Pembimbing :
dr. Noegroho Harbani, Sp.S
Disusun Oleh:
Luluk Kharisma Suryani G4A014043
STASE KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Luluk Kharisma Suryani G4A014043
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
2
I. LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn . D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 80 tahun
Alamat : Ajibarang
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 2 Mei 2017
B. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kiri
C. Anamnesa (alloanamnesis)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mulai mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kiri kurang dari
12 jam sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan anggota gerak dirasakan
tiba-tiba setelah bangun tidur, terus-menerus, hingga membuat pasien tidak
dapat beraktivitas seperti biasanya. Pasien merasa bagian lidahnya semakin
kaku, sulit untuk mengucapkan kata-kata sejak 12 jam yang lalu. Keluhan
disertai dengan lidah merot ke kanan dan senyum yang tidak simetris degan
ujung bibir sebelah kanan dapat tertarik ke atas. Pasien tidak mengalami
penurunan kesadaran, kejang, dan muntah.
3
Riwayat Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di keluarga pasien. Pasien
tidak mengetahui riwayat hipertensi dalam kelluarga. Pasien menyangkal
riwayat DM, dan alergi di dalam keluarga.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang kakek di rumah. Kegiatan sehari-hari pasien
mengurus cucunya. Pasien mengatakan sering mengonsumsi gorengan dan
makan-makanan asin. Pasien tidak rutin meminum obat darah tinggi, jarang
berolahraga. Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumi alkohol.
D. PemeriksaanFisik
Status Present
KU : tampak lemah
Kesadaran : Compos mentis (GCS : E4V5M6)
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 89 kali/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 30 kali/menit
Temp. Axilla : 36.7 oC
Status General
Mata : Anemis -/-, Ikterus -/-, Oedema palpebra -/-, Refleks
pupil (+/+),isokor (3mm/3mm)
Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema-/- kelemahan -/+
+/+ -/- -/+
Sianosis (-), kuku sendok (-), capillary refill < 1 detik
Status neorologis
Gerakan abnormal : gerakan tak terkendali pada mulut, tangan dan kaki
4
Nervi kraniales Kanan Kiri
Ptosis
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Menggigit + +
Membuka mulut + +
Sensibilitas muka + +
Reflek kornea + +
N.VI Diplopia
Kedipan mata + +
Mengerutkan dahi + +
Mengerutkan alis + +
Menutup mata + +
5
Daya kecap lidah 2/3 depan + +
N.IX Tersedak
Artikulasi Disartria
Tremor lidah
6
Gerak Kekuatan
Tangan B T 5 3
B T 5 3
Kaki B T 5 3
B T 5 3
7
F. Diagnosis
1. Diagnosis klinik : Hemiparese sinistra, parase N VII sentral dekstra,
parasen N. X11 sentral dekstra, disartria
2. Diagnosis topik : Hemisphere serebri Dekstra
3. Diagnosis etiologik : Stroke non hemoragik DD stroke hemoragik
G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. IVFD Asering 20 tpm
b. Inj. Piracetam 2x3 gr
c. Inj. Ranitidin 2x 50 mg
d. Inj. Mecobalamin 2x1 amp
e. Po. PCT 3 X 650 mg
f. po. Ciloztazol 2 x 100 mg
g. po. amlodipin 1 x 10 mg
2. Nonmedikamentosa
a. Bedrest posisi semifowler
b. Monitoring keluhan, tanda vital, kesadaran
c. Diet TKTP
3. Edukasi
a. Edukasi mengenai stroke, penyebab, rencana pengobatan, dan
pencegahannya.
b. Edukasi mengenai faktor risiko.
c. Edukasi mengenai pengobatan hipertensi.
H. UsulanPemeriksaanPenunjuang
1. Pemeriksaan Radiologi : CT-Scan
2. Pemerksaan EKG
8
I. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
J. Pembahasan
1. Stroke non hemoragik terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah yang
memperdarahi otak. Kondisi yang melandasi timbulnya sumbatan ini
adalah perkembangan deposit lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi
ini disebut aterosklerosis. Deposit lemak dapat menyebabkan dua tipe
sumbatan, yaitu : trombosis serebri dan emboli serebri. Stroke non
hemoragik merupakan 88% dari seluruh kasus stroke. Sumbatan pembuluh
darah otak menimbulkan gangguan fungsi saraf akut yang timbul secara
mendadak dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang
terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinik stroke dapat berupa
hemiparesis, hemiplegi, kebutaan mendadak, afasia, maupun gejala lain
sesuai daerah otak yang terganggu.
2. Wajah yang merot diakibatkan karena kelemahan pada nervus 7 Dekstra
tipe sentral. Nervus 7 merupakan nervus yang mempersarafi otot-toto
motorik wajah, dari bagian dahi sampai pipi. Pada pasien dengan
kelemahan nervus 7 sentral, akan mengakibatkan kelemahan pada otot-
otot wajah terutama pipi. Karena pada otot dahi mendapat input kortikal
bilateral dari nervus 7 kontralateralnya keadaan kelemahan nervus 7 tipe
sentral ini juga ditandai dengan lipatan nasolabial sisi yang lumpuh
mendatar, dan hanya sudut mulut yang sehat saja yang dapat terangkat.
3. Pelo pada pasien diakibatkan oleh adanya deviasi lidah yang merupakan
efek dari kelumpuhan nervus 12. Nervus hipoglosus merupakan salah satu
nervus yang menginervasi otot-otot lidah secara motorikdan
sensorik.sehingga ketika terjadi kelumpuhan padanervus hipoglosus dapat
mengakibatkan kelemahan sisi lidah pada kontralateralnya dan gangguan
pengecapan. Pada pasien terdapat deviasi lidah kearah kanan ketika
dijulurkan, ini diakibatkan karena kelemahan padasisi lidah sebelah kanan,
sehingga ketika lidah dijulurkan akan mengakibatkan dorongan oleh sisi
yang sehat ke arah sisi yang lemah.
9
4. Adapun factor resiko yang dapat diubah salah satunya yaitu hipertensi.
Hipertensi akan meningkatkan resiko terjadinya stroke karena
menyebabkan disfungsi endotel yang mendasari terjadinya aterosklerosis,
ateriosklerosis, maupun kardioembolik yang pada akhirnya menyebabkan
berkurangnya suplai aliran darah ke otak, hipoksia jaringan otak, dan
kematian sel otak.
5. Pemberian piracetam berfungsi sebagai neuroprotektan yang akan
meningkatkan fungsi neurotransmitter asetilkolin melalui kolinergik
muscarinic reseptor yang terlibat dalam proses memori.
6. Pemberian ranitidin untuk mengurangi keluhan pasien yaitu mual
7. Pemberian mecobalamin diharapkan dapat mengurangi atau menghambat
kerusakan otak yang terjadi
10