Anda di halaman 1dari 20

Akuntansi

Syariah
U n i v e r s i t a s P r o f D r M o e s t o p o
( B e r a g a m a )
Akad Salam

By

Nurulia Lidia Septiany


Pengertian
Akad Salam
Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli, dimana pembeli
membayar terlebih dahulu atas suatu barang yang spesifikasi dan kuantitasnya jelas
sedangkan barangnya baru akan diserahkan pada saat tertentu di kemudian hari.
Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah
disepakati tidak dapat berubah selama jangka waktu
akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, maka
pembeli boleh melakukan khiyar yaitu memilih apakah
transaksi dilanjutkan atau dibatalkan.
Manfaat transaksi salam bagi pembeli adalah adanya jaminan memperoleh barang dalam jumlah dan kualitas
tertentu pada saat ia membutuhkan dengan harga yang disepakatinya di awal. Sementara manfaat bagi penjual
adalah diperolehnya dana untuk melakukan aktivitas produksi dan memenuhi sabagian kebutuhan hidupnya
SUMBER HUKUM
AKAD SYARIAH
Sumber Hukum akad syariah
• Al Qur’an
• Al Hadis
Rukun &
Ketentuan
Akad Salam
Rukun salam ada tiga,yaitu:

• Pelaku, terdiri penjual (muslam alaih) dan


pembeli (muslam).
• Objek akad berupa barang yang akan
diserahkan (muslam alaih) dan modal
salam (ra’su maalis salam).
• Ijab kabul/serah terima.

Ketentuan syariah yang terkait
dengan modal salam yaitu:

• Modal salam harus diketahui


jenis dan jumlahnya.
• Modal salam berbentuk uang
tunai.
• Modal salam diserahkan ketika
akad berlangsung.

“Ketentuan Syariah, Terdiri dari:


• Pelaku adalah cakap hukum dan
baliq
• Objek Akad
Ketentuan syariah barang salam, yaitu:

• Barang tersebut harus dapat dibedakan/didefenisikan mempunyai spesifikasi dan kharakteristik yang jelas
kualitas, jenis, ukuran dan lain sebagainya sehingga tidak ada gharar.
• Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi/ditakar/ditimbang
• Waktu penyerahan barang harus jelas,
• Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang ditentukan.
• Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan,
• Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli
boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak
• Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta tambahan
pembayaran dan hal ini dianggap sebagai pelayanan kepuasan pelanggan.
• Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, pembeli boleh memilih menolak atau menerimanya.
Apabila pembeli menerima maka pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga.
• Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan disetujui oleh kedua pihak dan dengan syarat kualitas
dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan tidak boleh menuntut penambahan harga.
• Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima tidak dibolehkan secara syariah.
• Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah. Namun sebaiknya dijeaskan dalam
akad, apabia tidak disebutkan maka harus dikirim ketempat yang menjadi kebiasaan, misalnya gudang
pembeli.
SALAM
PARAREL
Salam pararel berarti melaksanakan dua transaksi bai’ as-salam antara bank
dan nasabah, dan antara bank dan pemasok (suplier) atau pihak ketiga lainnya.
Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki barang pesanan dan memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesana tersebut.
Ketentuan tentang
Salam Pararel
Dibolehkan melakukan salam
paralel dengan syarat:
1. Akad kedua terpisah dari akad
pertama,
2. Akad kedua dilakukan setelah
akad pertama sah.
 
Berakhirnya
Akad Salam
Hal-hal yang dapat membatalkan
kontrak adalah:
1. Barang yang dipesan tidak ada
pada waktu yang ditentukan.
2. Barang yang dikirim cacat atau
tidak sesuai dengan yang disepakati
dalam akad.
3. Barang yang dikirim
kualitasnya lebih rendah,dan
pembeli memilih menolak untuk
membatalkan akad
Aplikasi Dalam Perbankan
Bai As-salam biasanya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan
jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan. Karena yang dibeli oleh
bank adalah barang seperti jagung, padi, dan cabai, dan bank tidak berniat
untuk menjadikan barang-barang tersebut sebagai simpanan atau investory,
dilakukan akad bai’as-salam kepada pembeli kedua, misalnya kepada Bulog,
pedagang pasar induk, atau grosir. Inilah yang dalam perbankan Islam
dikenal sebagi salam pararel.

Bai’ as-salam juga dapat diaplikasikan pada pembiayaan barang industri,


misalnya produk garmen (pakai jadi) yang ukuran barang tersebut sudah
dikenal umum. Caranya, saat nasabah mengajukan pembiayaan untuk
pembuatan garmen, bank merefensikan penggunaan produk tersebut. Hal
itu berarti bahwa bank memesan dari pembuat garmen tersebut dan
membayarnya pada waktu pengikatan kontrak. Bank kemudian mencari
pembeli kedua. Pembeli tersebut bisa saja rekanan yang telah
direkomendasikan oleh produsen garmen tersebut. Bila garmen itu telah
selesai diproduksi, produk tersebut diantarkan kepada rekanan tersebut.
Rekanan kemudian membayar kepada bank, baik secara mengangsur
maupun tunai.
Classic Project

Manfaat Etiam porta sem malesuada magna mollis


euismod. Cum sociis natoque penatibus et
magnis dis parturient montes.

Manfaat Bai’ as-salam adalah


selisih harga yang didapat dari
nasabah dengan harga jual
kepada pembeli.
Terima Kasih

AKUNTANSI SYARIAH

Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama)


2020

Anda mungkin juga menyukai