Anda di halaman 1dari 95

DASAR-

DASAR
RADIOLOGI
 DEFINISI RADIOLOGI
 Radiologi: cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan energi pengion dan non pengion,
untuk membantu diagnosis (Radio -diagnostik)
dan terapi (Radioterapi).

 Energi pengion:
 sinar rontgen = X, sinar gamma, partikel
elektron, neutron, proton, dsb.
 Energi non-pengion:
 gelombang ultrasound (USG), magnetik (MRI),
gelombang listrik, micro, infrared, dsb.
SINAR RONTGEN = SINAR X
 Sinar-X
ditemukan oleh Prof. Wilhelm
Conrad Rontgen pada 8 November
1895. Profesor W. C. Rontgen
memperoleh hadiah Nobel Fisika
tahun 1901 untuk penemuan sinar-X.
TERBENTUKNYA SINAR X:
 Dalam tabung hampa udara,
elektron-elektron dalam kecepatan
tinggi dibenturkan pada suatu
sasaran (target), energi elektron-
elektron tersebut berubah menjadi
panas (99%) dan sinar-X (M).
Suatu Tabung Pesawat Rontgen
Mempunyai Beberapa Persyaratan:

 Sumber elektron, yaitu katoda,


bemuatan negatif.
 Terdiri dari kawat (filamen) Wolfram
yang dipanaskan hingga 2000 °C,
menyala dan elektron-elektron bisa
lepas.
 Gaya untuk mempercepat gerakan
elektron.
 Tegangan diberikan pada katoda, untuk
Radiodiagnostik konvensional besarnya 30
– 100 KV, untuk sinar keras : 100 – 150,
bahkan 200 KV.
 Lintasan bebas untuk elektron berupa
ruang hampa udara antara katoda dan
anoda. Tabung hampa udara ini Ciptaan
Hittorf-Geisler-Crookes, yang sekarang
disempurnakan oleh Coolidge sejak tahun
1912
Proses Terjadinya Sinar-X pada
Tabung Rontgen
 Filamen (katoda) dipanaskan dulu dengan arus
sebesar 3 – 5 A (1 A 1000 mA), disebut arus
filament dan tegangan 8 – 12 volt. Setelah
panas 2000 °C, akan menyala / memijar dan
menimbulkan awan elektron di sekitarnya,
disertai pelepasan elektron-elektron.
 Pada katoda diberikan arus searah dengan
tegangan tinggi (dengan step-up trafo),
terjadilah perbedaan tegangan yang tinggi
antara katoda dan anoda, terjadilah lompatan
atau pelepasan elektron yang dipercepat
gerakannya dari katoda ke anoda yang
dipusatkan oleh alat pemusat elektron
1. Arus listrik searah yang bergerak dari
katoda dan anoda disebut arus tabung
(tube current), diukur dalam mA (mili-
Ampere). Makin besar arus tabung
(mAnya), makin banyak elektron yang
membentur anoda, berarti makin banyak
sinar-X yang dihasilkan.
2. Besarnya tegangan tabung dinyatakan
dengan KV (kilo-Volt). Bila KV dinaikkan,
gerakan elektron dari katoda ke anoda
bertambah cepat lagi, menghasilkan
sinar-X ber-energi lebih tinggi (daya
tembus lebih besar)
3. Pada "focal-spot" target (anoda),
elektron-elektron itu dihentikan,
akibatnya tenaga gerak yang begitu
tinggi berubah menjadi
 a.    Panas dan
 b.    Sinar-X (sinar Rontgen =
Bremsstrahlung)
 Efisiensi (daya guna) pembentukan sinar-
X adalah sangat rendah, tergantung pada
tegangan tabung (KV) yang digunakan.
 Pada 60 KV terbentuk sinar-X 0.5% dan
panas 99.5%.
 Pada 100 KV terbentuk sinar-X I% dan
panas 99%.
 Karena,terbentuk panas tinggi, maka :
 a. Focal-spot harus mempunyai titik lebur
tinggi, Wolfram : 3400 o C.
 b. Pendingin anoda yang efektif (radiator
pendingin).
4.Sinar-X yang dipancarkan dari focal-spot
menurut garis lurus ke semua arah.
Pelindung atau perisai timah (Pb) tabung
akan mencegah keluarnya sinar-X dari
tabung, sehingga sinar-X yang terbentuk
hanya dapat keluar melalui jendela.
Berkas sinar-X yang keluar dari jendela
tabung hanya, sekitar 10% dari sinar‑ X
yang terbentuk.
SIFAT-SIFAT SINAR-X:

1. Mempunyai daya tembus


(penetrating power).
 Sifat sinar-X dapat menembus benda /
objek, dimanfaatkan pada radiografi.
Makin tinggi tegangan tabung (KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya.
Makin kecil berat atom atau kepadatan
suatu benda, makin besar daya tembus
sinarnya
2.Pertebaran.
Sinar-X di dalam suatu benda akan mengalami
attenuasi (pengurangan / perlemahan) karena
 a.  Penyerapan
 b. Penghamburan, yang mengakibatkan radiasi
hambur / radiasi sekunder. Radiasi hambur =
scatter mengakibatkan pengaburan pada foto
(radiograf). Untuk mengurangi akibat radiasi
hambur, diletakkan grid di antara objek dan
film rontgen.
 Makin besar berat atom/kepadatan suatu
benda, makin besar penyerapan sinar-X.
3.Efek fotografik.
 Sinar-X dapat menghitamkan emusi film (AgBr)
setelah diproses secara, kimiawi (dibangkitkan =
developing) di kamar gelap (processing room).
4.Efek fluoresensi.
 Bahan-bahan tertentu, seperti Calcium-
tungstate, Zinc-sufide bila dikenai sinar-X dapat
memendarkan cahaya (luminisensi) berupa:
 a. Fluoresensi : memendarkan cahaya sewaktu
ada sinar-X saja.
 b. Fosforesensi : masih tampak pemendaran
cahaya beberapa saat setelab sinar-X dimatikan
(after-glow).
5.Ionisasi.
 Benda yang terkena sinar-X akan menimbulkan
ionisasi partikel-partikel benda. tersebut.

6. Efek biologis
 Sinar-X pada jaringan hidup dapat
menimbulkan kelainan / kerusakan
 Akibat langsung berupa kelainan somatic.
 Akibat tak langsung berupa kelainan genetic,
yaitu mutasi gen dan aberasi chromosome.
Kelainan Biologis Secara
Menyeluruh adalah sebagai berikut:
a. Luka permukaan yang dangkal
 Kerusakan kulit.
 Epilasi.
 Kuku rapuh.
b. Kerusakan hemopoetik
 Lymphopenia, leucopenia, anemi.
 Kehilangan respon daya tahan
spesifik
C. Induksi keganasan :
 Leucaemia, carcinoma kulit, sarcoma.

D. Berkurangnya harapan hidup (life span).

E. Aberasi genetic :
 Mutasi gen, perubahan chromosom.

F. Efek-efek lain :
 Cataract, sterilitas temporary / permanent
FISIKA RADIASI (RADIO-FISIKA)
 KONSEP ATOM

 Bagian terkecil dari suatu materi adalah atom.


Atom berasal dari bahasa Yunani atomos, yaitu
undivisible.
  Menurut Niels Bohr dan Rutherford
  Suatu atom tersusun seperti suatu "solar
system" terdiri dari:
1.      Inti (nucleus), yang bermuatan positif (+).
2.      Elektron, yang bermuatan negative (-), yang
mengelilinginya (shell, seperti satelit), ada 7 dari
dalam ke luar K, L, M, N, 0, P, dan Q.
 Di dalam inti terdapat partikel-partikel
proton yang bermuatan positif (+) dan
partikel neutron yang tidak bermuatan
listrik (netral). Jumlah proton dalam inti
suatu atom sama dengan jumlah elektron
yang mengelilinginya.
 Kecuali atom Hydrogen (H) , yang hanya
mempunyai 1 proton, 1 elektron, tidak
mempunyai neutron.
 Jumlah neutron dalam inti tidak selalu
sama dengan jumlah proton.
Pada Sistem Berskala Mendeleyef
Menunjukkan :
1. Jumlah proton dan neutron dari suatu atom
menunjukkan berat atom (massa).
2. Jumlah proton atau elektron dari suatu atom
menunjukkan nomor atom. Suatu atom stabil
karena elektron diikat dengan electro-static force
oleh inti. Elektron lapisan dalam (K, L, dst) diikat
kuat oleh inti (inner tightly bound), sedang
elektron lapisan luar (0, P, Q) lebih longgar
(outer loosely bound). Maka elektron lapisan
lebih luar mempunyai energi yang lebih besar
daripada elektron lapisan lebih dalam. Elektron
yang terletak di lapisan terluar dari suatu atom
disebut elektron valensi, inilah yang
menunjukkan sifat-sifat kimia dari atom
tersebut.
RADIASI DAN IONISASI
 Radiasi adalah pemancaran energi /
tenaga secara divergen dari somber ke
sekitarnya menurut suatu garis lurus.
Sebagian dari radiasi ini bila mengenai
suatu materi akan menyebabkan ionisasi
dari materi tersebut.
 Ionisasi adalah pembentukan sepasang
ion : ion positif (+) dan ion negatif (-). Ion
(+) adalah atom / molekul yang
kekurangan elektron, sedang ion (-)
adalah elektron / atom / molekul yang
kelebihan elektron
 Ionisasi bisa terjadi pada reaksi-reaksi
kimia atau molekul / atom kena sinar-
X atau gamma yang cukup kuat.
 Kemampuan untuk menimbulkan
ionisasi inilah yang dimanfaatkan
dalam Radio­diagnostik khususnya
fotografi dan Radioterapi.
 Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi
dalam suatu materi disebut radiasi peng­
ion (sinar peng-ion) .
Radiasi Peng-ion Dapat Digolongkan
Menjadi:
1. Radiasi elektro-magnetik (radiasi non-
korpuskuler).
 Yaitu sinar-sinar yang mempunyai panjang
gelombang, yang sangat pendek (kecil),
mempunyai daya tembus yang besar, seperti :
a. Sinar-X (berasal dari pesawat / generator
Rontgen).
b Sinar gamma berasal dari bahan radioaktif
atau radioisotop.
c. Sinar kosmis, berasal dari bintang-bintang di
alam raya ini.
 Panjang gelombang sinar-X sangat
pendek, sekitar 10'000 sinar yang
kelihatan, yaitu 0.125 – 0.50 Angstrom
(A).
 1 Angstrom =1/100.000.000 cm.
 
 Panjang gelombang sinar kosmis lebih
pendek lagi dari sinar-X, hingga daya
tembusnya amat besar. Seseorang yang
berada 4000 meter di atas permukaan
laut, akan mendapat radiasi kosmis 4 kali
lebih besar daripada orang yang berada di
permukaan laut.
 Pada radiasi non-korpuskuler ini, pemencaran
energi (tenaga) tanpa melalui suatu materi,
tetapi berupa foton / partikel tenaga. termasuk
dalam spektrum sinar elektro­magnetik ini adalah
sinar-sinar yang bukan sinar peng-ion, misalnya:
a.  Sinar infra-red.
b.  Sinar ultra-violet.
c.  Sinar yang kelihatan (visible light).
d. Gelombang radio.
 Semua sinar non-korpuskuler, baik yang visible
maupun yang non-visible (sinar-X, sinar gamma,
gelombang radio), merupakan gelombang
elektro-magnetik yang mempunyai kelipatan
yang sama dengan kecepatan sinar matahari
yaitu 3 x 10 10 cm/detik.
 2. Radiasi Korpuskuler (Sinar-sinar
Korpuskuler)
 Pada radiasi korpuskuler ini, pemancaran energi
(tenaga) adalah melalui suatu materi. Radiasi
korpuskuler mempunyai daya tembus yang kecil.
 Dapat digolongkan menjadi:
 a. Yang bermuatan listrik
     Sinar elektron = sinar beta
 Sinar proton.
    Sinar deutron.
 Sinar alpha.
 b. Yang tidak bermuatan listrik
     Sinar neutron.
Energi Radiasi dan Kualitas Radiasi

 Radiasi mempunyai energi yang besarnya


sesuai rumus Planck
 E (erg) = h x n
= h x (c / lambda
 E = energi dalam erg/detik.
 h = konstanta Planck.
 n = frekuensi radiasi.
 c = kecepatan radiasi = 3 x 1010 cm/detik.
 = panjang gelombang.
 Ini berarti besamya energi radiasi
berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Makin kecil (pendek) panjang
gelombang, makin besar energinya.
 Kualitas radiasi berhubungan dengan
homogenitas radiasi.
 Sinar yang dihasilkan oleh pesawat
Rontgen terdiri dari sinar dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda, sedang
sinar yang dihasilkan oleh bahan radio-
aktif / radio-isotop terdiri dari sinar yang
panjang gelornbangnya hampir sama
(lebih homogen daripada sinar-X).
Isotop, Isobar, dan Isomer.
 Isotop : (iso = sama, topos = tempat / posisi)
adalah 2 (dua) atom atau lebih, yang mempunyai
nomor atom yang sama, tetapi mempunyai
jurnlah neutron yang berbeda, sehingga berat
atomnya berbeda.
 Misalnya :'atom Chlorida (Cl), yaitu 35 Cl 17 dan
37 Cl
17
 Bila ditulis "isotop" saja, maka yang dimaksud
adalah isotop yang stabil. Isotop yang tidak
stabil, yaitu yang selalu mengalami perubahan
dan memancarkan sinar gamma, beta, dll ; ini
dinamakan radio-isotop. Contoh: Cobalt 60, yang
memancarkan sinar gamma dan beta.
 Dalam reaktor nuklir dapat dibuat bahan / zat-zat
yang atom / isotopnya stabil menjadi radio-isotop
dengan jalan membombarder bahan tersebut
dengan sinar neutron, misalnya Phospor 31
dirubah menjadi Phospor 32 yang radioaktif dan
memancarkan sinar beta.
 Isobar : (barns = berat) adalah 2 (dua) atom
yang mempunyai berat atom yang sama, tetapi
berbeda nomoratomnya. Contoh 59 Co 27 dan
59 Ni
28

 Isomer : adalah 2 (dua) atom yang mempunyai


nomor dan berat atom yang sama, tetapi yang
satu tidak memancarkan sinar sedang yang
lainnya memancarkan sinar, atau keduanya
memancarkan sinar berbeda.
III.C. INTERAKSI RADIASI DENGAN
MATAHARI

 Apabila sinar-X / gamma mengenai suatu


benda / tubuh manusia, maka terjadi
pemindahan energi radiasi ke dalam
jaringan tubuh, energi menjadi berkurang,
terjadi attenuasi (pengurangan /
perlemahan).
Tergantung dari besarnya energi radiasi,
terdapat 3 (tiga) proses yang berlainan.
pada absorpsi energi tersebut, yaitu:
 1. Absorpsi foto-elektrik
  Seluruh energi sinar-X diabsorpsi oleh
atom tersebut, untuk melepaskan
elektron (lapisan dalam). Proses absorpsi
foto-elektrik terjadi bila energinya
rendah, kurang dari 100 keV.
eV = electron Volt, adalah satuan energi listrik
yang terkecil.
I eV = 1.6 x 10-12 erg.
2. Efek scatter Compton :

 Terjadi pada sinar-X dengan energi


yang agak besar, misalnya 200 –
lOOOkV, mengenai suatu atom, sebagian
energi diabsorpsi untuk melepaskan
elektron (lapisan luar), sedangkan energi
yang tersisa keluar sebagai sinar yang
lebih lemah, arahnya menyimpang dari
arch sinar primer, sinar ini disebut
scatter radiation = Comptom scatter.
3. Pair production (Pembentukan pasangan ion)

 Proses ini terjadi pada sinar-X dengan energi


yang sangat besar, misalnya lebih dari 1020
keV = 1,020 MeV, inti atom berubah menjadi
positron (elektron bermuatan positif) dan
elektron. Positron dan elektron ini kemudian
bergabung kembali untuk menjadi dua sinar
(sepasang energi) bare yang berlawanan arch
(sinar gamma) dan masing-masing mempunyai
energi 0.51 MeV. Proses penggabungan
kembali dari positron dan electron dan
membentuk pasangan ion ini disebut proses
annihilasi.
IV. RADIOGRAFI
 Pemeriksaan radiodiagnostik dengan
sinar-X ada 2 macam:

 A. FLUOROSKOPI (DOORLICHTING).
Digunakan untuk melihat dan
mempelajari organ-organ tubuh yang
bergerak, dengan image intensifier
pada kamera TV di ruang
pemeriksaan yang tidak digelapkan.
 B. PEMERIKSAAN FOTO RONTGEN
(RADIOGRAFI)

Untuk radiografi, ini perlu dijelaskan beberapa


hal, yaitu:
 Perlengkapan untuk membuat radiograf.
 Jenis pemeriksaan dan posisi pemotretan.
 Pengetahuan tentang pesawat Rontgen.
 Pengetahuan tentang kamar gelap
(processing room).
 Proses terjadinya gambaran (imaging) foto
radiograf.
Perlengkapan untuk Membuat Radiografi :

 1. Film Rontgen.
 a. Komposisi :Terdiri dari 7 (tujuh)
lapisan, tebalnya < 0.2 mm.
 Lapisan 1 dan 7: supercoat untuk melindungi
emulsi AgBr. Lapisan 2 dan 6: emulsi
AgBr.
 Lapisan 4 : cellulose acetate / polyester
sebagai bahan dasar.
 Lapisan 3 dan 5: perekat emulsi pada bahan
dasar.
 b. Jenis film Rontgen :

 1) Screen film:
penggunaan film ini memakai
Intensifiying-screen. Non-screen film :
penggunaan film ini tanpa memakai
insifiying-screen misalnya:
  Film gigi (dental film).
  Mammographic film.
   Film foto extremitas
 2) Menurut kecepatan :
,• High-speed : AgBr kasar, detail rendah,
radiasi sedikit.
  Medium-speed : AgBr sedang, detail sedang,
radiasi sedang.
  Low-speed : AgBr halus, detailtinggi, radiasi
banyak.
3) Menurut sensivitasnya:
    Blue sensitive.
    Green sensitive.
Intensifiying-screen :
 Sebuah alat terbuat dari kardus (cardboard)
khusus yang dilapisi emulsi tipis Calcium-
tungstate.
 Cara kerja : Bila terkena sinar-Xi kristal Calcium
tungstate akan fluoresensi, menimbulkan sinar
ultraviolet dan sinar yang terlihat (visible light).
Intensifiying­screen menambah efek sinar-X pada
film, karena gambar (image) film merupakan
basil kombinasi dari sinar-X dan fluoresensi. Ini
akan memperpendek waktu penyinaran
(expose). Dikenal fast, medium, dan slow
Intensifiying-screen.
3. Kaset.

 Kaset sinar-X adalah suatu tabung


tahan cahaya (light-proof container),
berisi 2 Intensifiying-screen dengan
film Rontgen di antara kedua screen
tersebut.
Susunan kaset tersebut adalah sebagai
berikut (dari sisi tabung pesawat Rontgen
ke luar) :
a. Bakelit : Terbuat dari alumunium, tahan
cahaya dan relative radiolucent.
b.   Intensifiying-screen atas (upper).
c.   Tempat meletakkan film Rontgen.
d.     Intensifiying bawah (lower).

e.   Lapisan timah (lead foil back) yang


mengabsorpsi sinar-X yang menembus
intensifiying-screen bawah.
f.   Per baja yang membuat film dan
intensifiying- screen berhubungan
dengan rapat.
4. Grid (kisi-kisi).
 Grid adalah slat untuk mengurangi atau
mengeliminasi radiasi hambur agar tidak
mengenai film Rontgen.
 Grid terdiri dari lajur-lajur tipis timbal (Pb) yang
disusun tegak (vertical) atau miring di antara
bahan-bahan yang tembus radiasi (plastik,kayu,
bakelit).
 Jenis Grid :
 a.  Grid diam. (stationary grid = Lysholm).
 b.  Grid bergerak (moving grid = Potter-Bucky).
 Cara Kerja :
 Lajur tipis Pb menahan sinar hambur karena
arahnya diagonal, dan meneruskan sinar primer
karena arahnya sejajar.

 Cara penggunaan grid :


 1)   Tidak boleh terbalik, kecuali jenis paralel.
 2)    FFD (Focus Film Distance) harus tepat.
 3)    Tidak boleh di luar pusat (off center).
 4)    Faktor expose dinaikkan.
. Alat-alat fiksasi :

 Supaya objek yang difoto tidak bergerak,


digunakan alat-alat fiksasi:
 a. Bantal pasir (sand bags).
 b. Bantal spons.
 c. Ikat pinggang penekan (compressor
band).
 d. Klem kepala.
6. Alat-alat Pelindung (proteksi).
 a. Diaphragms cahaya (light beam
diaphragm).
 b. Konus.
 c.  Pelindung gonad, ovarium (gonad,
ovarium shield).
 d. Apron timbal (lead apron), sarong
tangan timbal (lead gloves).
 e.  Pencegah pelindung (protective
shielding).
 f.   Kaca timbal (lead glass), karet timbal
(lead rubber).
7. Marker (tanda / kode)
 Digunakan untuk:
 a.  Identifikasi pasien.
 b.  Letak anatomi
 R = Right = kanan
L = Left = kiri.
Jenis Pemeriksaan dan Posisi
Pemeriksaan :
 Jenis pemeriksaan ada 2:
 1. Pemeriksaan dasar :
 a. Polos (tanpa kontras) seperti thorax,
tulang-tulang kepala, vertebra,
extremitas superior / inferior.
 b.  Pemeriksaan kontras (dengan media
kontras) seperti pemeriksaan tractus
gastro-intestinalis, tractus urinarius,
tractus genitalia, dsb.
2. Pemeriksaan khusus :

 Diperlukan peralatan Rontgen khusus,


seperti pada Arteriografi, flebografi, angio-
kardiografi,dsb.
Posisi pemeriksaan
 Karena organ atau bagian tubuh itu 3
dimensi, diperlukan 2 (dua) posisi,
misalnya AP dan lateral untuk cruris /
antebrahii.
 Untuk organ-organ tertentu dibuat posisi
khusus seperti
 a.     Sinus paranasalis : posisi Water's.
 b.     Mastoid : posisi Schuller.
c.     Foramen opticum : posisi Rheese.
d.     Mandibula : posisi Eissler.
Pengetahuan tentang Operasional
Pesawat Rontgen:
 Penting diperhatikan 2 hal:
 1. Faktor expose :
 Sangat bervariasi tergantung pada
beberapa hal:
   Ukuran / tebal objek.
   Menggunakan grid atau tidak.
   Organ yang selalu bergerak.
   Anak kecil, dsb.
Yang Termasuk dalam Faktor Expose adalah:
 
a) KV. (Kilo Volt)
 Makin tinggi KV makin besar daya tembus
sinar-X, demikian pula sebaliknya.
Umumnya jumlah KV menunjukkan kualitas
radiasi. Bila KV dinaikkan, maka densitas
foto meninggi, kontras rendah, sinar
hambur meningkat. Pada radiodiagnostik
penggunaan KV antara 50 – 80 KV, setiap
kenaikan / penurunan 10 KV, MAS dapat
diturunkan / dinaikkan 50%.
 a) MAS (Milli Ampere Seconds).
 MAS merupakan perkalian antara nilai
ampere dengan waktu expose. MAS ini
menunjukkan kuantitas radiasi.
 Contoh MAS
= MA x s.
= 100 x 1/10 detik.
= 400 x 1/40 detik.
= 50 x 1/5 detik.

 Kesimpulan : MAS dapat diperoleh dengan


berbagai kombinasi. Untuk organ yang
bergerak, memerlukan waktu singkat dapat
menggunakan MA tertentu.
2. Jarak Pemotretan
 Terdiri atas
 a)   FFD Focus Film Distance.
 b)   OFD Object Film Distance.
 c)   FOD Focus Object distance.
 Apabila salah satu jarak tersebut diubah,
maka gambaran akan berubah, faktor
expose (KV dan MAS) harus berubah. Bila
FFD diperbesar, OFD tetap, maka gambar
akan mendekati besar aslinya. Bila OFD
diperbesar, FOD tetap, gambar mengalami
pembesaran (magnifikasi).
Kamar Gelap (processing-room).
 Terdiri atas :
 1. Daerah basah, meliputi bak yang berisi
air yang mengalir, tanki pembangkit
(developer), tanki penetap (fixer).
 2. Daerah kering, meliputi lemari untuk
menyimpan film Rontgen, kaset-kaset,
penggantung film (hanger), dsb.
 Harus memenuhi persyaratan
tertentu:
1. Ukurannya harus memadai dan
proporsional dengan kapasitas dan beban
kerja.
2. Terlindung dari radiasi, sinar matahari dan
bahan-bahan kimia.
3. Sirkulasi dan suhu udara yang baik, sekitar
16 – 20 T.
4. Air yang bersih.
5. Dinding dan lantai yang tahan keropos.
6. Kelengkapan alat-alat kamar gelap yang
memadai.
7. Lampu kamar gelap (safe light) yang aman
dan tidak bocor.
Proses Terjadinya Gambaran (foto /
radiograf).
 Film Rontgen yang sudah disinar (dalam
kaset) dibawa ke kamar gelap untuk dicuci
/ diproses. Teknik pencucian film ada 2:
 1.  Secara manual (manual processing ).
 2. Secara otomatis (automatic
processing).
 Bila secara manual adalah sbb :
 Film dikeluarkan dari kaset dan digantung pada
film-hanger yang sesuai. Mula-mula film
dimasukkan ke dalam cairan pembangkit
(developer), kemudian film dicelupkan dalam
bak berisi air (H20) pembilas, untuk mencuci
alkali yang melekat pada film. Setelah itu film
dimasukkan ke dalam cairan penetap (fixer).
Fixer akan mengikat secara kimiawi butir-butir
AgBr yang tidak terkena radiasi dan
melepaskannya dari film. Kemudian film
dikeluarkan dari fixer untuk dicuci dalam bak air
yang mengalir untuk menghilangkan emulsi
yang masih melekat pada film. Kemudian
dilakukan pengeringan dengan alai pengering
khusus atau sederhana dengan kipas angin.
Proses Terjadinya Gambaran Radiograf
(foto) adalah sebagai berikut:

 1. Gambaran laten (pada film Rontgen).


a.Objek yang kerapatannya tinggi, bila
ditembus sinar-X, maka intensifying-screen
memendarkan fluoresensi sedikit sekali
bahkan hampir tidak ada. Akibatnya AgBr
hampir tidak mengalami perubahan.
b.Objek yang kerapatannya rendah, bila
ditembus sinar-X, maka intensifying-screen
memendarkan fluoresensi banyak, maka
terjadi perubahan pada AgBr.
2. Gambaran tampak (pada film Rontgen)
 Gambaran tampak terjadi setelah film
Rontgen dibangkitkan pada larutan
pembangkit (developer).
 Gambaran laten (la) setelah masuk
developer akan menghasilkan gambaran
radiopaque.
 Gambaran laten (lb) setelah masuk
developer akan menghasilkan gambaran
radiolucent.
 Kesimpulan:
 Foto (radiograf) organ / bagian tubuh akan
memperlihatkan gambaran densitas sesuai
dengan mudah tidaknya ditembus sinar-X:

 1.  Sangat radiolucent (misalnya : gas,udara).


 2.  Moderately radiolucent (radiolusen sedang,
misalnya jaringan lemak).
 3.  Intermediate (misalnya jaringan ikat, otot,
darah, cartilago, epitel, batu cholesterol,
batu asam urat).
 4.  Moderately radiopaque (misalnya tulang,
garam Calcium).
 5.  Sangat radiopaque (misalnya logam berat).
V. PROTEKSI RADIASI
 1. Dosimetri (satuan-satuan).
a.  Rontgen = R, sebagai satuan paparan.
1 R = Sejumlah sinar-X / gamma pada 1
cubic centimeter udara
menghasilkan 2.083 x 10' pasangan
ion dengan 1 electro-static unit
(esu).
b. Rad = Rontgen absorbed dose, sebagai
satuan dosis.
1 rad = radiasi yang melepaskan energi 100 erg
per I gram bahan per objek yang disinar.
Rad = R x 0.87 x F (faktor tergantung energi)
1 Gray (Gy) = 100 rad.
 c.  Rem Rontgen equivalent man, sebagai satuan
proteksi.
Rem Rad x RBE (Relative Biological Effect).
1 Sievert (Sv) = 100 rem.

 2. Tujuan proteksi radiasi


a. Pada pasien: dosis radiasi diberikan harus
sekecil mungkin, sesuai keharusan
klinis.
b. Pada personil Radiologi :dosis radiasi
yang diterima harus ditekan sekecil
mungkin, tidak boleh melebihi MPD
(Maximum Permisible Dose).
 c.  Pada masyarakat umum : harus dijaga seperti
ditetapkan oleh Komisi Proteksi radiasi.

 3. Faktor-faktor proteksi radiasi:


 a.  Waktu : Makin lama berada di lingkungan
radiasi, makin besar dosis radiasi yang
diterima.
 b.  Jarak dari sumber sinar : Sesuai hukum
kuadrat terbalik, bila jarak menjadi 2 X, maka
dosis yang diterima menjadi 11/4.
 c.   Alat-alat perisai / pelindung radiasi.
Alat perisai ini melindungi personil radiology
dari sinar hambur, bukan terhadap sinar
primer.
 Proteksi Radiasi pada Pasien :

 1. Pemeriksaan sinar-X hanya atas permintaan


seorang dokter.
 2. Penggunaan filter maximum pada sinar
primer.
 3. Penggunaan KV yang lebih tinggi (bila
mungkin), sehingga daya tembusnya. tinggi.
 4. Jarak fokus pasien (FOD) jangan terlalu
dekat, sesuai dengan hukum kuadrat terbalik.
Jarak fokus-kulit pada fluoroscopy > 45 cm.
Jarak fokus-kulit pada radiography > 90 cm.
 5.  Daerah yang disinari harus sekecil
mungkin, pada radiography menggunakan
konus, pada fluoroscopy menggunakan
diaphragms.
 6.   Waktu penyinaran sesingkat mungkin.
 7.   Alat kelamin dilindungi.
 8.   Pasien hamil, terutama trimester ke-1,
tidak boleh diperiksa dengan sinar-X.
Proteksi radiasi pada personil Radiologi:
 1.  Hindari penyinaran bagian tubuh yang
tidak terlindungi.
 2.   Penggunaan apron timbal, sarung tangan
timbal, dsb.
 3.   Hindari melakukan fluoroscopy, usahakan
melakukan radiography.
 4.   Menggunakan alat-alat pengukur dosis
personil, seperti film badge, dosimeter saku.
 5. Pemeriksaan pesawat Rontgen sebelum
digunakan adakah kebocoran tabung pesawat.
 6. Pemeriksaan rutin kemungkinan kebocoran
alat-alat pelindung Pb.
Proteksi Radiasi pada Masyarakat Umum:

1. Ruang pemeriksaan Radiologi harus


terpisah dari masyarakat umum, misalnya
dalam Rumah Sakit : * jauh dari lalu-lintas
dalam RS, ruang tunggu bagi pemeriksaan
lain, dsb.
2. Dinding pemeriksaan Radiologi hares dari
beton tebal minimum 20 cm atau dilapisi
timbal (Pb) ketebalan minimum 2 mm.
International Commision on Radiological
Protection (ICRP) pada tahun. 1966
mengeluarkan MPD untuk pekerja radiasi dan
masyarakat non-pekerja radiasi sebagai berikut:
Alat pencatat dosis radiasi personil
 1. Film badge.
Harus selalu dipakai oleh personil Instalasi
Radiologi.
Di Indonesia diurus oleh Depkes, (Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan).
 2. Dosimeter saku.
Geiger Muller surveymeter rnengukur paparan
mR /jam pada ruang pemeriksaan Radiologi
(dinding, pintu, jendela, dsb).
Alat-alat proteksi, baik atau ada kebocoran
 
VI. CT-SCAN (Computerized Tomography)

 Ditemukan oleh Geoffry Hounsfield th 1972,


yang kemudian dianugerahi hadiahi Nobel.
Sekarang sudah mencapai generasi ke-4.
Komputer menggantikan fungsi film-kaset dan
processing film di kamar gelap.
 Tabung sinar-X dan detector-detector (yang
menangkap sisa sinar-X setelah menembus
tubuh pasien) bergerak memutasi pasien 360o.
Tugas detector adalah seperti film Rontgen.
Semua data. dikirim ke computer yang
mengolahnya dan dimunculkan di layar monitor
TV berupa penampang / irisan (slice) tubuh.
 CT-scan dapat dilakukan secara polos atau
dengan kontras (mengetahui adanya
enhancement). Dapat dilakukan untuk
cranium, thorax., abdomen, dsb. CT-scan
cranium sangat membantu bagian Saraf /
Neurologi dan Bedah Saraf.
 VII. MRI (Magnetic Resonance
Imaging)

 Sejak tahun 1980 mulai digunakan di


rumah-sakit besar Amerika Serikat.
Perkembangan teknologi, sekarang sudah
mencapai MRI 1.5 tesla (1 tesla = 10'000
Gauss).
 Pasien diletakkan pada medan magnet
yang kuat, kemudian diberi gelombang
radio, inti-inti H (hydrogen) akan ber-
resonansi, diproses oleh komputer
membentuk gambaran / imaging. Tubuh
manusia terdiri dari H20 2/3 bagiannya.
MRI dapat dilakukan untuk seluruh bagian
tubuh seperti cranium, thorax, abdomen,
extremitas, dsb.
 Keuntungan MRI :
 1. Tidak menggunakan energi peng-ion.
 2.  Banyak pemeriksaan dilakukan tanpa media
kontras.
 3.  Gambaran (imaging) lebih jelas, dapat
menunjukkan parameter biologik.
 4.  Potongan dapat 3 dimensi (axial, frontal dan
sagital).
 Kerugian MRI:
 1. Tidak dapat dilakukan pada pasien dengan
pacemaker, prothese, dsb (bahan yang
mengandung besi).
 2. Sulit dilakukan pada pasien dengan claustro-
phobia
 3. Relatif “mahal” alatnya/pemeliharaannya
VIII. USG (Ultrasonography)

 Energi yang digunakan adalah gelombang


ultrasound dengan frekuensi 1 – 10 Mhz
(1 – 10 juta Hertz). Transducer = probe
digunakan sebagai pemancar dan
penerima gelombang ultrasound.
 Jaringan mempunyai "acoustic-
impendance" tertentu, hingga jaringan
yang heterogen akan tampak echogenic,
jaringan yang homogen akan tampak
anechoic (echofree).
 USG digunakan sangat luas di klinik.
Karena menggunakan energi non-pengion,
digunakan luas di bagian Obstetri-
ginekologi.
 Batu empedu, pemeriksaan utama adalah
dengan USG.
 USG sangat baik untuk membantu
diagnosis kista (cyst).
KEDOKTERAN
NUKLIR
KEDOKTERAN NUKLIR
 Radiasi pengion
 Radiasi terbuka
 Ikut dalam metabolisme atau sirkulasi
tubuh
 Diagnostik dan terapi
 Kedokteran Nuklir:
 1. Diagnostik:
 - in vivo
- in vitro
2. Terapi

 Yang harus tersedia:


 Peralatan
 Radiofarmaka
 SDM
 Pasien
PERALATAN
 Tempat penyimpanan dan pengolahan zat
radioaktif
 Tempat pembuangan limbah
 Curiemeter
 Alat laboratories: in vitro
 Gamma camera
RADIOFARMAKA
 Terdiri dari 2 komponen:
1. Radioaktif= radionuktida
 Misalnya: l- 131, Tc99m, ln-111, Sm-153
2. Non-radioaktif : Cold KIL
 Misalnya: MDP, DTPA, DMSA, Hippuran, Lipiodol

 Pemilihan radiofarmaka tergantung dari organ


yang akan diperiksa
 Contoh: Tc99m – MDP
l-131 – Hippuran
ln-111 - DTPA
SDM

 Dokter
 Radiofarmasist
 Fisika medik
 Tenaga laboratorium
 Tenaga administrasi

Anda mungkin juga menyukai