Anda di halaman 1dari 19

TRIASE ESI

IGD
DR. YELI ASTI
DEFINISI TRIASE

tingkatan klasifikasi pasien berdasarkan penyakit, keparahan,


prognosis, dan ketersediaan sumber daya

Cocok untuk keadaan


wabah, bencana, atau
kecelakaan massal

Metode : klasik, MTS, ATS, ESI


TRIASE KLASIK
ESI (EMERGENCY SEVERITY
INDEX)
 Algoritma triase gawat darurat lima tingkat,

 Awalnya dikembangkan pada tahun 1999


oleh Agency for Healthcare Research and
Quality (AHRQ)

 Didasarkan kondisi klinis kesehatan pasien


dan jumlah sumber daya kesehatan (baik
pemeriksaan penunjang atau tindakan medis)
yang dibutuhkan. 
ESI (EMERGENCY SEVERITY INDEX)
ESI (EMERGENCY SEVERITY INDEX)

 A: Apakah pasien membutuhkan intervensi


penyelamatan jiwa segera: Jika ya, pasien masuk ke ESI
level 1. Jika tidak, lanjutkan ke poin keputusan B
 B: Apakah pasien dalam kondisi berisiko tinggi,
disorientasi, kebingungan, distress, atau sangat nyeri:
Jika ya, pasien masuk ESI level 2. Jika tidak, lanjutkan
ke poin keputusan C
 C: Apakah pasien memerlukan pemeriksaan penunjang:
Jika tidak, pasien masuk ESI level 5. Jika butuh 1
pemeriksaan, pasien masuk ESI level 4. Jika butuh
banyak pemeriksaan, lanjutkan ke poin keputusan D
 D: Apakah ada kelainan pada tanda-tanda vital pasien:
Jika ya, pasien masuk ESI level 2. Jika tidak, pasien
masuk ESI level 3
KRITERIA ESI (EMERGENCY
SEVERITY INDEX) LEVEL 1
 membutuhkan intervensi penyelamatan jiwa
segera
 Tindakan intervesinya berupa Resusitasi:
Pasien membutuhkan tindakan penyelamatan
nyawa segera tanpa penundaan. Contoh: pasien
dengan perdarahan masif atau henti jantung
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA ESI
(EMERGENCY SEVERITY INDEX) LEVEL A
 Apakah pasien bernapas, denyut nadi teraba, dan memiliki
jalur napas yang paten (poin ABC)?
 Apakah ada masalah mengenai denyut nadi dan ritme
jantung?
 Apakah pasien datang ke rumah sakit dalam
kondisi terintubasi ?
 Apakah ada kecurigaan masalah perfusi pada pasien?
 Apakah pasien memerlukan pengobatan segera atau
intervensi hemodinamik seperti penggantian
cairan atau transfusi darah?
 Apakah pasien mengalami distress pernapasan berat,
saturasi oksigen <90%, perubahan status mental akut, atau
tidak menunjukkan respons?
SISTEM PENILAIAN AVPU
 Alert (A): Pasien sadar penuh dan merespons terhadap
suara, mengetahui tempat dan waktu serta bisa mengenali
orang
 Verbal (V): pasien memberikan respons terhadap
rangsangan verbal dengan membuka mata tetapi tidak bisa
mengetahui tempat dan waktu, serta mengenali orang
 Painful (P): pasien hanya menunjukkan respons hanya
ketika diberikan rangsang nyeri, misalnya dengan
memencet jari tangan pasien atau melakukan sternal rub
 Unresponsive (U): pasien tidak menunjukkan respons sama
sekali
INTERVESI ESI LEVEL 1
 Pernapasan: ventilasi bag-valve mask, intubasi, surgical
airway, CPAP atau BiPAP emergensi
 Kardiovaskular: defibrilasi, kardioversi
emergensi, pacing eksternal
 Hemodinamik: resusitasi cairan intravena, transfusi darah,
kontrol perdarahan mayor
 Pemberian obat-obatan: nalokson, dekstrosa 50% (D50), 
dopamin, atropin, adenosin
 Tindakan lainnya: dekompresi jarum,
perikardiosentesis, open thoracotomy, akses intraoseus
CONTOH KONDISI ESI LEVEL 1
 Henti napas dan/atau jantung
 Distress pernapasan berat
 SpO2 <90%
 Pasien trauma yang mengalami kritis yang tidak responsif
 Overdosis dengan laju pernapasan < 6 x/menit
 Bradikardia berat atau takikardia atau hipotensi yang
disertai adanya tanda hipoperfusi
 Pasien trauma yang membutuhkan resusitasi kristaloid
dan koloid segera
 Nyeri dada, pucat, diaforesis, tekanan darah < 70 /
palpasi
 Bradikardia dengan denyut nadi di bawah 30 x/menit
 Syok anafilaksis
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA ESI
(EMERGENCY SEVERITY INDEX) LEVEL B
  untuk menentukan apakah pasien berada
dalam kondisi darurat yang memerlukan
penanganan segera

 Apakah kondisi pasien merupakan situasi berisiko tinggi?


 Apakah pasien dalam kondisi kebingungan, letargik, atau
mengalami disorientasi?
 Apakah pasien berada dalam kondisi nyeri hebat
atau distress?
CONTOH KONDISI ESI LEVEL 2
 Pasien dengan nyeri dada yang mengarah
pada dugaan sindrom koroner akut, tetapi
kondisinya stabil
 Pasien stroke yang tidak memenuhi kriteria
ESI level 1
 Kehamilan ektopik dengan kondisi
hemodinamik stabil
 Pasien imunokompromais yang datang
dengan demam
 Pasien dengan tendensi bunuh diri
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA ESI
(EMERGENCY SEVERITY INDEX) LEVEL C
 Menentukan jumlah sumber daya tenaga
kesehatan dan tindakan lanjutan yang
diperlukan (pemeriksaan laboltorium, X-ray,
etc.)
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA ESI
(EMERGENCY SEVERITY INDEX) LEVEL D
 Menggunakan tanda vital pasien sebagai
bahan pertimbangan untuk menaikkan level
ESI pasien.
 Tidak semua tanda vital yang abnormal akan
dinaikkan level ESInya.
 Pertimbangan klinis per kasus tetap
diperlukan untuk menentukan hal ini
RISIKO PENGGUNAAN ESI

Underdiagnosed vs Overdiagnosed

Level D
PENYEBAB UNDERDIAGNOSED
 Usia
 Tanda vital
 Keluhan utama
KESIMPULAN
 Cocok digunakan difasyankes dengan sumber
daya terbatas
 Sistem triasenya menggunakan lima tingkat
dengan 4 poin keputusan
 Memiliki risiko inakurasi yakni over or
underdiagnosed.
 Diperlukan pelatihan kegawatdaruratan bagi
karyawan untuk pengenalan anamnesis lebih
rinci.
KAMSAHAMNIDA

Anda mungkin juga menyukai