Anda di halaman 1dari 24

 PERTIKAIAN ANTARA SESAMA MUSLIM

 “Tidak halal bagi seseorang mukmin untuk


meninggalkan (tidak mau bicara dan tidak mau
bicara dan tidak mau bertemu) saudaranya
melebihi tiga hari”.
 “Siapa saja berseteru dengan saudaranya
melebihi tiga hari lalu ia meninggal dunia, maka
ia akan masuk neraka”.
 PRODUK PERADILAN AGAMA

Putusan

Penetapan dan

Akta Perdamaian

2
 PUTUSAN

A. Pengertian putusan
 Putusan ialah pernyataan hakim yang dituangkan
dalam bentuk tertulis dan diperoleh hakim dalam
sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari
pemeriksaan perkara gugatan (kontentius).
 Al-Qada’u (arab), yaitu produk pengadilan agama
karena adanya dua pihak yang berlawanan dalam
perkara.
 Vonnis (bld).
B. Macam-macam putusan
 Putusan dapat dilihat dari 4 segi pandang;

1) Fungsi dalam mengakhiri perkara


2) Hadir tidaknya para pihak

3) Isinya terhadap gugatan/perkara

4) Sifatnya terhadap akibat hukum yang


ditimbulkan.
 FUNGSI DALAM MENGAKHIRI PERKARA

 Fungsi dalam mengkhiri perkara ada 2 macam;


(Ptsn.akhir & Ptsn Sela).
a. Putusan akhir, yaitu suatu putusan yang mengakhiri
pemeriksaan di persidangan, baik selesai maupun tidak,
tetapi mengakhiri pemeriksaan yaitu:
o Putusan gugur;
o Putusan verstek yg tidak diajukan verzet;
o Putusan tidak menerima;
o Putusan yg menyatakan PA tdk berwenang memeriksa.
b. Putusan sela, yaitu putusan yang dijatuhkan
masih dalam proses pemeriksaan perkara dengan
tujuan memperlancar jalannya pemeriksaan.
o Tidak mengakhiri pemeriksaan
o Putusan Sela tidak dapat dimintakan banding
 HADIR TIDAKNYA PARA PIHAK

 Putusan Gugur
Putusan verstek (Psl 125-129 HIR dan 196-
197 HIR) dan
 Putusan Kontradiktoir (ptsn akhir yang pada
saat dijatuhkan dlm sidang tdk hadir salah
satu pihak .
 ISINYA TERHADAP GUGATAN PERKARA.

 Tidak menerima gugatan penggugat (negatif)


 Menolak gugatan penggugat seluruhnya
(negatif).
 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk
sebagian dan menolak tidak menerima
selebihnya.(positif & negatif)
 Mengabulkan gugatan seluruhnya (positif).
 SIFATNYA TERHADAP AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN.

 Diklaratoir (kepastian hukum semata)


 Konstitutif, (putusan yg menimbulkan hkm yang
baru) dan
 Kondemnatoir.(putusan yang memerlukan
eksekusi).
C. Bentuk dan Isi Putusan
 Putusan di atur dalam Pasal 178,182, 183,184 dan
185 HIR khusus terdapat dalam UU No. 7/1989.
1) Bagian kepala putusan

2) Nama pengadilan Agama dan jenis perkara


3) Identitas Pihak-pihak

4) Duduk perkara
5) Tentang pertimbangan hukum
6) Dasar hukum
7) Diktum atau amar putusan
8) Bagian kaki putusan
9) Tanda tangan hakim dan Panitera serta perincian
biaya
D. Kekuatan putusan
 Putusan hakim mempunyai 3 macam kekuatan.

1) Kekuatan mengikat

2) Kekuatan pembuktian

3) Kekuatan eksekutorial

 Kekuatan mengikat.
o Putusan hakim itu mengikat para pihak yg berperkara.para
pihak harus tunduk dan menghormati putusan itu.
o Kekuatan mengikat baik dalam arti positif maupun negatif
(psl 1917, 1920 BW, 134 Rv)
 Dlm arti positif---apa yang telah diputuskan oleh
hakim harus dianggap benar (Res judicata pro
veritate habetur),.
 Dalam arti negatif—bahwa hakim tidak boleh
memutus lagi perkara yang pernah diputus
sebelumnya antara pihak yang sama serta
mengenai pokok perkara yang sama (nebis in
idem/Psl 134 Rv).
 Kekuatan Pembuktian,
o Putusan hakim telah diperoleh kepastian tentang
sesuatu yang terkandung dalam putusan itu.
o Putusan hakim menjadi bukti bagi kebenaran
sesuatu yang termuat didalamnya.
o Apa yang telah diputuskan oleh hakim harus
dianggap benar dan tidak boleh diajukan lagi
perkara baru mengenai hal yang sama dan antara
pihak-pihak yang sama pila (nebis idem)
 Kekuatan Esekutorial,
o kekuatan untuk dilaksanakannya apa yang
ditetapkan dalam putusan ini secara paksa oleh
alat-alat negara.
o Sesuatu putusan akan mempunya kekuatan
hukum tetap apabila, terhadap putusan tersebut,
masa upaya hukum yang ditetapkan menurut
undang-undang telah habis dan tidak dimintakan
upaya hukum dalam masa tersebut.
 PENETAPAN
 Penetapan ialah pernyataan hakim yang dituangkan dalam
bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam sidang
terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
permohonan (voluntair).
 Penetapan disebut al-Isbat (arab) atau beschiking (Bld).
Produk Pengadilan Agama bukan peradilan sesungguhnya
jurisdictio voluntaria artinya karena disana hanya ada
pemohon yang memohon untuk ditetapkan ttg sesuatu (tidak
ada lawan).
 Diktum penetapan tdk akan pernah berbunyi “menghukum”
malainkan hanya bersifat menyatakan.
 Macam-macam penetapan
a. penetapan dalam bentuk murni voluntaria.

b. penetapan bukan dalam bentuk voluntaria.


 ciri-ciri voluntair.

a) Merupakan gugat secara sepihak;

b) Tidak ditujukan untuk menyelesaikan suatu


persengketaan;
c) petitum dan amar permohonan bersifat
deklarator.
 Penetapan dalam bentuk murni voluntaria;
o azas kebenaran yang melekat pada putusan hanya
“kebenaran sepihak”
o kekuatan mengikat penetapan hanya berlaku pd
diri pemohon.
o penetapan “tdk mempunyai nilai kekuatan
pembuktian”. Kepada pihak manapun.
o penetapan”tidak mempunyai kekuatan
eksekutorial”
 Penetapan bukan dalam bentuk voluntaria.
o jenis perkara di bid.Perkawinan (berupa
penetapan), bkn merupakan voluntaria murni
 Bentuk dan isi penetapan
a. Identitas pihak-pihak pada permohonan dan pada
penetapannya memuat identitas pemohon,
kalaupun memuat identitas termohon, tapi
termohon bukanlah pihak
b. Tida ditemui kata-kata “berlawanan dengan”
seperti dalam putusan.
c. Tidak akan ditemui kata-kata “tentang duduk
perkaranya, melainkan langsung diuraikan apa
permohonan pemohon.
d. Amar penetapan paling-paling bersifat declaratoire
atau constitutoire.
e. Kalau pada putusan didahului kata-kata
“memutuskan” maka pada penetapan dengan
kata “menetapkan.”
f. Biaya perkara selalu dipikul oleh pemohon,
sedangkan pada putusan dibebankan kepada
salah satu dari pihak yang kalah atau
ditanggung bersama-sama oleh pihak penggugat
dan tergugat tetapi dalam perkara perkawinan
tetap selalu pada penggugat atau pemohon.
g. Dalam penetapan tidak mungkin ada atau
interventie
 AKTA PERDAMAIAN

 Akta perdamaian ialah akta yang dibuat oleh hakim yang berisi hasil
musyawarah para pihak dalam sengketa kebendaan untuk
mengakhiri sengketa dan berlaku sebagai putusan.
 Akta Perdamaian
 Dibuat berdasarkan pasl 154 R.Bg/130 HIR.
 Dengan judul AKTA PERDAMAIAN dan dengan nomor yang sama
dengan nomor perkara.
 Ditulis hari dan tanggal sidang perdamaian, dimana para pihak
menghadap.
 Ditulis identitas dan kedudukan para pihak.
 Ditulis bahwa mereka bersepakat mengakhiri sengketa secara damai.
 Ditulis lengkap dan rinci isi perdamaian.
 Isi perdamaian dinyatakan sebagai putusan hakim,
dengan judul PUTUSAN dan kalimat Basmalah
serta title Demi Keadilan.
 Ditulis amar putusan “MENGADILI”
 “Menyatakan bahwa telah tercapainya perdamaian
antara kedua pihak”.
 “Menghukum kedua belah pihak untuk mentaati
persetujuan yang telah dimufakati tersebut diatas”.
 “Menghukum kedua belah pihak untuk membayar
ongkos perkara”
 Ditulis hari, tanggal dijatuhkannya putusan, serta
majelis yang memutuskan..
 Diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
dengan dihadiri oleh majelis tersebut dan para
pihak.
 Akta perdamaian ditandatangani oleh majelis
yang dihariri oleh majelis tersebut dan para pihak.
 Akta perdamaian ditandatangani oleh majelis
yang bersidang dengan bermaterai
 Kekuatan hukum Akta Perdamaian sama dengan
putusan.
 SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai