anak
NS.MONA YULIANTI, S.KEP.,M.KEP
Kejang Demam????
Umumnya kejang demam terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi
untuk pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun
Kekurangan O2 (hipoksia)
Penurunan 02 menyebabkan penurunan konsentrasi glukosa darah
(bisa terjadi peradangan) berakumulasi terjadi penaikan suhu tubuh resti kejang
Infeksi otak merusak saraf dan fungsi saraf menjadi terganggu dan aktifitas neuron
cerebral menjadi abnormal menyebabkan gangguan motorik dan sensorik
Pada otot tertentu terjadi spasme otot involunter (tonik atau intermiten klonik)
Resti kejang
Resiko cidera
MANIFESTASI KLINIS
Kejang atonik
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak
mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.
Singkat dan terjadi tanpa peringatan
Komplikasi
· Aspirasi ·
.Asfiksia
· Retardasi mental
Klasifikasi kejang demam menurut livingstone
Darah
Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N <>BUN : Peningkatan
BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari
pemberian obat.
Elektrolit : K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )
Cairan Cerebo Spinal : Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi, pendarahan
penyebab kejang.
Lanjutan ...
Skull Ray : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
Tansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih terbuka (di bawah 2 tahun) di
kamar gelap dengan lampu khusus untuk transiluminasi kepala.
EEG : Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui
fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.
CT Scan : Untuk mengidentifikasi lesi cerebral infaik hematoma, cerebral oedem, trauma, abses, tumor
dengan atau tanpa kontras
Penatalaksanaan medis
Pemberian diazepam
dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan)
bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi ulangan setelah 20 menit.
Turunkan demam
anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis
kompres air biasa
Penanganan suportif
bebaskan jalan nafas
beri zat asam
Asuhan Keperawatan
Data subyektif
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola pemeliharaan kesehatan
Riwayat kehamilan dan imunisasi
Pengkajian
Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi
dan suhu. Pada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran
setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi.
Pemeriksaan Fisik
Head to too
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1
Rencana Tindakan : NIC : Pencegahan jatuh
Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.
Tinggalah bersama klien selama fase kejang
Berikan handuk diantara gigi atas dan bawah.
Letakkan klien di tempat yang lembut.
Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.
Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejang
Diagnosa 2
Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi.
Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali
Pertahankan suhu tubuh normal
Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak
Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
Atur sirkulasi udara ruangan.
Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum
Batasi aktivitas fisik