Anda di halaman 1dari 63

KECEMASAN

KONSEP KECEMASAN
 Perasaan subyektif yang tidak pasti, tidak
berdaya, kebingungan, kekhawatiran, tidak
tentram
 Sebagai akibat ancaman terhadap harga diri
dan identitas diri
 Tidak ada obyek yang spesifik

ndre
CEMAS TIDAK SAMA
DENGAN TAKUT
 CEMAS TAKUT
merupakan emosi atau Merupakan perasaan
perasaan yang timbul tegangyang disebabkan
oleh penyebab yang oleh ancaman yang nyata
tidak pasti dan tidak dan dapat diidentifikasikan
spesifik dan dibuktikan oleh
penilaian secara
intelektual

ndre
Con’t
 Cemas merupakan respon emosional yang
biasanya dikomunikasikan secara interpersonal
 Merupakan sistem alarm untuk melindungi diri
untuk hidup

ndre
TEORI KECEMASAN
 Teori Psikoanalitik
timbul akibat reaksi psikologis individu terhadap
katidakmampuan mencapai tujuan
 Teori Perilaku
hasil fruatasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi
individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Muncul melalui konflik antara dua pilihan yang saling
berlawanan
 Teori Keluarga
kecamasan selalu ada pada tiap-tiap kelurga dalam
berbagai bentuk dan sifatnya
ndre
heterogen
TEORI KECEMASAN
 Teori Interpersonal
timbul akibat perasaan takut terhadap tidak
adanya penerimaan dan sebagi akibat
penolakan, berhubungan dengan trauma
seprti perpisahan dan kehilangan
 Teori Biologis
adanya gangguan regulasi kecemasan di otak

ndre
SUMBER KECEMASAN
1. ANCAMAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP EGO
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar : makan,
minum dll…….
2. ANCAMAN TERHADAP KEAMANAN
INTERPERSONAL DAN HARGA DIRI
 tidak menemukan integritas diri
 Tidak menemukan prestise
 Tidak memperoleh aktualisasi diri
 malu
ndre
Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

ndre
Cemas ringan
 Perilaku  Kognitif
 Tenang  Lapang persepsi luas
 Rileks  Mampu berkonsentrasi
 Isi pembicaraan tepat dan  Mampu memecahkan masalah
normal  Fisiologis
 Afektif  Nafas pendek
 Perhatian berkurang  Denyut pendek
 Nyaman dan aman  Denyut jantung meningkat
 Gejala ringan pada lambung
 Penginderaan lebih tajam,
menyiapkan diri untuk
bertindak

ndre
CEMAS SEDANG
 Perilaku  Kognitif
 Tremor halus pada tangan  Lapang persepsi menyempit
 Tidak dapat duduk dengan  Lebih mampu memusatkan
tenang pada fakta yang penting
 Banyak bicara dan cepat  Kurang sadar pada detail
 Tekanan suara meningkat disekitar yang berkitan
secara intermitten dan vol  Fisiologis
suara lebih keras  Nafas pendek
 Afektif  Denyut jantung meningkat
 Perhatian tertuju pada apa  Mulut kering
yang terjadi  Anoreksia
 Kuatir dan nervous  Diare
 Konstipasi
 insomnia

ndre
CEMAS BERAT
 Perilaku  Kognitif
 Pergerakan menyentak saat  Lapang persepsi sangat
menggunakan tangan menyempit
 Posisi tubuh selalu berubah  Tidak mampu membuat
 Banyak bicara kaitan
 Kecepatan bicara meningkat  Tidak mampu melihat secara
cepat luas
 Tekanan suara meningkat dan  Fisiologis
vol suara keras  Nafas pendek
 Afektif  Nausea
 Tidak adekuat, tidak aman  Gelisah
 Merasa tidak berguna  Respon terkejut bertambah
 Takut terhadap apa yang  Ekspresi ketakutan
etrjadi  Badan gemetar
 Emosi masih dapat dikontrol
ndre
PANIK
 Perilaku  Kognitif
 Tidak mampu mengendalikan  Persepsi menyimpang
motorik kasar  Berfikir tidak teratur
 Aktivitas yang dilaksanakan  Sulit membuat penilaian dan
tidak bertujuan keputusan
 Pembicaraan sulit dimengerti  Fisiologis
 Suara melengking berteriak  Nafas pendek
 Agitasi/hiperaktif  Nyeri dada
 Afektif  Gerak involunter
 Merasa di teror  Tubuh gemetar
 Ekspresi wajah mengerikan
 Rasa tercekik atau tersumbat
ndre
NEVER PUT TILL OF
TOMORROW
WHAT YOU CAN DO
TODAY

ndre
Kecemasan Ringan
 Berhubungan dengan ketegangan yang dialami
sehari-hari
 Individu masih waspada serta lapang persepsinya
meluas, menajamkan indra
 Memotivasi individu untuk belajar dan mampu
memecahkan masalah secara efektif
 Contoh: - seseorang yang menghadapi
ujian akhir
- individu yang tiba-tiba dikejar
anjing menggonggong
ndre
Kecemasan Sedang
 Individu berfokus hanya pada pikiran
yang menjadi perhatianya
 Terjadi penyempitan lapangan persepsi
 Masih dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang lain
 Contoh:
- pasangan suami istri yang manghadapi kelahiran
bayi pertama dengan resiko tinggi
- individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan

ndre
Kecemasan Berat
 Lapangan persepsi individu sangat sempit
 Pusat perhatianya pada detil yang kecil (spesifik)
dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain
 Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi
kecemasan dan perlu banyak perintah/ arahan
untuk terfokus pada area lain
 Contoh:
- individu yang kehilangan harta benda dan orang
yang dicintai karena bencana
- individu dengan penyanderaan
ndre
Panik
 Individu kehilangan kendali diri dan
detail perhatian hilang
 Tidak mampu melakukan apapun
walaupun dengan perintah
 Terjadi peningkatan motorik,
berkurangnya kemampuan berhubungan
dengan orang lain, penyimpangan
persepsi, tidak dapat berfikir secara
rasional
ndre
Gangguan Cemas
Kecemasan termasuk gangguan neurotik atau
gangguan mental dengan gejala atau kumpulan
gejala yang tidak mempunyai dasar organik, daya
nilai realitasnya tidak terganggu, perilakunya
dapat sangat terganggu dan masih dalam batas-
batas normal sosial dan kebribadianya tetap utuh
(RSUD dr. Soetomo, 1994)
Neurosa: menjelaskan sebagai suatu kesalahan
penyesuaian diri secara emosional karena tidak
dapat diselesaikanya suatu konflik yang tidak
disadari

ndre
Macam-macam
Gangguan Cemas
 Gangguan cemas meyeluruh
 Gangguan obsesif kompulsif
 Gangguan fobik

ndre
Gangguan Cemas Meyeluruh
 Kecemasan yang menyeluruh dan
menetap yang timbul karena kesalahan
penyesuaian diri secara emosional
terhadap suatu stress
 Gejala: ketegangan motorik,
hiperaktivitas saraf otonom, rasa khawatir
berlebihan, kewaspadaan berlebihan,
suasana perasaan cemas sudah
berlangsung minimal 1-6 bulan dan
paling sedikit padandre
usia 18 th
Gangguan Obsesif Kompulsif

 Gejala yang menonjol obsesif kompulsif


yang menganggu fungsi atau perasaan
sosial seseorang

ndre
Gangguan Fobik
 Gajala yang menonjol; ketakutan
menetap dan tidak rasional terhadap
suatu obyek, aktivitas atau situasi
spesifik yang menimbulkan suatu
keinginan mendesak untuk menghindari
hal-hal itu, perasaan takut ini diketahui
individu tersebut sebagai suatu yang
berlebihan dan tidak masuk akal

ndre
SESUATU YANG BESAR
BERAWAL
DARI YANG KECIL

ndre
MEKANISME KOPING
 Koping adalah cara yang dilakukan individu
dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan
diri dengan perubahan atau berspon pada suatu
situasi.
 Mekanisme koping adalah suatu pola untuk
menahan ketegangan yang mengancam dirinya
(pertahanan diri/ maladaptif) atau untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
(mekanisme koping/ adaptif)
ndre
Con’t. . .

 Kecemasan ringan: mekanisme koping yang


digunakan masih dalam batas normak/ adaptif
misal: menangis, tertawa, bercerita pada orang lain
 Kecemasan sedang/ berat seringkali dihadapi dengan
2 tipe mekanisme koping:
1. reaksi atas orientasi tugas (penyelesaian
masalah)
2. mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran
dan pemikiran yang tidak rasional/ maladaptif)
ndre
Reaksi Atas Orientasi Tugas
a. Menyerang/ agresif: berusaha untuk
menghilangkan atau mengatasi rintangan
dengan cara aktif, partisipatif atau
menghilangkan masalah secara
bertangungjawab untuk memuaskan
kebutuhan/ untuk emosinya secara masuk
akal.
b. Kompromi: merubah perjalnana suatu cara
atau tujuan dengan posisi tawar-menawar dan
bagaimana caranya mencapai suatu tujuan
yang sama-sama menguntungkan
ndre
Con’t. . .
c. Menarik diri: berupaya untuk
menghilangkan sumber-sumber
ancaman secara fisik atau memuaskan
keinginan/ emosi tanpa melibatkan diri
dalam mengatasi masalah tersebut. Cara
ini termasuk maladaptif

ndre
Mekanisme Pertahanan Ego
Adalah salah satu penyesuaian diri terhadap
stress pada tingkat ketidaksadaran tertentu dan
melibatkan tingkat-tingkat penipuan diri
sendiri dan atau penyimpangan atas realitas
yang ada.
a. Kompensasi: mengalihkan kelemahan
dirinya dengan menonjolkan/
mengungulkan keberhasilan2 aspek lain
yang diangap sebagai aset dirinya

ndre
Con’t. . .

b. Pengingkaran/ denial: menghindarkan dari


dan mengabaikan realitas yang tidak
menyenangkan terhadap dirinya, menolak
untuk mengenalinya atau tidak setuju
c. Displacement: pengalihan emosi pada
obyek lain atau orang lain yang lebih ringan
resikonya/ bahayanya atau yang lebih netral
d. Identifikasi: berupaya menjadi orang yang
dikaguminya dengan mengambil ide-ide
atau pemikiran/ pendapat orang lain yang
disukainya tersebut ndre
Con’t. . .
e. Rasinalisasi: memberikan alasan yang kuat/
masuk akal agar diterima oleh orang lain
sebagai penganti untuk menutupi peranan
perilaku dan motivasi yang tidak dapat
diterima orang lain untuk menyesuaikan diri
terhadap impuls, perasaan dan perilaku orang
lain
f. Introjeksi: mengidentifikasi perilaku yang kuat
atau bersemangat mengambil nilai/ norma dari
orang lain untuk diterapkan pada dirnya atau
kedalam struktur egonya sendiri
ndre
Con’t. . .
g. Isolasi: memisahkan diri secara emosional dari
suatu pemikiran atau permasalahan yang sedang
terjadi
h. Proyeksi: memindahkan pemikiran, dorongan,
rangsangan emosional kepada orang lain atau
obyek lain, menyalahkan orang lain atas
ketidakberhasilan dirinya
i. Over kompensasi: pola perkembangan sikap dan
perilaku yang berlainan dengan dorongan yang
ada pada dirinya dan biasanya tidak sesuai dnegan
realitas sebagai upaya kompensasi namun
berlebihan, misal belajar berlebihan
ndre
Con’t.. .
j. Regresi: menghindari masalah dengan
kemunduran karakter perilaku pada tingkat
perkembangan sebelumnya
k. Represi: menekan pikiran, perasaan,
kemauan, kemampuan, dan dorongan pada
dirinya akibat dari adanya hal-hal yang
mneyakitkan/ konflik sebagai pertahanan
ego secara primer
l. Pemisahan/ splitting: memendang/
membagi orang lain/ situasi dalam dua
pengolongan yaitu kelompok baik/ negatif
dalam dirinya ndre
Con’t. . .
m. Penghalus/ sublimasi: menganti suatu
tujuan untuk suatu tujuan tertentu yang
tidak dapat diterima orang lain/ sosial
dengan tujuan tertentu yang bisa diterima
secara sosial dengan perilaku yang biasanya
bersifat menekan perasaanya sendiri
n. Disosiasi: pemisahan diri dari kelompok
o. intelektualisasi: alasan/ logika yang
berlebihan yang digunakan untuk
menghindari perasaan yang menggangu
dirinya
ndre
Con’t. . . .
p. Supresi: menekan perasaan dengan suatu
kesadaran dan bertujuan untuk menunda suatu
tindakan sampai ada suatu kesempatan untuk
mengekspresikan
q. Undoing: bertindak/ berkomunikasi secara
sebagian-sebagian/ meniadakan tindakan/
informasi yang sebelumnya ada, pertahanan diri
yang primitif
r. Reaksi formasi: pembentukan sikap kesadaran
dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa
yang sebenarnya dirasakan atau dilakukan oleh
orang lain. ndre
 MEMBACA
 MEMAHAMI

 MENGHAFAL

ndre
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Perilaku klien cemas
- respon fisiologis
- respon psikologis
b. Faktor predisposisi
c. Stressor pencetus
d. Sumber dan Mekanisme koping

ndre
a. Respon Fisiologis
 Pupil melebar, untuk meningkatkan persepsi visual
waktu tubuh terancam
 Keringat meningkat, untuk mengontrol
peningkatan suhu berkaiatan dengan peningkatan
metabolisme tubuh
 Denyut nadi meningkat, untuk membawa nutrisi
dan hasil metabolisme secara efektif
 Kulit dingin, berkaitan dengan kontraksi kapiler
darah efek dari norephineprin
 Tekanan darah meningkat, berkaitan dengan
kontriksi pembuluh darah, curah jantung
meningkat ndre
Con’t. . .
 Frekuensi dan kedalaman pernafasan
meningkat
 Pengeluaran urin menurun
 Mulut kering
 Peristaltik menurun sampai konstipasi
 Ketegangan otot
 Gula darah meningkat akibat produksi
glukokortikoid dan glukogenesis
meningkat
ndre
a. Respon Psikologis
 Kecemasan mempengaruhi aspek interpersonal
dan personal, mempengaruhi koordinasi dan
gerak refleks. Kecemasan dapat membuat
seseorang menarik diri
 Kecemasan mempengaruhi respon berfikir, baik
proses atau isi pikir; tidak mampu
memperhatikan, kosentrasi menuirun, mudah
lupa, menurunya lapang persepsi, bingung
(respon kognitif)
 Kebingungan dan curiga berlebihan (respon
efektif)
ndre
b. Faktor Predisposisi
 Biokimia
 Genetik
 Psikodinamik
 Interpersonal
 Sosiokultural

ndre
c. Stressor Pencetus
1. Ancaman terhadap integritas fisik
a. Internal: kegagaln sistem imun, regulasi suhu
tubuh, hamil
b. Eksternal: paparan terhadap infeksi virus,
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan
2. Ancaman terhadap harga diri, identitas diri,
dan fungsi sosial
a. internal: kesulitan hubungan personal di
rumah, kantor, lingkungan
b. Eksternal: kehilangan orang yang dicintai,
perceraiana, perubahan status pekerjaan,
tekanan kelompok,ndresosial budaya
d. Sumber dan Mekanisme
Koping
Sumber koping diantaranya adalah aset ekonomi,
kemampuan memecahkan masalah, dukungan
sosial budaya. Dengan integrasi sumber koping
tersebut individu dapat mengadopsi mekanisme
koping yang efektif
Kemampuan individu menangulangi kecemasan
secara konstruktif merupakan faktor utama yang
emmbuat klien berprilaku patologis atau tidak.

ndre
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Panik berhubungan dengan penolakan keluarga
karena bingung dan gagal mengambil keputusan
 Kecemasan berat yang berhubungan dengn
konflik perkawinan
 Kecemasan sedang b.d tekanan finansial
 Ketidakefektifan koping individu b.d kematian
saudara kandung
 Ketidakefektifan koping individu b.d dampak
anak sakit
 Ketakutan b.d rencana pembedahan

ndre
C. PLANNING
 Bertujuan bukan untuk membebaskan klien
keluar dari kecemasan secara total
 Mengembangkan cara dan kemampuan
mentoleransi kecemasan dan menggunakan
cara yang konstruktif
 Membantu klien mengembangkan nilai-nilai
yang dimiliki karena saat kecemasan terjadi
pertentangan antara situasi yang mengancam
dengan nilai-nilai yang diidentifikasi individu
sesuai dengan eksistensinya
ndre
Kriteria Hasil dari Intervensi
 Klien mendiskusikan tentang perasaan
cemasnya
 Klien mengidentifikasi respon terhadap sterss
 Klien mendiskusikan suatu topik ketika
bertemu dengan perawat

ndre
D. INTERVENSI
Penatalaksanaan kasus kecemasan dapat
dilakukan melalui psikoterapi, somatoterapi,
dan manipulasi lingkungan

ndre
a. Psikoterapi
 Dasar terapi adalah komunikasi diantara
terapis dan klien
 Bertujuan untuk:
 Meringankan gangguan cemas
 Merubah perilaku yang terganggu dan
mengembangkan pertumbuhan kepribadian
secara positif
 Ada 2 macam:
 Psikoterapi pemahaman (insigt psychoterapy)
 Psikoterapi suportif

ndre
Con’t
 Psikoterapi pemahaman
Bertujuan memperkuat ego, menstabilkan
hubungan antar individu dan
mengeluarkan konflik yangada di alam
tak sadar ke alam sadar
 Psikoterapi suportif
bertujuan menggunakan daya tahan
mental, mengembangkan mekanisme
baru yang lebih baik dan mengembalikan
keseimbangan untuk menyesuaikan diri
ndre
b. Farmakoterapi
 Terapi pengobatan dengan tranquilizer
(anti depresi) tergantung neurosisnya
 Pada orang dewasa diberikan golongan
benzodiazepin (ex: diazepam, klobazam,
bromazepam, alprazolam,
khlordiazepoksid) goloangn lain seperti
buspiron dan anti depresi seperti
amitriptilin, maprotiline, amineptin,
maklobemid, dan trazodon

ndre
c. Manipulasi Lingkungan
 Bertujuan agar lingkungan dapat memahami
dan menerima keadaan klien dan membimbing
dalam kehidupan sehari-hari

ndre
KEEP STRUNGLE TO………..
STUDI “BASIC STUDI OF NURSING”

ndre
Intervensi pada Kecemasan Sedang
 Bertujuan membantu klien melakukan
upaya untuk mengatasi stress
 Tujuan jangka panjang: membantu klien
memahami penyebab kecemasan dan
mempunyai cara baru untuk
mengontrolnya

ndre
Con’t
1. Pengenalan terhadap sumber kecemasa
 Eksplorasi perasaan cemas klien

 Perlihatkan diri sebagai orang yang hangat

 Menjadi pendengar yang baik

 Beri dukungan yang cukup dan dukungan

terhadap ekspresi perasaan klien


 Mulai dari topik yang ringan

ndre
Con’t
2. Menyadari adanya cemas
 Bantu klien mengenali perasaan

cemasnya dan nilainya


 Jelaskan secara merinci situasi yang

diduga penyebab cemasnya


 Bantu klien menganalisis

penyebabnya dan hubungkan keadaan


saat ini dengan pengalaman yang lalu

ndre
Con’t
3. Membantu memiliki koping terhadap
ancaman
 Dorong klien untuk menggunakan koping
adaptif dan efektif yang telah berhasil
digunakan pada waktu yang lalu
 Bantu klien untuk melihat keadaan saat ini dan
kepuasan mencapai tujuan
 Gunakan terapi kognitif dan perilaku untuk
menurunkan kecemasan
 Bantu klien memodifikasi perilakunya dan
mempelajari cara koping yang brau terhadap
ndre
stress
Con’t
4. Meningkatkan respopn relaksasi
 Merupakan tujuan jangka panjang
 Menolong klien mengatur distress emosional
 Dapat dilakukan secara individual atau
kelompok kecil
 Manfaat relaksasi adalah klien dapat
mempraktekan teknik yang mereka pelajari
untuk meningkatkan kontrol diri

ndre
Intervensi pada Kecemasan Berat
dan Panik
1. Menjalin hubungan saling percaya
 Jelaskan pada klien tujuan interaksi
 Dorong klien untuk mendiskusikan
perasaan kecemasanya, rasa frustasi
 Lindungi klien, beri tindakan yang suportif
dan mendengar aktif, jawab pertanyaan
klien secara langsung, selalu berada dekat
klien tetapi perhatikan teritorialnya
 Gunakan komunikasi verbal dan non verbal
untuk memberi gambaran kesadaran dan
penerimaan terhadap kecemasanya
ndre
Con’t
2. Meningkatkan kesadaran diri
 Perawat harus dapat menyadari perasaan
cemasnya, membuka perasaan cemasnya
dan menangani secara konstruktif
 Waspada terhadap adanya tanda
kecemasan, sadari dan eksplorasi
penyebabnya
 Kecemasan akan ditransfer ke klien
sehingga intervensi tidak akan efektif

ndre
Con’t
3. Melindungi klien
 Anjurkan kien menjelaskan kecemasanya yang
dapat dikontrolnya sehingga berad dalam
situasi yang aman, klien merasa tidak ada yang
mengancam
 Kembangkan mekanisme koping untuk
menemukan dan mengatasi masalah yang tidak
disadari
 Berikan alternatif pilihan penganti, tidak
mengonfrontasi dengan obyek yang akan
ditakutinya, tidak ada argumen, tidak
mendukung fobinya ndre
Con’t
4. Modifikasi Lingkungan
 Fasilitasi lingkungan dengan stimulus
yang ninimal, tenang dan membatasi
interaksi dengan orang lain atau kurangi
kontak dengan penyebab stressnya
 Tingkatkan status fisik dengan melakukan
tindakan yang membuat rasa nyaman dan
relaks seperti mandi hangat, masase,
mandirendam

ndre
Con’t
5. Motivasi untuk melakukan aktivitas
 Dorong klien melakukan aktivitas yang
disukainya, hal ini akan membatasi
kemungkinan klien menggunakan mekanisme
koping yang tidak adekuat dan meningkatkan
partisipasi dan perasaan puas
 Libatkan keluarga dalam membuat jadwal
kegiatan karena meraka merupakan
pendukung
6. Pengobatan
ndre
E. EVALUASI
 Sudahkah ancaman terhadap integritas fisik
atau sistem diri klien berkurang
 Apakah perilaku klien mencerminkan
ansietas tingkat ringan atau lebih ringan
 Sudahkan sumber koping klien dikaji dan
dikerahkan secara adekuat
 Apakah klien mengenal ansietasnya sendiri
 Apakah klien menggunakan respon koping
adaptif
ndre
Sekian. . . . .!!!

ndre

Anda mungkin juga menyukai