Anda di halaman 1dari 17

Manifestasi Klinis Hidung

pada Pasien COVID19


Pembimbing:
dr. Arroyan Wardhana, Sp. THT-KL
Disusun oleh:
1. Hanna Kumari D 1102014120
2. Indira Catur P 1102014131
3. Iqbal Muhammad 1102014132
4. M. Fikri Ridha 1102015122
5. Aprilia Viska W 1102015033
6. M. Fahmi Syah P 1102015145
7. Rossalia Visser 1102015209
PENDAHULUAN
Pendahuluan
COVID-19 adalah
Gejala klinis bervariasi
penyakit yang Ahli THT di seluruh
dari gejala infeksi
disebabkan oleh novel dunia telah melaporkan
saluran pernapasan
coronavirus (SARS- sejumlah besar pasien
atas ringan dan
CoV-2). Pertama kali dengan gejala ringan
sembuh sendiri hingga
muncul di Wuhan, atau asimptomatik
gangguan pernapasan
Cina, pada Desember COVID-19 yang
berat, henti jantung
2019 dan sejak itu mengalami disfungsi
paru akut, dan
telah dinyatakan penciuman.
kematian.
sebagai pandemi.

○ Presentasi ini menyajikan kasus pasien dengan COVID-19 yang dirawat di unit perawatan intensif
(ICU), dengan gejala awal berupa gangguan persepsi rasa dan persepsi menghidu yang muncul
sebelum gejala gangguan pernafasan. Setelah 4 hari di ICU dan 6 hari dengan obat-obatan umum,
pasien kembali mendapatkan sebagian besar indra penciumannya dan hanya tersisa dengan dysgeusia.

Sumber: 1
Coronavirus sebelumnya telah
diidentifikasi sebagai famili virus
yang diasosiasikan dengan
anosmia.

Dari ahli otolaringologi di seluruh


dunia telah menyarankan bahwa
jika kasus COVID-19 yang ringan
disebabkan oleh novel
betacoraviavirus, SARS-CoV-2,
dapat diasosiasikan dengan
disfungsi penciuman.
Sumber: 1
Penemuan Kasus

our office

Penelitian lainnya melibatkan 12


Sebuah studi di Itali, sepertiga
RS di Eropa, dari 417 pasien,
pasien yang dirawat dengan
85,6% dilaporkan mengalami
COVID-19, dilaporkan mengalami
gangguan penghidu dan 88.0%
gangguan penghidu/perasa.
mengalami gangguan perasa.
Sumber: 1
PATOGENESIS
6
Secara
sekunder dari
rhinitis yang
menyebabkan
Sebagian besar orang
obstruksi pada
yang mengalami infeksi
nasal
saluran pernapasan atas
yang disebabkan oleh
virus mengalami
gangguan persepsi rasa
infeksi virus Patogenesis peradangan
dan penghidu yang
yang secara dan congesti
disebabkan oleh salah
langsung nasal,
satu dari berikut:
mencedarai menghalangi
neuroepitelium aroma ke celah
olfaktori olfaktori.

Sumber: 1
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Gejala pada
Umum (2) Hidung (3)

Hidung berair
Demam
atau rinorea
(85,6%),
(2,1%)

Hidung
batuk
tersumbat
(68,7%),
(4,1%)

Gangguan
kelelahan
penciuman
(39,4%).
(6%)

Obstruksi
nasal (3,4%)
○ Pada penelitian yang terdiri dari 1773
Sumber: 2, 3
pasien positif Covid-19
Penelitian oleh M.W. El-Anwar , et al:

○ Sumber: 3 10
Manifestasi Klinis
Gejala Lain :
Anosmia
Ageusia
Anosmia dan ageusia telah dilaporkan dalam perjalanan
SARS2; Namun, itu merupakan kejadian langka.
Menariknya, pada pasien COVID-19 ageusia dan
anosmia tidak disertai dengan sumbatan hidung atau
gejala rinitis lainnya. Oleh karena itu, ini mungkin
disebabkan oleh kerusakan langsung virus pada reseptor
penciuman dan pencernaan.

Sumber : 4
Manifestasi Klinis
Hidung, nasofaring dan / atau jaringan oropharingeal
adalah salah satu lokasi penempatan utama infeksi,
lokasi utama pengambilan sampel untuk pengujian dan
sumber utama penularan infeksi.
Anosmia post viral adalah salah satu alasan utama
gangguan penciuman pada orang dewasa (40% dari
kasus anosmia)

Sumber : 3
Manifestasi Klinis
• Diantara 54 pasien, durasi rata-rata anosmia
8,9 hari.
• Durasi adalah lebih dari 7 hari untuk 55%
dan lebih dari 14 hari untuk 20%.
• Satu pasien belum pulih pada akhir follow-up.
• Anosmia tidak menjadi gejala utama atau
kedua yang berkembang tapi menjadi gejala
ketiga dalam 38% kasus.
• Anosmia berkembang kurang lebih 1-9 hari
setelah infeksi.

Sumber: 5
• Pada 22 Maret 2020, Akademi Otolaringologi Amerika-
Bedah Kepala dan Leher menyatakan bahwa anosmia dan
dysgeusia telah dilaporkan oleh pasien yang pada akhirnya
DISKUSI dites positif untuk SARS-CoV-2 dan diusulkan untuk
menambahkan gejala-gejala ini ke daftar alat skrining untuk
kemungkinan COVID -19 infeksi.
• SARS-CoV-2 mengeksploitasi reseptor angiotensin
converting enzyme 2 (ACE2) untuk bisa masuk ke dalam sel,
mirip dengan SARS-CoV. Otak mengekspresikan reseptor
ACE2 yang telah terdeteksi pada sel glial dan neuron.
Menurut bukti awal ini, peneliti percaya bahwa gangguan bau
dan rasa harus dianggap sebagai manifestasi dari COVID-
Sumber: 2 19.
KESIMPULAN
Kesimpulannya, ahli THT harus menyadari bahwa hidung
tersumbat, bau, gangguan penciuman & rasa bisa menjadi
gejala COVID-19. Gejala yang paling umum adalah demam,
batuk, dan kelelahan tetapi demam bisa tidak ada pada
sebagian besar pasien pada presentasi awal dan manifestasi
THT pada Covid 19 tidak lah umum. Namun, sebuah penelitian
pertanyaan yang baku menggunakan manifestasi Covid yang
jelas diperlukan untuk membuat data Covid terdefinisi dengan
jelas, lengkap dan homogen

Sumber: 2,3
DAFTAR PUSTAKA
1. Anneclaire V, et al. 2020. COVID-19 and olfactory dysfunction - an ENT perspective to the
current COVID-19 pandemic
http://www.b-ent.be/Content/files/sayilar/92/B-ENT%20AOP%2020%2002.pdf (diakses
pada tanggal 23 Juni 2020)
2. Lovato A, Filippis C . 2020 . Clinical Presentation of COVID-19: A Systematic Review
Focusing on Upper Airway Symptoms . Ear, Nose & Throat Journal 1–8
3. M.W. El-Anwar, S. Elzayat ,Y.A. Fouad. 2020. ENT manifestation in COVID-19 patients.
Auris Nasus Larynx mNS: 9:8
4. Vaira, et al. 2020. Anosmia and Ageusia: Common Findings in COVID-19 Patients. The
American Laryngological, Rhinological and Otological Society, Inc.
5. Klopfestein, et al. 2020. short communiccation Features of anosmia in COVID-19.
Infectious Disease Departement, Nord franches-Comte Hospital, Virologu Departement,
centre-hospitalier Universitaire de Besancon, France.

16
Thanks!

17

Anda mungkin juga menyukai