, usap Diinokulasi 
meggunakan kapas steril sekali telinga dibawa ke laboratorium agar darah, agar coklat, dan agar
pakai kemudian benamkan ke mikrobiologi JUMC MacConkey
media transpor Amies dengan arang

menggunakan reaksi pewarnaan


Gram  Didentifikasi karakter Semua media yang diinokulasi MacConkey dan agar darah
kultur, morfologi koloni, produksi diinkubasi pada suhu 37 C selama diinkubasi  aerob,
pigmen dan jenis hemolysis pada 18-24 jam agar coklat  tabung lilin,
agar darah
• Uji kerentanan antibiotic dilakukan dengan menggunakan teknik
difusi cakram Kirby Bauer pada agar Muller Hinton
• Antibitotik  Penisilin G, Cefixitin, Ampicilin, Amoxicillin,
Erithromycin, Clindamycin, Trimethoprim Sulphemethox, Oxacillin,
Uji Kerentanan Amoksisilin plus asam klavulanat (Augmentin), Cefuroxime,
Ceftriaxone, Ceftazidime, Gentamicin, Tobramicyin, Ciprofloxacin,
Antimikroba Vancomycin, Amikacin, Cefepime, dan Chloramphenicol

• Data dianalisis menggunakan SPSS versi 22.0


• Uji chi-square dilakukan untuk mengevaluasi keberadaan
hubungan yang siginifikan secara statistic dan P-value kurang
dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik
Analisis Statistik
HASIL

Uji chi-square menunjukkan bahwa usia dewasa (p = 0,031), tempat


tinggal di pedesaaan (p = 0,005), riwayat kunjungan dan perawatan
kesehatan sebelumnya (p = 0,000), infeksi saluran pernapasan bagian
atas (p = 0,018) dan keberadaan rokok pada perokok dirumah (p = 0,022)
yang memiliki hubungan yang signifikan secara statistic dengan infeksi
telinga kronis daripada infeksi telinga akut
Di antara pathogen yang diisolasi, bakteri Gram-negatif 101
(56,4%) adalah isolate dominan daripada Gram-positif 78
(43,6%), dengan rasio ~ 1,3 :1. Isolat bakteri yang dominan
adalaah S.aureus (30,72%) diikuti oleh Proteus spp. (17,89%),
dan P. aeruginosa (10,61%)
Tes kerentanan antimikroba dilakukan untuk 19 jenis antibiotic yang berbeda

• Dari semua antimikroba yang diuji  ampisilin / amoksisilin menunjukkan tingkat resistensi tertinggi
(88,1%) diikuti oleh penisilin G (79,5%) dan cotrimoxazole (75,8%). Sebaliknya, sebagian besar isolate
bakteri rentan  ciprofloxacin (72,95%), gentamisin (70,4%), dan amikacin (69,3%).

• Di antara bakteri gram positif  peningkatan tingkat resistensi ditemukan pada Trimethoprim-
sulphamethoxazole (78,2%), amoxicillin / ampicillin (76,9%) dan penicillin G (79,5%) sedangkan
sensitivitas yang relative tinggi  ceftazidime (66,7%), ciprofloxacin (70%) dan gentamicin (79,5%).

• Di antara isolate gram negative  tingkat resistensi maksimum terlihat pada ampisilin dan ceftriaxone ,
sedangkan kerentanan yang lebih  siproflokasin (93,1%), amikasin (80,2%), gentamisin (80,2%)
dan cefepime (64.4%)
DISKUSI

Dalam penelitian ini

• Presentasi tertinggi infeksi telinga ditemukan diantara anak-anak (63%) dan ini sesuai dengan laporan dari
bagian lain dari Ethiopia
• Sebagaian besar pasien (57,8%) mengalami keluarnya cairan telinga selama >= 14 hari, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya di Ethiopia, dimana OMK memberikan 60-83% dari kasus OM
• Total isolate bakteri  bakteri gram negatif (56,4%) sedikit lebih tinggi dari bakteri gram posistif, dimana
sesuai dengan peneitian sebelumnya yang dilakukan di berbagai bagian Ethiopia: Mekelle (56%)
• Bakteri terisolasi terkemuka dalam penelitian ini adalah S.aureus (30,72%), diikuti oleh Proteus spp. (17,89%)
dan P.aeruginosa (10,61%), sama dengan laporan peneliti lain dari Mekelle dan Addis Ababab
• Riwayat kunjungan perawatan kesehatan sebelumnya dan menjalani perawatan (58,96%) menunjukkan hubungan
yang signifikan dengan infeksi telinga kronis (p = 0,000), yang mirip dengan laporan Wasihun dan Zamene. Hal ini
bisa disebabkan oleh kegagalan pengobatan empiris terhadap OMA

• Pengambilan swab pada pasien dengan keluhan keluarnya cairan telinga  merawat pasien dengan antibiotic
sistemik topical +/- sesuai dengan panduan empiris yang tersedia  manajemen infeksi telinga yang tepat akan
menjadi efektif

• Bakteri yang diisolasi menunjukkan tingkat resistensi tertinggi terhadap antibiotic yang biasa digunakan untuk
pengobatan OM yang sejalan dengan laporan sebelumnya dari berbagai bagian Ethiopia dan pola keretantanan
antimikroba secara keseluruhan (>70%) yang terlihat pada gentamisin dan ciprofloxacin yang dimana sejalan dengan
penelitian lain yang dilakukan di Ethiopia dan negara-negara lain
• Secara keseluruhan, 67% dari isolate bakteri dari penelitian ini digolongkan sebagai pathogen MDR
 Alasan untuk ini mungkin terkait dengan resep antibiotic tanpa hasil laboratorium, pembelian obat tanpa resep
yang tepat (pengobatan sendiri) di apotek dan toko obat setempat, penyalahgunaan antibiotic, pemberian resep yang
tidak sesuai sehingga setiap keadaan infeksi diberikan agen antibakteri

 Sifat bakteri biofilm dari isolate, tidak tersedianya kultur bakteri dan pencegahan serta pengendalian infeksi yang
buruk mungkin merupakan faktor yang berkontribusi pada pengembangan MDR
KESIMPULAN

• S.aureus, Proteus spp. dan P.aeruginosa adalah tiga isolate bakteri dominan dari pasien dengan cairan yang keluar
dari telinga

• Pathogen yang diisolasi menunjukkan tingkat resistensi antibiotic dan gambaran MDR yang ditinggi pada
penelitian ini

• Hampir semua bakteri yang terisolasi menunjukkan tingkat resistensi yang cukup besar terutama pada antibiotic
yang biasa digunakan seperti, ampisilin, amoksisilin, amoksisilin / asam klavulanat, trimethoprim

• Ciprofloxacin, amikacin dan gentamicin efektif terhadap semua isolat bakteri

• Pengobatan empiris infeksi telinga, kultur dan uji kerentanan antimikroba harus dilakukan sebagai praktik rutin
dan wajib untuk mengelola infeksi telinga secara tepat, hal ini untuk mengurangi terjadinya komplikasi
CRITICAL APPRAISAL

VALIDITY

IMPORTANCY

APPLICABILITY
TELAAH JURNAL

Judul Jurnal : Antimicrobial Susceptibility Patterns Of Bacteria Isolated From Patients With Ear
Discharge In Jimma Town, Southwest, Eithopia

Penulis : Kasahun Gorerns, Gatenet Beyene, Mekarnu Berhane, dan

Zaleke Mekonnen
Publikasi : BMC (BioMed Central) Ear, Nose and Throat Disorders

Penelaah : Nadya Shabirah Zahra

Tanggal Telaah : 3 Juni 2020


VALIDITAS

Interna - Seleksi Data diperoleh dengan metode studi prospektif cross-sectional, yang mengambil sampel pada semua
umur. Penelitian ini memiliki validitas seleksi yang baik
Interna -Pengontrolan Penelitian ini tidak menyebutkan cara mengendalikan variabel perancu dan variabel perancu pada
Perancu penelitian ini tidak disebutkan.
Interna - Informasi Validitas informasi baik karena data diambil dengan persetujuan orang tua atau pengasuh pasien, adanya
informasi riwayat OM yang relevan, pemeriksaan swab, otoskop dan headlamp yang dilakukan oleh
petugas kesehatan terlatih
Interna - Analisis Penggunaan metode penelitian, hasil dan interpretasi penelitian ini baik. Sehingga validitas analisis
penelitian ini dapat disimpulkan baik dan memenuhi validitas analisis

Eksterna Validitas eksterna pada penelitian ini baik karena sudah memperhatikan generalitas
IMPORTANCY APPLICABILITY

Penelitian tersebut dapat digunakan Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan
kualitas penatalaksanaan otitis media dan juga memberikan informasi
sebagai bahan acuan bagi para dokter
untuk pemberian antibiotik yang tepat sehingga dapat dengan optimal
dalam menentukan tatalaksana otitis media
mengeredikasi patogen penyebab penyakit otitis media. Selain itu,
dengan menggunakan intervensi berupa diperlukan pengawasan antimikroba nasional agar membuat
antibiotik yang tepat. rekomendasi antibotik yang tepat dengan kepatuhan yang ketat untuk
mengurangi penyebaran resistensi obat dan komplikasi yang terkait.
Oleh karena itu, pengobatan empiris infeksi telinga, kultur, dan uji
kerentanan antimikroba harus dilakukan sebagai praktik rutin dan
wajib untuk mengelola infeksi telinga secara tepat, hal ini untuk
mengurangi terjadinya komplikasi.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai