• Iffa Nurus Shobikhah (02) • Shabila Sulihasnie N (10) • Astridh Putri A. (11) • Nur Alifah (12) • Cahya Mei Santi (13) • Fina Nopiyanti (15) • Uji Mulana Hadi (29) • Ummi Annisa (31) • Siti Wulandari (32) • Frida Indah Tri Utami (34) • M.Rexcy Susilo (35) • Viera Nur Hidhayanti (47) • Dakirotul Basmalah (48) • Dewi Silvia (50) • Nurul Faizah (53) PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP STATUS GIZI Pengertian Gizi : Gizi" berasal dari dialek dalam bahasa Mesir yang berarti "makanan". Kata "gizi" adalah terjemahan dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu "nutrition" yang apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "nutrisi". Gizi dapat dideskripsikan sebagai sebuah hal yang mempengaruhi proses perubahan berbagai macam makanan yang masuk ke tubuh, sehingga dapat mempertahankan kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang gizi yaitu ilmu gizi. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI
A.Faktor yang Mempengaruhi Gizi Buruk
1.Konsumsi makanan Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang di makan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan ditemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. 2.Pengaruh budaya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak dan produksi pangan. Sikap terhadap makanan Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makananan menjadi rendah. Penyakit Konsumsi makanan yang rendah juga bisa disebabkan oleh penyakit, terutama penyakit infeksi pada saluran pencernaan. Namun tidak hanya infeksi pada saluran pencernaan saja. Biasanya kondisi sakit juga mempengaruhi nafsu makan. Dalam kondisi sakit seseorang cenderung merasa lemas dan nafsu makannya berkurang. Jarak kelahiran anak Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi anak dalam keluarga. Produksi pangan Konsumsi zat gizi yang rendah dalam keluarga juga dipengaruhi oleh produksipangan. Rendahnya produksi pangan disebabkan karena para petani masihmenggunakan teknologi yang bersifat tradisional. Ditinjau dari aspek sosial budaya, Koentjaningrat menyebutkan bahwa makanan yang kita makan dapat dibedakan menjadi 2 konsep, yaitu nutrimen dan makanan. 1. Nutrimen adalah suatu konsep biokimia yang berarti zat- zat dalam makanan yang menyebabkan bahwa individu yang memakannya dapat hidup dan berada dalam kondisi kesehatan yang baik. 2. Makanan dikatakan sebagai suatu konsep kebudayaan yaitu merupakan bahan-bahan yang telah diterima dan diolah secara budaya untuk dimakan, sesudah melalui proses penyiapan dan penyuguhan yang juga sesuai budaya, supaya dapat hidup dan berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Makanan sebagai salah satu aspek kebudayaan sering ditentukan oleh keadaan lingkungan, misalnya wilayah pantai yang banyak pohon kelapa, maka jenis makanan yang dimakan banyak menggunakan santan/kelapa. Sedangkan wilayah yang sebagian besar daerahnya pekebunan, jenis dan komposisi makanan banyak yang terbuat sayur-sayuran atau dikenal dengan lalapan. Rasa makanan yang disukai suatu masyarakat juga bervariasi. Ada sekelompok masyarakat yang menyukai makanan rasanya manis, pedas asin, dan dsb. Masyarakat yang menyukai rasa manis ditemukan pada masyarakat pulau jawa, makanan yang rasanya pedas di minati di sumatra dan sulawesi, dsb. Masalah distribusi makanan juga berbeda dgn keluarga yang lainnya. Seorang ayah sebagai pencari nafkah, harus di beri makan yang lebih dibandingkan dengan anggota keluarga lain. Ibu hamil tidak boleh makan sesukanya Tamu di anggap raja sehingga mendapat makanan yang tidak biasanya. Anak mempunyai makanan khusus seperti bubur nasi, dsb. Berdasarkan hasil laporan penelitian gizi tahun 1979, di Indonesia masih terdapat masalah-masalah gizi, bukan hanya menyangkut gejala kelaparan dan kekurangan kalori-kalori protein tetapi juga masalah kelebihan gizi. Masalah kekurangan gizi bukan hanya di sebabkan oleh faktor sosial ekonomi masyarkat, tetapi berkaitan pula dengan faktor sosial budaya masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan masih belum sesuai. Menurut masyarakat kita yg di sebut dengan makan adalah makan sampai kenyang tanpa memperhatikan jenis, komposisi dan mutu makanan yang tidak di dasarkan kebutuhan untuk perkembangan anggota keluarga, tapi berdasarkan pantangan pantangan yang harus di ikuti kelompok khusus seperti ibu hamil, balita dsb Masalah kelebihan gizi umumnya diderita oleh sekelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang cukup disamping faktor pola makan terhadap jenis makanan tertentu, juga ditentukan oleh faktor herediter. Masalah kesehatan masyarakat, terutama masalah gizi mempunyai pengaruh terhadap timbulnya penyakit- penyakit seperti anemia, pre eklamapsia, diabetes militus, perdarahan dan infeksi dimasa kehamilan, busung lapar, dsb. Kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan yang mengandung nilai gizi tinggi, cara pengolahan, cara penyajian makanan dan variasi makanan yang dapat menimbulakan selera makan anggota keluarganya, sangat berpengaruh dalam status gizi keluarga. Agar dapat menampilkan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat, petugas kesehatan, diantaranya perawat harus mempelajari sosial budaya masyarakat tersebut terlebih dahulu, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, adat istiadat dan kebiasan sehari-hari. Selain itu juga meliputi pantangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah masyarakat tersebut. Contoh Kasus Masalah Pangan Dan Gizi Di Indonesia Indonesia harus menelan ”pil pahit” karena hanya sebagian kecil dari penduduknya yang kebutuhan gizinya tercukupi. National Socio- Economic Survey (Susenas) mencatat, pada tahun 1989 saja ada lebih dari empat juta penderita gizi buruk adalah anak-anak di bawah usia dua tahun. Padahal menurut ahli gizi, 80 persen proses pembentukan otak berlangsung pada usia 0-2 tahun. Dampak dari Ketidakseimbangan Status Gizi
1. Menurunnya kemampuan belajar/berfikir
2. Menurunnya pertumbuhan, kemampuan fisik dan ketahanan tubuh rentan 3. Ancaman malnutrisi dan penyakit PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP KB Keluarga Berencana(KB) Pencanangan program keluarga berencana(KB) pertama kali di canangkan pada tahun 1970 dengan dibentuknya suatu badan yang mempunyai tugas mensukseskan program tersebut. Badan tersebut adalah badan koordinasi keluarga berencana Nasional (BKKBN). Program keluarga berencana merupakan sarana untuk menurunkan tingkat fertilitas, salah satunya melalui pemakaian alat kontrasepsi. Dengan pemakaian alat kotrasepsi ini diharapkan akan dapat mengatur jumlah anak yang diinginkan.(Rusli Chaniago, 2000) TUJUAN KB a. Penurunan tingkat kelahiran. b. Meningkatkan jumlah peserta KB. c. Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang tingkat harapan hidup, menurunkan kematian bayi. d. Meningkatkan kesadaran kepada masyarakat terhadap masalah kependudukan dalam melembagakan NKKBS. e. Meningkatkan dan memantapkan peran dan tanggungjawab pasangan usia subur dan generasi muda dalam penanggulangan masalah kependudukan. Faktor Sosial Budaya yang Mendorong Program KB Faktor pertama yang mendorong masyarakat menggunakan alat kontrasepsi adalah faktor sosial budaya, aspek sosial budaya yang mempengaruhinya adalah: - Ingin menjarangkan kehamilan - Ingin membatasi anak - Pendidikan meningkat Faktor Sosial Budaya yang Menghambat Program KB Perilaku masyarakat untuk tidak mengikuti program KB ternyata dipengarui oleh adat istiadat atau kepercayaan dalam budaya tertentu. Misalkan saja: Senang banyak anak sebagai aset. Mengawinkan anak pada usia muda untuk memperoleh keturunan Kurangnya pendidikan Ekonomi yang sulit(tidak punya uang) Pilihan jenis kelamin(laki/perempuan) Contoh pada masyarakat bugis, harus ada anak perempuan, sehingga jika belum memiliki anak perempuan,mereka mencoba terus memiliki anak sampai mendapatkan anak perempuan. Macam-Macam KB 1. KB SUNTIK A. KB Suntik 1 bulan (kombinasi) Keuntungan menggunakan KB Suntik • Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. • Tidak membatasi umur
Kerugian menggunakan KB Suntik
• Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara • Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS Indikasi bagi seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan KB suntik : • Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif • Ibu hamil atau diduga hamil • Pendarahan vaginal tanpa sebab • Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis • Sedang menyusui kurang dari 6 minggu • Penderita kanker payudara B. KB Suntik 3 bulan Keuntungan kb suntik 3 bulan • Resiko terhadap kesehatan kecil. • Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri • Tidak di perlukan pemeriksaan dalam • Jangka panjang • Efek samping sangat kecil • Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Kerugian kb suntik 3 bulan
• Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali. • Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu • Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering • Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang • Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat. 2. KB PIL Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain. Kontra indikasi Pemakaian Pil Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala). Efek Samping Pemakaian Pil Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan. Jenis-jenis kontrasepsi Pil • Pil gabungan atau kombinasi Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur. Jenis – jenis pil kombinasi: • monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif. • Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif. TERIMAKASIH