kulit
Kelompok 7A
1. Alfi Meitasari
2. Ghinannisa Juddatu Dalily
3. De’is Putra Permanawati
4. Denisa Tria Loviana
5. Fitri Azza Mumtazah
6. Lio Permata Juhan Putra
7. Zidan Nawalie
8. Muhammad Maulana Afif
9. Raisya Putri Nandya
CONTENTS
• Etiologi
- Sinar UV
- Sinar matahari
- Faktor genetik (herediter)
- Atrophic skin lesion
- Bahan kimia
- Paparan radiasi
- Immunosupresan dan
- Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
• Factor Resiko
− Kulit yang halus dan mudah teriritasi
− Familial melanoma
− Banyak ditemukan nevus (>50)
− Phenotif (kulit cerah, rambut pirang, freckel, mata biru atau hijau)
− Banyak bercak
− Sering terbakar sinar matahari saat anak-anak (matahari merupakan carsinogenesis)
− Banyak bekerja diluar rumah
− Pernah mengalami kelainan kulit kronis misalnya luka bakar, sikatriks, fistel, dan
radiasi
Manifestasi Klinis
• Gejala Klinis
Clark dan MIHM membedakan melanoma maligna atas dasar perjalanan penyakit,
gambaran klinis, dan histogenesis sebagai berikut:
1. Bentuk superfisial
Bercak dengan ukuran bebrapa mm sampai beberapa cm dengan warna bervariasi
(waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas dengan sedikit
penonjolan dipermukaan kulit.
• Tingkatan
Staging adalah suatu proses untuk mengetahui seberapa jauh kanker tersebut
bermetastasis.2 Staging diperoleh melalui pemeriksaan fisik, biopsi, dan juga proses
pencitraan.2 Staging juga membantu untuk menentukan terapi yang tepat dan prognosis
penyakit pasien.2 Staging pada Melanoma Maligna yang paling sering digunakan adalah
TNM System dari American Joint Commission Cancer (AJCC).2TNM System terdiri dari T
(Tumor) , N (Nodus limfe) dan M (Metastasis)
• Anamnesis
1. Ditanyakan apakah sering terpapar sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
secara terus menerus?
2. Apakah ada riwayat kulit terbakar yang berulang akibat paparan sinar matahari?
3. Apakah menderita penyakit-penyakit yang mengakibatkan supresi pada imunitas
seperti HIV?
4. Apakah pernah terpapar bahan arsenik dan polycyclic hydrocarbons?
5. Apakah pasien merokok?
6. Apakah pasien pernah menderita Melanoma Maligna sebelumnya?
7. Apakah ada riwayat keluarga yang menderita Melanoma Maligna?
• Pemeriksaan fisik
– Superficial Spreading Melanoma (SSM)
dapat ditemukan kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa milimeter sampai
beberapa cm dengan warna bervariasi (waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tidak
teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit.
• Pemeriksaan Fisik
– Nodular Melanoma (NM)
dapat ditemukan kelainan berupa nodul berwarna biru kehitaman dengan batas tegas
serta mempunyai variasi bentuk yaitu bentuk dengan permukaan licin pada lapisan
epidermis, nodus yang menonjol dengan bentuk tidak teratur pada permukaan kulit, dan
bentuk eksofitik dengan ulserasi.
• Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti Melanoma Maligna adalah pemeriksaan histopatologi dengan
melakukan biopsi jaringan kulit yang dicurigai mengandung sel-sel kanker tersebut (skin
biopsy). Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
metastasis dari Melanoma Maligna ke organ-organ tubuh lain.
Treatment
Imunologi : Pembedahan :
Meskipun sulit dijelaskan, namun Eksisi seluas 1 cm dengan mengikutan
dengan memberikan BCG dapat fascia profunda dan kelenjar getah
menyebabkan regresi parsial. bening untuk melanoma yang belum
bermanifestasi.
Perfusi : Kemoterapi :
Merupakan Pada kasus lanjut dapat direkomendasikan
tindakan paliative untuk pemberian vinblastin, siklofosfamid, dan
stadium lanjut atau fenilanlanin yang dapat menyebabkan regresi
keadaan kambuh fokal. sekitar 15-30% pada penderita.
• Pencegahan
- Hindari paparan sinar matahari berlebihan.
- Gunakan sun block.
- Gunakan pakaian (protektif)
• Komplikasi
- Selulitis adalah lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat
pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa.
- Abses pada kulit.
- Penyebaran kanker ke organ lain.
- Peningkatan resiko infeksi
- Efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan
rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit.
- Efek samping akibat kemoterapi seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni,
leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.
CARSINOMA SEL SKUAMOSA
• Definisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor keratinosit yang dapat mengenai kulit dan
membrane mukosa dengan tingkat keganasan yang bervariasi, dapat bermetastasis, dan
berkembang dari ulkus atau radang kronik, prakanker, atau rangsangan karsinogen tertentu.
Sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang.
• Etiologi
Penyebab yang pasti tidak diketahui. Dapat timbul dari kulit yang normal (denovo), tetapi
biasan yang timbul dari suatu kelainan yang sudah ada sebelumnya seperti keratosis aktinik,
penyakit bowen, leukoplakia, peradangan atau ulkus kr onis, jaringan parut, dan penyakit
genetic tertentu( Xeroderma pigmentosum).
• Epidemiologi
Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas kulit ke dua yang paling sering djumpai
pada orang kulit putih yang tinggal di daerah banyak sinar matahari (tropik), jarang pada orang
kulit berwarna. Insiden tertinggi pada usia 50-70 tahun. Frekuensi pada pria lebih banyak dari
pada wanita dengan perbandingan 2 : 1. Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu dari 10
jenis kanker yang paling sering terjadi di seluruh dunia, dengan insidensi pada pria 5% dan
wanita 2%. Karsinoma sel skuamosa pada rongga mulut pada umumnya terjadi pada usia di
atas 50 tahun. Di AS prevalensi kanker mencapai 34.000 kasus baru per tahun.
• Faktor resiko
– Sinar matahari (29- 30̊C)
– Ras/ herediter.
– Faktor genetic yang paling menonjol tampak pada xeroderma pigmentosum (X.P).
Pada X.P ditemukan defek pembentukan DNA oleh karena pengaruh sinar ultraviolet
– Arsen inorganic yang terdapat dalam alam (air sumur), maupun yang dipakai sebagai
obat. Keganasan umumnya timbul dibagian badan
Diagnosis
• Anamnesis
– Sebuah benjolan atau benjolan pada kulit yang teraba kasar.
– Benjolan tumbuh mungkin menjadi berbentuk kubah atau kerak dan dapat berdarah.
– Sakit yang tidak sembuh-sembuh, atau sembuh dan kambuh kembali.
– Flat, kemerahan, bersisik patch yang tumbuh lambat (penyakit Bowen).
– Dalam kasus yang jarang terjadi, SCC dimulai di bawah kuku, yang dapat tumbuh
dan merusak kuku
– Predileksi : Wajah, telinga, bibir, punggung tangan, lengan, dan kaki
• Pemeriksaan Fisik
1. Hystologi
– Resiko tinggi Squamous cell carcinoma:
– Diameter > 2 cm
– Kedalaman > 4 mm dan clark level IV atau V
– Tumor melibatkan tulang, otot dan saraf
– Lokasi pada telinga dan bibir
– Muncul scar pada tumor
– Broders grade 3 atau 4
– Pasien immunosupresi
– Adanya infiltrate sel radang
2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan
pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat kecurigaan
ke arah kelainan metastatic.
Tatalaksana
• Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi
melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru,
lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.
KARSINOMA SEL BASAL
• Definisi
Karsinoma sel basal (KSB) atau basalioma merupakan neoplasma yang berasal dari sel
tanpa keratin dan terletak di stratum basalis epidermis. KSB merupakan tumor maligna,
bersifat invasif secara lokal, agresif dan destruktif, tetapi jarang bermetastasis, sehingga
angka kematian rendah tetapi memiliki angka morbiditas yang tinggi.
• Faktor risiko lingkungan
Patogenesis KSB melibatkan pajanan sinar ultraviolet (UV), terutama ultraviolet B
(UVB), yang akan menginduksi mutasi gen supresor tumor. Pajanan ini bergantung pada waktu,
pola dan jumlah radiasi UV. Faktor-faktor fisis dapat mempengaruhi kemampuan merespons
radiasi UV, misalnya warna kulit, rambut, dan mata. Meskipun sebagian besar kasus KSB
berlokasi di area yang sering terpajan sinar matahari, tetapi beberapa kasus KSB juga terjadi di
area tubuh yang tidak terpajan sinar matahari.
Karsinogen kimiawi misalnya arsen, produk coal tar, psoralen, radiasi terionisasi, serbuk
fibreglass dan bahan dry-cleaning dapat meningkatkan risiko kanker kulit non-melanoma. Hal
ini ditentukan oleh potensi karsinogen, lama pajanan dan kelengkapan alat pelindung yang
digunakan oleh para pekerja di bidang industri. Merokok juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kejadian KSB.
• Faktor intrinsik
Beberapa ciri fenotip dapat membedakan kerentanan individu yaitu warna rambut, warna
kulit, kecenderungan terbentuk efelid, dan kemampuan untuk tanning (berwarna coklat). Faktor
predisposisi lain berupa riwayat penyakit xeroderma pigmentosum, sindrom nevoid KSB dan
riwayat kanker kulit pada keluarga.
Sistem imunitas seluler berperan dalam mencegah dan membatasi pertumbuhan tumor.
Infiltrasi limfosit ke dalam jaringan tumor dapat membangkitkan respon imun seluler.
Mekanisme sel efektor yang dihasilkan untuk melawan tumor adalah limfosit T (CD8+ dan
CD4+), sel natural killer (NK), dan makrofag. Peningkatan risiko KSB juga terjadi pada pasien
yang menerima terapi imunosupresi dan yang mengalami imunodefisiensi.
• Gambaran Klinis
Gambaran KSB bervariasi sesuai tipe klinis yang berbeda, yaitu: nodular, superfisial,
morfeaformis, berpigmen, dan fibroepitelioma Pinkus (FEP).
1. KSB nodular
merupakan jenis KSB yang paling sering, terutama terdapat di bagian yang terpajan sinar
matahari, yaitu wajah dan leher. Gambarannya dimulai dari nodulus kecil yang berkilat dan
beberapa telangiektasis kecil di permukaannya. Nodulus ini dapat membesar perlahan dan
berulserasi di bagian tengah. Ulkus membesar dan dikelilingi tepi yang meninggi seperti
mutiara, disebut sebagai ulkus roden. Kadang-kadang ulkus ini dapat bersifat infiltratif dan
agresif, sehingga membesar dan menginvasi lebih dalam.
2. KSB superfisial
paling sering terdapat di badan dan menunjukkan gambaran klinis menyerupai eksema.
Pada plak tersebut terdapat bagian dengan ulkus kecil superfisial dan krusta, bagian tengahnya
halus dan terdapat skar atrofi.
3. KSB berpigmen
merupakan subtipe KSB tipe nodular dengan melanisasi. Gambaran klinis menunjukkan
papul hiperpigmentasi yang translusen dan dapat terjadi erosi.
Biopsi kulit metode yang disarankan: shave biopsy dan biposi plong.
Tatalaksana
1. Muttaqin, Arif, Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan sistem integument.
Jakarta: Salemba medika
2. Lemone, Priscilla, dkk.2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Integumen
Diagnosis Keperawatan NANDA pilihan, NIC&NOC. Jakarta: EGC
3. Miryana W, Reza RV, Sarwono I, Cholis M. Gambaran Histopatologi Karsinoma Sel Basal.
MDVI Vol. 40 No.3. 2013
4. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.
5. Tan ST, Ghaznawie M, Reginata G. Indonesian Journal of Cancer: Deteksi Dini Karsinoma
Sel Basal. Vol. 10 no. 2. 2016.
CREDITS
This is where you give credit to the ones who are part of this project.
Did you like the resources on this template? Get them for free at our other websites.