Anda di halaman 1dari 67

SITI MARIAM

ANTINEOPLASTIK (SITOSTATIK)
Adalah zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat
dari sel-sel ganas (maligne)

Kanker (karsinoma) adalah pembentukan jaringan baru yang


abnormal dan bersifat ganas (maligne), sekelompok sel
mendadak liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus
menerus (proliferasi) sehingga terbentuk benjolan
/pembengkakan (neoplasma) atau tumor, yang selanjutnya akan
menginfiltrasi jaringan dan memusnahkannya.

Segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang


tidak terkendali (disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi pada gen vital yang mengontrol pembelahan sel)
dan sel-sel tersebut mempunyai kemampuan untuk menyerang
jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi ke sel
lain pada tempat yang jauh (metastasis).
Samakan tumor dan kanker ?
 Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker, sedangkan tumor adalah kondisi dimana
pertumbuhan sel tidak normal sehingga membentuk suatu lesi atau dalam banyak kasus,
benjolan di tubuh.
 Tumor terbagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki
ciri-ciri, yaitu tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan bila
dioperasi , dapat dikeluarkan secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna, sedangkan
tumor ganas memiliki ciri-ciri, yaitu dapat menyusup ke jaringan sekitarnya, dan sel
kanker dapat ditemukan pada pertumbuhan tumor tersebut.
Penyebab Kanker

Kanker terjadi karena


kerusakan DNA

Mutasi DNA
Proses Pembentukan Kanker
Kanker terjadi melalui beberapa tingkat
 Fase inisiasi : DNA dirusak karena beberapa hal (radiasi atau zat
karsinogen/radikal bebas) yang menyebabkan proses reparasi normal sel
terganggu.
 Fase promosi : zat-zat karsinogen sebagai promotor yang mencetuskan proliferasi
sel, sehingga sel-sel yang rusak menjadi ganas.
 Fase progresi dan invasi : gen-gen pertumbuhan diaktivasi oleh kerusakan DNA,
sehingga petumbuhan sel-sel ganas berkembang pesat dan keluar dari tempat
semula menginvasi keberbagai jaringan
Penyebab Mutasi DNA (Gen)
 Mutasi DNA inti, dapat diakibatkan
oleh kekhilafan-kehilafan kecil pada
ratusan ribu pembelahan sel yang
berlangsung setiap hari. Sekitar 90%
dari mutasi gen alami dalam tubuh
seseorang yang diwarisi dari orang tua
umumnyatidak berbahaya.
 Mutasi yang menyebabkan masalah
kesehatan cenderung berasal dari
sumber eksternal yang disebabkan
faktor :
1) Genetik
2) Lingkungan : virus, radiasi
3) Zat-zat Karsinogen
Penyebab Mutasi DNA Lanjutan………
1. Faktor keturunan
10-20% tumor mammae dan 40% tumor mata (retinoblastoma) dan
kanker ginjal dapat terjadi karena faktor keturunan.
Dua gen tumor mammae (BRCA1dan 2) bertanggungjawab atas
diturunkannya kanker pada anak perempuan.

2. Faktor lingkungan : diperkirakan ±80% kanker karena pengaruh


lingkungan yaitu pengaruh zat-zat karsinogen dari luar (eksogen),
10% virus, 10% radiasi.
 Faktor-faktor lingkungan diantaranya
 Pengotoran udara : gas buangan mobil, pabrik, pesawat dll.
 Sinar UV dari matahari menyebabkan kanker kulit (melanoma)
 Radiasi terlalu sering dengan dosis tinggi contohnya sinar
ionisasi yang kaya energi (rontgen dan sinar radioaktif)
Penyebab Mutasi DNA Lanjutan………
3. Zat-zat karsinogen
 Adalah zat yang mengakibatkan tumor pada kontak secara lokal, inhalasi atau oral
 Obat obatan ; zat alkilasi, hormon-hormon wanita, fenitoin, metronidazol
 Ter : terbentuk dari pembakaran tembakau dan kertas menyebabkan kanker
paru-paru
 Asbes dan Nikel : terdapat diudara, menyebabkan kanker paru-paru
 Makanan : yang mengandung zat-zat kimia yang berdaya karsinogen
langsung atau setelah berinteraksi dengan zat lain dalam tubuh.
 Nitrosamin : terdapat pada lemak babi yang diuapkan pada proses penggorengan.
Dalam usus nitrosamin terbentuk sebagai hasil reaksi nitrit dengan amin (hasil
perombakan protein). Pembentukan nitrosamin dapat dihindari oleh Vitamin C (0,5-1
g/hari)
 Nitrat pada sayuran yang dibiakkan dengan pupuk buatan berlebih (dari sisa pupuk),
 perombakan nitrit dari pewarna daging dalam usus, Kalium nitrat untuk pengawet,
bayam matang pada suhu kamar membentuk nitrit.
 Benzpiren yang menginduksi enzim, dari asap rokok, gas buangan mobil atau daging
yang dibakar (pemanasan) dengan api langsung (gosong).
 Asam desoksikolat dari perombakan kolesterol oleh asam empedu
 Aflatoksin yang dibentuk oleh Aspergillus flavus pada kacang & kelapa
 Zat warna makanan
 Makanan kaya lemak hewan dan miskin serat
Respon Tubuh terhadap
Kerusakan DNA
 Sebelum sel memasuki siklus sel fase S,
pada fase G1 akan diadakan checkpoint.
Check point ini bertujuan untuk
mengecek,apakah sel diizinkan untuk
membelah atau tidak.
 Tumor supresor gen (anti onkogen),
berfungsi sebagai check point untuk
mengatur pembelahan sel.
 Beberapa anti-onkogen ialah gen
p53,Rb(retinoblastoma),APC(adenomat
ous polyposis coli),WT(wiliam’s
Tumor),DCC dan NF-2
 Bila DNA sel rusak, maka gen p53
diaktifkan untuk memicu proses
reparasi perbaikan DNA yang rusak
Pembelahan Sel
 Mahluk hidup terdiri dari sel atau kumpulan sel
 Dua jenis sel dalam tubuh yaitu yang sedang membelah
dan yang sedang tidak membelah
 Siklus sel. Yaitu sel baru muncul, kemudian dewasa,
membelah diri jadi dua, sebagian meneruskan hidup,
sebagian mati. Siklus sel meliputi
 Fase G 0 (Gap 0) : Fase istirahat sel diprogram untuk
melaksanakan fungsi - fungsi khusus
 Fase G I (GAP 1 ) : merupakan interfase, terjadi sintesa
  protein dan RNA
 Fase S (Sintesa)  : Fase sintesa DNA
 Fase G(Gap2)
  : Fase premitosis,setelah sintesa DNA selesai,sintesa pro
tein dan RNA berlanjut dan precursor  microtubular dari
mitosis dihasilkan.
 Fase M(Mitosis)  : Fase pembelahan sel, setelah fase ini se
lesai,maka siklus akan berulang ke awal.

 Waktu yang diperlukan satu sel untuk menjadi dua sel,


disebut doubling time(DT) , dimana waktunya untuk
tiap jenis sel berbeda. Semua proses ini disebut sel
kinetik
 Sel kanker mengalami siklus yang sama
MITOSIS
Respon Tubuh terhadap Kerusakan DNA
Lanjutan ….
 Gen P 53 juga berfungsi mencetuskan apoptosis
 Bila tekanan dari zat-zat yang merusak DNA terhadap gen p53 terlalu lama,
maka gen p53 tidak berfungsi sehingga terbentuk sel cacat.
 Sel tumor mengadakan mutasi dalam gen p53 sehingga gen tersebut tidak
bereaksi lagi terhadap kerusakan DNA yang menjadi kekal dan diturunkan
pada sel berikutnya dan dapat terbentuk sel-sel tumor.
 Sel cacat secara otomatis akan mengalami Apoptase
 Apoptase (apoptosis) yaitu kematian sel yang telah diprogram sejak
perkembangan dalam embrio, dimana setiap sel menerima secara genetis
suatu program khas yang mematikan sel setelah melakukan sejumlah
pembelahan, sel akan kehilangan cairan, mengkerut dan pecah, membentuk
gelembung-gelembung kecil yang diserap oleh sel sekitarnya tanpa disertai
dengan peradangan
Respon Tubuh terhadap Kerusakan DNA
Lanjutan ….
 Apabila program apoptase tidak berfungsi limfosit T akan mengeluarkan
NKCell (Natural Killer Cell) yang akan memusnahkannya
 Sel-sel cacat yang terbentuk akan dikenali oleh limfosit sebagai sel asing
dan dimusnahkan

 Bila sistem imun terganggu (limfosit T tidak mampu memusnahkan sel


cacat), sel-sel termutasi berkembang menjadi sel kanker dan
berploriferasi.
Sifat Sel Kanker
Sel Kanker mempunyai sifat :
 Berkembang cepat
 Doubling time > cepat dibanding normal
 Merusak organ sekitarnya: Hilangnya
intercellular junctions (adesi antar sel /
antar molekul adesi) dan meningkatnya
daya attachment sel kanker ke membrana
basalis memacu invasi dan metastase
 Menyebar ke organ lain (metastase) :
Meningkatnya kemampuan degradasi
matriks ekstra seluler memacu migrasi ,
invasi dan metastase
 Mutasi & heterogen.
JENIS KANKER
Tumor dan Kanker diberinama menurut jaringan
tempat neoplasma berasal :

Adenoma : kanker prostat dan mammae


Limfoma : kanker kelenjar limfa dengan ciri-ciri benjolan
pada rahang
Sarkoma : neoplasma ganas pada pembuluh darah,
jaringan ikat, otot dan tulang
Leukemia : kanker darah, diman leukosit meningkat dan
eritrositnya menurun
Myeloma : kanker sumsum tulang
Melanoma : kanker kulit yang ganas dan menyebar pesat.
Stadium Kanker
 Sistem TNM adalah salah satu sistem yang telah diterima oleh International
Union Against Cancer (UICC) dan American Joint Committee on Cancer
(AJCC).
 Sistem TNM ini berdasarkan pada besarnya tumor (T), tingkat penyebaran
ke kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis (M). Nomor
ditambahkan untuk setiap huruf untuk menunjukkan ukuran atau saiz
tumor dan luasnya penyebaran.

Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak dapat dievaluasi


T0 Tidak ada bukti tumor primer

Tis Karsinoma in situ (kanker dini yang belum menyebar ke


jaringan tetangga)
T1, T2, T3, T4 Ukuran dan / atau luas tumor primer
Stadium Kanker Lanjutan ……
Kelenjar getah bening regional (N)

NX Kelenjar getah bening regional tidak dapat dievaluasi


N0 Tidak ada keterlibatan kelenjar getah bening regional
(kanker tidak ditemukan pada kelenjar getah bening)

N1, N2, N3 Keterlibatan kelenjar getah bening regional (jumlah dan /


atau luas menyebar)

Metastasis jauh (M)

MX Metastasis jauh tidak dapat dievaluasi

M0 Tidak jauh metastasis (kanker belum menyebar ke bagian


lain dari tubuh)
M1 Metastasis jauh (kanker telah menyebar ke bagian tubuh
yang jauh)
Gejala Kanker
 Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker
 Gejala kanker pada tahap awal berupa kelelahan secara terus menerus,
demam akibat sel kanker mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
sebagai respon dari kerja sistem imun tubuh tidak sesuai
 Gejala kanker timbul dari organ tubuh yang diserang sesuai dengan jenis
kanker. Ketika kanker menyebar atau bermetastasis, gejala tambahan
dapat dilihat di area baru yang terkena dampak. Bengkak atau
pembesaran kelenjar getah bening merupakan gejala awal. Jika kanker
menyebar ke otak, pasien mungkin mengalami vertigo, sakit kepala, atau
kejang manakala penyebaran ke paru-paru dapat menyebabkan batuk
dan sesak napas. Selain itu, hati dapat membesar dan menyebabkan
penyakit kuning dan tulang bisa rapuh, dan mudah patah. Gejala
metastasis akhirnya tergantung pada lokasi kanker menyebar
 Gejala umum : nyeri sangat hebat, penurunan berat badan dan
berkeringat malam.
PENANGANAN KANKER
 Pengobatan utama kanker
I. Terapi lokal :
1. Operasi  mengangkat sel kanker secara keseluruhan
2. Radiasi  Menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanke
II. Terapi sistemik
1.Antineoplastik kemoterapi
2.Hormonal terapi
3.Immunoterapi.
 Kemoterapi dan Radiasi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker atau
menghentikan pertumbuhannya, ketiga cara pengobatan ini dapat dikombinasi
Apakah kemoterapi ?
 Kemoterapi = Pengobatan kanker dengan
zat atau obat  berkhasiat membunuh sel
kanker.
 Obat diberikan secara sistemik (ke seluruh
sistem tubuh)
 Obat kemoterapi secara umum disebut ?
Activity ?
Safety
sitostatika, berefek menghambat atau
membunuh semua sel yang sedang aktif
membelah diri. Sel normal yang aktif
membelah atau berkembang biak juga
terkena dampaknya, seperti sel akar
rambut, sel darah, sel selaput lendir
mulut,dll
Bagaimana pengobatan
kanker ?
Prinsip pengobatan kanker : “Menghilangkan Kanker !”

Modalitas pengobatan kanker :


Tunggal : bedah, radiasi, kemoterapi, hormon , bioterapi dll.
Kombinasi : Bedah + kemoterapi; Radiasi + kemoterapi;
Bedah + radiasi
Segala cara ! Asal aman & rasional.
Kombinasi Kemoretapi
Karena keterbatasan manfaat
kemoterapi  dikombinasi dengan
pengobatan lain
 Kemoterapi Adjuvantdiberikan
sesudah operasi Activity Safety
 Kemoterapi Neo adjuvantdiberikan
sebelum operasi
 Kemoterapi Paliatifmengurangi besar
tumor yang menyebabkan nyeri atau
sulit bernafas
 Kemo radiasi
OBAT KANKER
 Obat obat bekerja pada sel kanker yang sedang
berploriferasi (sel yang sedang melakukan pembelahan) ,
semakin aktif sel kanker berploriferasi semakin peka sel
tersebut terhadap sitostatika (Kemoresponsif) semakin
lambat proliferasinya semakin lemah kepekaannya
(Kemoresisten)
 Golongan obat kanker
 Golongan Alkilasi
 Golongan Antimetabolit
 Golongan Alkaloid
 Golongan Antibiotik
 Golongan Anti Angiogenese
 Golongan Tyrosine Kinase Inhibitor
 Golongan Antibodimonoklonal
 Golongan Hormonal
OBAT SITOSTATIK
Mekanisme kerja anti kanker pada siklus sel
KERJA SITOSTATIK
1. Golongan Alkilasi
 Alkylating agent memengaruhi molekul
DNA, yaitu mengubah struktur atau fungsi
DNA . Situs penting alkilasi dalam DNA
pada posisi N7 guanin (basa lain yang
teralkilasi N1 dan N3 adenin, N3 Sitosin,
atom posfat dan protein) pd rantai tunggal
atau ganda. Alkilasi guanin menyebabkan
miscoding pemasangan basa yg abnormal
dengan Timin. Efek terakhir menyebabkan
pecahnya rantai DNA melalui pemisahan
kerangka DNA gula fosfst

 Obat ini biasanya digunakan dengan kasus


leukemia, limfoma non-Hodgkin,
myeloma multiple dan melanoma
malignan.
a.      Siklofosfamid
 Mekanisme kerja : Siklofosfamid merupakan pro drug
yang dalam tubuh mengalami konversi oleh enzim
sitokrom P-450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan
aldofosfamid yang merupakan obat aktif.
 Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non
enzimatik menjadi fosforamid dan akrolein. Efek
siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau
perangsang enzim metabolismenya. Sebaliknya,
siklofosfamid sendiri merupakan perangsang enzim
mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas
obat lain.
 Sediaan : Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal
100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk suntikan, dan
tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral.
 Indikasi : Leukemia limfositik Kronik, Penyakit
Hodgkin, Limfoma non Hodgkin, Mieloma multiple,
Neuro Blastoma, Tumor Payudara, ovarium, paru,
Cerviks, Testis, Jaringan Lunak atau tumor Wilm.
b.      Klorambusil
 Sediaan : Klorambusil tersedia sebagai
tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik
kronik, limfoma hodgkin dan non-
hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari
sebgai dosis tunggal (pada penyakit
hodgkin mungkin diperlukan dosis 0,2
mg/kg berat badan, sedangkan pada
limfoma lain cukup 0,1 mg/kg berat
badan).
 Indikasi : Leukimia limfositik Kronik,
Penyakit Hodgkin, dan limfoma non
Hodgkin, Makroglonbulinemia prime
c. Karboplatin dan Cisplatin

 Mekanisme kerja : Obat ini membunuh


sel pada semua tingkat siklus,
menghambat biosintesis DNA dan
mengikat DNA melalui ikatan silang
antar untai. Titik ikat utama adalah N7
guanin, namun juga terjadi interaksi
kovalen dengan adenin dan sitosin.

 Sediaan : Serbuk injeksi 50 mg, 150 mg,


450 mg.

 Indikasi : Kanker ovarium lanjut.


ROTD golongan Alkilasi
 Efek sampingnya adalah mual; muntah; rambut rontok; iritasi kandung
kemih (sistitis) disertai terdapatnya darah dalam dalam air kemih;
jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit menurun;
jumlah sperma berkurang (pada pria mungkin terjadi kemandulan yang
menetap) Depresi sumsum tulang, leukopeni dan trobositopeni. Infeksi
berat dapat terjadi dengan granulositopseni , 600 PML/ mikro L,
perdarahan dapat terjadi pada hitung platelet, 40.000/ mikro L

 Efek vesicant merusak jaringan pada tempat penyuntikan


 Toksisitas pada jaringan yang tumbuh cepat

 Mual dan muntah, dapat dicegah dengan antagonis reseptor serotonin


5-HT sebeluk kemoterapi.
2. Golongan Antimetabolit
 Antimetabolit adalah zat yang bisa menghambat enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi basa
yang menjadi bahan penyusun DNA. Antimetabolit dapat mencegah terjadinya pembelahan pada sel kanker.
 Contoh dari obat ini antara lain adalah: Methotrexate, Floxuridine, Plicamycin, Mercaptopurine, Cytarabine
dan 5-Flourouracil
a. 5-fluorourasil (5-FU)
 Target enzim untuk 5-FU ini adalah timidilat sintetase. Perbedaan respon ini
berkaitan erat dengan adanya polimorfisme yang bertanggungjawab terhadap
ekspresi enzim timidilat sintetase (TS). Enzim ini sangat penting dalam sintesis
DNA yaitu merubah deoksiuridilat menjadi deoksitimidilat. Diketahui bahwa
sekuen promoter dari gen timidilat sintetase bervariasi pada setiap individu.
Ekspresi yang rendah dari mRNA TS berhubungan dengan meningkatnya
kemungkinan sembuh dari penderita kanker yang diobati dengan 5-FU
 Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk IV.
 Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, Leukimia limfositik
dan mielositik akut, Limfoma non-Hodgkin.
b. Gemsitabin
 Mekanisme kerja : Sebelum menjadi bahan aktif, gemsitabin mengalami
fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase
menjadi nukleotida di- dan trifosfat yang dapat menghambat sintesis DNA.
Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga
menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk sintesis
DNA.
 Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.
 Indikasi : Kanker paru, pankreas dan ovarium.
c. Methotrexat
 Mekanisme kerja : Metotreksat adalah
antimetabolit folat yang menginhibisi
sintesis DNA. Metotreksat berikatan
dengan dihidrofolat reduktase,
menghambat pembentukan reduksi folat
dan timidilat sintetase, menghasilkan
inhibisi purin dan sintesis asam timidilat.
Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S
pada siklus sel.
 Sediaan : Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial
50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50 mg/5ml.
 Indikasi : Leukimia limfositik akut,
kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan
kepala, paru, buli-buli, Sarkoma osteogenik.
d. Sitarabin (Cytosine Arabinoside)
 Mekanisme kerja : Sitosin memasuki sel melalui proses
carrier dan harus mengalami perubahan menjadi
senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah
analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga
cara kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase
yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan
DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear
dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya
DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas
obat dan toksisitasnya.
 Sediaan : Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.
 Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia,
juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan
limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor
solid.
ROTD Golongan Antimetabolit
 Efek samping tambahan terjadinya ruam kulit, warna kulit menjadi
lebih gelap (meningkatkan pigmentasi), atau gagal ginjal. Contoh obat
ini adalah methotrexate dan gemcitabine yang digunakan pada kanker
leukimia serta tumor payudara, ovarium dan saluran pencernaan
Menghambat sintesis nukleotida dan asam nukleat sehingga
menghambat terjadinya replikasi sel.

 ROTD : Mual dan muntah


Mielosupresi
Megaloblastosis
Leukopenia
Trombositopeni
3. Golongan Alkaloid
 Merupakan alkaloid alamai dari tanaman . Golongan obat ini
berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan
disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Depolimerisasi
mikrotubulus dari sitoskeleton dan spindle mitosis, menyebabkan
penghentian proses mitosis pada metafase
 Alkaloid Vinca : Vinblastin, Vinkristine,Vinorelbin, Pactitaxel,
Etoposid,dll
a.     Vinkristin (VCR)
 Mekanisme kerja : Berikatan dengan tubulin dan
inhibisi formasi mikrotubula, menahan sel pada
fase metafase dengan mengganggu spindel
mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin
juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis
protein dengan memblok asam glutamat dan
penggunaannya.
 Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial berisi
larutan 1, 2, dan 5 mL yang mengandung 1
mg/mL zat aktif untuk penggunaan IV.
 Indikasi : Leukimia limfositik akut,
neuroblastoma, tumor Wilms,
Rabdomiosarkoma, limfoma Hodgkin dan non-
Hodgkin.
b.     Vinblastin (VLB)
 Mekanisme kerja : Vinblastin berikatan pada tubulin dan
menghambat formasi mikrotubula, kemudian menahan sel pada fase
metafase dengan cara mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk
fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan
sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.
 Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial 10 mg/10 ml.
 Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, kariokarsinoma dan
tumor payudara.
c.Paklitaxel
 Alkaloid Taxus brevifolia
 Peningkatan polimerasi tubulin yang dapat
menyebabkan kerusakan spindle mitosis
 Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun
spindel dengan cara berikatan dengan mikrotubulus
yang menyebabkan polimerisasi tubulin. Efek ini
menyebabkan terhentinya proses mitosis dan
pembelahan sel kanker
 Sediaan : Anzatax (vial), Ebetaxel (vial), Paxus kalbe
farma (vial)
 Indikasi : Kanker ovarium, payudara, paru, buli-buli,
leher dan kepala
d. Alkaloid Podophyllium peltatum
dan Camptothecins
Menghambat topoisomerase I dan II yang menyebabkan
rusaknya DNA melalui pemecahan rantai akibat
terbentuknya kompleks tersier obat, DNA dan Enzim
Etoposid dan Tinoposid, Topotecan dan Irinotecan
ROTD : Diare akut
Mual dan muntah
Mielosupresi
   Irinotekan, Topotekan
 Mekanisme kerja : Irinotekan
merupakan bahan alami yang berasal
dari tanaman Camptotheca acuminata
yang bekerja menghambat
topoisomerase I, enzim yang
bertanggung jawab dalam proses
pemotongan dan penyambungan
kembali rantai tunggal DNA.
Hambatan enzim ini menyebabkan
kerusakan DNA.
 Indikasi : Karsinoma ovarium,
karsinoma paru sel kecil, karsinoma
kolon.
4. Golongan Antibiotik
Mengikat DNA melalui interkelasi diantara basa khusus
dan menghambat sintesis RNA atau DNA baru (atau
keduanya) dan mengganggu replikasi.
ROTD :
 Alopesia
Cardiotoksisitas
 Supresi sumsum tulang
 Mual dan muntah
Toksisitas pada hati
Trombositopeni, leukopeni, hipokalsemi
Antibiotik Antrasiklin
 Antrasiklin adalah antibiotik yang berasal dari bakteri streptomyces dan
merupakan obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker.
Antrasiklin berfungsi dalam menghancurkan dan membunuh sel-sel kanker.
 Obat-obatan kemoterapi antrasiklin di antaranya:
 Adriamycin ( nama kimia: doxorubicin )
 Ellence ( nama kimia: epirubicin )
 Doksorubisin ( nama kimia: doxorubicin )
 Daunorubisin ( nama merk: Cerubidine , DaunoXome )
 Mitoxantrone ( nama merk: Novantrone )
 Antrasiklin mengikat bagian dari untaian DNA, kemudian menghentikan proses
transkripsi untuk mencegah penggandaan sel. Proses ini juga terjadi juga pada
beberapa sel lain khususnya mitokondria sel yang merupakan struktur yang
menghasilkan energi sel
Antrasiklin :
Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin
 Mekanisme kerja : Interkalasi dengan DNA, mempengaruhi
transkripsi dan replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga
mampu membentuk kompleks tripartit dengan topoisomerase II dan
DNA. (Topoisomerase II adalah enzim dependen ATP yang terikat
pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3′ fosfat,
menyebabkan DNA terpisah dan kemudian menggabungkannya lagi,
fungsi penting dalam replikasi DNA dan repair). Formasi kompleks
tripartit dengan antrasiklin dan etoposid menghambat pengikatan
kembali untai DNA rusak, mengakibatkan apoptosis.
Antibiotik Antrasiklin
Indikasi : Leukimia limfositik dan mielositik akut sarkoma
jaringan lunak, sarkoma ostiogenik, limfoma Hodgkin dan
non-Hodgkin, leukemia akut, karsinoma payudara,
genitourinaria, tiroid, paru, lambung, neuroblastoma dan
sarkoma lain Sediaan : Daunorubisin tersedia dalam bentuk
20 mg daunorubisin hidroklorida dengan mannitol 100 mg.
2 mg/mL (50 mg) daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio molar
distearofosfatidilkolin : kolesterol : daunorubisin.
Doksorubisin tersedia dalam bentuk vial 10 mg dan 50 mg..
5. Golongan Hormonal
Menghambat Estrogen dan Progesteron
Penghambat Aromatase (penghambat sintesis steroid
adrenal pada tahap pertama)
ROTD : Retensi Na menyebabkan Udema
Infertilitas
Hipertensi
1. Medroksiprogesteron asetat
 Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100
mg.
 Indikasi : Tumor endometrium.
 Mekanisme kerja : Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang
akan menghambat maturasi follicular yang menyebabkan
penebalan endometrial.
2.    Etinil estradiol
 Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03
mg, 0,05 mg dan 0,5 mg.
 Indikasi : Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma
prostat yang tak dapat dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif
kanker payudara yang tak dapat dioperasi, hanya dilakukan
dengan pertimbangan khusus : misalnya pada wanita yang sudah
lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang makin
parah dan resisten terhadap radiasi.
3.   Tamoksifen
 Sediaan : Tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg.
 Indikasi : Tumor payudara.
 Mekanisme kerja : Berikatan secara kompetitif dengan reseptor
estrogen pada tumor atau target lain, membentuk kompleks nuklear
yang menurunkan sintesis DNA dan menghambat efek estrogen, agen
nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang berkompetisi dengan
estrogen untuk berikatan di bagian aktif pada payudara dan jaringan
lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga tamoksifen lebih
sifat sitostatik daripada sitosidal.
4.     Testosteron propionate
 Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal,
mucoadhesive, pellet, dan transdermal.
 Indikasi : Tumor payudara.
 Mekanisme kerja : Androgen endogen bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan dan perkembangan organ seks pria dan mempertahankan
karakteristik seks sekunder pada pria yang mengalami defisiensi androgen.
6. Antibodi Monoklonal
 Antibodi murni mengikatkan diri mereka pada antigen spesifik milik
sel-sel kanker dengan berbagai cara. :
 Memberi tanda pada sel kanker agar bisa dikenali dan dirusak oleh
sistem imun tubuh.
 Mengikatkan diri pada antigen tertentu yang disebut reseptor, tempat
di mana molekul-molekul yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan
sel kanker juga akan mengikatkan diri.
 ROTD : reaksi alergi di awal terapi, misalnya demam, menggigil,
lemah, nyeri kepala, mual, muntah, diare, tekanan darah turun, dan
rashes.
supresi sumsum tulang seh-ngga kadar sel darah rendah dan
dapatmemicu peningkatan risiko pendarahan dan infeksi pada pasien.
7. Anti-angiogenesis
 Anti-angiogenesis adalah proses penghentian
pembentukan pembuluh darah baru.
 Thalidomide :mekanisme persisnya belum
diketahui, para ahli menjelaskan efek ini didapat
dengan menghambat aksi faktor penting
angiogenesis seperti basic fibroblast growth factor
dan vascular endothelial growth factor (VEGF).
 α-IFN : merupakan sitokin yang memiliki
properti anti-angiogenesis yang sangat berperan
dalam aktivitas penyakit
 MMP Inhibitors : Matrix metalloproteinases
(MMPs) termasuk keluarga zinc-dependent
endopeptidases yang bertanggungjawab
menurunkan dan merombak dasar membran dan
matriks ektraseluler. MMPs memegang peran
penting dalam tahap perkembangan metastatik
dan juga memfasilitasi neo-angiogenesis.
8. Tyrosine Kinase Inhibitor
  Kebanyakan sel, tremasuk sel kanker,
memiliki reseptor di permukaan
mereka sebagai epidermal growth
factor (EGF), yakni protein yang
normalnya diproduksi oleh tubuh
untuk pertumbuhan sel.
 Jika EGF berikatan dengan epidermal
growth factor receptors (EGFRs),
menyebabkan enzim tyrosine kinase
menjadi aktif di dalam sel.
 Tyrosine kinase adalah enzim yang
berada di dalam sel yang berfungsi
mengikat fosfat dengan tirosin asam
amino. Tyrosine kinase memicu proses
kimia yang menyebabkan sel –
termasuk sel kanker—tumbuh,
berlipat ganda, dan menyebar
Penggunaan obat-obat kemoterapi :
Kumpulan obat-obat sitostatika disebut regimen
kemoterapi.
Regimen tunggal :
Digunakan zaman dulu (sampai sekarang)
Khasiat kurang dibanding kombinasi
Efek samping ringan
Regimen kombinasi :
Untuk meningkatkan khasiat
Mengurangi efek samping
Seleksi Obat pada regimen kombinasi
1. Masing-masing obat mempunyai aktivitas sebagai anti tumor pada single
agent.
2. Masing-masing obat mempunyai mekanisme yang berbeda untuk
mendapatkan efek additive atau synergistic pada tumor.
3. Mempunyai dosis toksisitas yang berbeda untuk mendapatkan efek
terapeutik yang maksimal
4. Masing-masing obat harus digunakan pada dosis maksimal dan schedule
yang tepat
5. Harus diberikan pada interval yang konsisten, untuk memberi waktu sel
recovery
6. Masing-masing obat mempunyai pola resistensi yang berbeda untuk
meminimalkan cross resistance
Regimen
Regimen kemoterapi biasanya dibuat dengan singkatan
berdasarkan nama obat, kadang-kadang berdasarkan nama
penemunya.
Regimen memuat jenis obat beserta dosis, waktu
pemberian, jumlah siklus, jarak antar siklus
Contoh regimen kemoterapi
CHOP : digunakan pada limfoma non Hodgkin
MACOP-B : untuk limfoma non Hodgkin
FAC : pada kanker payudara
FUFA : pada kanker usus.
Chlorambucil : pada kronik limfositik leukemia
CAP(Cyclophosphamide,Doxorubicin <Adriamycin>,
Cisplatin)
Indikasi : Ca. Ovarium
Dosis :
Doxorubicin 50 mg/m2 IV pada hari 1
Cisplatin 50 mg/m2 IV pada hari 1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV pada hari 1
Siklus setiap 21 hari selama 6 kali
Dosis
Sebagian besar berdasarkan luas permukaan tubuh
(Body Surface Area)
Beberapa berdasarkan dosis tetap, BB, AUC, umur.
BSA :
 TB(cm)xBB(kg)
3600
Dosis berdasarkan AUC =
Target AUC x ( GFR + 25 )
Pemilihan regimen .
Perlu dipilih regimen paling tepat untuk
memusnahkan kanker yang specifik.
Disebut regimen lini pertama/FIRST LINE
KEMOTERAPI
Kadangkala disebut DRUG of CHOICE/obat
terpilih.
Proses ini memerlukan penelitian uji klinik yang
cermat dan diperlukan sampel yang banyak.
Cara pemberian kemoterapi.
Rute :
Umumnya diberikan melalui pembuluh darah vena.
Lain2 , oral , dibawah kulit (subcutan), dan intratekal.
Waktu :
Siklus 1minggu, 2minggu,3 minggu dan 4minggu
Jumlah siklus 4-6 siklus.
Tempat pemberian obat
One day care /rawat singkat
Rumah sakit /rawat inap.
Siklus panjang, Tumor membesar

Siklus kemoterapi

Sel normal

Tumor
mengecil

Siklus 1 2 3 4 5 6 7
Persyaratan Pasien yang Layak diberi
Kemoterapi
1.      Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu
status penampilan <= 2
2.      Jumlah lekosit >=3000/ml
3.      Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4.      Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5.      Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit  (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
6.      Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal
Hepar ).
7.      Elektrolit dalam batas normal.
8.      Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada
usia diatas 70 tahun.
Kontra Indikasi Kemoterapi
Kontra indkasi absolut:
Pada stadium terminal
Kehamilan trimester pertama
Kondisi septikemia dan koma.
Kontra indikasi relatif :
Bayi
leukosit > 3000/mm
Ibu hamil
ROTD Myelosupresi sitostatika
 Penekanan sumsum tulang belakang biasanya tidak terjadi secara
tiba-tiba setelah pemberian Chemotherapy.
 Penekanan sumsum tulang belakang ini menyebabkan gangguan
pada pembentukan koponen darah sehingga menyebabkan
Neutropenia, Trombocytopenia dan Anemia.
 Sel darah putih (WBCs), khususnya prekusor neutrophil, adalah
yang paling kelihatan pengaruhnya karena kecepatan proliferasinya
dan jarak hidup yang pendek (6-12 jam). Untuk platelet (5-10 hari)
adalah juga berpengaruh tetapi tingkatannya lebih rendah
dibanding netrofil. Eritrosit dengan waktu hidup 120 hari
pengaruhnya paling kecil.
 Biasanya titik terendah sel darah terjadi pada 10-14 hari setelah
pemberian kemoterapi. Dengan rekoveri (penyembuhan kembali) 3-
4 minggu. Kecuali pada penggunaan sitostatika Nutrosoureas dan
Mitomisin menunjukkan pola lambat titik terendah (4-6 minggu)
dan penyembuhan (6-8 minggu).
Periode Timbulnya Efek
Samping
 Immediate : Efek samping yang terjadi dalam waktu beberapa
jam sampai beberapa hari setelah kemoterapi.

Contoh : Nausea/Vomiting, local tissue necrosis, Phlebitis,


Hyperuricemia, Skin rash, anaphylaxis, demam&menggigil
(bleomycin), hypotension (etoposide), hypertension
(Procarbazine).

 Early : Efek samping yang terjadi dalam waktu beberapa hari


sampai beberapa minggu setelah kemoterapi.

Contoh : Leukopenia, Thrombocytopenia, Alopecia, Stomatitis,


Diarrhea, Hypercalcemia (esterogen), Hypomagnesemia
(cisplatin), DIC (asparaginase), Hyperglycemia (corticosterid),
ototoxicity (cisplatin), Conjungtivitis (Methotrexate, Ara-C)

Anda mungkin juga menyukai