Anda di halaman 1dari 14

A VOLTAGE-BASED ANALYSIS OF FLUID DELIVERY

AND OUTCOMES IN BURN PATIENTS WITH


ELECTRICAL INJURIES OVER A 6-YEAR PERIOD

Evi Sriwahyuni

11120182024
Abstrak

Cedera listrik dikaitkan dengan morbilitas yang signifikan pada pasien yang terkena.

Sementara intervensi bagian cardiologi dan bedah telah dilaporkan secara luas, tidak ada

pedoma praktik atau penelitian secara khusus membahas pemberian resusitasi pada

pasien dengan cedera listrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan

dalam resusitasi cairan pada pasien yang cedera listrik dengan tegangan tinggi (≥ 1000

V) dan tegangan rendah (< 1000 V).


2
METODE

Metode pada penelitian ini menggunakan penelitian retrospektif. Penetian observasi ini

menggunakan sampel penelitian dengan cedera listrik yang membutuhkan perawatan segera.

Pasien dengan voltase yang dilaporkan diklasifikasikan kedalam subkelompok tegangan

tinggi dan tegangan rendah. Hasil utama adalam pemberian resusitasi cairan dan jumlah urin

yang keluar dalam 24 jam pertama setelah cedera. Hasil sekunder termasuk komplikasi

ginjal, jantung, bedah serta resiko kematian, biaya dan lama tinggal.
Analisis Statistik

Tes statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik Minitab 16 (Minitab Inc.,

State College, PA). Data yang didistribusikan secara normal dilaporkan dengan mean (SD),

sedangkan data non-parametrik dilaporkan dengan median (rentang interkuartil [IQR]).

Normalitas diuji dengan menggunakan uji normalitas Anderson – Darling. Perhitungan kekuatan

apriori tidak dilakukan karena ini adalah sampel kenyamanan dari semua pasien yang memenuhi

kriteria inklusi selama periode penelitian yang ditentukan. Koefisien korelasi Pearson (r) dihitung

untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel.


HASIL

5
Data dianalisis pada 36 pasien, 26 dengan voltase tegangan tinggi dan 10 pasien dengan voltase

tegangan rendah. Pasien dengan cedera listrik dengan voltase tinggi memiliki cairan IV total rata-

rata median (IQR) yang signifikan lebih tinggi diberikan [46,6 (22,4-61,9) vs 22,5 (8,3-31,4) mL /

kg, p = 0,033], dalam 24 jam pertama jumlah urin yang keluar senilai dengan kelompok pasien

dengan voltase tegangan rendah.


Pada kelompok voltase tinggi memiliki tingkat mioglobulin, rhabdomyolysis, dan

peningkatan kreatinin kinase yang lebih tinggi. Pasien dengan voltase tegangan yang

tinggi di bandingkan dengan voltase tegangan yang rendah memiliki lama tinggi

rata-rata (IQR) yang lebih lama secara signifikan (hari) [11 (2–19) vs 1 (1-6); p =

0,015] dan biaya rawat inap yang lebih tinggi [$ 124.608 (19.486–296.991) vs $

16.165 (12.409-69.659); p = 0,033].


Kesimpulan
Hasil ini memperkuat pentingnya menilai cedera listrik dan mengetahui besarnya tegangan yang

menyebabkan cedera pada pasien sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat, karena

pasien cedera listrik dengan voltase tegangan yang tinggi membutuhkan jumlah cairan yang lebih

banyak. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengbagi atas pemberian cairan untuk

pasien dengan cedera listrik dengan tegangan yang tinggi dan rendah serta efek pada hasil pasien.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan penting untuk mendapatkan tegangan yang akurat untuk

menilai cedera listrik dengan benar untuk memberikan perawatan khusus pasien. Pendekatan

standar, sistematis yang memanfaatkan intervensi bertarget diindikasikan untuk merawat pasien

cedera listrik. Mirip dengan apa yang telah ditunjukkan sebelumnya dengan manajemen bedah,

pendekatan bervariasi diperlukan dalam manajemen medis antara cedera listrik HV dan LV. Pasien

dengan cedera listrik HV membutuhkan sekitar 45–50 mL / kg / hari (sekitar 1,3-1,5 kali estimasi

cairan perawatan), sementara pasien dengan cedera listrik LV menerima sekitar 30-35 mL / kg / hari

(estimasi cairan perawatan normal) untuk mempertahankan output urin yang memadai selama

resusitasi berdasarkan hasil penelitian ini.


Studi masa depan memerlukan evaluasi prospektif dari protokol cedera listrik yang memberikan

rekomendasi cairan spesifik pasien berdasarkan tipe tegangan selain manajemen bedah. Selain itu,

penelitian di masa depan dapat mempertimbangkan periode studi yang lebih lama atau

pendekatan multi-pusat untuk menargetkan populasi pasien yang lebih besar.


THANK YOU

14

Anda mungkin juga menyukai