Anda di halaman 1dari 30

KULIAH MINGGU KE IV & V

Mencari persamaan dengan analisis dimensi

o Beberapa persamaan tidak dapat dipecahkan secara


kuantitatif.
o Persamaan itu biasanya menyangkut peristiwa/proses
dengan banyak peubah.
o Penyelesaian pendekatan dengan mencoba
menentukan peubah-peubah yang berpengaruh.
o Kemudian kumpulan peubah itu dikalikan dengan
suatu konstanta dan diberi pangkat dengan konstanta
yang lain pula.
o Konstanta dan pangkat ini dicari secara experimen.

Cara ini yang dikenal dengan analisis dimensi.


Langkah-langkah cari persamaan dengan analisis dimensi:

1. perkirakan peubah-peubah bebas yang berpengaruh


terhadap peubah tidak bebasnya.
2. susun hubungan antar peubah bebas dengan peubah tidak
bebasnya dengan memberikan konstanta dan pangkat kepada
peubah bebasnya.
3. pilih salah satu sistem dimensi dasarnya
4. nyatakan peubah bebas dan tidak bebasnya ke dalam
dimensi dasar itu
5. buat persamaan pangkat dimensi dasar dari peubah tidak
bebas dan peubah bebas yang sesuai.
6. selesaikan persamaan yang telah dibuat pada langkah 5.
7. tulis kembali hubungan antar peubah tak bebas dengan
peubah bebasnya (langkah 2) dengan pangkat-pangkat yang
sudah diselesaikan pada langkah 6.
Metode penyelesaian ada 2, yaitu
1. Metode Rayleigh
2. Metode Buckingham

Cara penyelesaian satu sama lain


berbeda, tetapi langkah-langkahnya
tetap sama yaitu langkah 1 sampai 7.
Perbedaaannya terletak pada cara
menyusun hubungan antar peubah
(langkah 2) dan penyelesaian persamaan
pada langkah 6.
Metode Rayleigh
Tanpa bukti hendaknya diterima,
bahwa peubah tidak bebas dapat
dinyatakan dengan peubah bebas dalam
hubungannya, yaitu:
Langkah 1: 1 = f (2, 3, 4, ………. n)
dengan, 1 = peubah tidak bebas
2, 3, ... n = peubah bebas
Langkah 2: 1 = K 2c1 3c2. 4c3 … ncn
Langkah 3: pilih dimensi dasarnya, dst.
Contoh 1. Carilah rumus jarak benda jatuh
bebas dalam vakum!

Jawab: Bayangkan keadaan benda dalam


vakum.
Gambarkan proses dan kemungkinan
peubah yang berpengaruh:

g
S =Jarak yang harus ditempuh
vakum
t = waktu yang harus ditempuh
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan:
jarak yang ditempuh benda jatuh bebas dalam
ruang vakum dipengaruhi oleh
1. gaya gravitasi bumi, g, dan
2. waktu,t.
Dengan demikian:
Langkah 1:
S = f(g,t)
Langkah 2:
S = K gc1 tc2
Langkah 3:
Pilih dimensi dasar, misal MLt
Langkah 4:
Dimensi S = dimensi
panjang
panjang = L
Dimensi g = waktu = Lt-2
2

Dimensi t = waktu = t
Sehingga:
L = (Lt-2)c1 (t)c2
Atau ditulis:
M0L1t0 = (Lt-2)c1 (t)c2
Langkah 5:
untuk dimensi L: 1 = c1 ……(1)
dimensi M: 0 = 0
dimensi t : 0 = -2c1 + c2…(2)
Langkah 6:
Pada langkah 5 terlihat: ada 2 pers dg 2 bil anu
maka dapat diperoleh:
c1 = 1 dan c2 = 2
Langkah 7:
Kembali pada langkah 2: S = K gc1 tc2
masukkan nilai c1=1 dan c2=2, sehingga persamaan berbentuk:
S = K g t2
Untuk memperoleh nilai konstanta harus
dilakukan eksperimen.
Penelitian ini telah dilakukan dan diperoleh
nilai K = ½ .
Oleh karena itu, dalam fisika dikenal rumus
ini sebagai:
S = ½ g t2
Pada soal di atas dapat diselesaikan
dengan sempurna, karena analisis yang
dilakukan terhadap prosesnya benar.
Bagaimana kalau seandainya dalam
analisis itu menyatakan bahwa jarak
benda jatuh bebas dipengaruhi oleh
massa benda, M, gaya gravitasi, g, dan
waktu, t?
Langkah 1: S = f(m, g,t)
Langkah 2: S = K mc1gc2 tc3
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
dimensi m = massa = M
dimensi g = panjang= Lt-2
2
waktu
dimensi t = waktu = t

Sehingga: L = (M)c1 (Lt-2)c2 (t)c3

Atau ditulis: M0L1t0 = (M)c1 (Lt-2)c2 (t)c3


M0L1t0 = (M)c1 (Lt-2)c2 (t)c3
Langkah 5: untuk masing-masing dimensi
M: 0 = c1 ………...(1)
L : 1 = c2 ………..(2)
t : 0 = -2c2 + c3…(3)
Langkah 6: Penyelesaian langkah 5
Terlihat bahwa ada 3 persamaan dengan 3
bilangan anu, maka dapat diperoleh:
c1 = 0, dan c2 = 1, dan c3 = 2
Langkah 7: Kembali ke langkah 2:
S = K Mc1 gc2 tc3
masukkan nilai c1, c2 dan c3 :
S = K M0 g t2 Atau S = K g t2
Bagaimana kalau pemilihan peubahnya kurang atau salah?.

Bila peubahnya kurang:

Langkah 1: S = f(g)
Langkah 2: S = K gc1
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi g = panjang/(waktu)2 = Lt-2
Sehingga:L = (Lt-2)c1
Atau ditulis: M0L1t0 = (Lt-2)c1
Langkah 5 : M  0 = 0 ......(1)
L  1 = c1 ......(2)
t  0 = -2c1....(3)
Langkah 6: dari penyelesaian 3 pers, pers (1)
dan (3) diperoleh: c1=1 dan c1=0

Disini, tidak diperoleh persamaan yang


sempurna
Atau
dikatakan adanya “ketidakbolehjadian”,
yaitu: 1 = 0 = c1.
Bagaimana bila peubah yang dipilih salah:
Misal pikiran kita mengatakan bahwa yang perpenga
ruh pada peristiwa itu adalah diameter benda, d,
rapat massa, , dan waktu, t.
Langkah 1: S = f(d, , t)
Langkah 2: S = K dc1 c2 tc3
Langkah 3: pilih dimensi dasar, tetap MLt
Langkah 4: dimensi S = dimensi panjang = L
Dimensi d = panjang = L
Dimensi  = masa/(panjang)3 = ML-3
Dimensi t = waktu = t
Sehingga : L = (L)c1 (ML-3)c2 (t)c3
Atau ditulis: M0L1t0 = (M)c2 (L)c1-3c2 (t)c3
Langkah 5: untuk masing-masing dimensi
L : 1 = c1 – 3c2 ………(1)
M: 0 = c2 …….………(2)
t : 0 = c3…………….(3)
Langkah 6: Pada langkah 5, ada 3 pers dg 3
bilangan anu, maka dapat diperoleh:
c1 = 1, dan c2 = 0, dan c3 = 0
Langkah 7: Kembali ke langkah 2:
S = K dc1 c2 tc3
masukkan nilai c1, c2 dan c3:
S=Kd
Dalam hal ini, kesalahan pengambilan peubah
diperoleh persamaan yang salah.
Bagaimana kalau tahu bahwa persamaan itu
salah?.
Contoh lain:
Carilah persamaan penurunan tekanan aliran
fluida sepanjang pipa licin, l !
Jawab:

 • P1 • P2  d
v
 = densitas,
 = viskositas

l Pipa licin
 =0
Penurunan tekanan = perbedaan tek ant P1 dan P2 atau P
Langkah 1: P = f(L, d, v, , ) …….............(1)
cara Rayleigh memberikan persamaan:
Langkah 2: P = K Lc1 dc2 vc3 c4 c5 ………..(2)
Langkah 3: pilih dimensi dasar: MLt
Langkah 4: nyatakan ke dalam dimensi dasarnya :
P = penurunan tekanan = dimensi tekanan = ML-1t-2
L = panjang pipa =L
D = diameter pipa = L
V = kecepatan linear cairan = Lt-1
 = rapat massa cairan = ML-3
 = kekentalan cairan = ML-1t-1
sehingga :
ML-1t-2 = (L)c1 (L)c2 (Lt-1)c3 (ML-3)c4 (ML-1t-1)c5 …(3)
Slide 23
Langkah 5: buat persamaan pangkat dimensinya
antara bagian kiri dan kanan tanda samadengan.
Jumlah persamaan = jumlah dimensi dasarnya, yaitu
M: 1 = c4 + c5 ……….....………..............(1)
L : -1 = c1 + c2 + c3 – 3c4 –c5 …………(2)
t : -2 = -c3 –c5 …………….............…...(3)
ada 3 persamaan (dimensi dasarnya 3) dengan
5 bilangan anu, yaitu c1 sampai c5,
sehingga tidak dapat diselesaikan dengan
sempurna.
Jika dilakukan perhitungan maka ada dua
(5 bilangan anu - 3 persamaan) bilangan anu lain
yang tak terselesaikan atau tetap ada dalam
persamaan. Oleh karena itu, penyelesaiannya
dilakukan dengan cara:
Langkah 6 : Nyatakan tiga bilangan anu
dengan bilangan anu lainnya.
Misalnya: c1, c3, c4 dinyatakan dengan c2 dan
c5.
Dari pers (1): c4 = 1- c5 …...........................(4)
Dari pers (3): c3 = 2- c5 .............................(5)
Dari pers (2): c1 = -1 - c2 - c3 + 3c4 +c5
c1 = -1 – c2 – (2-c5) + 3(1-c5) + c5
c1 = -1 – c2 –2 + c5 + 3 –3c5 + c5
c1 = -c2 –c5 …….........................…(6)
Langkah 7: Ganti pangkat yang ada dengan 3 persamaan itu
(persamaan 4, 5, dan 6):
P = K L(-c2-c5) dc2 v(2-c5) (1-c5) c5

Kumpulkan pangkat yang sama:


d  )
P = K v2  ( )c2 ( Lvc5
L
d 
Dalam hal ini, ( ) dan ( Lv ) tidak berdimensi atau
L
yang disebut dengan kelompok bilangan tidak
berdimensi.
Pada persamaan itu berarti dimensi P = v2, yaitu
ML-1t-2 = (Lt-1)2 (ML-3)  ML-1t-2 = ML-1t-2 (cocok).
Jika dikehendaki semua dalam kelompok bilangan tidak
berdimensi, maka persamaannya berbentuk:
d c5 
( ) =KP( )c2 ( )
v2  L Lv
jumlah kelompok tidak berdimensi ada 3 buah yang berasal
dari banyaknya peubah yang ada dikurangi dengan jumlah
dimensi dasar yang digunakan.
Pada peristiwa ini terdapat kuantitas sebanyak 6, yaitu P, L,
d, v, , dan  , sedangkan dimensi dasarnya ada 3, yaitu
dalam sistem MLt.
Kelompok bilangan tidak berdimensi disebut juga suku .
Jadi, dapat dikatakan bahwa:
jumlah suku  = jumlah kuantitas – jumlah persamaan

Langkah paling sulit adalah langkah pertama, yaitu menentu


kan peubah yang berpengaruh dalam proses
jumlah suku  = jumlah kuantitas – jumlah persamaan

Metoda Buckingham
Persamaan merupakan teori Buckingham yang dikenal dengan
Theorema  Buckingham, yaitu:
Jumlah kelompok tidak berdimensi yang “bebas” dalam suatu
peristiwa sama dengan jumlah kuantitas yang ada dalam peristiwa
itu dikurangi dengan jumlah dimensi dasarnya (= jumlah
persamaan) yang terdapat dalam kuntitas-kuantitas tersebut.
Kata “bebas” mempunyai arti bahwa dalam kelompok bilangan
tidak berdimensi suatu peristiwa ada sejumlah kuantitas yang
selalu terulang dan ada satu kuantitas yang baru dalam kelompok
yang lain.
Kuantitas yang terulang ialah kuantitas-kuantitas yang pangkatnya
“dinyatakan” dengan pangkat kuantitas yang lainnya dan dalam
kelompok yang lain ada kuantitas baru di dalamnya.
Contoh:
Ambil persoalan penurunan tekanan di atas.
Cara Buckingham memberikan persamaaan:
Semua kuantitas diberi pangkat dan dikalikan
dengan konstanta sama dengan 1:
K Pc1Lc2 dc3 vc4 c5 c6 = 1 (langkah 2)
Pilih sistem dimensi fundamental: MLt, maka:
(ML-1t-2)c1 (L)c2 (L)c3 (Lt-1)c4 (ML-3)c5 (ML-1t-1)c6 = 0
Persamaan untuk:
M: c1 + c5 + c6 = 0 ..................................(a),
L: -c1 + c2 + c3 + c4 – 3c5 – c6 = 0 .......(b),
t: -2c1 – c4 –c6 = 0 ...............................(c).
Ada 6 bilangan anu dengan 3 persamaan, berarti:
Jumlah suku  = 6 – 3 = 3 suku 
Dalam penyelesaian persamaan itu ada 3 bilangan anu untuk
menyatakan 3 yang lain. Cara penyelesaian selanjutnya adalah:
tiga bilangan anu dapat diberi nilai sekehendak dan persamaan
tetap benar bilamana persamaan yang dihasilkan tidak tergantung
dari persamaan masing-masing. Hal itu akan benar jika
determinasi koefisien bilangan –bilangan anu tersisa tidak sama
dengan nol.

Misal dicoba: c3, c4, c5 (yang selalu ada)


Perhatikan persamaan (a), (b), dan (c) di atas. Persamaan itu
dapat dituliskan:
c1 + 0 c2 + 0 c3 + 0 c4 + c5 + c6 = 0 …..(a),
-c1 + c2 + c3 + c4 – 3c5 – c6 = 0 .....(b),
-2c1 + 0 c2 + 0 c3 – c4 + 0 c5 –c6 = 0 ....(c).
Dari persamaan itu terlihat untuk nilai masing-masing c3, c4, dan
c5, yaitu:
Dari persamaan itu terlihat untuk nilai masing-masing c3, c4, dan
c5, yaitu:
 0 0 1
 1 1  3
 = -1  tidak sama dengan nol, dan dapat digunakan.

 0  1 0

Kemudian, sisanya diberi nilai sekehendak dan yang paling


mudah diberi nilai nol dan satu sebagai berikut:
c1 = 1
c2 = 0  didisikan ke dalam persamaan
c6 = 0
M: 1 + c5 + 0 = 0  c5 = - 1
L: -1 + 0 + c3 + c4 – 3.-1 – 0 = 0  c3 = -c4 – 2
t: -2. 1 – c4 – 0 = 0  c4 = -2
maka c3 = 0
jadi suku 1 = kuantitas dengan pangkat c1 = 1, c2= 0, c3 = 0, c4
= -2, c5 =-1, dan c6 = 0, yaitu
1 = P
v2 
seterusnya:
c1 = 0
c2 = 1
c6 = 0
diperoleh: c5 = 0, c3 = -1, c2 = 1,dan c4 = 0 maka
L
2 =
d
dan c1 = 0
c2 = 0
c6 = 1
diperoleh:
 c5 = -1, c4 = -1, dan c3 = -1
3 = dv

Dengan demikian dapat dituliskan persamaan kelompok bilangan


tidak berdimensinya, yaitu:
1 = K (2)n1(3)n2
Atau P L 
v2 = K ( d )n1 ( dv )n2
Hasil yang diperoleh dari kedua cara tersebut (Rayleigh dan
Buckingham) sama.

Kelompok dv
dikenal dengan bilangan Reynolds,
P
dan v2 adalah bilangan Euler.

Setiap kelompok bilangan tak berdimansi


memiliki arti dan kegunaan didalam suatu proses
tertentu.
Beberapa kelompok bilangan tak berdimensi
diberikan pada daftar III-2 beserta arti
penggunaannya.
KERJAKAN SOAL –SOAL
DARI BUKU ATK I
HALAMAN 65
DIKUMPULKAN MINGGU
DEPAN, PALING LAMBAT
OKTOBER-2016 (sebelum UTS)

Anda mungkin juga menyukai