Anda di halaman 1dari 28

KEBIJAKAN PERDAGANGAN

INTERNASIONAL
Perdagangan Internasional (secara umum) dapat dapat
didefenisikan :
sebagai suatu kegiatan yang mencakup ekspor-impor baik berupa
barang dan jasa dilakukan antar negara atas pertimbangan
tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari
pihak manapun juga.

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan adanya Perdagangan


Internasional
A. Teori Merkantalisme
B. Teori Heckscher – Ohlin (H-O)
C. Teori Perluasan Pasar (Vent for Surplus)
D. Teori keunggulan Mutlak dan komperatif (Comperative
Advantage)
Teori Merkantalisme
• Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh
dan berkembang dengan pesat pada abad XVI s.d. XVIII di Eropa
Barat.
• Berasal dari bahasa latin mercere yang berarti jual beli
• atau dalam bahasa Inggris disebut merchant yang artinya
saudagar.
• merupakan politik kemakmuran negara yang ditujukan ke arah
memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi
kemakmuran individu.
Seorang penganut paham merkantilis
• Bahwa suatu sistem perekonomian terbaik adalah suatu sistem
pereknomian dimana negara harus melakukan campur tangan
yang seluas-luasnya terhadap dunia usaha dan perdagangan luar
negeri.
Teori Merkantalisme

Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut :


• Suatu Negara / Raja akan kaya / makmur dan kuat bila ekspor
lebih besar daripada impor (X > M)
• Surplus yang diperoleh dari selisih (X-M) atau ekspor neto yang
positif tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia
(LM), terutama emas dan perak dari luar negeri.
• Pada waktu itu Logam Mulia (emas maupun perak) digunakan
sebagai alat pembayaran (uang), sehingga negara / raja yang
memiliki Logam Mulia yang banyak akan kaya / makmur dan
kuat.
• Logam Mulia yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk
membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar
dan penyebaran agama.
• Penggunaan armada perang untuk memperluas perdagangan luar
negeri, ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika, dan
Asia.
Teori Merkantalisme

Merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan


(trade policy) sebagai berikut :
1) Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali:
–  Ekspor bahan mentah
–  Ekspor barang modal
–  Tenaga ahli dilarang pindah ke luar negeri
–  Logam mulia dilarang berpindah ke luar negeri
2) Melarang/membatasi impor dengan ketat, kecuali Logam
Mulia.
3)  Melakukan monopoli perdagangan
Teori Heckscher – Ohlin (H-O)
Teori ini didasarkan dari buku yang ditulis Eli Hecksher seorang
Swedia di tahun 1919 yang berjudul Dampak Perdagangan Luar
Negeri terhadap Distribusi Pendapatan

dan Tulisan dari Bertin Ohlin di tahun 1933 yang berjudul


Interregional and International Trade.

H-O mengembangkan model ekonomi dengan menyatakan


penyebab adanya perbedaan produktivitas karena adanya
perpedaan proporsi/keseimbangan faktor tenaga kerja, modal dan
tanah yang dimiliki oleh suatu negara.
Teori H-O ini dikenal dengan “The Proportional Factor Theory”
dimana negara dengan faktor produksi relative tinggi dan murah
dalam biaya produksi akan melakukan spesialisasi produksi untuk
melakukan ekspor.
Sebaliknya negara dengan faktor produksi relatif langka dan mahal
dalam biaya produksi akan melakukkan inpor.

Jadi negara yang berkelimpahan tenaga kerja akan mengekspor


komoditi-komoditi padat karya dan mengimpor komoditi-
komoditi padat modal.

• Komoditi padat karya maksudnya biaya tenaga kerjanya


mengambil bagian terbesar dari nilai produk secara keseluruhan.
• Komoditi padat modal lebih menekankan dan tergantung pada
penggunaan mesin dari pada tenaga kerja manusia.
Asumsi-asumsi yang mendasari teori ini adalah:
• 2  negara, 2 komoditi, 2 faktor produksi (Tenaga Kerja dan
Modal)
• Komoditi 1 (X) = Padat karya
Komoditi 2 (Y) = Padat Modal
• Tingkat teknologi produksi sama
• Selera sama
• Pasar persaingan sempurna
• Tidak ada biaya tranfortasi dan tariff
Teori keunggulan Mutlak dan komperatif
(Comperative Advantage)
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang
tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan
biaya lebih murah dibandingkan negara lain. Manfaat perdagangan
internasional dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu :
a. Teori keunggulan mutlak
b. Teori keunggulan komparatif.
Teori Keunggulan Mutlak (absolute advantage)

Teori keunggulan absolute yang dikembangkan oleh Adam Smith


(1937) :
1. Adanya pembagian kerja Interrnasional (Division of Labour)
Bahwa suatu negara akan bertambah kekayaan jika sejalan
dengan peningkatan ketrampilan dan efisiensi keterlibatan
para tenaga kerja dan penduduk di negara tersebut dalam
proses produksi.
2. Spesialisasi dan efisiensi produksi
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolute ketika
negara tersebut melakukan spesialisasi dengan mengkhususkan
memproduksi komiditi yang memiliki keuntungan dengan
negara lain.
Spesialisasi produksi dua negara yang melakukan perdagangan
keunggulan absolute dapat disimulasikan sebagai berikut :

Negara Negara B
A
Kentang 8 unit/tk 4 unit/tk
Gandum 6 unit/tk 12 unit/tk

Gambaran Teori Keunggulan Absolut


Kesimpulan :
• Negara A memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi kentang
• Negara B memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi gandum
Perdagangan internasional dengan keunggulan absolute dapat dikatakan menguntungkn
jika :
• Negara A mengekspor kentang ke negara B dan mengimpor Gandum dari negara B.
Atau sebaliknya
• Negara B mengekspor gandum ke nagara A dan mengimpor kentang dari negara A.
Teori keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif dperkenalkan oleh David
Ricardo (1971)
Menyatakan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi
walaupun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolute.

Ricardo juga menjelakan bahwa perdagangan internasional


dapat saling menguntungkan jika salah satu negara tidak
memiliki keunggulan absolute, cukup dengan memiliki
keunggulan komparatif pada harga untuk suatu komoditi
yang relatif berbeda.
Kebijakan Perdagangan Internasional
Dalam arti luas kebijakan ekonomi internasional adalah
tindakan/kebijakan ekonomi pemerintah, yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta
bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional.

Kebijakan tersebut adalah


• Kebijakan Proteksi
• Politik dagang bebas (Free Trade)
• Politik Autorki
Kebijakan Poteksi
adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industry
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan
persaingan-persaingan barang-barang impor.
Tujuan :
• Memaksimalkan produksi dalam negeri
• Memperluas lapangan kerja
• Memelihara tradisi nasional
• Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya
menguntungkan diri pada satu komiditi andalan
• Menjaga stabilitas nasional yang dikawatirkan akan
tergantung jika bergantung pada negara lain.
Pendeknya, apa pun ancaman terhadap produk lokal harus
diminimalkan. Namun, proteksionisme ini bertentangan
dengan prinsip pasar bebas.
Kebijakan Proteksi dapat dilakukan melalui :
• Penetapan Tarif dan Bea Masuk
• Pelarangan Impor
• Kuota atau pembatasan impor
• Kebijakan Penentuan Subsidi
• Dumping
• Larangan Ekspor
• Premi
• Deskriminasi Harga
Tarif dan Bea Masuk
• Tarif adalah suatu pembebenan atas barang-barang yang
melintasi daerah pabean (costum area).
• Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk.
• Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang
dan luar negeri, mempunyai maksud untuk proteksi atas industri
dalam negeri dan untuk memperoleh pendapatan negara.
• Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor
tersebut.
Akibat dan pengenaan tarif sebagai berikut :
Harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat, jumlah
barang dipasar turun dan impor barang turun.
Ada tiga macam penentuan tarif atau bea masuk :
a. Bea ekspor (export duties)
adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju negara lain (diluar costum area)
b. Bea transito (transit duties)
adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut ke negara lain.
c. Bea impor
adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam suatu negara (tom area).
Pelarangan impor
Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri.
Kegiatan impor terjadi karena faktor- faktor berikut:
a)   Negara mengimpor kekurangan pasukan beberapa barang tertentu karena
produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan masyarakatnya.
Contoh Indonesia mengimpor beras dari Thailand karena produksi beras
dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
b)   Teknologi yang modern
misalnya suatu negara belum mampu memproduksi barang elektronik dengan
kualitas yang baik, maka negara itu perlu mengimpor barang elektronik dari
negara yang lebih berteknologi maju.
c)   Harga yang lebih murah
konsumen lebih menginginkan produk dengan harga yang lebih murah bila
kualitas barang yang akan dibeli sama, hal tersebut yang menyebabkan pihak
atau orang dalam negeri mengimpor barang dari luar negeri.
d)  Permintaan pasar atau selera konsumen yang berbeda- beda juga merupakan
penyebab importer mendatangkan barang dari luar negeri
Jadi Pelarangan Impor adalah kebijakan pemerintah
untuk melarang masuknya barang-barang atau jasa
dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi
produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi
dalam negeri.

Akibat kebijakan pelarangan impor sebagai berikut :


Harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat dan
jumlah barang dipasar turun.
Kuota atau pembatasan impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-
barang yang masuk dari luar negeri.

Akibat kuota sebagai berikut :


Harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat dan jumlah
barang dipasar turun dan impor barang turun.
Subsidi
Subsidi adalah sebuah tunjangan yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang atau
keperluan ekspor sehingga harga dari produk
perusahaan tersebut dapat mampu bersaing dengan
barang luar negeri.

Jadi Kebijakan Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk


membantu menutupi sebagian biaya produksi per unit
barang produksi dalam negeri.
Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barang-
barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan barang
impor.
Bantuan tersebut berupa modal seperti :
• Mesin
• Keringanan pajak
• Kredi, juga subsidi yang dapat menambah konsumsi dalan
negeri dan menjual dengan harga murah

Dampak kebijakan subsidi sebagai berikut :

Harga barang di pasar tetap, produksi dalam negeri meningkat,


jumlah barang dipasar tetap dan impor barang turun.
Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di
luar negeri lebih murah dan pada di dalam negeri.

Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu :


• Kekuatan monopoli didalam negeri lebih besar dan pada luar
negeri, sehingga kurva permintaan didalam negeri lebih
inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
• Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen
dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
Larangan Ekspor

adalah kebijakan yang diterbitkan pemerintah unntuk melarang


kegiatan ekspor yang tidak dilandasi berdasarkan
pertimbangan ekonomi, politik, sosial budaya.

Kebijakan model ini hanya dilakukan sewaktu-waktu saja.


Premi
diartikan sebagai hadiah atau penambahan dana yang berupa
uang dan diberikan kepada produsen yang sukses dalam
mencapai target produksi yang sudah ditentukan
pemerintah dengan kuantitas dan kulitas yang tinggi.

Tujuan diadakannya premi ini adalah sebagai pemicu terhadap


industry-industri lain agar menghasilkan produk-produk
berkualitas negeri sendiri.
Deskriminasi Harga
Adalah penetapan harga yang berbeda antar negara atau 2 pasar
yang berbeda atau yang sama.

Tujuannya adalah untuk mengawasi harga jual dan beli sehingga


bisa diketahui elastisitas permintaan dan memaksimalkan
kuntungan.

Disisi lain juga bisa menekan negara tertentu agar menurunkan


harga.
Politik dagang bebas (Free Trade)
• Politk dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antar negara.
• Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam
memproduksi barang dimana suatu negara memiliki
keunggulan komparatif.
Politik Autarki
Adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik
pengaruh politik, militer.

Kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.

Anda mungkin juga menyukai