REGIONAL ANESTESIA
DISUSUN OLEH:
Denty Saraswati (1102012301)
Nur Zanirah (1102013218)
Yoga Pratayoga Misbahudin (1102013309)
PEMBIMBING:
dr. M. Naufal, SpAn
dr. Sonny Trisnadi, SpAn
dr. Riza M. Farid, SpAn
dr. Asep Hendradiana, SpAn, KIC,M.Kes
dr. Andri Jualianto, SpAn, KIC
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas
rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan judul “Regional
Anestesia” sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian
Ilmu Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di RS Polri Raden Said
Sukanto.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Asep, Sp.An
sebagai pembimbing, dr. Riza, Sp.An, dr. Andri, Sp.An, dr. Sony, Sp.An, serta dr.
Naufal, Sp.An yang selalu memberikan dorongan dan bimbingan hingga referat dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga dengan penulisan referat ini, pengetahuan penulis dalam
bidang Anestesiologi dapat semakin bertambah sebagai bekal dalam menjalankan
profesi untuk menjadi dokter yang berkompeten. Penulis juga berharap referat ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Penulis sangat menyadari bahwa referat
ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dalam penulisan berikutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti diketahui oleh masyarakat bahwa setiap pasien yang akan menjalani
tindakan invasif, seperti tindakan bedah akan menjalani prosedur anestesi. Anestesi
sendiri secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
Terdapat beberapa tipe anestesi, yang pertama anestesi total, yaitu hilangnya
kesadaran secara total; anestesi lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh); anestesi regional yaitu hilangnya rasa
pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal
atau saraf yang berhubungan dengannya.
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang
hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia tanpa menyebabkan hilangnya
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka
setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
BAB II
A. Definisi
1. Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
2. Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
lapangan, dan analgesia regional intravena. C. Keuntungan Anestesia
Regional
1. Alat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih
murah.
2. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung
penuh) karena penderita sadar.
3. Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.
4. Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.
5. Perawatan post operasi lebih ringan.
servikal dan lumbal serta berbentuk cekung ke anteruor pada bagian thorakal dan
sakral. Terdapat juga ligamentum yang bersama-sama membungkus dan
mempertahankan kestabilan kolumna vertebralis yaitu ligamentum
supraspinosum, ligamentum interspinosum, ligamentum flavum dan dua buah
ligamentum longitudinal (anterior dan posterior).
Medula Spinalis
Kanalis spinalis berisi medula spinalis (spinal cord) yang diliputi oleh
meningen, jaringan lemak, dan pleksus venosus. Meningeal disusun oleh tiga
lapisan, yaitu piamater, araknoidmater, dan duramater. Ketiganya berdekatan dan
merupakan kelanjutan dari lapusan yang sama di kranial. Piamater melekat dan
melapisi medula spinalis, sedangkan arakhnoid mater yang melekat pada duramater
biasanya lebih tebal dan lebih padat. Cairan serebrospinalis berada di antara piamater
dan arakhnoid, di dalam ruang subaraknoid.
Medulla spinalis dan serat saraf spinal mendapat suplai darah dari sebuah
arteri spinalis anterior yang berasal dari arteri vertebralis di dasar tengkorak dan
menyuplai duapertiga anterior batang otak ; dan sepasang arteri spinalis posterior
yang berjalan secara longitudinal bersama medulla spinalis, berasal dari postero-
inferior arteri serebral, arteri ini menyuplai sepertiga bagian posterior batang otak.
11
Gambar 2. Korpus Vertebralis
B. Blok Neuroaksial
Blok neuroaksial akan menyebabkan blok simpatis, analgesia sensoris dan blok
motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi, dan volume obat anestesi lokal).
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anestesi umum ringan
anestesi.
18
7. Gangguan pendengaran
8. Blok spinal tinggi atau spinal total
Ada beberapa situasi di mana resiko epidural lebih tinggi dari biasanya :
1. Kelainan anatomis, seperti spina bifida, meningomyelocele, atau skoliosis
2. Operasi tulang belakang sebelumnya (di mana jaringan parut dapat
menghambat penyebaran obat)
3. Beberapa masalah sistem saraf pusat, termasuk multiple sclerosis
4. Beberapa masalah katup jantung (seperti stenosis aorta, di mana
vasodilatasi yang diinduksi oleh obat bius dapat mengganggu suplai darah
ke jantung)
Komplikasi:
1. Blok tidak merata
2. Depresi kardiovaskuler (hipotensi)
3. Hipoventilasi (hati-hati keracunan obat)
4. Mual-muntah
24
Tabel 2. Obat Anestesi Epidural
25
Kontra indikasi : Seperti analgesia spinal dan analgesia epidural.
C. PEMBAHASAN BLOK
Anestesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja
pada tiap bagian susunan saraf.
Anestesi lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade
lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer.
Anestetik lokal setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf
secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur saraf.
Sistem pernafasan:
a. Relaksasi otot polos bronkus
b. Henti nafas akibat paralisis saraf frenikus
c. Paralisis interkostal
d. Depresi langsung pusat pengaturan nafas
30
C.V.I Komplikasi lokal
1. Terjadi ditempat suntikan berupa edema, abses, nekrosis dan gangrene.
2. Komplikasi infeksi hampir selalu disebabkan kelainan tindakan asepsis dan
antisepsis.
3. Iskemia jaringan dan nekrosis karena penambahan vasokonstriktor yang
disuntikkan pada daerah dengan end-artery.
32
BAB III
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Said. Analgesia Regional. Dalam: Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi II.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 2009
34