Anda di halaman 1dari 36

HIPERTENSI

Disusun oleh:
Eva Priska Kushermanto
Gerry Ariant D

Pembimbing:
Guru Besar dr. H. Taufik M. Waly., Sp.PD
Definisi Hipertensi
seseorang akan dikatakan hipertensi bila
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg,
pada pemeriksaan yang berulang.
Hipertensi
• Hipertensi Primer/ essensial
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(95% dari populasi hipertensi)
• Hipertensi Skunder
hipertensi yang diketauhi penyebabnya
(biasanya umumnya <30 tahun atau >60
tahun)
• Hipertensi Gestasional
Berapa besarnya
tekanan darah normal
pada seorang individu?

Tidak tahu
Klasifikasi Hipertensi
JNC VII
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
tekanan Sistolik Diastolik
darah
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 88-89
HT Grade I 140-159 Atau 90-99
HT Grade II ≥160 ≥100
Elderly Systolic Hypertension ESH/JNC
VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik Diastolik
Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

HT Grade I 140-159 90-99

HT grade II ≥160 ≥100

Isolated St 1 140-159 <90

Isolated St 2 ≥160 <90


Chinese Hypertension Society
Tekanan darah Tekanan darah CHS-2005
sistol diastol
<120 <80 Normal

120-129 80-84 Normal-Tinggi

130-139 85-89

Tekanan darah tinggi

140-159 90-99 Tingkat 1

160-179 100-109 Tingkat 2

≥180 ≥110 Tingkat 3

≥140 ≤90 Hipertensi sistol


terisolasi
WHO
Kategori Sistol Diastol

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal-Tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

Hipertensi Sistol ≥140 <90


Terisolasi
Cara Mendiagnosa Hipertensi
1. Beberapa kali kunjungan (minimal 3 kali) dan
diambil harga rata-rata dari sistol dan diastoliknya
2. Bila 1 kali kunjungan, tetapi tekanan darah sistolik
≥200mmhg / diastoliknya ≥120mmhg dan pasien
dalam keadaan sadar serta rileks 5 menit sebelum
pengukuran
3. Bisa 1x kunjungan tetapi didapatkan riwayat
hipertensi yang jelas
4. Tidak merokok dan minum kopi minimal 30 menit
sebelum pengukuran
5. Manset harus menutupi minimal 80% lingkar lengan
atas
Pengobatan Hipertensi

Non • Modifikasi
Farmakologi Gaya Hidup

Farmakologi
Modifikasi gaya hidup
1. Merokok ↓
2. Rokok ↓
3. Kopi ↓
4. Garam Natrium ↓
5. Berat Badan ↓
6. Stress ↓
7. Olahraga ↑
8. Buah-buahan/sayuran ↑
Farmakologi
Renin angiotensin ESO
inhibitor

a. Ace inhibitor • batuk


b. Angiotensin II Reseptor • kehamilan
Blocker • hiperkalemia
c. Renin Inhibitor • hiponatremia
• gangguan fungsi ginjal
(cek ur/cr berkala)
•2. Adrenergik bloker
• Beta bloker
• Alfa bloker
• Sentral
• Perifer
•Tidak direkomendasi/ Efek samping:
• Bradikardia, AV blok, CHF, Asma, PPOK
• Lemas, Hipotensi ortostatik
• Mulut kering, sedasi, jangan sampai putus
obat (tensi bisa naik mendadak) jangan
diberikan pada CVD
• Sekresi asam lambung naik, depresi
• 3. Antagonis Kalsium (calcium channel blocker)
• Dihidropiridin
• Non dihidropiridin
• Tidak direkomendasi/ Efek samping:
• Bradikardia, AV blok, CHF
• 4. Diuretik
• Golongan Tiazid
• Loop Diuretik
• Hemat Kalium
• Tidak direkomendasi/ Efek samping:
• Hipokalemia, Hiponatremia, gangguan fungsik hati,
gout
• 5. Vasodilator direk
• Tidak direkomendasi/ Efek samping:
• Jangan digunakan kecuali nitropruside (hipertensi
emergensi)
Pengobatan Hipertensi (JNC VII)
ESH-ESC and JNV 7 Guidelines Recommend Target BP Goals of
<140/90 mmHg for uncomplicated hypertension and <130/80
mmHg for complicated hypertension
Type of hypertension BP goal (mmHg)
Uncomplicated <140/90
Complicated
DM <130/80
Kidney disease <130/80
other high risk (stroke, <130/80
myocardial infraction)
Catatan Tentang JNC VII
• Alfa blocker tidak direkomendasikam
• Seharusya alfa blocker dapat diberikan pada
pasien hipertensi resisten, hipertensi dengan
hiperlipidemia, kegagalan/kekhawatiran
pemberian obat inhibitor angiotensin dan
pada pasien dengan hipertrofi prostat
(terutama)
Hipertensi Krisis
(Hipertensi Emergensi dan Urgensi)
• Hipertensi krisis adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah harus diturunkan dengan cepat untuk
menghindarkan perburukan kepada pasien
• Hipertensi emergency adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah harus diturunkan dalam tempo paling
lama 2 jam dengan target turunnya tekanan darah
sebanyak 25% dari MAP (Mean Arterial Pressure)
• Hipertensi urgency adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah harus diturunkan paling lama 24 jam
dengan target turunnya tekanan darah 25% dari MAP
• Hipertensi emergensi adalah peningkatan secara
mendadak tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 120 mmHg disertai dengan
adanya kerusakan target organ akut atau progresif
sehingga membutuhkan penurunan tekanan darah segera.
• Hipertensi urgensi adalah peningkatan secara mendadak
tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 120 mmHg tanpa gejala yang berat atau
kerusakan target organ progresif dimana kondisi ini
membutuhkan penurunan tekanan darah dalam beberapa
jam
Pengobatan hipertensi krisis
• Furosemid injeksi 1 ampul
• Captopril 25mg sublingual (jika pasien sadar) cek
tensi tiap setengah jam. Pemberian captopril
sublingual dapat diulang sampai dengan 4x
• Diltiazem bolus injeksi iv 0,25mg/kgbb (10mg-
12,5mg). Berikan diltiazem injeksi 5-10mg tiap 1 jam/
1 ampul diltiazem (50mg) dimasukkan dalam infus
cairan 250cc dan berikan selama 6 jam. Bila tensi
tidak turun dalam setengah jam naikan tetesan infus
menjadi 4 jam
• Apabila telah tercapai target tetesan diltiazem
dapat diperlambat misalnya, 1 ampul diltiazem
dengan cairan infus 250cc selama 12 jam
• Captopril oral 2x25mg/3x25mg. Captopril jangan
diberikan bila kadar kalium darah >5,5. berikan
obat hipertensi lain, termasuk juga hitrin (alfa
blocker) dengan dosis langsung 2x1mg/2x2mg
• Setelah 2 jam prtama, cek tensi tiap jam. Bila
sistolik ≥200/dan diastolik >120 berikan captopril
sublingual, bila tetap tinggi, tetesan diltiazem
dapat dinaikkan kembali dan obat oral ditambah
lagi
catatan
• Bila dalam setengah jam pertama/ 1 jam pertama/2 jam
pertama target tekanan darah telah tercapai dengan terapi oral
maka obat anti hipertensi parenteral (bolus) tidak diperlukan.
Tetapi untuk menjaga tensi tetap stabil sesuai target, maka obat
anti hipertensi parenteral dapat dimasukkan pada infus dengan
tetesan yang lebih lambat. Misalnya 1 ampul diltiazem dalam
dextros 5% per 12 jam
• Dalam kepraktisan target tekanan darah yang hendak dicapai
adalah sistolik 150-160 dan diastolik 100-110 mmhg
• Dalam kepraktisan t.d sistolik >200/ dan diastolik >120 harus
selalu dianggap hipertensi krisis kecuali pada keadaan stroke
(sistolik ≥220/ dan diastolik ≥140mmhg
Catatan
• Secara teori pada keadaan stroke target maksimal penurunan
tekanan darah adalah 20 % MAP.
• Keadaan- keadaan dimana tekanan sistolik atau dan diastolik
harus diturunkan walaupun belum mencapai tekanan sistolik
200 atau dan diastolik 120, adalah sebagai berikut:
a. Hipertensi enselopati( Sakit kepala, disorientasi, muntah,
gangguan penglihatan, kejang)
b. Epistaksis
c. Eklampsia
d. Hipertensi maligna/ hipertensi akselerasi
e. Luka kepala
f. MCI akut, edema paru akut, setelah operasi bypass coroner
g. Perdarahan pasca operasi yg terjadi pada jahitan vaskular,
atau akan dilakukan operasi cito
Hipertensi pada Kehamilan
Macam-macamnya:
1. Hipertensi yg dipicu oleh kehamilan tetapi tanpa proteinuria
dan kejang (hipertensi gestasional).
2. Hipertensi yg dipicu oleh kehamilan dengan proteinuria dan
kejang
• Eklampsia: proteinuria (+), Kejang (+)
• Pre-Eklampsia: proteinuria (+), Kejang (-)
Proteinuria: protein dalam urin = +2 atau = 300mg/ 24 jam
3. Hipertensi kronik: hipertensi sudah terjadi sebelum hamil
4. Kombinasi hipertensi kronik yang bertambah berat pada saat
hamil, proteinuria (+), atau dan kejang (+), riwayat hipertensi
sebelum hamil
• Hipertensi gestasional
– TD 140/90 mmHg
– Proteinuria (-)
– TD normal kembali < 12 mg PP
– Diagnosis akhir hanya dpt dibuat PP
– Dpt memiliki tanda2 gejala preeklampsia
• Preeklampsia
Preeklampsia Ringan
Kriteria min
– TD 140/90 mmHg , usia kehamilan > 20 mg
– Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick
Preeklampsia berat
– TD 160/110 mmH
– Proteinuria > +2 dipstick
– Serum kreatinin > 1,2 mg/Dl
– Trombositopenia < 100.000/mm3
– Peningkatan AST – ALT
– LDH meningkat
– Sakit kepala, pandangan kabur, nyeri epigasrium,
– Oliguria < 400 mm/24 jam
– sianosis
• Eklampsia
– Kejang yg tdk dpt dikaitkan dengan penyebab lain pd
wanita dgn preeklampsia
– Gejala Preeklampsia
Terapi hipertensi pada kehamilan
• Semua obat dapat diberikan kecuali ACE inhibitor dan
hidralazin. Diuretik hanya diberikan bila ada indikasi
gagal jantung, bila post partum dan ada bayi, maka
ACE inhibitor baru diberikan bila bayi telah berumur >
1 tahun. Selama menyusui diuretikpun jangan
diberikan karena dapat mengurangi volume ASI.
• Hipertensi pada kehamilan baru diterapi bila sistolik >
150 mmHg atau dan diastolik > 100 mmHg.
• Target tekanan darah, Sistolik 140-150 mmHg dan
diastoli 100 mmHg
• Obat yg paling baik adalah adrenergik bloker
sentral (metildopa) dengan dosis dinaikkan
bertahap mulai metildopa 500mg sehari s/d 4
gr sehari.
• Terminasi kehamilan baru dianjurkan bila bayi
diperkirakan viabel di luar kandungan atau
kehamilan > 37 minggu.
• Eklampsia merupakan krisi hipertensi, tapi
pre-eklampsia bukan.
• Hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dapat
bertahan s/d maksimal 3 bulan post partum
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai