LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama :Tn . S B
No.RM : 883670
Usia : 73 tahun
Agama :Islam
Anamnesis
Dilakukan secara allo anamnesis pada anak pasien tanggal 9 Juni 2017
Keluhan utama
Pasien datang ke Rumah Sakit Polri dalam keadaan pingsan dari kamar
mandi. Pasien tidak dapat menggerakan tungkai atas dan bawah sebelah kanan serta
tidak dapat berbicara, namun masih mengerti jika diajak berbicara. Pasien tidak bisa
membuka mulut dengan lebar hanya sebatas mengeluarkan lidah
1
Riwayat sakit jantung disangkal
Dalam keluarga pasien ada yang memiliki riwayat hipertensi dan riwayat
diabetes disangkal.
Riwayat kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
Status generalis
Leher : Letak trakea di tengah,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,tidak teraba ada
pembesaran kelenjar getah bening, bruit -/-
2
Thoraks:
Abdomen :
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU normal
Status neurologis
GCS : E4 M6 Vx
Pupil
kanan Kiri
Diameter 3 mm 3mm
kanan Kiri
3
Brudzinky 1 N N
Laseque N N
Kernig N N
Brudzinsky 2 N N
Saraf kranial
Kanan Kiri
N.II
Visus - -
Lapang pandang - -
N.III
M.rectus superior - -
M.rectus inferior - -
M.Obliqus inferior - -
M.obliqus superior - -
N.IV - -
N.V
4
Sensorik normal normal
N.VII
Sensorik normal
Rhinne
Weber
Swabach
N.XI
M.trapezius
- -
5
Motorik
Kanan Kiri
Kekuatan
Tonus
Trofi
Refleks
Patologis
6
Sensorik
Kanan Kiri
Raba halus
Nyeri
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Proprioseptif
Otonom
Alvi Normal
Uri Normal
Hidrosis normal
7
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Tanggal 2 Juni 2017
pemeriksaan Hasil Nilai satuan
rujukan
Hematologi
hematologi
Hematokrit 42 40-48 %
8
Renal fungsi
test
Ureum 11 10-50 mg/dl
CT Scan Kepala
9
Hasil CT Scan : ICH dengan udema perifocal pada daerah putamen yang mendesak
dan meyempitkan ventrikel lateralis sinistra. Edema (DD/hipertrofi) concha nasalis
anterior bilateral.
Resume
Pasien laki-laki berusia 73 tahun ditemukan pingsan di kamar mandi lalu dibawa ke
IGD RS polri dengan keluhan hemiparesis dextra dan afasia motori.Dari hasil
pmeriksaan didaptkan penilaian GCS : E4 M6 Vx. Pada pemeriksaan fisik
didepatkan kekuatan otot motoric atas 0/5555 dan motorik bawah 3333/5555. Pada
pemeriksaan sensorik didapatkan hemihipoestesi dextra pada tungkai atas.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 10,7 g/dl , hematokrit 32%,
trombosit 116.000/ul. Hasil CT-Scan didapatkan ICH dengan udema perifocal pada
daerah putamen yang mendesak dan meyempikan ventrikel lateralis sinistra.
Diagnosis kerja
Tatalaksana
Non medikamentosa :
1. Tirah baring.
2. Diet lunak tinggi serat.
3. Fisioterapi.
Medikamentosa :
1. Ranitidine 50 mg Intravena 3 x
2. Asam folat 2x 1 tab.
3. Citicoline 500 mg Intravena 3 x
4. Captopril 25 mg x 3
10
5. Amlodipine 10 mg x 1
Prognosis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serebrum adalah bagian dari encephalon yang terdiri dari dua hemisfer.
Hemisfer serebri terdiri atas lipatan kortex berupa substansia grisea, di bawahnya
terdapat substansia alba serta kumpulan neuro profunda yang disebut ganglia
basalis. Kedua hemisfer serebri dipisahkan oleh fissura longitudinalis serebri. Pada
fissura ini terdapat falx cerebri. Dasar dari fissura longitudinalis adalah corpus
callosum, yang menghubungkan kedua hemisfer serebri.5
Berdasarkan gyrus dan sulcus cerebri yang konstan, serebrum terbagi menjadi
enam lobus :
1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus temporalis
4. Lobus occipitalis
5. Lobus insularis
6. Lobus limbic
(lobus insularis dan lobus limbic bukan merupakan lobus dalam arti
sebenarnya)
Sulcus-sulcus yang konstan membagi lobus tersebut adalah
1. Sulcus centralis : memisahkan lobus frontalis dan lobus parietalis
12
2. Sulcus lateralis : memisahkan lobus temporalis dengan lobus frontalis dan
lobus parietalis
3. Sulcus
13
konvergen kearah batang otak disebut korona radiata. Dekat dengan bagian
rostral batang otak serabur-serabut ini membentuk berkas padat disebut
kapsula interna.
Pada penampang horizontal kapsula interna dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu krus anterius kapsula interna dan krus posterius kapsula
interna. Sedangkan pada sudut pertemuan kedua krura ini, merupakan sudut
tumpul ke arah medial disebut genu kapsula interna.
Krus anterius kapsula interna memisahkan dua komponen ganglia
basalis yaitu antara nukleus kaudatus dan putamen. Serabut-serabut krus
anterius kapsula interna terdiri dari traktus frontopontinus dan radiationes
thalamicae anteriores.
Krus posterius kapsula interna lebih besar dan lebih panjang.
Terletak diantara diencephalon (thalamus) disebelah medial dan ganglia
basales (nucleus lentiformis) disebelah lateralnya. Serabut-serabut krus
posterius kapsula interna terdiri dari pars thalamolentiformis,
sublentiformis, dan retro lentiformis.6
14
Gambar 2. Encephalon; potongan horizontal melalui bagian tengah ventrikel tertius,
tampak superior (Diambil dari7).
Produksi
LCS diproduksi terus-menerus dengan kecepatan 0,5 ml/menit dan volume
total sekitar 130 ml, hal ini dicapai dalam waktu sekitar 5 jam. LCS sebagian
besar diproduksi oleh plexus choroideus pada ventrikel lateral, tertius, quartus.
Selain itu sebagian kecil LCS juga berasal dari sel ependim yang melapisi
ventrikel dan dari jaringan otak melalui ruang perivaskuler.6
15
Gambar 4. Ventrikel lateral, ventrikel tertius dan ventrikel quartus (Diambil
dari7)
Sirkulasi
LCS mengalir mulai dari ventrikel lateral (dextra dan sinistra) menuju
ventrikel tertius melalui foramen interventrikularis monroi. Selanjutnya LCS
mengalir menuju ventrikel quartus melalui aqueductus mecenshepali sylvii.Dari
ventrikel quartus melalui foramen luschka dan foramen magendi LCS menuju
ruang subarchnoid. Cairan perlahan-lahan bergerak melalui cisterna
cerebellomedullaris dan cisterna pontis, lalu mengalir ke superior melalui
incisura tentorii untuk mencapai permukaan inferior cerebri, kemudian LCS
berjalan ke atas melalui aspek lateral masing-masing hemisferium cerebri.
Sebagian LCS berjalan ke inferior di dalam ruang subarchnoid di sekeliling
medulla spinalis dan cauda equina.6
Absorpsi
Absorbsi LCS dilakukan oleh vili arachnoidea pada sinus venosus terutama
di sinus sagitalis superior.Vili arachnoidea berkelompok membentuk
granulation arachnoidea.Absorpsi LCS terjadi bila tekanan LCS lebih tinggi
dari pada tekanan di dalam sinus venosus. Jika tekanan di dalam sinus melebihi
tekanan LCS, kompresi pada ujung-ujung villi akan menutup dan mecegah
refluks darah ke dalam ruang subarachnoid. Selain absorpsi terjadi melalui
sinus venosus, LCS juga keluar melalui pembuluh limfe perineural saraf cranial
dan saraf spinal.6
16
Figure 20. Gambar Sirkulasi Liquor Cerebrospinalis
Perdarahan utama otak berasal dari dua arteri carotis interna dan dua
arteri vertebralis. Keempatnya akan berada di ruang subarachnoidea dan
cabang-cabangnya akan beranatomosis membentuk sirkulus Willisi.
Arteri carotis interna merupakan cabang dari arteri carotis communis. Arteri
ini berjalan ascenden dan menembus basis cranii melewati Canalis Caroticus.
Selanjutnya arteri ini berjalan horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan
muncul di sisi medial dari procesus clinoideus anterior dengan menembus
duramater. Arteri tersebut kemudian masuk ke ruang subarachnoidea dan berbelok
ke posterior menuju ujung medial sulcus lateralis.5
17
a.ophtalmica Isi cavum orbita, daerah frontal kulit kepala,
sinus ethmoidal, sinus frontalis dan dorsum
nasii
Arteri Vertebralis
18
vertebra cervical teratas, kemudian di masuk ke cranium melalui foramen magnum
dan menuju ruang subarachnoidea. Selanjutnya arteri ini berjalan ke depan, atas
medial terhadap medulla oblongata. Pada perbatasan medulla oblongata dan pons,
arteri vertebralis dextra dan arteri vertebralis sinistra beranostomosis membentuk
arteri basilaris.5
19
Arteri inferior anterior cerebella bagian anteroinferior kortex
cerebellum dan nuclei cerebellar
20
Sirkulus Willisi
Sirkulus Willisi terletak di fossa interpedunkularis basis cranii. Sirkulus ini
dibentuk oleh kedua arteri carotis interna dan kedua arteri vertebralis. Arteri
communicans anterior, arteri cerebri anterior dextra dan sinistra, arteri
communicans posterior dextra dan sinistra, arteri cerebri posterior dextra dan
sinistra serta arteri basillaris ikut membentuk sirkulus Willisi ini. Sirkulus WIllisi
ini memungkinkan darah yang berasal dari arteri carotis interna dan arteri
vertebralis dapat memperdarahi semua bagian di kedua hemisfer cerebri.5
21
Sinus sagitalis superior menerima darah dari vena superior cerebri.
Sinus Sagitalis Inferior
Sinus sagittalis inferior menempati tepi inferior falx cerebri yang bebas.Sinus ini
berjalan ke posterior dan bergabung dengan vena magna cerebri pada pinggi bebas
tentorium cerebelli untuk membentuk sinus rectus.Sinus ini menerima vena dari
permukaan medial hemisfer cerebri.
Sinus Rectus
Sinus rectus menempati garis pertemuan antara falx cerebri dan tentorium
cerebelli.Sinus ini terbentuk dari gabungan sinus sagitallis inferior dengan vena
magna cerebri kemudian berhubungan dengan sinus tranversus sinistra.
Sinus Tranversus
Sinus tranversus merupakan struktur berpasangan dan dimulai dari protuberantia
occipitalis interna.Sinus tranversus dextra biasanya berhubungan dengan sinus
sagitallis superior, sedangkan sinus tranversus sinistra biasanya berhubungan
dengan sinus rectus.Sinus ini menempati tepi dari tentorium cerebelli yang
terfiksasi.Sinus ini berakhir dengan membelok ke bawah sebagai sinus
sigmoidea.Sinus ini menerima darah dari sinus petrosus superior, vena inferior
cerebri, dan vena cerebellaris serta dari vena diploica.
Sinus Sigmoidea
Sinus sigmoidea merupakan lanjutan dari sinus tranversus. Masing-masing sinus
berbelok ke bawah dan medial lalu berbelok ke depan dan inferior melalui foramen
jugulare untuk bermuara ke bulbus superior vena jugularis interna.
Sinus Occipitalis
Sinus occipitalis merupakan sinus kecil yang terdapat pada tepi falx cerebri yang
terfiksasi.Sinus ini dimulai dari dekat foramen magnum, dan berhubungan dengan
vena-vena vertebralis.Sinus ini bermuara ke confluens sinuum.
Sinus Cavernosus
Sinus cavernosus terletak di fossa crania media di setiap sisi corpus os sphenoidal.
Sinus ini terbentang dari fissura orbitalis superior di bagian depan hingga apex pars
petrosus os temporal. Kedua sinus cavernosus dihubungkan oleh sinus
intercavernosus anterior dan posterior yang berjalan di dalam diafragma sella.
22
Vena ophtalmica superior dan inferior, vena cerebri inferior, sinus sphenoparietal
dan vena centralis retinae bermuara ke sinus cavernosus.Selanjutnya sinus ini ke
sinus petrosus superior dan inferior di bagian posterior serta mengalir ke plexus
venous pterygoideus di bagian inferior.
Sinus petrosus petrosus superior dan inferior
Sinus ini terletak di pinggir superior dan inferior pars petrosaa os temporal pada
masing-masing sisi tengkorak. Masing-masing sinus petrosus superior mengalirkan
sinus cavernosus ke sinus tranversus dan masing-masing sinus petrosus inferior
mengalirkan sinus cavernosus ke dalam vena jugulare.5
23
Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Vena cerebri superior
Berjalan ke atas di atas permukaan lateral hemispherium cerebri dan
bermuara ke sinus sagitalis superior
2. Vena cerebri media superficialis
Mengalirkan darah dari permukaan lateral hemispherium cerebri, kemudian
berjalan ke inferior di dalam sulkus lateralis dan bermuara ke sinus
cavernosus
3. Vena cerebri media profunda
Mengalirkan darah ke insula serta bergabung dengan vena cerebri anterior
dan vena striata untuk membentuk vena basalis. Vena basalis akhirnya
bergabung dengan vena magna cerebri dan bermuara ke sinus rectus
Vena – vena cerebri interna
Terdapat dua buah vena cerebri interna dan vena – vena ini terbentuk dari
gabungan vena talamostriata dan vena choroidea di foramen interventrikuler.
Vena – vena cerebri interna ini berjalan ke posterior di dalam tela choroidea
ventrikuli tertius dan keduanya bergabung di bawah splenium corporis untuk
membentuk vena cerebri magna yang akan bermuara ke sinus rectus
24
Gyrus Frontalis Mempertahankan Area broadmann 46
Media perhatian dan kerja
motork
- Pars Opercularis
Area broadmann 22
25
Gyrus Costex olfaktorius Bersama uncus dan
parahipocammpalis primer stria olfactoria
lateralis
Area broadmann 34
2. Neurofibrae associationes
Berfungsi menghubungkan berbagai daerah korteks dalam hemisfer yang
sama
3. Neurofibrae commissurales
Berfungsi menghubungkan daerah-daerah antara kedua hemisfer serebri
26
kurang dari 5 sampai 10 menit), dan kemampuan untuk pencitraan seluruh tubuh
(yang berkaitan dengan multidetektor dan teknologi imejing paralel), sehingga CT
scan merupakan modalitas imejing untuk menilai kepala.9
Tujuan utama penggunaan CT scan kepala adalah mendeteksi perdarahan
intra cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL),
edema serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu CT scan kepala juga
dapat digunakan dalam mengidentifikasi infark, hidrosefalus, dan atrofi otak.
Ukuran gambar yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. Ukuran
tersebut berkisar antara skala -1024 sampai +3071 pada skala Hounsfield unit.9
27
slice x tebal x panjang) : 2, semua ukuran dalam cm, yang di foto CT
scan biasanya mm, dikonversi menjadi cm. Pergeseran/ midline
shifting dapat dihitung dengan menarik garis lurus dari crista galli ke
protuberamtia occipitalis interna, tegak lurus dengan septum
pellucidum (pada foto CT scan potongan axial terlihat ventrikel
tertius).
5. Mencari tanda patah basis crania.
6. Menentukan ada tidaknya tanda edem.
7. Kesimpulan hasil pembacaan, disebutkan dari yang paling memiliki
arti klinis penting diikuti oleh hal yang lain.
2.4.2. Epidemiologi
2.4.3. Etiologi
28
1. Hipertensi
3. Arteriovenous Malformation
5. Trauma
2.4.4. Diagnosa
29
4. Tipe 4, hematoma berkembang pada daerah yang sejak awal
memang telah tampak tidak normal (salt and pepper appearance
Pemeriksaan CT Scan:9
a.
b.
30
c.
2.4.5. Tatalaksana
31
2.5.1 Pengertian Stroke dan Stroke Hemoragik
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah
stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan
otak [13]
32
Ruptur malformasi arteri dan vena
Trauma (termasuk apopleksi tertunda pasca trauma)
Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP,
gangguan fungsi hati, komlikasi obat trombolitik atau anti
koagulan, hipofibrinogenemia, dan hemofilia.
Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.
Septik embolisme, myotik aneurisma
Penyakit inflamasi pada arteri dan vena
Amiloidosis arteri
Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri veretbral,
dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis
2.5.4 Patofisiologi Stroke Hemoragik
A. Perdarahan Intraserebral
Perdarahan intraserebral paling sering terjadi ketika tekanan darah
tinggi kronis melemahkan arteri kecil, menyebabkannya robek.
Penggunakan kokain atau amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan
perdarahan sementara tapi sangat tinggi. Pada beberapa orang tua, sebuah
protein abnormal yang disebut amiloid terakumulasi di arteri otak.
Akumulasi ini (disebut angiopati amiloid) melemahkan arteri dan dapat
menyebabkan perdarahan.[6]
Penyebab umum yang kurang termasuk kelainan pembuluh darah saat lahir,
luka, tumor, peradangan pembuluh darah (vaskulitis), gangguan
perdarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi.
Pendarahan gangguan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resiko
kematian dari perdarahan intraserebral.[6]
B. Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan subaraknoid biasanya hasil dari cedera kepala. Namun,
perdarahan karena cedera kepala menyebabkan gejala yang berbeda dan
tidak dianggap sebagai stroke.[6]
33
Perdarahan subaraknoid dianggap stroke hanya jika terjadi secara spontan
yaitu, ketika perdarahan tidak hasil dari kekuatan-kekuatan eksternal,
seperti kecelakaan atau jatuh. Sebuah perdarahan spontan biasanya hasil
dari pecahnya aneurisma mendadak di sebuah arteri otak, yaitu pada bagian
aneurisma yang menonjol di daerah yang lemah dari dinding arteri itu.[6]
Aneurisma biasanya terjadi di percabangan arteri. Aneurisma dapat muncul
pada saat kelahiran (bawaan), atau dapat berkembang kemudian, yaitu
setelah bertahun-tahun dimana tekanan darah tinggi melemahkan dinding
arteri. Kebanyakan perdarahan subaraknoid adalah hasil dari aneurisma
kongenital.7
Mekanisme lain yang kurang umum adalah perdarahan subaraknoid dari
pecahnya koneksi abnormal antara arteri dan vena (malformasi arteri) di
dalam atau di sekitar otak. Sebuah malformasi arteri dapat muncul pada
saat kelahiran, tetapi biasanya hanya diidentifikasi jika gejala berkembang.
Jarang sekali suatu bentuk bekuan darah pada katup jantung yang terinfeksi,
perjalanan (menjadi emboli) ke arteri yang memasok otak, dan
menyebabkan arteri menjadi meradang. arteri kemudian dapat melemah
dan pecah.[6]
2.5.5 Gejala Klinis Stroke Hemoragik
Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan
perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari stroke
iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma
lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.
Seringkali, hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Meningismus
dapat terjadi akibat adanya darah dalam ventrikel.[2]
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang
terlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri
dari hemiparesis kanan, kerugian hemisensory kanan, meninggalkan tatapan
preferensi, bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan
nondominant (biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri, kerugian
hemisensory kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri.
34
Sindrom belahan nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan
kekurangan perhatian pada sisi kiri.[2]
Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori atau kehilangan sensori dari semua
empat anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau
nistagmus, kelemahan orofaringeal atau disfagia, wajah ipsilateral dan kontralateral
tubuh.[2]
A. Perdarahan Intraserebral
Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba-tiba. Di sekitar setengah dari jumlah
penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas.
Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala
disfungsi otak menggambarkan perkembangan yang terus memburuk sebagai
perdarahan. Beberapa gejala, seperti kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi,
dan mati rasa, sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak
dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Mata
dapat menunjukkan arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah, kejang,
dan hilangnya kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk
menit.[16]
B. Perdarahan Subaraknoid
Sebelum robek, aneurisma yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali
menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah
besar (yang menyebabkan sakit kepala), menghasilkan tanda-tanda peringatan,
seperti berikut:[16]
Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang
disebut sakit kepala halilintar)
Sakit pada mata atau daerah fasial
35
Penglihatan ganda
Kehilangan penglihatan tepi
Tanda-tanda peringatan dapat terjadi menit ke minggu sebelum pecahnya
aneurisma. Individu harus melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa ke dokter
segera.[16]
Aneurisma yang pecah biasanya menyebabkan sakit kepala, tiba-tiba parah
dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan
kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal
sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau
tidak sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. Dalam
beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan
sulit untuk dibangunkan. [16]
Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak
mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak (meninges), menyebabkan leher
kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang.[14]
Sekitar 25% dari orang yang mengalami gejala-gejala yang
mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: [14,16]
Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh (paling umum)
Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh
Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa
Gangguan berat dapat berkembang dan menjadi permanen dalam beberapa
menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.
Sebuah perdarahan subaraknoid dapat menyebabkan beberapa masalah serius
lainnya, seperti: [14,16]
Hydrocephalus: Dalam waktu 24 jam, darah dari perdarahan subaraknoid
dapat membeku. Darah beku dapat mencegah cairan di sekitar otak (cairan
serebrospinal) dari pengeringan seperti biasanya tidak. Akibatnya, darah
terakumulasi dalam otak, peningkatan tekanan dalam tengkorak.
Hydrocephalus mungkin akan menyebabkan gejala seperti sakit kepala,
mengantuk, kebingungan, mual, dan muntah-muntah dan dapat
meningkatkan risiko koma dan kematian.
36
Vasospasme: Sekitar 3 sampai 10 hari setelah pendarahan itu, arteri di otak
dapat kontrak (kejang), membatasi aliran darah ke otak. Kemudian,
jaringan otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati, seperti
pada stroke iskemik. Vasospasm dapat menyebabkan gejala mirip dengan
stroke iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi
tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo, dan
koordinasi terganggu.
Pecah kedua: Kadang-kadang pecah kedua terjadi, biasanya dalam
seminggu.
37
Khusus untuk manifestasi perdarahan subaraknoid, pada banyak studi
mengenai perdarahan subaraknoid ini dipakai sistem skoring untuk menentukan
berat tidaknya keadaan perdarahan subaraknoid ini dan dihubungkan dengan
keluaran pasien. [15]
Sistem grading yang dipakai antara lain :
38
WFNS SAH grade
WFNS grade GCS Score Major facal deficit
0
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
Sistem skoring pada no 1 dan 2 dipakai pada kasus SAH primer akibat
rupturnya aneurisma. [15]
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke dan
menyingkirkan diagnosis bandingnya. Laboratorium yang dapat dilakukan pada
penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah,
kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa. [2]
Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak
adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis
kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya perdarahan, serta
dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan intraventrikular, edem otak,
dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang
dapat digunakan.2
CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik
dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi
intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara virtual
hematoma yang berdiameter lebih dari 1 cm.2
MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa
diandalkan daripada CT scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat mengidentifikasi
malformasi vaskular yang mendasari atau lesi yang menyebabkan perdarahan.2
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG)
untuk memulai memonitor aktivitas hantung. Disritmia jantung dan iskemia
miokard memiliki kejadian signifikan dengan stroke.14
39
Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka
untuk memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain, misalnya
sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat
pasien masuk Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan darah
diastolik) – (0.99 x atheromal) – 3.71.
Versi disederhanakan:
Kesadaran:
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Pembacaan:
Sensivitas
Stroke :dapat
Untuk perdarahan:
didiagnosa 89.3%.dengan penyakit-penyakit lain seperti:
banding
ensefalitis, meningitis, migrain,
Untuk infark: neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik,
93.2%.
40
perdarahan subaraknoid, hematoma subdural, kedaruratan hipertensif,
hipoglikemia, labirinitis, dan Transient Ischemic Attack (TIA).14
41
Pasien PIS akibat dari pemakaian warfarin harus secepatnya diberikan
fresh frozen plasma atau prothrombic complex concentrate dan vitamin
K.
Prothrombic-complex concentrates suatu konsentrat dari vitamin K
dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR
lebih cepat dibandingkan FFP dan dengan jumlah volume lebih rendah
sehingga aman untuk jantung dan ginjal.
Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90µg/kg pada pasien PIS yang
memakai warfarin dapat menormalkan INR dalam beberapa menit.
Pemberian obat ini harus tetap diikuti dengan coagulation-factor
replacement dan vitamin K karena efeknya hanya beberapa jam.
Pasien PIS akibat penggunaan unfractionated atau low moleculer
weight heparin diberikan Protamine Sulfat, dan pasien dengan
trombositopenia atau adanya gangguan fungsi platelet dapat diberikan
dosis tunggal Desmopressin, transfusi platelet, atau keduanya.
Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka
pemberian obat dapat dimulai pada hari ke-7-14 setelah erjadinya
perdarahan.
c. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM
Keputusan mengenai apakah dioperasi dan kapan dioperasi masih tetap
kontroversial.
Tidak dioperasi bila: 11
Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau defisit neurologis
minimal.
Pasien dengan GCS <4. Meskipun pasien GCS <4 dengan
perdarahan intraserebral disertai kompresi batang otak masih
mungkin untuk life saving.
Dioperasi bila: 11
42
Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan perburukan
klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi
ventrikel harus secepatnya dibedah.
PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma malformasi AV atau
angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome
yang baik dan lesi strukturnya terjangkau.
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang
memburuk.
Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia
muda dengan perdarahan lobar yang luas (>50cm3) masih
menguntungkan.
2.5.7 Komplikasi dan Prognosis Stroke Hemoragik
Peningkatan tekanan intrakranial dan herniasi adalah komplikasi yang
paling ditakutkan pada perdarahan intraserebral. Perburukan edem serebri sering
mengakibatkan deteoriasi pada 24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga
berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan perluasan dari hematoma tersebut
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal yang
telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen.2
Prognosis bervariasi bergantung pada tingkap keparahan stroke dan lokasi
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
hematoma, prognosis biasanya buruk dan outcome fungsionalnya juga sangat buruk
dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa
meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan
antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga
memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.14
43
DAFTAR PUSTAKA
44
12. Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan
perdarahan intraserebral supratentorial dari infark. Diunduh dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/. [Tanggal: 2
Oktober 2012]
13. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit
ed.6.EGC, Jakarta. 2006
14. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010.
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview.
Access on : September 29, 2012.
15. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM,
2007. Diunduh
dari:http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/
R@uuzQoKCrsAAFbxtPE1/SAH%20traumatik%20Neurona%20by%20T
aufik%20M.doc?nmid=88307927 [Tanggal: 2 Oktober 2012]
16. MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Available at:
http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html. Access On :
October 1, 2012
17. Ropper AH, Brown RH. Adams dan Victor’s Principles of Neurology. Edisi
8. BAB 4. Major Categories of Neurological Disease: Cerebrovascular
Disease. McGraw Hill: New York.2005
18. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira Agung: Medan, 2003
19. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006.
Diunduh
dari:http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaran
DarahOtak021.pdf/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html
[Tanggal: 2 Oktober 2012]
45
46