Anda di halaman 1dari 42

TUGAS PERTEMUAN 8

SETIANING RAHAYU_20180104045

THE DECISION USEFULNESS APPROACH TO


FINANCIAL REPORTING CONCEPT OF
ENVIRONMENTAL ACCOUNTING,
ENVIRONMENTAL MANAGEMEN
ACCOUNTING
Aspek Sosial dan lingkungan dalam
Pelaporan Keuangan

A. Keputusan Pelaporan Keuangan yang tidak diatur: Pertimbangan


sistem berorientasi teori
 Teori pada dasarnya adalah abstraksi dari kenyataan dan karenanya
beberapa teori tertentu tidak bisa diharapkan untuk menyajikan deskripsi
yang menyeluruh pada beberapa perilaku tertentu. Oleh karena itu terkadang
sangat berguna untuk mempertimbangkan beberapa perspektif yang
dinyatakan dalam beberapa teori alternative. Teori alternatif dalam aspek
social pada pelaporan keuangan terdiri dari tiga yaitu :
a. Teori Politik Ekonomi
b. Teori Legitimasi
c. Teori Stakeholder
dua perkspektif teori tentang diadopsi

 Khusus teori legitimasi dan teori stakeholder adalah


dua perkspektif teori tentang diadopsi dari beberapa
peneliti dalam beberapa waktu terakhir. Teori teori
tersebut terkadang disebut sebagai “Teori berorientasi
system”. Dalam perskpektif teori berbasis system,
entitas diasumsikan akan dipengaruhi oleh aspek
aspek social dan juga akan mempengaruhi
masyarakat dimana entitas tersebut beraktivitas, hal
tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :
GAMBAR
legitimasi maupun teori stakeholder

Baik dalam teori legitimasi maupun teori stakeholder, aturan


pengungkapan akuntansi dipertimbangkan sebagai penegak strategi
yang mempengaruhi hubungan entitas dengan pihak lain

1. Teori Politik Ekonomi


 BErdasarkan Gray, Owen, dan Adam (1996), teori legitimasi dan teori
stakeholder keduanya berasal dari teori yang lebih luas disebut
sebagai teori politik ekonomi. Teori tersebut didefinisikan sebagai
“kerangka
 social,politik,ekonomi didalam keberlangsungan hidup manusia.
Perspektif ini menganut bahwa masyarakat, politik, ekonomi tidak
dapat dipisahkan, dan masalah ekonomi tidak bisa diselidiki bila tidak
adanya kerangka social, politik, dan institusi dimana aktivitas ekonomi
berlangsung. Hal tersebut siebutkan bahwa mempertimbangkan
aspek politik ekonomi oleh peneliti dapat memmbuat pertimbangan
yang atas masalah yang lebih luas yang berakibat pada bagaimana
entitas beroperasi, and informasi apa yang dipilih untuk diungkapkan.
Gutrie dan parker berpendapat bahwa perspektiv ini menjadi alat
untuk membangun, mempertahankan dan melegitimasi ekonomi,
aturan politik, ideology yang berkontribusi pada kepentingan
perusahaan, selanjutnya Gutrie dan Parker menjelaskan bahwa
laporan perusahaan tidak bisa dipertimbangkan sebagai laporan yang
netral, dokumen yang tidak bias seperti banyak praktisi akuntansi
memberikan saran, tapi lebih ke menyediakan pertukaran
kepentingan antar perusahaan dengan lingkungan dan mencoba
untuk menengahi dan mengakomodasi bermacam macam
Kepentingan.
“politik ekonomi “klasik”dan “borjuis”.

 Teori politik ekonomi dibagi kedalam dua aliran dimana gray, owen, dana dam
menyebutkan yaitu “politik ekonomi “klasik”dan “borjuis”.
 Politik ekonomi klasik cenderung untuk melihat laporan keuangan dan
pengungkapannya sebagai sarana pemeliharaan posisi istimewa mereka yang
mengatur kelangkaan supber daya (modal), and sebagai sarana untuk merusak
posisi merekan yang tidak kekurangan modal, memfokuskan pada konflik structural
dalam masyarakat.
 Politik ekonomi borjuis berasumsi bahwa kekuasaan secara luas disebabkan dan
masyarakat tersusun atas individu yang preferensinya adalah untuk menonjol
dalam pilihan social, dan dengan tidak adanya individu yang mampu untuk
mempengaruhi masyarakat secara konsisten, pada perspektif ini pada dasarnya
masyarakat didalam suatu pupulasi dipengaruhi oleh kelompok kecil elit, kelompok
ini yang menggunakan akuntansi sabagai sarana mempertahan dominiasi posisi
mereka
Teori Legitimasi

Teori Legitimasi
 Teori legitimasi menegaskan bahwa entitas terus mencari
untuk memastikan bahwa mereka beroperasi didalam
batasan dan norma yang sesuai dengan masyarakatnya.
Entitas berusahan untuk memastikan bahwa aktivitas
mereka dirasakan oleh pihak lain yang melegitimasi, Batas-
batas dan norma tersebut tidak dipertimbangkan untuk
disesuaikan melainkan berubah dari waktu ke waktu,
sehingga membutuhkan entitas agar responsive atas
lingkungan tempat mereka beroperasi.
legitimasi bergantung

Teori legitimasi bergantung pada gagasan bahwa terdapat kontrak


social antara organisasi yang bersangkutan dan masyarakat dimana
mereka beroperasi.
KOntrak social tersebut tidak mudah untuk ditetapkan namun
konsepnya digunakan untuk merepresentasikan banyaknya ekspektasi
implisit dan eksplisit yang masyarakat ketahui bagaimana organisasi
harus beroperasi. Hal ini dapat di kemukakan bahwa performa
perusahaan berdasarkan dibawah gagasan laba perusahaan dilihat
dalam pengukuran dari legitimasi entitas. Dengan meningkatnya
ekspektasi social dari masyarakat diantisipasi bahwa bisnis
perusahaan yang sukses akan berakibat pada manusia, lingkungan,
kon konsekuensi social lain dari aktivitas mereka
 Masyarakat sekarang mengharapkan bisnis untuk membuat
alokasi untuk memperbaiki atau mencegah kerusakan
lingkungan fisik, untuk meyakinkan bahwa kesehatan dan
keamanan dari konsumen, pegawai, dan mereka yang tinggal
di daerah produksi maupun limbah produksi. Alhasil
perusahaan yang yang jelek dalam performa social dan
lingkunrannya akan menemukan kesulitan untuk
mendapatkan sumber daya yang penting dan dukungan dari
masyarakat untuk melanjutkan operasi pada komunitas yang
menghargai lingkungan bersih. Teori legitimasi menekankan
bahwa organisasi harus muncul untuk mempertimbangkan
hak hak umum, tidak hanya investor. Kegagalan untuk
memenuhi ekspektasi social akan berakibat sanksi yang
dikeluarkan oleh komunitas tersebut. Dalam teori legitimasi
perlu didapatkan pandangan yang baik mengenai kontrak
social, adapun konsep kontrak social adalah sebagai berikut :
o Memberikan beberapa Ekspektasi social kepada
masyarakat secara umum
o Mendistribusikan keuntungan social, ekonomi,
politik pada kelompok yang
 memperoleh kekuasaannya
Sesuai dengan teori legitimasi, jika suatu entitas tidak
bisa memberikan alasan atas operasi yang terus
menerus, maka respon yang dirasakan masyarakt
mungkin akan mencabut kontrak soaialnya yang
berakibat pada kelangsungan operasi
Dowling dan Pfeffer menguraikan cara-cara
perusahaan melegitimasi aktivitasnya

Dowling dan Pfeffer menguraikan cara-cara perusahaan


melegitimasi aktivitasnya
 Organisasi dapa menyesuaikan outputnya, goal, dan
metode operasi untuk sesuai dengan penetapan yang
berlaku
 Organisasi dapat mencoba, melalui komunikasi untuk
menjembatani
 penetapan dari legitimasi social sehingga sesuai dengan
praktik oraganisasi, output, dan nilainya
 Organisasi dapat mencoba melalui komunikasi untuk
menjadi dikenal
 dengan symbol, nilau dari institusi yang memiliki basis
kuat dari legitimasi
Lindblom mengidentifikasi empat tindakan yang
organisasi dapat ambil untuk mendapatkan, atau
memelihara legitimasi,

 Lindblom mengidentifikasi empat tindakan yang organisasi dapat ambil untuk


mendapatkan, atau memelihara legitimasi, yaitu organisasi dapat :
 Mencari untuk mengedukasi dan menginformasikan perubahan performa
organisasi dan aktivitas yang relevan dengan public
 Mencari perubahan persepsi dari berita yang relevan dengan public
 dengan perilaku yang sesungguhnya
 Mencari untuk memanipulasi persepsi dengan membelokan perhatian dari
 masalah yang dibahas dengan masalah lain yang terkait melalui
 Mencari untuk merubah ekspektasi pihak eksternal atas performanya
 Berdasarkan Lindblom, pengungkapan public atas informasi di beberapa
sarana seperti Laporan tahuna dapat digunakan entitas untuk
mengimpelemntasikan beberapa dari strategi seperti diatas.
Tes Empiris dari Teori Legitimasi

3.1 Tes Empiris dari Teori Legitimasi


 Dalam beberapa tahun terakhir teori legitimasi telah bigunakan oleh banyak peneliti
akuntansi yang memilih untuk meneliti praktek pelaporan dari aspek social dan
lingkungan. Hogner menunjukan bahwa perpanjangan dari pengungkapan social
bervariasi dari tahun ke tahun dan dia berspekulasi bahwa variasi akan menunjukan
sebuah respon kepada perubahan ekspektasi masyarakat atas perilaku perusahaan.
 Dalam sebuh penelitian di Australia, Deegan dan Rankin menggunakan teori
legitimasi untuk menjelaskan perubahan sistematis pada aturan pengungkapan
lingkungan pada laporan tahunan perusahaan sekitar waktu pembuktian praktik
lingkungan
 Teori Legitimasi dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana entitas ikut
campur, seperti entitas lain dalam satu industry yang mungkin bereaksi pada
pengungkapan seperti itu.
 Deegan dan Gordon mereview pengungkapan lingkungan laporan
tahunan perusahaan Australia dari 1980 sampai dengan 1991.
Mereka mengivestigasi objektivitas dari praktik pengungkapan
lingkungan perusahaan dan trend didalam pengungkapan
lingkungan dalam kurun waktu tersebut.Mereka juga mencari untuk
menetapkan jika pengungkapan lingkungan berkaitan dengan
permasalahan yang dikemukakan oleh kelompok pemerhati
lingkungan tentang hasil aktivitas industry yang didapat, yaitu :
 o Peningkatan pengungkapan aspek lingkungan perusahaan
dalam kurun waktu tersebut diterima dengan baik oleh
masyarakat
 Pengungkapan aspek lingkungan oleh perusahaan Australia
sangat baik, Ada Korelasi positif abtara sensitivitas lingkungan
industry tempat perusahaan
 beroperasi dengan peningkatan pengungkapan
lingkungan perusahaan . Hasi tersebut diyakini
konsisten dengan teori legitimasi
 Teori Legitimasi menawarkan hubungan antara
pengungkapan perusahaan ( dan strategi
perusahaan lainnya ) dengan ekspektasi
masyarakat.
Teori Stakeholder
Teori ini adalah gabungan dari etika(moral) atau
cabang normative dengan cabang positif (manajerial).

 Teori Legitimasi menawarkan hubungan antara pengungkapan perusahaan


( dan strategi perusahaan lainnya ) dengan ekspektasi masyarakat.
3. Teori Stakeholder
 Teori ini adalah gabungan dari etika(moral) atau cabang normative
dengan cabang positif (manajerial).
1. Perspektif etika pada Teori Stake holder
 Prespektif moral dair teori stakeholder berpendapat bahwa semua
stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan dengan adil oleh organisai
dan masalh dari kekuasaan stakeholder tidak relevan secara langsung,
Oleh karena itu tidak menghiraukan baik manajemen stakeholder
memimpin untuk meperbaiki performa keuangan . manajer harus
mengatur organisasi untuk keuntungan stakeholder.
hak intrinsic

 Didalam perspektif etika dari teori stakeholder ada pandangan


bahwa stakeholder mempunyai hak intrinsic dan hak tersebut
tidak boleh dilanggar.
 Banyak orang dapat dikasifikasikan sebagai stakeholder seperti
(creditor, investor, pemegang saham, pemerintah, media,
karyawan, keluarga karyawan, komunitas local, dll ). Clarkson
membagikan stakeholder menjadi stakeholder primer dan
sekunder. Stakeholder primer diartikan sebagai pihak yang
apabila partisipasinya terhenti maka akan menyebabkan
perusahaan yang gagal, sedangkan stakeholder sekunder
diartikan sebagai pihak yang berpengaruh kepada perusahaan
namun tidak terhubung atas transaksi perusahaan dan tidak
berpengaruh pada keberlangsungan perusahaan.
hak minimal

 Kembali pada perspektif moral bahwa stakeholder mempunya hak minimal


yang tidak bisa dilanggar, kita dapat mematuhi bahwa prespektif ini dapat
bertambah pada gagasan bahwa semua stakeholder juga mempunyai hak
untuk disajikan informasi mengenai bagaimana perusahan berakibat pada
mereka(mungkin seperti polusi,dll) meskipun jika mereka memilih untuk tidak
menggunakan informasi tersebut, dan meskipun jika mereka tidak memiliki
implikasi secara langsung atas keberlangsungan perusahaan.
 Berdasarkan Gray, Owen, dan Adams, akuntabilitas berpengaruh pada
2 tanggung jawab :
a. Tanggung jawab untuk mengambil beberapa aksi
b. Tanggung jawab untuk menyajikan perhitungan atas tindakan tindakan
 tersebut
Prespektif Manajerial pada Teori Stakeholder

 Prespektif Manajerial mencoba untuk menjelaskan ketika


Manajemen perusahaan akan memenuhi ekspektasi dari
stakeholder tertentu (yang bertipe berkuasa).
 Seperti yang dipelajari didalam teori legitimasi beberapa pihak
yang memiliki kepentingan di artikan sebagai masyarakat.
Didalam perspektif manajerial dari teori stakeholder organisasi
juga dipertimbangkan sebagai bagian dari system social yang
lebih luas. Namun perspektif dari teori stakeholder secara khusus
dipertimbangkan oleh kelopm stakeholder yang berbeda didalam
masyarakat dan bagaimana mereka seharusnya diatur dengan
baik jika organisasi tersebut berhasil.
fungsi dari stakeholder
 Kekuasan stakeholder untuk mempengaruhi manajemen perusahaan
dilihat sebagai fungsi dari stakeholder untuk mengontrol sumber daya
yang dibutuhkan perusahaan. Dan sumber daya stakeholder yang
lebih kritis adalah untuk melanjutkan kelangsungan hidup dan sukses
dari organisasi, ekspektasi yang lebih besar yaitu permintaan
stakeholder akan dibahas. Perusahaan yang sukses dipertimbangkan
sebagai yang dapat memuaskan permintan dari beberapa group
stakeholder.
 Jika kita menerima pandangan bahwa manajemen yang bagus adalah
yang dapat memenuhi bermacam permintaan dari beberapa
stakeholder. Dan organisasi mungiin akan didefinisikan dari tujuan
perusahaan. Dalam padangan beberapa peneliti. Sebagai sara untuk
stakeholder yang bekerja sama, hal ini lebih jauh dijelaskan bahwa
setiap stakeholder nebjadi mereka sendiri sebagai pertukaran
sukarela
informasi

 Semakin meningkatnya level dari kekuasaan stakeholder,


maka bertambah pula kepentingan untuk mencapai
permintaan stakeholder juga. Beberapa dari permintaah
mungkin berkatian dengan pembagian dari informasi
tentang aktivitas perusahaan.
 Didalam perspektif manajerial dari teori stakeholder,
informasi adalah elemen besar yang dapat digunakan
perusahaan untuk mengatur stakeholder untuk
menambah dukungan dan persetujuan mereka, ataupun
sebaliknya.
Tes Empiris atas Teori Stakeholder

3.3 Tes Empiris atas Teori Stakeholder


 Menggunakan teori stakeholder sebegai upaya untuk mengetes
kemampuan stakeholder untuk mengimplikasi pada pengungkapan
tanggung jawab social perusahaan. Roberts (1992) menemukan
bahwabahwa pengukuran dari kekuasaan stakeholder dan
kebutuhan informasi mereka dapan menyajikan beberapa
penjelaan tentang tipe dari pengungkapan social perusahaan.
 Neu, Warsame dan Pedwell (1998) juga menemukan dukungan dari
pandangan tersebut bahwa beberapak kelompok stakeholder
tertentu dapat lebih efektif daripada yang lainnya dalam pemenuhan
pengungkapan tanggung jawab social
 Teori stakehiolder dalam perspektif manajerial tidak
secara langsung menyajikan anjuran tentang informasi
apa yang harus diungkapkan daripada menunjukkan
bahwa pemberian informasi termasuk informasi didalam
laporan tahunan, jika serius dipertimbangkan, berguna
untuk kelanjutan operasi dari badan usaha
 Organisasi pada dasarnya memiliki banyak stakeholder
dengan ekspektasi yang berbeda tentang bagaimana
entitas harus beroperasi.
 B. Sistem baru akuntansi penggabungan faktor sosial dan
lingkungan dalam pelaporan eksternal

a)Kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dari perusahaan


 Bergerak menuju pembangunan berkelanjutan memerlukan
organisasi untuk secara eksplisit mempertimbangkan berbagai
aspek kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan mereka. Jika
entitas mencakup pelaporan triple bottom line, apa yang
menyiratkan mengenai akuntabilitas dari sebuah bisnis bisnis?
Apa jenis sistem akuntansi akan memungkinkan organisasi
untuk melaporkan kinerja sosial dan lingkungan?
b)Pelaporan Tiga Inti
 Elkington (1997) mendefinisikannya sebagai pelaporan yang menyediakan
informasi tentang kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari suatu entitas.
Jika diterapkan dengan benar, akan memberikan informasi untuk
memungkinkan orang lain untuk mengakses bagaimana berkelanjutan
organisasi atau operasi suatu masyarakat .
c)Laporan Brundtland dan prinsip Keberlanjutan
 Inti dari dari laporan ini adalah untuk menghasilkan agenda global dari
perubahan dalam rangka memerangi atau meringankan tekanan sedang
berlangsung di lingkungan global.
 Laporan Brundtland jelas mengidentifikasi bahwa masalah keadilan, dan
khususnya isu-isu yang terkait dengan keadilan antargenerasi, adalah pusat
untuk agenda keberlanjutan.
 Kesetaraan antar-gereratinal dan isu-isu Kesetaraan
intra-generasi yang ditangani - yaitu, kebutuhan semua
'dari dunia ini "penduduk harus dipenuhi, yang
memerlukan strategi untuk meringankan kemiskinan dan
stravation ....
 banyak organisasi sekarang menyatakan secara eksplisit
bahwa fokus mereka adalah pada pertimbangan
keberlanjutan , yang meskipun memiliki implikasi untuk
keuntungan jangka pendek, sangat penting untuk
kelangsungan hidup jangka panjang.
The Brundtland Report

 The Brundtland Report mendefinisikan


pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan
yang memenuhi kebutuhan dunia saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
 Pembangunan berkelanjutan bukanlah sesuatu
yang akan dengan mudah dicapai dan banyak
yang menganggap bahwa, setidaknya pada tahap
ini, itu tidak lebih dari ideal.
Tahapan pelaporan keberlanjutan

Tahapan pelaporan keberlanjutan


 Berbagai teori diterapkan untuk menjelaskan mengapa organisasi mungkin
memilih untuk secara sukarela memberikan informasi tentang strategi
organisasi dan kinerja sosial dan lingkungan mereka.
 Ada peneliti yang berbeda dengan pandangan yang berbeda tentang
mengapa perusahaan mengadopsi strategi pelaporan dan pelaporan
tertentu.
a.Teori legitimasi
 entitas akan melakukan kegiatan sosial tertentu jika kegiatan tertentu
diharapkan oleh masyarakat di mana ia beroperasi. Sukses atas kegiatan
tersebut bergantung pada sesuai atau tidaknya dengan kontrak sosial.
b.Teori Stakeholder
 Manajemen lebih cenderung untuk fokus pada harapan pemegang saham yang
kuat. Oleh karena itu mgt akan diharapkan untuk mengambil kegiatan-kegiatan
yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan yang kuat.
c. Akuntabilitas Model yang dikembangkan oleh Gray, Owen dan Adams
 Organisasi memiliki banyak tanggung jawab dan dengan setiap organ. Tanggung
Jawab datang satu set tepat untuk pemangku kepentingan, termasuk hak untuk
informasi dari tiap bagian. untuk menunjukkan akuntabilitas dalam kaitannya
dengan harapan stakeholder.
d.Teori Akuntansi Positif
 Teori ini memprediksi bahwa semua orang didorong oleh kepentingan pribadi.
Seperti, khususnya kegiatan seperti sosial dan lingkungan, dan pengungkapan
yang terkait, hanya akan terjadi jika itu implikasi kekayaan positif bagi
manajemen yang terlibat.
manfaat positif te kegiatan akan didapat
oleh pemilik bisnis

Organisasi bisnis sering membenarkan kegiatan


tanggung jawab sosial dalam hal manfaat positif te
kegiatan akan didapat oleh pemilik bisnis - yaitu
pemegang saham.
Gagasan bahwa melakukan 'hal yang benar' oleh
masyarakat dan lingkungan akan memberikan
manfaat bagi pemilik sering disebut sebagai
"kepentingan pribadi yang tercerahkan".
Sebuah pandangan sempit tentang tanggung
jawab bisnis

Sebuah pandangan sempit tentang tanggung jawab bisnis


 Manajemen organisasi akan mempertimbangkan bahwa
mereka memiliki akuntabilitas tidak hanya untuk kinerja
ekonomi mereka, tetapi juga untuk kinerja sosial dan
lingkungan mereka.
 Bagaimana entitas menentukan tanggung jawabnya, dan
mungkin lebih penting, apa yang pemangku kepentingan
yang relevan anggap sebagai tanggung jawabnya?
 Siapa yang sebenarnya adalah para pemangku
kepentingan dari sebuah organisasi?
pandangan yang lebih luas dari tanggung
jawab bisnis

pandangan yang lebih luas dari tanggung jawab bisnis


 Masyarakat menganggap bahwa peningkatan keuntungan adalah tugas utama dari
bagian perusahaan. , Maka faktor ini saja mungkin cukup untuk menjamin
kelangsungan hidup bisnis.
 Namun, jika masyarakat memiliki harapan yang lebih besar, maka dapat dikatakan
apakah organ. yaitu sibuk dengan profitabilitas bisa mempertahankan eksistensi.
 Masyarakat menyediakan perusahaan dengan kedudukan hukum mereka dan
atribut dan kewenangan untuk memiliki dan menggunakan sumber daya alam dan
mempekerjakan karyawan.
 Organisasi memanfaatkan sumber daya masyarakat dan output baik barang dan
jasa dan produk sampah di lingkungan umum. Organisasi tidak memiliki hak yang
melekat untuk manfaat dan, untuk memungkinkan keberadaan mereka, masyarakat
akan mengharapkan manfaat melebihi biaya kepada masyarakat.
Tuntutan stakeholder dan reaksi terhadap
informasi sosial dan lingkungan

 Ada dua pendekatan dari studi tentang reaksi berbagai


kelompok pemangku kepentingan dalam masyarakat
yang menuntut informasi tentang kinerja sosial dan
lingkungan organisasi.
a.Pada tingkat yang lebih luas, ada isu-isu yang
pemangku tekankan agar entitas bertanggung jawab
dan akuntabel.
b.Pendekatan lain untuk menentukan apakah
permintaan masyarakat atau
 bereaksi terhadap pengungkapan tertentu adalah
untuk meninjau reaksi harga saham untuk
pengungkapan tertentu.
Hipotesis Pasar Efisien

 Teori yang mendasari digunakan dalam banyak


penelitian tersebut adalah Hipotesis Pasar
Efisien - harga pasar saham bereaksi terhadap
pengungkapan sosial.
 Ingram (1978) - pasar saham tidak bereaksi
terhadap pengungkapan sosial tetapi reaksi
adalah fungsi dari industri yang organisasi milik
dan jenis pengungkapan sosial yang dibuat.
 Belkaoui (1976) - mempelajari reaksi investor untuk pengungkapan polusi
dan mengamati reaksi pasar saham yang positif untuk perusahaan-
perusahaan yang memberikan bukti dari prosedur tanggung jawab
pengendalian pencemaran dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
yang tidak bisa menunjukkan tanggung jawab.
 Dari bukti-bukti yang terbatas yang diberikan di atas, akan terlihat bahwa
investor bereaksi terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial organisasi,
dan karena itu jawaban yang lebih luas untuk bertanggung jawab atas apa
yang dimaksud adalah bertanggung jawab untuk beberapa tingkat praktik
tanggung jawab sosial atau dampak.
 Namun, hanya mengidentifikasi stakeholder tidak memberitahu kita dengan
tepat untuk apa permasalahan pemangku kepentingan akan menjadikan
organisasi yang bertanggung jawab dan akuntabel.
Mengidentifikasi kebutuhan informasi melalui dialog dengan
pemangku kepentingan

 Mengidentifikasi kebutuhan informasi melalui dialog dengan


pemangku kepentingan
 Manajer memotivasi untuk terlibat dalam tanggung jawab sosial
perusahaan karena alasan ekonomi strategis manajerial akan cenderung
untuk mengidentifikasi pihak terkait sebagai orang yang mampu
mengerahkan paling berpengaruh atas kemampuan perusahaan mereka
untuk menghasilkan keuntungan.
 Manajer tersebut akan berusaha untuk meyakinkan pemangku
kepentingan yang kuat secara ekonomi bahwa kebijakan dan tindakan
organisasi mereka selaras dengan, pelaporan lingkungan sosial menjadi
salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk meyakinkan para
pemangku kepentingan.
 Sebaliknya, dengan cabang etika teori stakeholder, manajer yang berusaha untuk
meminimalkan dampak negatif organisasi mereka pada berbagai pemangku
kepentingan akan perlu mengetahui dan memahami bagaimana organisasi
mereka cenderung berdampak pada kehidupan berbagai pemangku kepentingan.
 Namun, untuk memastikan pandangan pemangku kepentingan , kebutuhan dan
harapan mungkin akan lebih bermasalah ketika organisasi dimotivasi oleh
pertimbangan etis untuk meminimalkan dampak organisasi pada mereka yang
paling terkena dampak operasinya.
 Untuk mengatasi kesulitan dalam sebut sebagai bagaimana organisasi hari ini bisa
terlibat dalam dialog secara efektif dengan para pemangku kepentingan tersebut
untuk memastikan secara langsung pandangan mereka, kebutuhan dan harapan
mengenai praktek saat ini dan kebijakan organisasi, manajer perlu menggunakan
berbagai saluran komunikasi.
 Komunikasi meliputi pertemuan tatap muka
dengan berbagai pemangku kepentingan, survei
kuesioner, jajak pendapat, kelompok fokus dan
usaha dari audit sosial.
▪ Merundingkan konsensus di antara kebutuhan
stakeholder dan harapan bersaing
 Pertama, kita harus mengidentifikasi para pemangku kepentingan dengan dua
cabang teori stakeholder dan dua cabang teori pemangku kepentingan yaitu,
cabang Manajerial dan cabang etika
 Di mana sebuah organisasi termotivasi untuk terlibat dalam praktek-praktek ini
karena alasan ekonomi strategis, manajer biasanya akan memilih untuk
memenuhi nilai-nilai sosial, lingkungan dan ekonomi dan harapan pemangku
kepentingan mereka yang paling kuat secara ekonomi (Gray, Owen dan Adams).
 Sebaliknya, mengikuti cabang etika Stakeholder Theory, tanggung jawab sosial
dan keberlanjutan pelaporan organisasi dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepentingan para stakeholder kepada siapa organisasi memiliki
dampak terbesar, maka akan perlu untuk mengidentifikasi dan memilih
kepentingan para stakeholder kepada siapa kegiatan organisasi memiliki dampak
negatif terbesar.
Bagaimana tahap - perspektif teoritis pada
beberapa prosedur tanggung jawab
pelaporan sosial dan lingkungan
 Bagaimana tahap - perspektif teoritis pada beberapa prosedur tanggung jawab pelaporan
sosial dan lingkungan
 Beberapa kemungkinan pembatasan akuntansi keuangan tradisional Keterbatasan
kemungkinan akuntansi keuangan tradisional dapat mencakup:
▪ Akuntansi keuangan berfokus pada kebutuhan informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam
membuat keputusan alokasi sumber daya.
▪ Terkait dengan poin di atas, "materialitas" cenderung menghalangi pelaporan
 informasi sosial dan lingkungan, mengingat kesulitan yang terkait dengan mengukur
biaya sosial dan lingkungan.
▪ Masalah lain yang muncul adalah bahwa entitas pelaporan sering mendiskon
 kewajiban. Hal ini cenderung membuat pengeluaran masa depan kurang signifikan
dalam nilai sekarang.
▪ Akuntansi Keuangan mengadopsi 'entitas asumsi'. Jika transaksi atau peristiwa
 tidak secara langsung berdampak pada entitas, transaksi atau peristiwa yang akan
diabaikan untuk tujuan akuntansi.
▪ Beban didefinisikan sedemikian rupa untuk mengecualikan pengakuan dampak
 pada sumber daya yang tidak dikendalikan oleh entitas, kecuali denda atau arus kas lainnya
hasil.
SEKIAN & TERIMAKASIH

 Sumber : Deegan, C. (2004). Financial


Accounting Theory. Mcfraw-Hill, Australia

Anda mungkin juga menyukai