Anda di halaman 1dari 38

Karsinoma

kulit

Kelompok 7A

1. Alfi Meitasari
2. Ghinannisa Juddatu Dalily
3. De’is Putra Permanawati
4. Denisa Tria Loviana
5. Fitri Azza Mumtazah
6. Lio Permata Juhan Putra
7. Zidan Nawalie
8. Muhammad Maulana Afif
9. Raisya Putri Nandya
CONTENTS

KARSINOMA SEL KARSINOMA SEL MELANOMA


BASAL SQUAMOUSA MALIGNA
MELANOMA MALIGNA

• Definisi dan Epidemiologi


Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu
tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi.
Melanoma maligna relatif jarang ditemukan, seitar 1-3% dari semua keganasan pada
manusia. Wanita dan laki-laki jumlahnya sama, dan paling sering mengenai umur 30-60
tahun. Jarang pada anak dan usia muda.

• Etiologi
- Sinar UV
- Sinar matahari
- Faktor genetik (herediter)
- Atrophic skin lesion
- Bahan kimia
- Paparan radiasi
- Immunosupresan dan
- Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
• Factor Resiko
− Kulit yang halus dan mudah teriritasi
− Familial melanoma
− Banyak ditemukan nevus (>50)
− Phenotif (kulit cerah, rambut pirang, freckel, mata biru atau hijau)
− Banyak bercak
− Sering terbakar sinar matahari saat anak-anak (matahari merupakan carsinogenesis)
− Banyak bekerja diluar rumah
− Pernah mengalami kelainan kulit kronis misalnya luka bakar, sikatriks, fistel, dan
radiasi
Manifestasi Klinis

• Gejala Klinis
Clark dan MIHM membedakan melanoma maligna atas dasar perjalanan penyakit,
gambaran klinis, dan histogenesis sebagai berikut:

1. Bentuk superfisial
Bercak dengan ukuran bebrapa mm sampai beberapa cm dengan warna bervariasi
(waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas dengan sedikit
penonjolan dipermukaan kulit.

2. Bentuk nodular (melanoma d’emblee)


Nodusnya berwarna biru kehitaman, dengan batas tegas serta mempunyai variasi
bentuk:
- Bentuk yang berbatas diepidermal dengan permukaan licin.
- Nodus yang menonjol dipermukaan kulit dengan bentuk tidak teratur.
- Bentuk eksofitik disertai ulserasi.
3. Lentigo maligna melonoma (LMM)
Kadang-kadang meliputi bagian yang agak luas dimuka. Bentuk plakat ini umumnya
berbatas tegas, warnanya coklat kehitaman serta tidak homogen, bentuk tak teratur, pada
bagian tertentu dapat tumbuh nodus yang berbatas tegas setelah bertahun-tahun.

• Tingkatan
Staging adalah suatu proses untuk mengetahui seberapa jauh kanker tersebut
bermetastasis.2 Staging diperoleh melalui pemeriksaan fisik, biopsi, dan juga proses
pencitraan.2 Staging juga membantu untuk menentukan terapi yang tepat dan prognosis
penyakit pasien.2 Staging pada Melanoma Maligna yang paling sering digunakan adalah
TNM System dari American Joint Commission Cancer (AJCC).2TNM System terdiri dari T
(Tumor) , N (Nodus limfe) dan M (Metastasis)
• Anamnesis
1. Ditanyakan apakah sering terpapar sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
secara terus menerus?
2. Apakah ada riwayat kulit terbakar yang berulang akibat paparan sinar matahari?
3. Apakah menderita penyakit-penyakit yang mengakibatkan supresi pada imunitas
seperti HIV?
4. Apakah pernah terpapar bahan arsenik dan polycyclic hydrocarbons?
5. Apakah pasien merokok?
6. Apakah pasien pernah menderita Melanoma Maligna sebelumnya?
7. Apakah ada riwayat keluarga yang menderita Melanoma Maligna?

• Pemeriksaan fisik
– Superficial Spreading Melanoma (SSM)
dapat ditemukan kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa milimeter sampai
beberapa cm dengan warna bervariasi (waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tidak
teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.
• Pemeriksaan Fisik
– Nodular Melanoma (NM)
dapat ditemukan kelainan berupa nodul berwarna biru kehitaman dengan batas tegas
serta mempunyai variasi bentuk yaitu bentuk dengan permukaan licin pada lapisan
epidermis, nodus yang menonjol dengan bentuk tidak teratur pada permukaan kulit, dan
bentuk eksofitik dengan ulserasi.

– Lentigo Malignant Melanoma


dapat ditemukan kelainan berupa bentuk yang berbatas tegas, berwarna coklat
kehitaman serta tidak homogen, bentuk tidak teratur, dan pada bagian tertentu dapat
tumbuh nodul yang berbatas tegas setelah bertahun-tahun.

– Acral Lentiginous Melanoma (ALM)


dapat ditemukan kelainan yang berbeda sesuai dengan lokasi melanoma. Pada daerah
anal berupa 9 pigmentasi sedangkan pada daerah vulva akan tampak pigmentasi lebih
mengkhusus berwarna biru kehitaman dengan lokasi sampai mengenai rahim.
• Pemeriksaan dermoskopi
Seperti halnya pada Karsinoma Sel Skuamosa, hal yang diperhatikan adalah ABCDE
(asymmetry, irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal
tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat ganas
(karsinoma).

• Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti Melanoma Maligna adalah pemeriksaan histopatologi dengan
melakukan biopsi jaringan kulit yang dicurigai mengandung sel-sel kanker tersebut (skin
biopsy). Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
metastasis dari Melanoma Maligna ke organ-organ tubuh lain.
Treatment

Imunologi : Pembedahan :
Meskipun sulit dijelaskan, namun Eksisi seluas 1 cm dengan mengikutan
dengan memberikan BCG dapat fascia profunda dan kelenjar getah
menyebabkan regresi parsial. bening untuk melanoma yang belum
bermanifestasi.

Perfusi : Kemoterapi :
Merupakan Pada kasus lanjut dapat direkomendasikan
tindakan paliative untuk pemberian vinblastin, siklofosfamid, dan
stadium lanjut atau fenilanlanin yang dapat menyebabkan regresi
keadaan kambuh fokal. sekitar 15-30% pada penderita.
• Pencegahan
- Hindari paparan sinar matahari berlebihan.
- Gunakan sun block.
- Gunakan pakaian (protektif)

• Komplikasi
- Selulitis adalah lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat
pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa.
- Abses pada kulit.
- Penyebaran kanker ke organ lain.
- Peningkatan resiko infeksi
- Efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan
rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit.
- Efek samping akibat kemoterapi seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni,
leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.
CARSINOMA SEL SKUAMOSA

• Definisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor keratinosit yang dapat mengenai kulit dan
membrane mukosa dengan tingkat keganasan yang bervariasi, dapat bermetastasis, dan
berkembang dari ulkus atau radang kronik, prakanker, atau rangsangan karsinogen tertentu.
Sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang.

• Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui. Dapat timbul dari kulit yang normal (denovo), tetapi
biasan yang timbul dari suatu kelainan yang sudah ada sebelumnya seperti keratosis aktinik,
penyakit bowen, leukoplakia, peradangan atau ulkus kr onis, jaringan parut, dan penyakit
genetic tertentu( Xeroderma pigmentosum).
• Epidemiologi
Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas kulit ke dua yang paling sering djumpai
pada orang kulit putih yang tinggal di daerah banyak sinar matahari (tropik), jarang pada orang
kulit berwarna. Insiden tertinggi pada usia 50-70 tahun. Frekuensi pada pria lebih banyak dari
pada wanita dengan perbandingan 2 : 1. Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu dari 10
jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, dengan insidensi pada pria 5% dan
wanita 2%. Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut pada umumnya terjadi pada usia di
atas 50 tahun. Di AS prevalensi kanker mencapai 34.000 kasus baru per tahun.
• Faktor resiko
– Sinar matahari (29- 30̊C)
– Ras/ herediter.
– Faktor genetic yang paling menonjol tampak pada xeroderma pigmentosum (X.P).
Pada X.P ditemukan defek pembentukan DNA oleh karena pengaruh sinar ultraviolet
– Arsen inorganic yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang dipakai sebagai
obat. Keganasan umumnya timbul dibagian badan
Diagnosis

• Anamnesis
– Sebuah benjolan atau benjolan pada kulit yang teraba kasar.
– Benjolan tumbuh mungkin menjadi berbentuk kubah atau kerak dan dapat berdarah.
– Sakit yang tidak sembuh-sembuh, atau sembuh dan kambuh kembali.
– Flat, kemerahan, bersisik patch yang tumbuh lambat (penyakit Bowen).
– Dalam kasus yang jarang terjadi, SCC dimulai di bawah kuku, yang dapat tumbuh
dan merusak kuku
– Predileksi : Wajah, telinga, bibir, punggung tangan, lengan, dan kaki
• Pemeriksaan Fisik

secara praktis selalu menunjukkan tanda-tanda keratinisasi baik di dalam atau di


permukaan (hiperkeratosis) tumor. Berbatas tidak tegas dan keras pada palpasi. Diferensiasi
buruk pada SCC tidak menunjukkan tanda-tanda keratinisasi dan klinis muncul berdaging,
granulomatous, dan lembut pada palpasi
Lesi pada SCC dapat berupa indurasi, plak, atau nodul. skala tebal keratotik atau
hiperkeratosis dan ketika terkikis atau ulserasi, lesi mungkin memiliki kerak di tengah,
hiperkeratosis, tepi tinggi. Bisa terdapat bahan tanduk dari tepi atau pusat lesi. Warna kulit
kekuningan, eritema dan keras.
• Pemeriksaan Penunjang

1. Hystologi
– Resiko tinggi Squamous cell carcinoma:
– Diameter > 2 cm
– Kedalaman > 4 mm dan clark level IV atau V
– Tumor melibatkan tulang, otot dan saraf
– Lokasi pada telinga dan bibir
– Muncul scar pada tumor
– Broders grade 3 atau 4
– Pasien immunosupresi
– Adanya infiltrate sel radang
 
2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan
pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat kecurigaan
ke arah kelainan metastatic.
Tatalaksana

Pembekuan (cryosurgery). Membekukan Eksisi sederhana Tujuan utamanya


sel kanker dengan niotrogen efektif untuk adalah untuk mengankat keseluruhan
karsinoma sel basal yang kecil, tetapi tumor. Apabila tumornya berukuran
tidak direkomenkasikan untuk tumor yang besar, pembedahan rekontruksi dengan
lebih besar atau yang ada di hidung atau menggunakan skin flap atau graft kulit
kelopak mata mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup
lapis demi lapis untuk memperbesar efek
kosmetika. Perban tekan dipasang pada
luka untuk penyangga.
Terapi radisasi : Terapi ini hanya
Bedah Mohs. terutama dikerjakan pada pasien yang
untuk karsinoma yang lebih berusia lanjut, untuk merawat
kanker yang besaran seperti di
besar dari 3 cm, kambuh, kelopak mata , bibit, dan telinga
atau berlokasi di wajah, yang merupakan area yang sulit
membrane mukosa dan untuk diterapi secara bedah atau
untuk tumor yang terlalu dalam
area genital. untuk dipotong
• Pencegahan
1. Kebanyakan karsinoma sel skuamosa dapat dicegah. Cara pencegahannya antara lain
2. Hindari sinar matahari pada tengah hari. Sinar matahari terkkuat adalah antara pukul
10.00-16.00 ingat bahwa sianr matahari lebih kuat jika dipantulkan oleh air, pasir dan
salju
3. Menggunakan sunscreen. Sunscreen tidak memfilter semua radiasi sinar UV yang
berbahaya. Gunakan sunscreen spectrum luas dengan SPF minimal 15. Gunakan
sunscreen 20-30 menit sebelum pajanan sinar matahari dan gunakan kembali setiap 2
jam dan setelah berenang atau latihan fisik
4. Gunakan pakaian pelindung.
• Komplikasi
– Invasi lokal dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis kanker kuit
– Dapat terjadi metastasis ke kelanjar limfe regional dan ke seluruh tubuh terutama
melanoma maligna.
– Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan
mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

• Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi
melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru,
lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.
KARSINOMA SEL BASAL

• Definisi
Karsinoma sel basal (KSB) atau basalioma merupakan neoplasma yang berasal dari sel
tanpa keratin dan terletak di stratum basalis epidermis. KSB merupakan tumor maligna,
bersifat invasif secara lokal, agresif dan destruktif, tetapi jarang bermetastasis, sehingga
angka kematian rendah tetapi memiliki angka morbiditas yang tinggi.
• Faktor risiko lingkungan
Patogenesis KSB melibatkan pajanan sinar ultraviolet (UV), terutama ultraviolet B
(UVB), yang akan menginduksi mutasi gen supresor tumor. Pajanan ini bergantung pada waktu,
pola dan jumlah radiasi UV. Faktor-faktor fisis dapat mempengaruhi kemampuan merespons
radiasi UV, misalnya warna kulit, rambut, dan mata. Meskipun sebagian besar kasus KSB
berlokasi di area yang sering terpajan sinar matahari, tetapi beberapa kasus KSB juga terjadi di
area tubuh yang tidak terpajan sinar matahari.
Karsinogen kimiawi misalnya arsen, produk coal tar, psoralen, radiasi terionisasi, serbuk
fibreglass dan bahan dry-cleaning dapat meningkatkan risiko kanker kulit non-melanoma. Hal
ini ditentukan oleh potensi karsinogen, lama pajanan dan kelengkapan alat pelindung yang
digunakan oleh para pekerja di bidang industri. Merokok juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kejadian KSB.
• Faktor intrinsik
Beberapa ciri fenotip dapat membedakan kerentanan individu yaitu warna rambut, warna
kulit, kecenderungan terbentuk efelid, dan kemampuan untuk tanning (berwarna coklat). Faktor
predisposisi lain berupa riwayat penyakit xeroderma pigmentosum, sindrom nevoid KSB dan
riwayat kanker kulit pada keluarga.
Sistem imunitas seluler berperan dalam mencegah dan membatasi pertumbuhan tumor.
Infiltrasi limfosit ke dalam jaringan tumor dapat membangkitkan respon imun seluler.
Mekanisme sel efektor yang dihasilkan untuk melawan tumor adalah limfosit T (CD8+ dan
CD4+), sel natural killer (NK), dan makrofag. Peningkatan risiko KSB juga terjadi pada pasien
yang menerima terapi imunosupresi dan yang mengalami imunodefisiensi.
• Gambaran Klinis
Gambaran KSB bervariasi sesuai tipe klinis yang berbeda, yaitu: nodular, superfisial,
morfeaformis, berpigmen, dan fibroepitelioma Pinkus (FEP).

1. KSB nodular
merupakan jenis KSB yang paling sering, terutama terdapat di bagian yang terpajan sinar
matahari, yaitu wajah dan leher. Gambarannya dimulai dari nodulus kecil yang berkilat dan
beberapa telangiektasis kecil di permukaannya. Nodulus ini dapat membesar perlahan dan
berulserasi di bagian tengah. Ulkus membesar dan dikelilingi tepi yang meninggi seperti
mutiara, disebut sebagai ulkus roden. Kadang-kadang ulkus ini dapat bersifat infiltratif dan
agresif, sehingga membesar dan menginvasi lebih dalam.

2. KSB superfisial
paling sering terdapat di badan dan menunjukkan gambaran klinis menyerupai eksema.
Pada plak tersebut terdapat bagian dengan ulkus kecil superfisial dan krusta, bagian tengahnya
halus dan terdapat skar atrofi.
3. KSB berpigmen
merupakan subtipe KSB tipe nodular dengan melanisasi. Gambaran klinis menunjukkan
papul hiperpigmentasi yang translusen dan dapat terjadi erosi.

4. KSB morfeaformis (sclerosing)


merupakan varian KSB dengan pertumbuhan agresif. Gambaran klinis menyerupai
skleroderma, yaitu plak kekuningan, rata atau sedikit melekuk ke bawah, berindurasi dengan
batas yang tegas. Hampir selalu terdapat di wajah. Per-mukaannya halus dan berkilat. Kulit di
dasarnya tetap utuh hingga diperlukan jangka waktu yang cukup lama sebelum akhirnya terjadi
ulserasi dan infiltrasi yang dalam.

5. Fibroepitelioma Pinkus (FEP)


menyerupai fibroma, yaitu berupa nodus padat, sedikit bertangkai, ditutupi oleh kulit yang
halus dan berwarna merah muda. Paling sering terdapat di punggung bawah.
Diagnosis
• Diferensiasi KSB
– KSB jenis keratorik
– KSB infundibulokistik
– KSB pleiomorfik
– KSB berdiferensiasi sebasea
– Fibroephitelioma of Pinkus (FEP)
• Pemeriksaan Penunjang:

Biopsi kulit  metode yang disarankan: shave biopsy dan biposi plong.
Tatalaksana

• Radioterapi bila pasien


• Bedah scalpel dengan menolak/ tidak dapat
irisan minimal 4 mm di dioperasi
luas batas tumor
• Bedah beku pada tumor • Krim imiquimoid 5%
yang berbatas jelas setap hari/ minggu selama
• Bedah listrik pada tumor 12 minggu.
ayng kecil dan berbatas
jelas
• Bedah laser
• Bedah Mohs pada KSB
dengan batas tidak jelas/
mudah rekurens
DAFTAR PUSTAKA

1. Muttaqin, Arif, Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan sistem integument.
Jakarta: Salemba medika
2. Lemone, Priscilla, dkk.2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Integumen
Diagnosis Keperawatan NANDA pilihan, NIC&NOC. Jakarta: EGC
3. Miryana W, Reza RV, Sarwono I, Cholis M. Gambaran Histopatologi Karsinoma Sel Basal.
MDVI Vol. 40 No.3. 2013
4. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.
5. Tan ST, Ghaznawie M, Reginata G. Indonesian Journal of Cancer: Deteksi Dini Karsinoma
Sel Basal. Vol. 10 no. 2. 2016.
CREDITS

This is where you give credit to the ones who are part of this project.
Did you like the resources on this template? Get them for free at our other websites.

◂ Presentation template by Slidesgo


◂ Icons by Flaticon
◂ Infographics by Freepik
◂ Images created by Freepik
◂ Text & Image slide photo created by Freepik.com

Anda mungkin juga menyukai