Anda di halaman 1dari 10

DAKWAH MAKKIYAH

Juma’, M.Hum
Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW Menurut Badri Yatim, Rasulullah


pada periode Mekah adalah agar dalam menyampaikan pesan
masyarakat Arab meninggalkan dakwahnya dapat menumbuhkan dan
kejahiliyahannya di bidang agama, mengarahkan semangat kebangsaan,
moral dan hokum, sehingga menjadi seperti yang dilakukan di Madinah
umat yang meyakini kebenaran melalui “Piagam Madinah”, dimana
kerasulan nabi Muhammad SAW salah satu isi piagam tersebut adalah
dan ajaran Islam yang memberikan jaminan kepada
disampaikannya, kemudian masyarakat untuk melaksanakan
mengamalkannya dalam kehidupan agamanya dan wajib membela
sehari-hari. keamanan Negara dari serangan luar

2
➜ Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan
oleh Nabi Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap,
maksudnya ialah bahwa agama Islam tidak menghapus adat istiadat masyarakat
secara sekaligus akan tetapi secara berangsur-angsur (evolusi) yang disesuaikan
dengan keadaan dan waktu, sehingga orang tidak merasa keberatan (merasa
berat) menerimanya, tidak pula menjadi penentangnya lebih-lebih dalam bidang
hukum
➜ Dakwah Nabi saw diambil dari alQuran dan sejarah para nabi. Rasulullah saw
membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan, keikhlasan, akhlak mulia dalam
membimbing sehingga menimbulkan simpati dan audien mudah menerima
ajakan (ajaran Islam)

3
Makkiyah (Dakwah Periode Mekkah)
Dakwah Nabi Muhammad Menurut Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya
Sirah Nabawiyyah
Dakwah Sembunyi-sembunyi selama 3-4 Tahun. Dakwah Terang-terangan sejak tahun Keempat
Dakwah ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Kenabian. Dakwah ini ditandai dengan turunnya ayat
Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah al-Quran surat Syu’ara : “Dan berilah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. peringatan kepada kerabat
Mereka disebut Al-shabiqun al-awwalun (orang yang kerabatmu yang terdekat”.
terdahulu atau pertama-tama masuk islam). Dalam periode ini, Nabi mengundah Bani Hasyim
Mereka di antaranya Khadijah binti Khuwailid, Zaid dan menyerukan bahwa beliau adalah nabi dan Rasul
bin Tsabit, ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar al-Shiddiq, yang menyeru pada kebikan dan memberi peringatan
Utsman bin ‘Affan, al-Zubair bin Awwam, tentang azab di akhirat. Lalu, Abu Lahab menentang
‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan dan mensumpah serapah nabi Muhammad. Saat itulah,
Thalhah bin Ubaidillah . Bilal bin Rabbah al-Habsyi, turun ayat al-Lahab.
Abu Ubaidah bin Amr bin al-Jarrah dari Bani Harits bin Dakwah di luar Makkah dan penyebarannya,
Fihr, Abu Salamah bin Abdul Asad, Arqam bin Abil yang dimulai sejak akhir tahun kesepuluh kenabian
Arqam al-Makhzumy, Utsman bin Madz’un dan kedua hingga peristiwa hijrah Rasulullah. Hal ini dimulai
saudaranya, Qudamah dan Abdullah, Ubadah bin sejak Nabi mendapatkan tantangan dakwah dari kaum
Harits bin Muththalib bin Abdul Manaf, Sa’ad bin Zaid Quraish, dan mengiritm sahabat nabi untuk hijrah ke
al-Adawiy dan istrinya Fathimah binti Khaththab, Habsyi dan Thai.
Khabbab bin Arat, Abdullah bin Mas’ud al-Hadzaily,
dan masih banyak lagi. Mereka semua berasal dari
kabilah Quraisy 4
Reaksi Kaum Quraisy
 Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin
Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-
Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya
(kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
 Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad
SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya
suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut
agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan
terhadap berhala.
 Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah
satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang
sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4
orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena
Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan.
Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada
tahun 615 M.

5
(1) persaingan berebut kekuasaan. Mereka mengira tunduk
kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Bani
Abdul Muththalib. Sedang suku-suku bangsa Arab selalu bersaing
untuk merebut kekuasaan dan pengaruh. FAKTOR PENENTANGAN KAUM
(2) penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba
sahaya. Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tiap-tiap manusia
QURAISY
digolongkan kepada kasta yang tak boleh dilampauinya. Tetapi,
seruan Nabi Muhammad memberikan hak sama kepada manusia.
(3) takut dibangkit. Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari
kiamat manusia akan dibangkit dari kuburnya, dan bahwa semua
perbuatan manusia akan dihisab.
(4) taklid kepada nenek moyang. Taklid kepada nenek moyang
secara membabi buta, dan mengikuti langkah-langkah mereka
dalam soal-soal peribadatan dan pergaulan adalah suatu
kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab.
(5) memperniagakan patung. Ini adalah satu sebab materi. Salah
satu dari perusahaan orang Arab zaman dahulu, ialah memahat
patung yang menggambarkan al-Lata, al-‘Uzza, Manah dan Hubal.
Patung-patung itu mereka jual kepada Jemaah-jemaah haji. Kaum
quraisy selalu berusaha untuk menumpas dan menindas agama
Islam dengan menempuh jalan apa saja.

6
Ajaran Islam Periode Mekkah

 Keesaan Allah SWT


Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan
makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah
SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku
syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-
Nisa’, 4: 48).
 Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir
kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan
di alam kubur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang
menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam
akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan.
Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak
berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan
ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari
Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11)
7
➜ c) Kesucian jiwa
➜ Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang
dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala
perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan alangkah ruginva orang yang mengotori
jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10). Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
➜ d) Persaudaraan dan Persatuan
➜ Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi
terwujudnya persatuan.Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling
mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman
seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan Nasa’i).
➜ Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-
menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya
tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya
yang du’afa, yakni para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Ma’un, 107: 1-7).

8
➜ Hal Penting dalam Dakwah di Mekkah, sebagai berikut :
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang
mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya
kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah
Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung.
Rasulullah SAW mengajak untuk beralih pada Islam yang
hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa
serta menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan
derajat di antara manusia.
SELAMAT MENGEKSPLORASI
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang
dan meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan
upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan sabar,
ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak
memaksakan kehendak dan lemah lembut.
6. Kebiasaan masyarakat jahiliyah sebelum diutusnya
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul ialah terjadinya
penyimpangan dalam semua bidang kehidupan, baik
yang berhubungan secara vertikal dengan sang pencipta
maupun hubungan secara horizontal yang menyangkut
hubungan kehidupan sesama manusia.
9
Thanks!

10

Anda mungkin juga menyukai