●
Riwayat imunisasi tidak lengkap
●
Riwayat kontak dengan penderita difteri
●
Tampak toksik meski demam tidak terlalu tinggi
●
Tonsilitis dan faringitis ( 94% )
PEMRIKSAAN FISIK ●
●
Pseudomembran
Bullneck
●
Stidor
●
Mikroskopis (tidak dapat dipercaya)
LABORATORIUM ●
KULTUR ( keberhasilan di Indonesia <10%)
●
Diagnosis pasti PCR
“Kontak erat” :
Orang serumah
Teman bermain
Kontak dgn sekret nasofaring (resusitasi
tanpa APD)
Individu seruang dengan penderita dalam
waktu > 4 jam selama 5 hari berturut-
turut atau > 24 jam dalam seminggu
(teman sekelas, teman satu kamar, teman
• Infectious mononeucleosis :
Disertai ruam kulit dan lymphadenopathy
TATALAKSANA?
1. Isolasi penderita
5. Tatalaksana komplikasi
ANTI DIFTERI SERUM
ANTI DIFTERI SERUM
• ADS berasal dari serum kuda yang
dihiperimunisasi dengan toksoid difteri
• Angka kematian sebelum ada ADS >50%
• Pemberian :
• 24-48 jam, kematian : 4 %
• 3 hari , kematian : 16.1%
• > 3 hari , kematian : 29,9%
ANTIBIOTIK
Penisilin prokain: 50.000 – 100.000 IU/kgBB/hari,
dibagi dalam dua dosis, i.m., selama 14 hari
KASUS KONFIRMASI:
Kasus konfirmasi laboratorium: kasus probable + hasil lab positif
Kasus konfirmasi hubungan epidemiologi: kasus probable yang
ada hubungan epidemiologi dg kasus konfirmasi laboratorium
DEFINISI OPERASIONAL DIFTERI
PADA KLB (2)
KONTAK ERAT: keluarga/orang yang tinggal satu rumah, yang berbagi peralatan
makanan/minuman, serta peralatan yang mungkin terkena sekret kasus
KONTAK LAIN: orang serumah, tetangga, teman bermain, teman kelas (termasuk
wali kelas), teman kerja yang kontak dengan kasus probable atau kasus konfirmasi
DINKES
LABKESDA
PROVINSI
PROV
PUSKESMAS
Kontak Erat
Penyelidikan Identifikaksi Karier
Epidemiologi Ambil spesimen, Prophylaxis, dan vaksinasi
(Form PE)