Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN SKIZOFRENIA

PARANOID
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
• Pada tanggal 10 Agustus 2018 di bangsal dahlia RS. Bhayangkara Tk. I R. Said
Sukanto

Alloanamnesis
• Pada tanggal 13 Agustus 2018 melalui telpon

Keluhan utama : Pasien datang Keluhan tambahan : Pasien


ke Rumah Sakit diantar oleh sering ketakutan dan berbicara
ibu nya karena pasien marah- sendiri
marah
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien Nn. RR, 25 tahun datang ke RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto pada tanggal
31 Juli 2018 diantar oleh ibu kandungnya. Pasien datang dengan keluhan mengamuk dan berbicara
sendiri.
Di ruang perawatan Dahlia pasien tampak terlihat pucat, murung, pendiam, sering
melamun dengan tatapan kosong, berbicara sendiri, bicara seperlunya jika ditanya serta sering
berjalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas. Pasien mengaku bahwa pasien sering mendengar
bisikan yang berisi kata-kata hinaan seperti “Mampus lo”. Pasien juga mengaku sering melihat
sosok perempuan berambut panjang serta pasien juga merasa pikiran nya seperti disisipi oleh
seorang laki-laki yang bernama Tn. E.
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Menurut keterangan ibu pasien, pasien adalah orang yang sangat tertutup dengan
keluarganya, disaat ada masalah pasien tidak mau bercerita dengan keluarga nya. Pasien lebih
percaya kepada temannya untuk bercerita jika ada masalah.
RIWAYAT GANGGUAN DAHULU

1. Gangguan Psikiatrik
Berdasarkan keterangan dari ibu pasien, sejak tahun 2012 perekonomian keluarga pasien menurun
dan saat 2016 diketahui hamil, pasien suka menyendiri dan lebih pemarah. Selain itu, pasien juga
suka berbicara sendiri dan sering ketakutan. Ibu pasien mengatakan, saat malam hari pasien ke
dapur dan tiba-tiba ketakutan, pasien merasa melihat banyak orang yang meninggal dan pasien
merasa bahwa diri nya juga sudah meninggal. Pasien sudah mengalami gejala seperti ini sejak bulan
Januari 2018. 1 hari SMRS pasien sering berteriak tanpa sebab yang jelas dan pasien mendatangi
rumah tetangga tanpa izin lalu mengamuk. Selama ini pasien sering dirawat di RS. Bhayangkara
Tk. I R. Said Sukanto.
RIWAYAT GANGGUAN DAHULU

2. Gangguan Medik
Tidak terdapat riwayat penyakit yang berarti terhadap gangguan psikiatri pasien. Riwayat trauma
kepala dan kejang disangkal.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien menyangkal konsumsi rokok, alkohol dan zat psikoaktif.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Masa
prenatal dan
perinatal

Masa kanak
Masa dewasa
awal (0-3
(>18 tahun)
tahun)
Riwayat
perkembangan
pribadi

Masa kanak
Masa kanak
akhir dan
pertengahan
remaja (12-
(3-11 tahun)
18 tahun)
Kehidupan Riwayat
Riwayat Riwayat Kehidupan
Sosial dan Pelanggaran
Pendidikan Pekerjaan Beragama
Perkawinan Hukum
Pasien tidak pernah
Menurut keterangan
berurusan dengan
keluarga, pasien
SD : Pasien aparat penegak
merupakan pribadi
menyelesaikan Pasien pernah Pasien menganut hukum, dan tidak
yang ramah, pasien
pendidikan SD tanpa bekerja di kantor, agama Islam pernah terlibat
mampu berinteraksi
pernah tinggal kelas pegawai Ramayana dalam proses
sosial dilingkungan
dan dirumah makan peradilan yang
sekitarnya.
terkait dengan
hukum.
SMP : Pasien
menyelesaikan
pendidikan SMP
tanpa pernah tinggal
kelas

SMA : Pasien
menyelesaikan
pendidikan SMA
tanpa pernah tinggal
kelas
RIWAYAT KELUARGA
Persepsi Pasien Impian, Fantasi,
Tentang Diri dan dan Cita-Cita
Kehidupannya : Pasien :
Pasien tidak Pasien bercita-cita
mengerti/menyadari ingin menjadi
bahwa ia sakit. designer
STATUS MENTAL

• Penampilan
Pasien perempuan berumur 25 tahun dengan penampakan fisik sesuai dengan
usianya. Kulit berwarna sawo matang dan berambut lurus. Pada saat wawancara,
pasien terlihat perawatan diri yang baik serta berpakaian rapi.
• Kesadaran
Kesadaran : Composmentis
STATUS MENTAL

• Perilaku dan aktivitas psikomotor


• Sebelum wawancara : Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lainnya di ruang perawatan,
berbicara seperlunya atau jika pasien ditanya dan sering berjalan mondar-mandir
• Selama wawancara : Pasien terlihat bingung namun dapat menjawab pertanyaan secara spontan dan
jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan.
• Sesudah wawancara : Pasien kembali berjalan mondar-mandir dan berbicara seperlunya saja

• Sikap terhadap pemeriksa


Selama wawancara pasien menunjukkan sikap kooperatif dalam menjawab pertanyaan pemeriksa.
• Pembicaraan
Pasien dapat berbicara menceritakan kehidupan pasien secara spontan, lancar dan artikulasi jelas.
MOOD DAN AFEK GANGGUAN PERSEPSI
• Mood : Hipotimia (saat • Halusinasi : Terdapat
pemeriksaan) halusinasi auditorik karena pasien sering
berbicara sendiri dan terdapat halusinasi
• Afek : Tumpul (saat pemeriksaan)
visual karena pasien sering melihat
bayangan perempuan
• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
• Taraf pendidikan : SMK

• Pengetahuan umum : Baik


• Kecerdasan : Cukup baik
• Konsentrasi : Cukup baik

• Orientasi :
• Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada pagi hari)
• Tempat : Baik (pasien tahu sekarang sedang berada di Rumah Sakit Polri bagian kejiwaan)
• Orang : Baik (pasien mengenal dirinya dan orang sekitarnya)
• Daya ingat :
Jangka panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal lahir)
Jangka pendek : Baik (Pasien dapat mengingat alamat rumahnya)
Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan 3 hal yang disebutkan oleh pemeriksa).
• Pikiran abstraktif
Baik (Pasien dapat membedakan Apel dan Jeruk)
• Visuospasial
Baik (Pasien dapat menggambarkan bentuk yang diminta oleh pemeriksa)
• Kemampuan menolong diri
Baik (Pasien tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk makan, mandi dan berganti pakaian)
PROSES PIKIR
• Arus pikir
• Kontinuitas : Asosiasi Longgar
• Hendaya bahasa : Tidak ada
• Isi pikir
• Preokupasi : Tidak ada
• Miskin isi pikir : Tidak
• Waham : Dari autoanamnesis, terdapat waham kebesaran.Waham
dikendalikan Thought insertion (pasien merasa pikirannya disisipi oleh orang
lain, yaitu mantan kekasih nya)
• Obsesi : Tidak ada
• Kompulsi : Tidak ada
• Fobia : Tidak ada
PENGENDALIAN IMPULS
• Baik, selama wawancara pasien dapat bersikap tenang dan tidak menunjukkan gejala yang
agresif.
DAYA NILAI
• Daya nilai sosial : Baik (Pasien dapat membedakan perbuatan baik dan buruk)
• Uji daya nilai : Baik (Bila berjalan menuju suatu tempat ia memilih rute paling cepat)
• RTA : Terganggu
TILIKAN
• Derajat 1 (Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap penyakitnya).
RELIABILITAS (TARIF DAPAT DIPERCAYA)
• Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien kurang dapat dipercaya.
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Internus : Dalam batas normal


• Status Neurologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Pasien Nn. RR berusia 25 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan marah-marah dan mengamuk.
• Pasien sering ketakutan dan berbicara sendiri
• Pasien sering melihat bayangan perempuan berambut panjang saat di ruang perawatan (Halusinasi Visual)
• Pasien sering mendengar bisikan dengan kata hinaan seperti “mampus lo!” dan sering berbicara sendiri.
(Halusinasi Auditorik)
• Pasien mengatakan pikirannya disisipi oleh orang lain, yaitu mantan kekasih nya. (Waham dikendalikan
Thought Insertion)
• Kontinuitas dari arus pikir Asosiasi Longgar.
• RTA terganggu.
• Status internus dalam batas normal. Tidak terdapat riwayat penyakit yang berarti terhadap gangguan
psikiatri pasien. Riwayat trauma kepala dan kejang disangkal.
• Tilikan pasien derajat 1 (Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap penyakitnya).
FORMULA DIAGNOSTIK

1. Setelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau perilaku dan psikologi yang
bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan ketidakmampuan/ hendaya
(disability/impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang sesuai dengan definisi yang
tercantum dalam PPDGJ III.
2. Pasien ini tidak termasuk gangguan mental organik karena pasien pada saat di periksa dalam
keadaan sadar, tidak ada kelainan secara medis atau fisik yang bermakna. (F0)
3. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikotropika karena pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan zat psikotropika. (F1)
4. Pasien ini termasuk gangguan skizofrenia paranoid karena didapatkan adanya halusinasi
auditorik dan halusinasi visual dan adanya waham dikendalikan. (F2)
5. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan depresif karena tidak ada gangguan perasaan yang
dialami (F3)
6. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan
terkait stress. (F4)
EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 Skizoofrenia Paranoid.

Aksis II : Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III

Aksis IV : Masalah
keluarga dan psikososial

Aksis V : GAF 70-61


DIAGNOSIS

• Diagnosis kerja
F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Diagnosis Banding
F22.0 Gangguan Waham Menetap
PROGNOSIS

• Ad Vitam : ad bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
• Ad Fungsionam : dubia ad bonam
RENCANA TERAPI

Psikofarmaka :
• Antipsikosis Golongan 1 (APG-1) :
Mekanisme kerja APG-1 adalah memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak,
khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif.
No. Jenis Obat Merk Dagang Sediaan Dosis anjuran

1. Chlorpromazine Chlorpromazine Tab 25;100mg 150-600mg/hari


Promactil Tab 100mg
Meprosetil Tab 100mg
Cepezet Amp. 50mg/2cc 50-100mg (IM)
setiap 4-6 Jam
Perphenazine Perphenazine Tab 4mg 12-24mg/hari
Trilafon Tab 2;4;8mg
Trifluoperazine Stelazine Tab 1;5mg 10-15mg/hari

Thioridazine Melleril Tab 50;100mg 150-300mg/hari

2. Haloperidol Haloperidol Tab 0,5;1,5;5mg 5-15mg/hari


Haldol Tab 2;5mg
Lodomer Tab 2;5mg 5-10mg (IM) tiap
Amp 5mg/cc 4-6jam
Haldol Decanoas 50mg/cc 50mg(IM) tiap 2-4
minggu

3. Pimozide Orap Forte Tab 4mg 2-4mg/hari


• Obat Antipsikosis golongan 2 (APG-2) :
Mekanisme kerja APG-2 sebagai Serotonine-Dopamin Receptor Antagonist (SDA). Obat ini
berafinitas terhadap dopamin reseptor dan serotonin reseptor, sehingga obat ini bermanfaat untuk
gejala positif dan negatif. Obat inin memiliki efekasi yang lebih baik dan efek samping minimal.
No. Jenis Obat Merk Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Sulpiride Dogmatil Forte Amp 3-6


100mg/2cc Amp/hari(IM)
Tab 200mg 300-600mg

2. Clozapine Clozaril, Sizoril Tab 25;100mg 25-100mg/hari


Olanzapine Zyprexa Tab 5;10mg 10-20mg/hari
Quetiapine Seroquel Tab 25 ; 100; 50-400mg/hari
200 mg
Zotepine Lodopin Tab25;50mg 75-100mg/hari

3. Risperidone Risperidone Tab 1;2;3 mg 2-6mg/hari


Risperdal Tab 1;2;3 mg
Aripiprazole Abilify Tab 10;15 mg 10-15mg/hari
Psikoedukasi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien.
• Mengingatkan pasien perlu minum obat sesuai aturan dan datang kontrol ke poli kejiwaan.
• Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu keadaan pasien.
Psikoterapi
• Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya.
• Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang atau dapat
dikendalikan.
• Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat penting untuk
menghilangkan gejala.
ALHAMDULILLAH
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai