2
Demokratisasi dan Kepemimpinan Desa
Waktu
2 JP (90 menit)
Media
1. Media Tayang 1.2.1
2. Lembar Kerja 1.2.1: Matrik Diskusi Kerangka Demokrasi dan
Kepemimpinan Desa sebelum dan sesudah di berlakukannya
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3. Lembar Informasi 1.2.1: Tipologi Kepemimpinan Desa.
Metode
Penggalian Pengalaman Peserta, Pemaparan, Curah Pendapat, studi
kasus (muatan lokal), dan analisis sosial kritis.
Apa yang yang terjadi dengan demokrasi
dan kepemimpinan Desa di masa lalu?
Bagaimana pola kepemimpinan Desa di
masa lalu?
Mengapa perlu perubahan dalam pola
kepemimpinan di Desa?
Bagaimana bentuk/sosok demokrasi Desa
Signifikansi atau nilai penting demokratisasi Desa dilatarbelakangi oleh dua hal .
1. Dalam arena desa, demokrasi merupakan upaya Pendefinisian ulang hubungan antara
masyarakat Desa dengan elit atau penyelenggara pemerintahan Desa (kades beserta
perangkat dan BPD).
2. Kemajuan yang ditandai oleh UU desa dalam memandang kedudukan desa. Salah satu
bagian terpenting dalam UU desa adalah pengakuan negara terhadap hak asal-usul desa
(disebut asas rekognisi) dan penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan
keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat desa (disebut asas subsidiaritas).
Asas Rekognisi & Asas Subsidiaritas
• Salah satu bagian terpenting dalam UU desa adalah
pengakuan negara terhadap hak asal-usul desa (disebut
asas rekognisi) dan penetapan kewenangan berskala lokal
dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan
masyarakat desa (disebut asas subsidiaritas).
• Rekognisi dan subsidiaritas memberi peluang bagi desa
untuk mewujudkan kehendak bersama dalam semangat
desa membangun.
• Rekognisi dan subsidiaritas sebagai asas pengaturan desa
membawa implikasi pada desain demokrasi yang
dikembangkan di desa.
DESA SEBAGAI ARENA DEMOKRASI
1. Hubungan-hubungan sosial yang ada di desa terbangun
dari pergaulan sosial secara personal antar sesama
penduduk desa yang telah berlangsung lama.
2. Hubungan desa dengan ruang juga berlangsung dengan
intensitas yang sangat tinggi.
3. Pergaulan yang lama, intens, dan berlangsung dalam
hubungan serba hidup dengan ruang, menciptakan atau
pola sosio budaya desa yang khas.
4. Solidaritas yang terbentuk di desa biasanya bersifat
mekanis yang kental dengan nuansa kolektivistik.
BASIS SOSIO BUDAYA DEMOKRASI DESA
REKOGNISI: Hak Asal Usul Desa
Solidaritas kolektif
1.3 Prinsip demokrasi Desa, Secara lebih spesifik, prinsip demokrasi Desa adalah
A. Kepentingan Masyarakat Desa E. Toleransi
B. Musyawarah F. Perikemanusiaan atau humanis
C. Partisipasi G. Berkeadilan gender
D. Sukarela H. Transparan dan akuntabel
2. Lembaga Demokrasi Desa
• Lembaga demokrasi yang dimaksud adalah setiap unsur Pemerintahan Desa yang memiliki
kewajiban pokok melaksanakan demokrasi.
• Unsur penyelenggara fungsi pemerintahan desa ada dua, yakni
BPD
Pemerintah Desa Badan Pemerintahan
Desa
Kerangka Kerja
Demokratisasi Desa
1. Kompleksitas Demokratisasi Desa
Kompleksitas terbentuk karena pada dasarnya demokratisasi
bukan sekedar berjalannya prosedur demokratis tertentu
(Pilkades secara langsung misalnya), melainkan terkait dengan
nilai dan prinsip-prinsip khusus yang menuntut untuk ditampilkan
dalam tindakan.
Kompleksitas itu menyebabkan setiap proses demokratisasi selalu
berjalan pada dua aras,
1. Kompleksitas itu menyebabkan setiap proses demokratisasi selalu berjalan
pada dua aras,
2. aras kultur atau budaya, yaitu terkait pengenalan, pembiasaan, dan
hidupnya prinsip-prinsip demokratis dalam kehidupan sosial masyarakat
Desa.
Dalam pelaksanaan demokrasi, Kepala Desa, BPD, dan Desa sebagai pemangku kewajiban
demokrasi di Desa ditopang oleh LKM (Lembaga Kemasyarakatan Desa) dan Lembaga Adat.
Peranan LKM yang terkait dengan pengembangan demokrasi di Desa di antaranya adalah dalam
membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Lembaga Adat dapat berperan serupa. Lembaga tersebut mencerminkan susunan asli Desa yang
tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.
Aktor Demokratisasi Desa
•Gambar tabel di atas menunjukkan aktor-aktor yang secara langsung berperan dalam
pelaksanaan dan pengembangan kehidupan demokrasi Desa.
3. Langkah Demokratisasi Desa
Kerangka kerja demokratisasi Desa dapat dibagi dalam tiga bagian yang terkait satu sama
lain, dan dapat berlangsung secara serempak (simultan), yaitu :
(1) Mengontrol terlaksananya prosedur dan mekanisme demokrasi Desa, seperti
Musyawarah Desa dan Pilkades;
Sekretaris BPD
Kader
Pemberdayaan
Masyarakat Perangkat desa
Desa
Unsur
Anggota BPD Masyarakat
Desa
Kepemimpinan regresif
●
Kepemimpinan yang berwatak otokratis. Secara teoritik, otokrasi berarti pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang. Salah satu cirinya adalah anti
perubahan, terkait dengan perubahan tata kelola baru yang demokratis, transparan, akuntabel, pentingnya Musyarawah Desa sebagai media merumuskan kehendak bersama,
peningkatan usaha ekonomi bersama Desa dan lain-lain sudah pasti akan ditolak
Kepemimpinan konservatif-involutif
●
Kepemimpinan yang ditandai dengan hadirnya kepala Desa yang bekerja apa adanya (taken for granted), menikmati kekuasaan dan kekayaan, serta tidak berupaya melakukan
inovasi (perubahan) yang mengarah pada demokratisasi dan kesejahteraan rakyat. Kepemimpinan tipe ini pada umumnya hanya melaksanakan arahan dari atas, melaksanakan
fungsi kepala Desa secara tekstual sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala Desa
Kepemimpinan inovatif-progresif
●
Kepemimpinan tipe ini ditandai dengan adanya kesadaran baru mengelola kekuasaan untuk kepentingan masyarakat banyak. Model
kepemimpinan ini tidak anti terhadap perubahan, membuka seluas-luasnya ruang partisipasi masyarakat, transparan serta akuntabel.
KEPEMIMPINAN DALAM PELAKSANAAN
KEWENANGAN LOKAL SKALA DESA
• Desa memiliki sejumlah kewenangan yang merujuk pada pasal 19 huruf a
dan b UU Desa. Kewenangan tersebut, antara lain kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.
• Kewenangan hak asal usul merupakan kewenangan yang diberikan karena
Desa merupakan entitas yang sudah ada sebelum NKRI lahir pada tahun
1945 dan sudah memiliki susunan asli.
• Kewenangan lokal berskala Desa merupakan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul
karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain
berupa tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran
irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan
belajar, serta perpustakaan Desa, embung Desa, dan jalan Desa.
KEPEMIMPINAN DALAM MUSYAWARAH DESA