Anda di halaman 1dari 32

ISOLASI

SOSIAL
KELOMPOK II
KEPERAWATAN JIWA 2
Kelompok II
1. FRANSISKA SISILIA TANSALA (NH0118023)
2. FRISCHA YULIA NURAIN (NH0118024)

3. MELDA TALITA SELANO (NH0118045)


4. IVANA EVELIN WAKOLE (NH0118035)

5. ELIZABETH DEBORA AHAB (NH0118015)


6. FIKA NURFIKRIAH (NH0118019)
Konsep Keperawatan
Isolasi Sosial
PENGERTIAN
ISOLASI SOSIAL

Isolasi social adalah keadaan Isolasi social merupakan upaya

01 02
dimana seorang individu yang menghindari komunikasi dengan
mengalami penurunan atau bahkan orang lain karena merasa
sama sekali tidak mampu kehilangan hubungan akrab dan
berinteraksi dengan orang lain di tidak mempunyai kesempatan untuk
sekitarnya. Pasien mungkin merasa berbagi rasa, pikiran, dan
di tolak, tidak di terima, dan tidak kegagalan. Klien mengalami
mampu membina hubungan yang kesulitan dalam berhubungan
berarti dengan orang lain (Keliat, secara spontan dengan orang lain
2006). . (Azizah, L.A. Zainuri, I. yang dimanifestasikan dengan
Akbar, 2016) mengisolasi diri, tidak ada perhatian
dan tidak sanggup berbagi
Isolasi social merupakan kondisi pengalaman. (Yosep, I, H. Sutini,

03 kesendirian yang di alami oleh


individu dan diterima sebagai
2016)

ketentuan oleh orang lain dan


sebagai suatu keadaan yang
negative dan mengancam. (Badar,
2016)
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Faktor Perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat (Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)
tergntung dari pengalaman selama proses
tumbuh kembang memiliki tugas yang harus
dilalui individu dengan sukses, karena Faktor Sosial Budaya
apabila tugas perkembangan ini tidak Faktor social budaya dapat

A
terpenuhi akan menghambat perkembangan menjadi factor pendukung
selanjutnya, terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang
Faktor Biologi
Genetik adalah salah satu factor
B D lain, misalnya anggota keluarga
yang tidak produktif, diasingkan

C
dari orang lain.
pendukung gangguan jiwa, factor
genetic dapat menunjang terhadap Faktor Komunikasi dalam Keluarga
respon social maladaptive ada bukti Pola komunikasi dalam keluarga dapat
terdahulu tentang terlibatnya mengantarkan seseorang dalam gangguan
neurotransmitter dalam berhubungan bila keluarga hanya
perkembangan gangguan ini namun mengkomunikasikan hal- hal yang negative
tahap masih diperlukan penilitian akan mendorong anak mengembangkan
lebih lanjut. harga diri rendah.
ETIOLOGI
FAKTOR PRESPITASI

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)

A B C D E

Nature (Alamiah) Origin Timing Number Apparaisal of Stressor


kondisi psikososial baik internal gangguan jiwa Demikian juga Faktor Kognitif:
tertentu yang maupun eksternal sangat di tentukan dengan stressor Faktor Afektif
maladptive dari yang berdampak oleh kapan yang berimplikasi
individu, sangat pada psikososial terjadinya stressor, pada kondisi
bergantung pada seseorang. Hal ini berapa lama dan gangguan jiwa
ketahan holistic karena manusia frekuensi stressor. sangat di tentukan
individu tersebut. bersifat unik. oleh banyaknya
stressor pda kurun
wktu tertentu
TANDA DAN GEJALA
Isolasi Sosial
(Yosep, I, H. Sutini, 2016)

Gejala Subjektif Gejala Objektif


1. Klien menceritakan perasaan 1. Klien banyak diam dan tidak mau
kesepian atau di tolak oleh orang bicara
lain 2. Tidak mengikuti kegiatan
2. Klien merasa tidak aman berada 3. Banyak berdiam diri di kamar
dengan orang lain 4. Klien menyindiri dan tidak mau
3. Respon verbal kurang dan sangat berinterkasi dengan orang yang
singkat terdekat
1. Klien mengatakan hubungan 1. Klien tampak sedih, ekspresi datr
tidak berarti dengan orang lain dan dangkal
2. Klien merasa bosan dan 2. Kontak mata kurang
lambat menghabiskan waktu 3. Kurang spontan
3. Klien tidak mampu 4. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
berkosentrasi dan membuat 5. Ekspresi wajah kurang berseri
keputusan
1. Klien merasa tidak berguna 1. Tidak merawat diri dan tidak
2. Klien tidak yakin dapat memperhatikan kebersihan diri
melangsungkan hidup 2. Mengisolasi diri
3. Klien merasa ditolak 3. Masukan minuman dan makan terganggu
PATOFISIOLOGI
Penolakan dari orang lain

Ketidak percayaan diri

Kecemasan & Ketakutan

Putus asa terhadap hubungan dengan orang lain

Sulit dalam mengembangkan berhubungan dengan


orang lain

Menarik diri dari lingkungan (Regresi)

Tidak mampu berinteraksi dengan orang lain


(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar,
2016)
ISOLASI SOSIAL
RENTANG RESPON
Menurut stuard sundeen rentang respon klien di tinjau dari interaksinya dengan lingkunagn sosial merupakan satu kontinum
yang terbentang antara respons adptif dengan maladaptif.
a. Respon adaptif
merupakan suatu respons yang masih dapat di terima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang ber
laku dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah.

b. Respon maladaptif

merupakan suatu respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat.

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)


MEKANISME KOPING
Isolasi Sosial

Mekanisme pertahanan diri yang digunakan pada masing-masing gangguan hubungan social dapat
bervariasi, seperti pada pasien curiga adalah regresi, proyeksi, dan represi. Pada klien ketergantungan
(dependent) adalah regresi. Pada manipulative adalah regresi, represi, isolasi, dan klien menarik diri adalah
regresi, represi, isolasi social. (Badar, 2016)
PERILAKU (Badar, 2016)

Gangguan Hubungan Sosial Perilaku

Menarik Diri 1. Kurang spontan


2. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Tidak merawat diri dan tidak memerhatikan kebersihan diri
5. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
6. Mengisolasi diri
7. Tidak peduli dengan keadaan lingkungan sekitarnya
8. Intake makanan dan minuman terganggu
9. Retensi urine da feses
10. Aktivitas menurun
11. Tidak betenaga

Curiga 1. Tidak mampu memercayai orang lain


2. Bermusuhan (Hostilty)
3. Mengisolasi diri dalam lingkungan sosial
Manipulasi 1. Mengekspresikan perasaan tidak langsung pada tujuan
2. Kurang asertif
3. Sangat tergantung pada orang lain
PENATLAKSANAAN
Prinsip 6 Benar Pemberian Obat

Benar Pasien Benar Obat


Benar pasien” artinya Tenaga kesehatan harus
bahwa tenaga kesehatan Pasien Obat memastiakan bahwa obat
memberikan obat pada tersebut adalah terapi medis
pasien yang benar. 01 02 yang benar untuk pasien

Benar Dokumentasi
Benar Dosis
Setelah obat itu di berikan Document
Dosis Dosis obat yang diberikan
kita harus asi harus berdasarkan
mendokumentasikan dosis,
rute, waktu dan oleh siapa
06 03 pedoman yang
direkomendasikan
obat itu di berikan,
Benar Jalur Pemberian Obat Benar Waktu
Tenaga kesehatan harus Jalur Waktu Apakah sekarang adalah
menentukan jalur yang tepat waktu yang benar untuk
ketika memberikan obat agar 05 04 memberikan obat pada
tubuh pasien dapat menyerapnya pasien?
dengan baik.
(Kamienski. Keogh, 2015)
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi Obat

Cara Kerja Obat Yang Di Pengaruhi Obat


Sampai saat ini masih belum di ketahui Obat psikotropik adalah  obat 
bagaimana cara kerja obat-obatan yang  mempengaruhi fungsi
antipsikotik yang memperbaiki
psikis, kelakuan atau pengalam.
manifestasi skizofrenia. Obat-obatan
anti psikotik tipikal menghambat Ia bekerja menekan system saraf
reseptor dopamine, mencegah pusat dan anti psikoikn di
stimulus pascainap oleh dopamine. sampung itu juga anti emetic,
Selain itu obat-obatan tersebut juga local anestetik, pemblok.
dapat menekan RAS, menghambat (Mutschler, 2018)
stimulus yang masuk ke otak, dan
memiliki efek antikolinergik,
antihistamin, dan penyekat B
adrenergic, yang semuanya berkaitan
dengan penghambatan sisi reseptor
dopamine dan serotonin. (Keliat, B. D.
Pawirowiyono, 2017)
PENATALAKSANAAN
TERAPI SOMATIK

Terapi Individual
Dengan terapi individulal perawat
menjalin hubungan saling percaya
dengan klien agar tercipta rasa
trust kepada perawat.

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)

Terapi Kognitif Terapi Kelompok


Karena klien mempunyai persepsi Karena klien cenderung menarik
dan pemikiran yang negative/salah, diri dan tidak bersosialisasi,
diperlukan terapi kognitif untuk diperlukan terapi kelompok agar
merubah hal tersebut. klien dapat berinteraksi dengan
orang lain
Proses Keperawatan
Isolasi Sosial
PENGKAJIAN
Data Fokus

Orang yang berarti bagi


pasien….. A
Hubungan Sosial

B
Peran serta dalam
Hubungan Sosial
kegiatan berkelompok
atau masyarakat Hubungan Sosial

Hambatan berhubungan
dengan orang lain C
(Keliat, A, B. Akemat, 2019)
PENGKAJIAN
Masalah Keperawatan Yang Kemungkinan Muncul

• Isolasi social (Yosep, I, H. Sutini, 2016)


• Harga diri rendah kronis A
• Perubahan persepsi B • Koping individu tidak efektif
sensori : Halusinasi
• Koping keluarga tidak C • Intoleransi aktifitas
efektif

D •

Defisit perawatan diri
Resiko tinggi mencederai
diri, orang lain, dan
lingkungan
PENGKAJIAN
(Badar, 2016) Analisa Data
DATA PENGKAJIAN MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif:
Isolasi Sosial
 Pasien mengatakan ia tidak
memiliki banyak teman dan
malas untuk berkenalan
 Pasien mengatakan ia lebih suka
sendiri dari pada beramai-ramai
Data Objektif
 Pasien terlihat menyendiri
 Pasien terliha murung dan suka
melamun
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Klien mengatakan bahwa setelah dilakukan


pengkajian, maka dirumuskanlah masalah
1 keperawatan yaitu isolasi social (sekaligus
menjadi diagnose keperawatan). (Keliat, A,
B. Akemat, 2019)

4
INTERVENSI
Isolasi Sosial
NO Pasien Keluarga
SPIP SPIK
1 Identifikasi penyebab isolasi social siapa yang serumah, siapa yang Diskusikan masalah yang dirasakan
dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya. dalam merawat pasien

2 Keuntungan punya teman dan bercakap- cakap Jelaskan pengertian tanda dan gejala,
dan proses terjadinya isolasi social

3 Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap Jelaskan cara merawat isolasi social

4 Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu Latih dua cara merawat berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan
harian
5 Masukan pada judul kegiatan untuk latihan berkenalan Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberikan pujian saat
(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)
besuk
INTERVENSI
SPIIP SPIIK
1 Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa Evaluasi kegiatan keluarga dalam
orang). Beri pujian merawat/melatih pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian
Beri pujian
2 Latihan cara berbicara saat melakukan Jelaskan kegiatan rumah tangga yang
harian (latihan 2 kegiatan) dapat melibatkan pasien berbicara
(makan, sholat bersama) di rumah
3 Masukkan pada jadual kegiatan untuk Latih cara membimbing pasien berbicara
latihan berkenalan 2-3 orang pasien dan memberi pujian
perawat dan tamu berbicara saat
melakukan kegiatan harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, besuk
2016)
INTERVENSI
SPIIIP SPIIIK
1 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan Evaluasi kegiatan keluarga dalam
(berapa orang) dan bicara saat merawat/melatih pasien berkenalan,
melakukan dua kegiatan harian. Beri berbicara saat melakukan kegiatan harian.
pujian Beri pujian
2 Latih cara berbicara saat melakukan Jelaskan cara melatih pasien melakukan
kegiatan harian (2 kegiatan baru) kegiatan social seperti berbelanja meminta
sesuatu dll
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Latih keluarga mengajak pasien belanja
latihan berkenalan 4-5 orang, saat besuk
berbicara saat melakukan 4 kegiatan
harian
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016) dan berikan pujian saat besuk
INTERVENSI
SPIVP SPIVK
Evaluasi kegiatan latihan berkenalan Evaluasi kegiatan keluarga dalam
bicara saat melakukan empat kegiatan merawat/melatih pasien berkenalan,
harian. Beri pujian berbicara saat melakukan kegiatan
harian/RT, berbelanja. Beri pujian
Latih cara bicara social: meminta Jelaskan follow up ke RSJ/PKM,tanda
sesuatu, menjawab pertanyaan kambuh, rujukan
Masukkan pada jadual kegiatan untuk Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan berkenalan >5 orang, orang kegiatan dan memberikan pujian
baru, berbicara saat melakukan
kegiatan harian dan sosialisasi

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)


INTERVENSI
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berkenalan, berbicara saat merawat/melatih pasien berkenalan,
melakukan kegiatan harian dan berbicara saat melakukan kegiatan
sosialisasi. Beri pujian harian/RT, berbelanja dan kegiatan lain
dan follow up beri pujian
2 Latih kegiatan harian Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
3 Nilai kemampuan yang telah Nilai kemampuan keluarga melakukan
mandiri kontrol ke RSJ/PKM
4 Nilai apakah isolasi social teratasi

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)


IMPLEMENTASI
Isolasi Sosial

Merupakan insiatif dan rencana tindakan untuk


tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
setelah rencana tindakan di susun dan ditunjukan
pada nursing orders untuk membantu klen mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi factor-faktor yang memengaruhi
masalah kesehatan klien. (Febriana, D, 2017)
IMPLEMENTASI
Isolasi Sosial

1. SP I Pasien : Membina hubungan saling percaya,


membantu pasien mengenal penyebab isolasi
social, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain, dan mengajarkan pasien
berkenalan
2. SP II Pasien: Mengevaluasi cara berkenalan
pasien, latihan cara berbicara saat melakukan
harian
(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)
IMPLEMENTASI
Isolasi Sosial

1. SP III Pasien:Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap


dengan orang pertama - perwata dan mengevaluasi kegiatan
latihan berkenalan (berapa orang) dan bicara saat melakukan
dua kegiatan harian. Dan memberi pujian
2. SP VI Pasien: Melatih cara bicara social: meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan dan mengevaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa orang) dan bicara saat melakukan empat
kegiatan harian. Dan memberi pujian
3. SP V Pasien: Melatih pasien seperti sp sebelumnya, dan
menilai kemampuan yang telah mandiri
(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)
IMPLEMENTASI
Isolasi Sosial

1. SP I Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga


tentang masalah isolasi social, penyebab, dan cara merawat
pasien dengan isolasi social
2. SP II Keluarga: Melatih keluarga mempraktekan cara merawat
pasien dengan masalah isolasi social langsung di hadapan
pasien
3. SP III Keluarga: Menjelaskan cara melatih pasien melakukan
kegiatan social seperti berbelanja meminta sesuatu dll, melatih
keluarga mengajak pasien belanja saat besuk

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)


IMPLEMENTASI
Isolasi Sosial

1. SP VI Keluarga: Menjelaskan follow up ke


RSJ/PKM,tanda kambuh, rujukan
2. SP V Keluarga: Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien berkenalan, berbicara saat
melakukan kegiatan harian/RT, berbelanja dan kegiatan
lain dan follow up, dan menilai kemampuan keluarga
merawat pasien

(Azizah, L.A. Zainuri, I. Akbar, 2016)


EVALUASI
Isolasi Sosial

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan intervensi.


Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Metode penulisan evaluasi keperawatan dalam progress notes/catatan
perkembangan pasien dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP: (Febriana, D, 2017)

a. S (Subjective): adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan
b. O (Objective): adalah hasil yang di dapat berupa pengamatan, penilaian, pengukuran
yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan
c. A (Analysis): adalah membandingkan anatar informasi subjektif dan objektif dengan
tujuan dan criteria hasil, kemudian di ambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebagian, atau tidak teratasi.
d. P (Planing): adalah rencana keperawatan SP Pasien dan Keluarga lanjutan yang
akan dilakukan berdasarkan hasil analisa. (Febriana, D, 2017)
YANG DI HARAPKAN UNTUK PASIEN & KELUARGA
Isolasi Sosial

01 Pasien Keluarga 02
Pasien mampu bercakap- Keluarga dapat
cakap dengan orang lain, merawat pasien
pasien mampu bekerja sama degan masalah
dengan orang lain serta isolasi social
menyampaikan dan
langsung
membicarakan masalah
dihadapan pasien.
pribadinya dengan orang
(Azizah, L.A.
lain. (Keliat, A, B. Akemat, Zainuri, I. Akbar,
2019) 2016)
Thank you
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai