Anda di halaman 1dari 99

• Apa itu coronavirus?

o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya


kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa itu coronavirus?
o Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penya
kit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat me
nimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
o Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru y
ang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
• Apa terapi yang dianjurkan untuk pasien COVID 19?
o Sampai saat ini, belum ada terapi yang pasti dan direkomendasikan
untuk COVID-19, karena memang penyakitnya masih baru.
o Karena COVID-19 disebabkan karena infeksi virus, maka terapi kuratif
untuk COVID-19 adalah menggunakan antivirus.
o Namun demikian, semua antivirus yang digunakan dalam terapi COVID-
19 di hampir semua negara masih berupa trial and error. Beberapa di
antaranya mengacu pada terapi antivirus yang digunakan pada saat
terjadi epidemi SARS dan MERS beberapa tahun yang lalu, misalnya
menggunakan lopinavir, ritonavir, ribavirin, oseltamivir, dll.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Bagaimana terapi COVID 19 di Indonesia ?
Di Indonesia, belum ada panduan yang pasti di dalam mengatasi COVID-
19, dan hanya mengandalkan sediaan yang ada, misalnya oseltamivir
yang saat ini banyak digunakan dalam mengatasi COVID-19. Dengan
telah mulai meredanya wabah COVID-19 di China, maka Indonesia
mencoba mengacu pada China mengenai obat-obat yang digunakan,
diantaranya adalah klorokuin dan Avigan.

Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Universitas Gadja
Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Apa itu Klorokuin ?

• Klorokuin awalnya adalah obat yang digunakan untuk mengata


si penyakit malaria sebagai antiplasmodium.
• Namun dengan makin berkurangnya penyakit malaria dan mun
culnya resistensi plasmodium terhadap klorokuin, klorokuin tid
ak terlalu banyak lagi digunakan sebagai obat antimalaria.
• Selain sebagai antimalaria, klorokuin juga banyak digunak
an dalam terapi penyakit autoimun, seperti Lupus, Rheu
matoid artritis, dll.

• Sumber : Artikel Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19.


Universitas Gadja Mada. 22 Maret 2020
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Klorokuin dan Covid 19

•Ternyata klorokuin (dan hidroksiklorokuin) juga dapat digunakan juga


untuk terapi antiviral.
• Vincent dkk (2005) melaporkan bahwa klorokuin memiliki efek
antiviral yang kuat terhadap virus SARS-CoV pada sel primata.
•Efek penghambatan ini teramati ketika sel diperlakukan dengan
klorokuin baik sebelum maupun sesudah paparan virus, yang
menunjukkan bahwa klorokuin memiliki efek pencegahan maupun
efek terapi.

Sumber : Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG,
Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 22;2:69.
Bagaimana mekanisme kerja Klorokuin?
•Selain yang sudah diketahui bahwa klorokuin meningkatkan
pH endosomal yang menghambat replikasi virus (Al Bari, 2017),
obat ini nampaknya berinteraksi dengan reseptor angiotensin-
converting enzyme 2 (ACE2) selular.

•Hal ini menyebabkan penghambatan terhadap ikatan virus


dengan reseptor, sehingga dapat mencegah infeksi maupun
penyebaran virus SARS-CoV pada konsentrasi yang dapat
menyebabkan gejala klinis. 

•Pada pandemik SARS-CoV2 di China, klorokuin telah digunakan


dengan dosis 500 mg untuk dewasa, 2 kali sehari, lama terapi 
≤10 hari (Du dan Qu, 2020.
Bagaimana mekanisme kerja Klorokuin?
•Selain yang sudah diketahui bahwa klorokuin meningkatkan
pH endosomal yang menghambat replikasi virus (Al Bari, 2017),
obat ini nampaknya berinteraksi dengan reseptor angiotensin-
converting enzyme 2 (ACE2) selular.

•Hal ini menyebabkan penghambatan terhadap ikatan virus


dengan reseptor, sehingga dapat mencegah infeksi maupun
penyebaran virus SARS-CoV pada konsentrasi yang dapat
menyebabkan gejala klinis. 

•Pada pandemik SARS-CoV2 di China, klorokuin telah digunakan


dengan dosis 500 mg untuk dewasa, 2 kali sehari, lama terapi 
≤10 hari (Du dan Qu, 2020.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Apa itu Avigan?

•Avigan adalah nama paten dari obat favipiravir, yang juga dikenal
sebagai T-705, Avigan sendiri merupakan suatu obat antivirus yang
dikembangkan oleh Toyama Chemical Jepang dengan aktivitas
melawan banyak virus RNA. Obat ini merupakan
turunan pyrazinecarboxamide
• Di Jepang, obat ini awalnya dikembangkan sebagai obat flu. Pada
Februari 2020, Favipiravir digunakan di Cina untuk percobaan
pengobatan penyakit COVID-19 (novel coronavirus) yang muncul.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Fakta terkait Avigan dan Covid 19
• Pada 17 Maret 2020, pejabat Cina menyatakan bahwa obat itu efektif dalam meng
obati COVID di Wuhan dan Shenzhen. Dilaporkan bahwa pasien yang diberi Avigan
di Shenzen menjadi negatif terhadap virus SARS-CoV2 setelah 4 hari, dibandingkan
yang tidak menggunakan obat tersebut yang memerlukan waktu 11 hari untuk me
njadi negatif virus corona.
• Pemeriksaan menggunakan X-ray juga menunjukkan perbaikan paru yang signifika
n pada 91 % pasien yang menggunakan favipiravir, dibandingkan hanya 62% pada
pasien yang tidak menggunakan obat tersebut.
• Dokter di Jepang juga sudah menggunakan obat tersbeut untuk COVID-19. Namun
demikian, pihak Kementrian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa obat tersebut n
ampaknya kurang efektif untuk mereka yang gejalanya lebih berat.
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Bagaimana mekanisme kerja Avigan?

• Mekanisme aksi favipiravir adalah dengan pe


nghambatan selektif RNA polimerase virus se
hingga menghambat sintesis RNA virus (Shira
ki dan Daikaku, 2020).
• Penelitian lain menunjukkan bahwa favipiravi
r menginduksi mutasi transversi RNA yang m
ematikan, menghasilkan fenotipe virus yang
tidak dapat hidup.
• Favipiravir merupakan prodrug yang dimetab
olisme Human hypoxanthine guanine phosph
oribosyltransferase (HGPRT) menjadi bentuk
aktifnya, yaitu favipiravir-ribofuranosyl-5′-trif
osfat (favipiravir-RTP). Obat ini tersedia dala
m formulasi oral dan intravena. 
Amanakah Klorokuin dan Avigan dikonsumsi t
anpa resep dokter?
Amanakah Klorokuin dan Avigan dikonsumsi t
anpa resep dokter?
Amanakah Klorokuin dan Avigan dikonsumsi t
anpa resep dokter?
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Klorokuin
• Pemakaian obat umumnya memiliki efek sampin
g tertentu dan bersifat individual. Jika terjadi efe
k samping yang berlebih, harus segera ditangani
oleh tenaga medis.
• Klorokuin dapat menyebabkan efek samping, se
perti:
Gangguan penglihatan (retinopati)
Telinga berdenging (tinnitus)
Rambut rontok
Sensitif terhadap cahaya
Nyeri otot
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
Efek samping Avigan
• Sebagai obat baru, efek samping favipiravir masih diuji lebih
lanjut. Namun  telah ada beberapa efek samping yang dilap
orkan berdasarkan pengujian obat pada binatang. Diantaran
ya:
Diare
Penurunan produksi sel darah merah
Muntah
Penurunan berat badan
Penurunan kemampuan pergerakan tubuh
Memengaruhi fungsi hati dengan meningkatkan kadar alk
ali fosfat, transaminase alanin, transaminase aspartat da
n bilirubin total. 
perubahan pada fungsi testis dan sperma
“Klorokuin dan Avigan tidak aman jika dikonsumsi t
anpa resep dokter”
“Klorokuin dan Avigan tidak aman jika dikonsumsi t
anpa resep dokter”
“Klorokuin dan Avigan tidak aman jika dikonsumsi t
anpa resep dokter”
“Klorokuin dan Avigan tidak aman jika dikonsumsi t
anpa resep dokter”
Daftar Pustaka

• Al-Bari M, 2017, Targeting endosomal acidification by chloroquine analogs as a promising strategy for the tre
atment of emerging viral diseases, Pharma Res Per, 5(1), 2017, e00293, doi:10.1002/prp2.293

• Du X dan Qu C, 2020, Guidance for Corona Virus Disease 2019: Prevention, Control, Diagnosis and Manageme
nt, People’s Medical Publishing House, China

• Fox R, 1996, 
Anti-malarial drugs: possible mechanisms of action in autoimmune disease and prospects for drug developm
ent, 
Lupus. 1996 Jun; 5 Suppl 1:S4-10.

• Vincent MJ, Bergeron E, Benjannet S, Erickson BR, Rollin PE, Ksiazek TG, Seidah NG, Nichol ST. , 2006, Virol J. 2005 Aug 2
2;2:69.

• Ikawati, Zulies.2020. Mengenal Klorokuin dan Avigan untuk Terapi COVID-19. Farmasi Universitas Gaja Mada. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai