Anda di halaman 1dari 7

KASUS 2

MEDIKOLEGAL
VISUM ET REPERTUM
Topik : Visum et Repertum Presenter : dr. Yeli Asti
Tanggal (kasus) : 11 Agustus 2016 Pendamping : dr. Herlina Bong
Tempat presentasi : Ruang diskusi RSUD Melawi
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjuan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: An. T, umur 16 tahun, belum menikah, meminta visum atas pemukulan yang
dilakukan oleh pamannya.
Tujuan: Menganalisa aspek hukum dan medikamentosa
Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan dikusi Email Pos
Data pasien: Nama: an. T Nomor register:
Nama klinik: RSUD Melawi Telp:
Data utama dan bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran klinis:
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan menggunakan pakaian
berwarna biru lengan pendek, celana panjang, dan topi biru. Pasien mengeluh
terdapat luka memar di pipi kiri, batas tidak tegas, berukuran 6 x 10 cm.
Terdapat juga luka memar kemerahan di dahi, berukuran 5 x 5 cm. Luka tersebut
disebabkan karena dipukul oleh pamannya 1 hari lalu. Pasien meminta
pengobatan dan visum tetapi tanpa adanya surat permintaan visum dan tanpa
didampingi pihak yang berwewanang.
2. Riwayat Pengobatan: tidak ada
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga dengan keluhan serupa
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien adalah seorang pelajar SMA.
6. Lain-lain: tidak ada
Daftar pustaka:
1. Syamsuhidayat , R dan De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Kedua. Jakarta:
EGC. 2004.
2. Guntur, P.J.L. Penerapan Visum et Repertum sebagai Alat Bukti dalam Peradilan
Pidana HUT FK-UGM ke – 54 RSUP dr. Sardjito ke 18. Yogyakarta. 2000.
3. Soegandhi, R. Arti dan Makna Bagian – bagian VER. Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik FK-UGM. Yogyakarta. 2001.
4. Soegandhi, R. Pedoman Pemeriksaan Jenazah Forensik dan Kesimpulan VER di
RSUP dr. Sardjito Edisi 2. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK-UGM. Yogyakarta.
2001.
Hasil pembelajaran:
1. Untuk mengenal macam – macam luka.
2. Edukasi untuk penatalaksanaan kasus medikolegal terutama prosedur pembuatan
VER.

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO


1. Subyektif:
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga 5dengan menggunakan pakaian
berwarna biru lengan pendek, celana panjang, dan topi biru. Pasien mengeluh
terdapat luka memar di pipi kiri, batas tidak tegas, berukuran 6 x 10 cm
berwarna kemerahan dan luka memar di dahi, berukuran 5 x 5 cm berwarna
kemerahan. Luka tersebut disebabkan karena dipukul oleh pamannya 1 hari lalu.
Pasien meminta pengobatan dan visum tetapi tanpa adanya surat permintaan
visum dan tanpa didampingi pihak yang berwewanang.
2. Objektif:
Status generalis
KU : baik
Kesadaran : kompos mentis
TD : 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, teratur, teraba cukup, laju napas
o
20x/menit, suhu 36,5 C
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, pupil isokor refleks cahaya
(+/+)
THT : sekret (-), nyeri tekan (-)
Leher : tidak tampak kelainan
Jantung : tidak tampak kelainan
Paru : Inspeksi :statis : simetris; dinamis : gerakan simetris, tidak ada bagian paru
tertinggal
Palpasi : vocal tactile fremitus simetris, turgor kembali cepat
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : dalam batas normal
Palpasi : nyeri tekan/lepas tekan (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Status lokalis : tampak 1 buah luka memar pada pipi kiri dan 1 buah luka memar pada dahi.
3. Assesment ( penalaran klinis)
Luka memar yang terdapat pada pipi kiri pasien dikarenakan pasien ditampar dengan
menggunakan sendok nasi yang berbahan kayu oleh pamannya. Luka memar pada dahi
disebabkan karena paman pasien sempat mendorong pasien dan kepala pasien terbentur
tembok.
Latar Belakang
Vulnus adalah kerusakan atau pemisahan jaringan pada kulit yang disebabkan karena trauma
mekanis , termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai perdarahan. Kasus vulnus biasanya
disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul. Ada beberapa macam tipe vulnus
antara lain:
1. Vulnus laceratum/luka robek
Jenis luka ini disebabkan karena benturan dengan benda tumpul dengan cirri luka
tidak rata dan perdarahan sedikit. Luka akan meningkatkan risiko infeksi.
2. Vulnus ekskoriasi
Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan
kulit, merupakan luka terbuka tetapi hanya berbatas pada daerah kulit.
3. Vulnus contusio
Penyebabnya benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup akibat
kerusakan dari jaringan dan rupture pada pembuluh darah sehingga menyebabkan
nyeri dan hematoma.
4. Vulnus scissum
Penyebab dari luka ini adalah sayatan benda tajam atau jarum, tepi luka tajam dan
licin.
5. Vulnus punctum
Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit.
Merupakan luka terbuka, dari luar tampak kecil tetapi di dalam mungkin rusak berat.
6. Vulnus schlopetorum
Penyebabnya adalah tembakan atau granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-
hitaman.
7. Vulnus perforatorum
Luka jenis ini merupakan luka tembus. Penyebabnya oleh karena panah, tombak, atau
proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa organ jaringan.
8. Vulnus amputatum
Luka potong dengan penyebab benda tajam yang berukuran besar atau gergaji. Luka
membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat dan
risiko infeksi tinggi.
9. Vulnus combustio
Penyebab karena termis, radiasi, elektrik, maupun kimia. Jaringan kulit rusak dengan
berbagai derajat mulai dari lepuh dan menimbulkan rasa nyeri atau anesthesia.

Visum et Repertum/VER adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat oleh
dokter berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter,
memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh
manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan
sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk kepentingan peradilan.
VER merupakan pengganti barang bukti , oleh karena barang bukti tersebut
berhubungan dengan tubuh manusia (luka, mayat, atau bagian tubuh) , KUHAP tidak
mencantum kata VER. Namun VER alat bukti yang sah. Bantuan dokter pada penyidik:
Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan korban hidup, pemeriksaan
korban mati. Penggalian mayat, menentukan umur seorang korban/terdakwa , pemeriksaan
jiwa seorang terdakwa, pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence).
Yang berhak meminta VER adalah: Penyidik, Hakim pidana, Hakim perdata, dan
Hakim agama. Yang berhak membuat VER (KUHAP pasal 133 ayat 1):
1. Ahli kedokteran kehakiman
2. Dokter atau ahli lainnya.
Tata cara permintaan VER sesuai peraturan perundang-undangan adalah diminta oleh
penyidik, permintaan tertulis, dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh
penyidik, mayat dibuat label, tidak dibenarkan VER diminta tanggal yang lalu. Seperti yang
telah dicantumkan dalam pasal 133 KUHP ayat 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Ayat 2: permintaan keterangan
ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat. Ayat 3 : Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter pada dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,
dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau bagian lain badan
mayat.
Bentuk dan isi VER yaitu:
1. Pro justitia, pada bagian atas, untuk memenuhi persyaratan yuridis, pengganti
materai
2. VER, menyatakan jenis dari barang bukti atau pengganti barang bukti
3. Pendahuluan, memuat identitas dokter pemeriksa pembuat VER , identitas peminta
VER, saat dan tempat dilakukannya pemeriksaan dan identitas barang bukti
(manusia), sesuai dengan identitas yang tertera di dalam surat permintaan VER dari
pihak penyidik dan label atau segel
4. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala sesuatu yang dilihat dan
ditemukan pada barang bukti yang diperiksa oleh dokter, dengan atau tanpa
pemeriksaan lanjutan (pemeriksaan labolatorium) , yakni bila dianggap perlu, sesuai
dengan kasus dan ada tidaknya indikasi untuk itu.
5. Kesimpulan, memuat inti sari dari bagian pemberitaan atau hasil pemeriksaan ,
yang disertai dengan pendapat dokter yang bersangkutan sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
6. Penutup, yang memuat pernyataan bahwasanya VER tersebut dibuat atas sumpah
dokter dan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.
Peranan dan fungsi VER adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHP. VER turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jiwa manusia,dimana VER menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medic yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang karenanya dapat
dianggap sebagai pengganti barang bukti. VER juga memuat keterangan atau pendapat dokter
mengenai hasil pemeriksaan medic tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan.
Dengan demikian VER secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
sehingga dengan membaca VER , dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada
seseorang, dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma hukum pada perkara
pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia..
Manfaat dari VER adalah untuk menjernihkan suatu perkara pidana, bagi proses
penyidikan dapat bermanfaat untuk pengungkapan kasus kejahatan yang terhambat dan belim
mungkin diselesaikan secara tuntas. VER juga berguna untuk membantu pihak tersangka atau
terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi ahli atau seseorang yang
memiliki keahlian khusus untuk memberikan keterangan yang meringankan atau menguatkan
bagi dirinya yaitu saksi ahli. VER ini juga dapat bermanfaat sebagai petunjuk, dimana
petunjuk itu adalah perbuatan, kejadian, atau keadaan, yang karena persesuainnya, baik
antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan
bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Jenis-jenis VER pada orang
hidup terdiri dari:
1. Visum seketika
Visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak memerlukan tindakan khusus
atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka-luka ringan.
2. Visum sementara
Visum yang dibuat untuk sementara berhubungan korban memerlukan tindakan
khusus atau perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum tentang apa yang
dijumpai pada waktu itu agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun
visum akhir menyusul kemudian.
3. Visum lanjutan
Visum yang dibuat setelah berakhir masa perawatan dari korban oleh dokter yang
merawatnya yang sebelumnya telah dibuat visum sementara untuk awal penyidikan.
Visum tersebut dapat lebih dari satu visum tergantung dari dokter atau rumah sakit
yang merawat korban.
Pada pasien ini, luka yang dialami pasien termasuk ke dalam luka memar/vulnus
contosio, dimana pada luka memar batas tidak tegas dan disebabkan karena benturan
sehingga menyebabkan nyeri dan hematoma. Permintaan visum yang diajukan oleh keluarga
pasien tidak dapat dilakukan karena pada saat permintaan visum tersebut tidak didampingi
oleh pihak yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai